Ami adalah sahabat Diva. Merka berteman sudah dari semenjak SMP hingga sekarang. Diva mempunyai seorang kakak laki - laki yang sangat tampan membuat Ami jatuh cinta.
Wisnu nama kakak laki - laki Diva tengah galau dengan nasib rumah tangganya merasa terhibur dengan kehadiran Ami. Mereka mulai sering bertemu dan jalan bareng.
Hubungan keduanya semakin jauh dan tidak terkendali sehingga membuat Ami hamil. Semua keluarga Wisnu jelas saja kaget dan tidak terima. Tapi berkat perjuangan Wisnu yang menjelaskan keadaan rumah tangganya yang sebenarnya membuat kedua orang tuanya memberi restu,asalkan Wisnu terlebih dahulu menceraikan istrinya yang tertangkap basah berselingkuh dengan atasannya dikantor.
Takdir berkat lain saat Wisnu akan meminang kekasihnya tiba - tiba ia mengalami kecelakaan dan membuat memorynya tentang Ami hilang. Ami yang sudah lelah berusah memulihkan ingatan Wisnu memilih pergi.
Akankah ingatan Wisnu kembali?Bagaiman nasib Ami? Akankah cinta mereka bisa bersatu ke
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ima susanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 15
"Mas,please jangan kaya gini dong." Ami berusaha melepaskan kungkungan Wisnu pada tubuhnya. Wisnu sekan tuli ia terus mengulum bibir yang selalu menggoda untuk ia sentuh. Bibir yang sudah membuatnya candu.
"Massss........" Ami melenguh saat bibir Wisnu berpindah kelehernya yang jenjang. Sapuan nafas Wisnu membuat Ami terhipnotis.
Wisnu tersenyum usahanya berhasil,ia mendorong tubuh Ami keruang kerjanya. Disana ada sebuah sofa mirip tempat tidur. Wisnu menjatuhkan tubuh Ami disana,lalu ia mengunduh tubuh gadis itu.
Ami merasakan senjata Wisnu sudah mengeras dibawah sana menghujam miliknya. Tanpa sadar Ami melebarkan pahanya memberi ruang Wisnu untuk lebih leluasa menekan miliknya.
"Ami,Sayang." racau Wisnu tangannya menyelusup kebalik baju tidur tanpa lengan Ami. Gundukan quisy yang tidak terlalu besar tapi sangat pas digenggaman tangannya. Begitu hangat dan putiknya tak lepas dari penuturan membuat Ami kesakitan tapi nikmat.
"Mas Wisnu....oh...mas." racau Ami saat merasakan sensasi yang luar biasa. Quisynya baru pertama kalinya dijamah oleh tangan laki - laki,membuatnya bergoyang seperti cacing kepanasan.
Saat Wisnu mau membuka kancing baju Ami,gadis itu menahan tangan kekasihnya dengan menggelengkan kepalanya. Wisnu tentu saja kecewa niat hati hendak menyesap menyusu seperti bayi tapi belum dapat lampu hijau.
" Ami kamu bener - bener membuat mas gila. Arrgggh...nikmat sekali sayang." racau Wisnu dengan tubuh bergoyang ditas tubuh Ami.
Wisnu sebenarnya ingin memiliki gadis itu seutuhnya. Tapi ia berusaha menahan diri,ia tidak mau membuat kekasihnya nanti malah pergi meninggalkan dirinya.
Mereka berdua bergerak seirama bagaikan ada alunan musik yang memadu mereka. Saat gelombang itu datang gerakan Wisnu maupun Ami semakin gila
"Arrgh....." erang Wisnu saat ia telah mendapatkan pelepasan. Celana Wisnu nampak basah begitu juga dengan Ami. Wisnu menjatuhkan tubuhnya disamping tubuh Ami dengan napas yang masih memburu.
"Enak ga sayang?" tanya Wisnu sambil tersenyum pada gadis yang ada disampingnya membuat Ami tersipu.
"Mas Wisnu semakin nakal sekarang." ujar Ami dengan suara terdengar manja di telinga Wisnu.
"Tapi kamu menikmatinya." goda Wisnu.
" Habis enak sih,mas." kekeh Ami memperlihatkan deretan gigi putihnya.
"Ada yang lebih nikmat sayang." Ami langsung menoleh pada Wisnu dan laki - laki Itu menoleh membuat keduanya saling pandang penuh cinta.
"Apa,mas?" tanya Ami penasaran.
"Kita sama - sama tidak memaki apa - apa sayang." Wisnu menoel hidung bangir kekasihnya.
"Kaya ga dulu deh mas. Aku masih mau sekolah dulu,kalau aku hamil pasti sekolahku berantakan." keluar Ami.
"Iya sayang,mas ngerti. Begini aja mas sudah bahagia. " kembali Wisnu mengulum bibir Ami dengan takutnya membuat Ami kelabakan.
"Mas,aku kekamar Diva dulu. Lama - lama kau disini bisa - bisa kelepasan." Ami duduk sambil merapikan penampilannya yang berantakan. Ia bergegas meninggalkan ruang kerja Wisnu mumpung belum ada yang terbangun.
Wisnu tersenyum sendiri saat Ami sudah tidak ada lagi di sampingnya.
"Gadis itu selalu membuat aku candu. Walau aku belum bisa memilikinya seutuhnya tapi begini aja sudah membuat aku lemas." Wisnu menganti celananya yang basah sisa cairan percintaannya barusan. Baru setelah itu ia kembali ke kamarnya untuk tidur.
Pagi menjelang, semua orang terbangun saat mendengar suara azan dari muazin mesjid memanggil dari pengeras suara. Ami yang baru beberapa jam tertidur berusaha membuka matanya. Terlihat Diva menggeliat dan membuka matanya.
"Kamu sudah bangun?" Diva masih menguap pertanda masih mengantuk.
"Iya,kita ada praktek hari ini kan?" tanya Ami sambil menutup mulutnya yang tengah menguap karna masih mengantuk.
"Ooh iya,aku hampir lupa. Kita harus datang agak pagi hari ini mempersiapkan perlengkapan praktek." Diva menyibak selimutnya dan bergegas kekamar mandi setelah itu Ami pun menyusul. Mereka sudah biasa mandi berdua untuk menghemat waktu.