NovelToon NovelToon
Sensasi Duda Seksi

Sensasi Duda Seksi

Status: tamat
Genre:Tamat / One Night Stand / Beda Usia / Diam-Diam Cinta / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:54.6k
Nilai: 5
Nama Author: Lyaliaa

Seorang wanita mandiri yang baru saja di selingkuhi oleh kekasihnya yang selama ini dia cintai dan satu-satunya orang yang dia andalkan sejak neneknya meninggal, namanya Jade.
Dia memutuskan untuk mencari pria kaya raya yang akan sudah siap untuk menikah, dia ingin mengakhiri hidupnya dengan tenang. Dan seorang teman nya di bar menjodohkan dia dengan seorang pria yang berusia delapan tahun lebih tua darinya. Tapi dia tidak menolak, dia akan mencoba.
Siapa sangka jika pria itu adalah kakak dari temannya, duda kaya raya tanpa anak. Namun ternyata pria itu bermasalah, dia impoten. Dan Jade harus bisa menyembuhkan nya jika dia ingin menjadi istri pria itu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lyaliaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 15

Brak.

Seseorang membuka pintu dengan keras, Rhine berdiri di ambang pintu. Aku tidak bisa memastikan bagaimana ekspresi nya. Aku sudah mematikan lampu dan hanya menjadikan cahaya bulan sebagai penerangan. Rhine berjalan cepat ke arahku, dia... memelukku. Erat..

"Kau baik-baik saja?" ucapnya dengan nafas yang memburu.

"Ya..," aku menjawabnya bingung.

Di melepas pelukannya dan membuat jarak. Kami bertatapan. Aku bisa melihat ekspresi di wajahnya, dia cemas. Keringat di pelipisnya menyiratkan betapa banyak energinya yang sudah terkuras. Cahaya rembulan membuat wajahnya lebih tegas dengan tulang rahangnya yang tampak keras menyiku. Aku merasakan sesuatu di belakang leherku, tangannya berada di pangkal rambut. Dia mendorongnya, dia mendorong kepalaku ke arahnya secara tiba-tiba dan bibir kami bertemu. Bibirnya dan bibir ku seakan menyatu.

Mataku melotot karena terkejut, namun kemudian terpejam karena aku mulai merasakan sesuatu yang hangat dan rasanya pekat. Pria itu memabukkan, aku tidak bisa bereaksi apapun kecuali mengikuti gerakannya. Lidahnya mulai bermain-main di dalamku, sesekali dia juga mengisap bibirku. Aku tidak bisa ikut serta dalam permainannya, ini pertama kalinya bagiku berciuman sepanas ini. Aku tidak berpengalaman seperti dirinya, seseorang yang sudah menikah.

Untungnya aku masih bisa mengatur nafasku, dia mencium ku seakan sedang memakan sesuatu. Kakiku rasanya lemas dengan ciumannya yang ganas. Aku meraih lengannya untuk bertahan, tapi dia dengan cepat memindahkannya ke bahunya. Aku merasakannya, aku merasakan sensasi hanyut dalam kesenangan duniawi yang tiada tara. Seakan menghipnotis ku untuk melakukan lebih. Aku ingin lebih.

Aku mulai terbiasa dengan ciumannya, aku mencoba untuk membalas. Lidah kami saling bertaut satu sama lain seperti ikatan yang baru saja terbentuk. Nafas kami bersatu, aku mencoba untuk menyatukan kedua tanganku di belakang lehernya. "Auh," aku mendesah nikmat saat tangannya berada di bawah bokongku, dia mengangkat ku dengan mudah dan mengarahkan kedua kakiku untuk bersilang di antara pinggangnya.

Kami masih berciuman hingga aku merasakan sesuatu yang empuk di punggungku, dia menurunkan ku di tempat tidur dengan lembut. Dia menindih ku di bawahnya, di antara kedua pahanya. Dia mencium ku lagi, dia membuka kemeja putihnya dan melemparnya entah kemana. Tubuh yang sangat seksi dengan otot kekar yang menarik hati, sangat menggiurkan.

