21++
sebagian cerita ada adegan panasnya ya.
harap bijak dalam membaca.
bocil skip aja. jangan maksa 😂😂
caera Anaya. rumah tangganya yang berakhir dengan perceraian karna penghiatan suami dan sahabatnya.
rasa sakit yang membuat hatinya membatu akan rasa cinta. tetapi ia bertemu dengan seorang lelaki dan selalu masuk dalam kehidupannya. membuat ia berfikir untuk memanfaatkan lelaki itu untuk membalas sakit hati pada mantan suaminya.
akankah caera dapat membalas sakit hatinya?
yuk ikuti karya pertama ku ya 🥰
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bennuarty, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
episode 32
persidangan perceraian caera berjalan lancar. Arya menyerah menyetujui perceraian damai itu. tinggal satu kali persidangan lagi hakim akan mengetuk palu.
hanya satu kali caera menghadiri sidang dan bertemu Arya. tapi Arya tidak bisa bicara banyak dengannya. Richard selalu ada di samping caera dan melindungi caera dari apapun termasuk Arya.
tiap kali Arya memandang pada caera, wanita itu langsung membuang pandangannya kearah lain. membuat Arya jengkel.
hatinya selalu gelisah dan tak tenang jika mengingat sebentar lagi caera akan resmi menyandang status janda.
apalagi selama caera menghadiri persidangan, Richard selalu bersamanya. pria Playboy itu tak lepas mengawasi caera. Arya selalu di penuhi kejengkelan ketika Richard terlihat bicara serius dan sangat dekat dengan caera. Arya berpikir, karena itulah caera dapat menyewa Richard sebagai pengacaranya. mereka pasti memiliki hubungan spesial.
Arya lebih banyak menghabiskan waktu di club malam dan mabuk-mabukan ketimbang pulang ke rumah yang telah di huni Vivi dan ibunya Arya yang ikut tinggal di sana.
kehamilan Vivi tidak serta Merta membuat Arya bahagia. seolah-olah dia seperti tak menginginkan bayi itu.
atas desakan ibunya, dia menurut menikahi Vivi secara siri. Vivi terlihat bahagia tetatpi Arya malah semakin menjauhkan diri. masih belum bisa menerima sikap Vivi yang seperti sengaja ingin memilikinya dan menyingkirkan caera dari kehidupan Arya.
malam hampir larut ketika Arya sampai di depan rumah ibu caera. masih duduk di mobil sambil memandangi rumah itu.
ia tak dapat menahan lagi keinginannya bertemu caera. mungkin masih ada satu kesempatan terakhir untuknya jika dia berbicara dengan caera.
dengan kebimbangan, Arya turun dari mobil dan memencet bel yang ada di balik tembok berpagar itu.
menunggu cukup lama, akhirnya bik Oyah keluar dari pintu bagian samping rumah. berlari kecil dan datang menghampiri Arya.
"pak Arya"
bik Oyah merasa tak percaya Arya yang berdiri di pintu pagar. cepat-cepat ia membuka gembok pagar dan mempersilahkan Arya masuk.
"iya bik. caera ada?"
"mbak nya sudah tidur mungkin pak"
jawab Oyah terbungkuk-bungkuk.
Oyah sangat segan pada Arya. karena Arya tidak terlalu sering berbicara dengannya.
"siapa Oyah?"
Rani ibu caera bicara sambil membuka pintu rumah.
"ini Bu, ada pak Arya datang"
seru Oyah.
Rani tertegun melihat kedatangan Arya. mereka sudah sampai di teras rumah.
"ibu"
Arya menyalami dan mencium punggung tangan ibu mertuanya yang sebentar lagi akan menjadi mantan ibu mertua.
"ada apa Ar?"
"maaf Bu, saya datang malam-malam begini. saya mau ketemu Rara Bu"
"siapa Bu?"
alwan muncul di pintu.
berhenti melangkah menatap Arya ada di teras rumahnya.
"ayah"
Arya mengulurkan tangan ingin menyalami ayah mertuanya, tetapi alwan tak menggubrisnya. hanya diam menatap Arya.
"ada apa?"
suara alwan terdengar dingin.
"maaf ayah, saya mau bertemu Rara"
"putri ku sudah tidur. ini sudah malam. sebaiknya kau pulang lah"
alwan menebarkan aura permusuhan.
Arya menunduk. hatinya teriris sembilu. ayah mertuanya juga telah membencinya sekarang. Arya berpikir, itu memang sudah sepantasnya ia dapatkan.
"ayah, tolong yah. sekali ini saja saya ingin bertemu caera"
Arya memohon.
alwan diam saja. Rani menyentuh lengan suaminya. tidak tega melihat wajah Arya yang sangat memelas dengan penuh penyesalan.
"ayah jangan begitu"
Rani menenangkan kemarahan alwan.
alwan masih tidak bisa mengubah sikap dingin dan marah pada Arya. lelaki brengsek ini telah menyakiti hati putri tercintanya tanpa ampun.
"baiklah. aku ingin bicara dengan mu"
ujar alwan.
Arya menurut saja. ia duduk di kursi yang ada di teras. Rani masuk ke dalam rumah bersama Oyah. ia tahu suaminya ingin bicara berdua saja dengan Arya. alwan hanya berdiri menatap Arya dingin.