Dia menunduk dan kembali mencium ku. Aku patuh dalam permainannya, seakan tubuhku tak ingin menolak dan otakku seakan berhenti bekerja tak ingin memikirkan apapun selain bercinta dengan Rhine. Aku ingin lebih.. Lebih..

Tangannya menyentuh kakiku, jemarinya membuatku merasa geli, "Ehhmmm..," aku meremas bahunya. Dia membuka kaki ku lebih lebar dan meletakkan satu kakinya berada di antara pahaku. Piyama ku terangkat dan sudah berada di pinggang, menampakkan celana dalamku.

"Sshhh, Sial," dia mengumpat saat ingin membuka ikat pinggangnya setelah menghentikan ciumannya dariku. Aku bisa melihat betapa kekarnya otot pria itu saat dia mengepalkan tangannya di udara, dia bangun dari atasku dan turun dari tempat tidur. Dia pergi, dia keluar dari kamarku begitu saja sambil bertelanjang dada. Aku menatapnya kecewa saat dia menghilang di balik pintu.

Aku mengatur nafasku, jantungku masih berdetak dengan sangat kencang. Berdebar-debar, aku telah merasakan sesuatu. Sensasi duda seksi. Ternyata seperti ini rasanya. Tapi kupikir ini hanya setengah dari sensasi yang seharusnya bisa ku terima, lebih dari ini.

Aku melirik pada sesuatu yang ada di balik celananya saat dia berjarak di atasku, saat dia ingin membuka ikat pinggangnya. Aku yakin di bawah sana tidak merasakan hal yang sama dengan yang ku rasakan. Aku tidak melihatnya mengeras atau semacamnya. Namun aku malah sangat terangsang dengan sentuhan-sentuhan jemarinya di kulitku dan ciumannya yang tak henti-henti.

Kepalaku sakit, aku mulai kehilangan kesadaranku. Semuanya mulai tampak kabur dan perlahan mataku tertutup, aku tak melihat apapun. Gelap.

Pagi yang sepi itu datang lagi, aku tak melihat Rhine pagi ini, begitu juga mobilnya juga tak ada di halaman depan. Aku curiga dia mungkin pergi lagi semalam. Kepalaku masih sakit, aku tak tahu jika berciuman dengan orang yang minum alkohol akan tetap berdampak padaku. Aku tak bisa berurusan dengan minuman seperti alkohol, aku bahkan tidak sadarkan diri selama tiga hari hanya karena meminumnya beberapa tegukan.

Aku yakin terjadi sesuatu padanya semalam, hingga membuatnya bergegas keluar dari kamarku di tengah percintaan panas yang sedang kami lakukan. Satu hal yang aku yakini sebagai alasan, sesuatu yang berkaitan dengan masalah seksualnya. Hanya itu alasan paling tepat yang bisa kupikirkan.

Aku berangkat lebih awal ke Cafe hari ini, aku ingin bersih-bersih untuk mengalihkan konsentrasi ku pada apa yang terjadi semalam. Tapi ternyata Hana datang lebih dulu dariku. Padahal masih jam sembilan pagi. Kupikir aku orang yang pertama datang setelah Gea. Gea selalu berbelanja bahan makanan pagi hari. Aku berdiri di depan pintu masuk dan melihat Gea tampak marah padanya. Aku mengurungkan niatku untuk masuk. Aku akan menguping di di balik pintu.

"Aku memberikan kunci Cafe padamu bukan agar kau bisa bermalam dengan pria disini."

"Tapi kami sungguh tidak melakukan apa pun, bibi. Aku bersumpah." Hana membela diri.

"*Hana dengan pria lain semalam? Di Cafe? Apa itu kekasihnya*?" gumamku. "Tapi, tunggu. Bibi??" Aku lebih terkejut saat Hana memanggil Gea dengan sebutan bibi.

"Ini sudah ke sekian kalinya Han.. Aku sungguh tak akan bisa mengunjungi makam ibumu jika terjadi sesuatu yang buruk padamu."

*Ibu? Kupikir mereka sepertinya memang keluarga*.

"Maafkan aku bibi, tapi aku..-"

"Hana!" Gea membentaknya. Hana langsung menunduk dan tak berkata lagi. Gea tampak menahan amarahnya, "Berikan kuncinya." dia menjulurkan tangannya.

Aku masih mengintip dari kaca pintu, Hana tampak ragu memberikan kuncinya. Tapi tatapan mengintimidasi Gea membuatnya patuh, Hana memberikannya. Aku mengamatinya, sepertinya suasananya sudah mereda. Aku masuk dan lonceng berbunyi.

"Oh Jade, kau datang lebih awal hari ini. Baguslah, ini." Gea melempar sebuah kunci padaku. "Itu kunci Cafe." Aku menerimanya ragu, aku mengangguk dan melirik pada Hana yang masih menunduk.

"Aku akan ke belakang, kalian tidak perlu membantuku. Bersih-bersih disini saja." Gea menatapku dan Hana bergantian sebelum dia benar-benar hanya melihat ke arah Hana. "Ini yang terakhir, paham?" ucapnya lagi. Hana mengangguk.

Aku bergegas mendekati Hana begitu Gea pergi. "Hoo Hana, apa kau berkencan semalam?" Aku berbicara dengan nada menggoda padanya. Berusaha mencairkan suasana.

"Tidak, tidak seperti itu. Kami hanya teman dan kami hanya makan malam, hanya sebatas makan. Sungguh..," Hana meyakinkanku dengan wajah polosnya. Jika aku jadi Gea aku mungkin juga akan khawatir jika gadis seperti Hana bermalam dengan seorang pria.

"Hoo benarkah?" aku menyipitkan mataku dan tersenyum lebar seakan tak percaya, meskipun sebenarnya aku percaya dia tidak melakukan apapun semalam. Dia mencubit ku geram. Aku menggodanya selagi kami bersih-bersih, aku berharap itu bisa menghiburnya setelah dimarahi meski sedikit.

...----------------...

1
Isna mansur
ceritanya singkat...tapi keren..../Good//Good//Good/
Lina Yulianti
cerita yg cukup singkat thor. tetap semangat untuk berkarya
julia
Bagus
dita18
yahhh thoorrr kok udh END aja sih😭😭rasanya sebentar bngt cerita kisah cinta mereka thoorrr
gk rela sebenarnya klo hrus pisah sm mereka.. 😢😢
dita18: smngt trusss ya thoorrr,,, ditunggu karya2 othoorrr selanjutnya /Smile/
love: Kita akhiri dulu ya kisah mereka disini.. 🥰
Novel berikutnya akan rilis dengan kisah cinta yang tak kalah menarik hati, di tunggu yaa..
happy reading, thank you 😍❤️‍🔥🌹
total 2 replies
dita18
gk berasa udh gede aja anak nya Rhine&Jad😁
kira2 Ryan&Hana udh ada anak jg blm ya🙈😅
dita18
akhirnya Ryan&Hana sah jg selamat ya😊😊
dita18
kan bener dy ,,,,krn dy gak terima Rhine nikah lagi dg Jade & nolak dy berkali2
dita18
pasti Zarra pelaku nya atas kecelakaan yg di alami Rhine
dita18
penasaran Zarra ini ada hubungan apa dg Rhine & Hana ya?
dita18
ihhh thoorrr kok Rhine gtu sih sm Jade😕 jgn buat Jade sedih & patah hati thoorrr kasian
klo emg Rhine bkn jodoh nya,,, kasih Kade jodoh yg lebih baik lagi thoorrr
dita18
Jade pingsan krn Rhine abis minum alkohol kadar tinggi jd Jade kena efek nya
dita18
Luar biasa
dita18
akhirnya udh sah jg ya Jade😅
dita18
thoorrr knp msh bnyk bngt teka-teki nya🙈aku capek berpikir nya 😂😂
dita18
apakah Ryan pacaran sama Hana?
dita18
adik kakak kyk nya misterius bngt yah..
dita18
sbnrnya crta nya bagus thoorrr😊
dita18
ternyata bener Rhine impoten😅
dita18
ohh ternyata diluar dugaan mereka adik kakak
dita18
jgn bilang Rhine ini impoten ya thoorrr 🙈😂
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!