"apa lagi yang kau inginkan jika bertemu putri ku?
"ayah, saya sangat meminta maaf yang sebesar-besarnya pada ayah. saya tidak bisa menjadi suami yang baik bagi caera"
Arya berkata sambil meremas tangannya dengan perasaan yang amat sakit dalam penyesalan. ia sangat merasa malu di depan ayah mertuanya ini.
"hhhh... itu kau menyadarinya. jadi, kenapa masih ingin bertemu caera?"
alwan menatap sinis pada Arya.
"saya hanya ingin bicara yah. saya mengharapkan caera memaafkan saya"
"maaf? indah kata-kata mu Arya. tapi nyatanya putri ku selalu menangis hidup bersama mu"
Arya terdiam. tak mampu mendongak tegak di depan alwan. malu dan segan menjadi satu. serasa berhadapan dengan mailakat maut.
"Arya, selama kalian berdua dalam masalah ini, aku tidak pernah menegur mu. itu karena caera sudah memutuskan untuk bercerai dengan mu. tapi jangan kau kira aku diam karena aku tidak peduli. tapi karena aku merasa keputusan caera sudah tepat"
"aku ayahnya. aku lah orang pertama yang kau lukai jika putri ku tersakiti. kau telah mengingkari janji pernikahan mu. jadi sekarang terimalah konsekuensi dari perbuatan kotor mu"
alwan bicara sangat dingin dan tegas pada Arya. pria itu hanya tertunduk malu. tidak dapat mengelak semua yang di katakan alwan.
"aku juga seorang lelaki, ayah dan suami. tapi aku tidak pernah sanggup melukai hati istri ku. karna aku benar-benar mencintainya. dan aku heran pada mu. bagaimana kau bisa melupakan istri mu walaupun hanya sejenak bersama wanita lain?"
kata-kata alwan penuh ejekan pada Arya. membuat Arya makin melumer tak berdaya. tubuhnya lunglai bagai tak bertulang lagi sekarang.
"kau tahu kenapa? karena kau egois. dan putri ku tidak benar-benar ada di hati mu"
"ayah, maafkan Arya"
Arya bersimpuh di depan alwan. ia memohon pada ayah mertuanya ini untuk memaafkan perbuatannya.
"saya benar-benar mencintai caera, ayah. sungguh"
Arya meyakinkan alwan.
"cinta?! dengan kau melukainya dan itu kau bilang cinta?!"
alwan mulai meluapkan amarahnya. suaranya meninggi.
"aku menyayanginya dengan sepenuh hati. aku tidak bisa melihatnya menangis. aku selalu membuatnya bahagia. aku merawatnya dengan mempertaruhkan hidup. sampai kau datang dan berjanji akan selalu menjaga dan membahagiakannya seperti yang aku lakukan"
BUUKKKHH....
alwan meninju wajah Arya. Arya terjatuh ke lantai. bibirnya berdarah. tapi ia tidak melawan. ia tidak bangkit berdiri. membiarkan darah itu mengalir.
Arya makin menunduk. cara apapun tak dapat meluluhkan hati alwan. ayah dari seorang putri yang terluka ini menunjukkan taringnya sekarang. selama ini alwan hanya diam. dia hanya menjaga perasaan caera. tak ingin putrinya makin terluka.
"keputusan caera sudah tepat. dan aku tidak akan menyerahkan putri ku lagi pada monster seperti mu"
alwan bergerak menjauh dari Arya.
"tidak ada gunanya lagi sekarang penyesalan mu. apapun yang kau lakukan, tidak akan membuat caera melupakan luka yang sudah kau beri padanya. jadi sekarang, kau pulanglah. dan jangan ganggu putri ku lagi"
setelah berkata itu, alwan masuk ke dalam rumah dan langsung menutup pintu depan. itu cara pengusiran yang sangat nyata untuk Arya.
di biarkan bersimpuh di lantai tanpa ada pengampunan. balasan penghinaan terang-terangan di lancarkan alwan. seorang ayah yang marah karena putrinya menangis.
dengan lemah, Arya bangkit seraya mengusap darah yang mengalir di sudut bibirnya. pupus sudah harapannya meminta pengampunan dari caera. ayahnya telah memberi ultimatum agar tidak mengganggu putrinya lagi.
berjalan lunglai menuju mobil dan pergi.
sementara di dalam rumah
begitu alwan masuk kedalam, matanya langsung terpaku pada caera yang berdiri mematung sambil berurai air mata.
hati alwan berdenyut sakit melihat putrinya rapuh karena cintanya yang di khianati.
alwan merentangkan tangannya menunggu caera datang memeluknya.
caera berlari menghambur ke dalam pelukan ayahnya. memeluk alwan dengan sangat erat menumpahkan segala derita yang tak terkatakan dengan lisan.
"terima kasih ayah"
ucapan lirih di sela Isak tangis itu sangat jelas di telinga alwan. hatinya berdesir nyeri. ia sangat mencintai caera putri kesayangan yang ia jaga sepenuh hati.
"sudah lah. ayah selalu bersama mu nak. jangan menangis lagi"
alwan membalas pelukan putrinya dengan penuh kasih sayang. Rani juga ikut menangis. terharu melihat bagaimana suaminya sangat menyayangi putri mereka.
Daan sayang bngt aku ga punya Deva hhhh