Matilda seorang bad girl di sekolah barunya, dia harus menelan kenyataan pahit tentang fakta perceraian kedua orang tua nya.
Sampai dia mengenal bad boy yang di kenal kejam di sekolah barunya, sialnya orang itu justru yang memberi fakta perceraian kedua orang tua nya.
Sempat berlika-liku untuk mencari tahu faktanya, sampai akhirnya Matilda mengetahui sifat asli ayahnya seperti apa.
Ya, ayah nya sendiri yang membuat hubungan orang tuanya hancur.
Seiring waktu berjalan, mereka akhirnya saling cinta dan bersatu untuk menumpas ketidakadilan yang di lakukan oleh ayah nya Matilda.
Bagaimana kisah percintaan mereka? apa ada orang ketiga di antara mereka? bisakah mereka bersama menegak keadilan? dan bagaimana caranya? ikuti ceritanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon QUEENS RIA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
12.
Di jam istirahat, Kebetulan emosi dalam diri matilda sudah dalam keadaan stabil, mengingat kejadian tadi pagi yang mengamuk karena meja belajar nya di acak-acak oleh Apit.
Dengan wajah polosnya tak berdosa, Apit mengembalikan pulpen yang dipinjam nya ke Matilda.
"Thanks" Kata Apit yang singkat.
Matilda mendiamkan diri tanpa kata setelah Apit mengembalikan alat tulis nya.
Dia lagi sentimen ke Apit, padahal dalam hati tulusnya berkata tidak ingin bertengkar ke Apit.
"Gue ke kantin dulu, jangan rese lagi lu" Omel Matilda sambil berpamitan ke Apit.
Sebelum Matilda melangkah, lebih dulu apit menghalau kepergian nya.
"Lu benci sama gue?" Tanya Apit serius
Matilda menatap nya lebih serius, saat ingin menjawab, tiba-tiba pandangan nya reflek mengarah ke salah salah satu teman nya Apit yang berada di depan pintu kelasnya.
"Pit, Niko kalian mau ke kantin bareng ga" Kata Ilham yang tengah fokus menunduk ke layar ponsel, saat dia mendongak kembali melihat Apit sedang memegang pergelangan tangan Matilda.
"Ciyeee habis putus sama Frisca, dapat pacar baru, jangan lupa pajak jadian" Lanjut Ilham berbicara sedikit menggoda nya.
"Berisik lu jamet" Protes Apit.
"Lepasin Apit" Kata Matilda "lu mau urusan apa lagi sama gue?" Lanjutnya ketus.
"Gue mau ajak lu ke rooftop" Jawab Apit tak kalah ketusnya.
"Ngapain coba?" Tanya Matilda dengan protesnya.
Tiba-tiba ada Frisca menghampiri kelas nya sambil ngedumel "Eh Matilda gue tunggu di kantin, malah ngobrol sama cowok gila satu ini" Katanya yang berjalan gusar ke arah Matilda, setelahnya dia menggeret Matilda menjauh dari Apit.
"Cewek itu lagi, maunya apa sih" Apit bergumam membicarakan Frisca, Kemudian Apit membawa Ilham ke kantin mengekori kedua gadis itu dari belakang, sebetulnya mereka beranggotakan 3 orang, kebetulan Niko sendiri sedang tidak masuk karena sakit.
Disana Matilda mulai curhat mengenai keributan nya tadi pagi ke Frisca.
"Apa, kalian ribut, kok bisa?" Kata Frisca dengan terkejutnya.
"Iya, habisnya Apit rese banget, orang ga salah apa-apa main balik-balik meja sama kursi belajar gue" Keluh Matilda.
Apit berdehem dari belakang, membuat kedua gadis itu memberhentikan langkah kaki dan membalik badan.
"Lah lu nguping anjir" Protes Frisca.
"Ngomongin orang dari belakang gak tau malu, berani ga dari depan?" Kata Apit.
Matilda yang emosi nya sudah mereda kini menanjak kembali "Lu cowok apa sih? gada hati sama sekali" Kata Matilda berwajah sebal
Apit menghela nafas, karena situasi dalam koridor yang sudah dilihat banyak orang dia langsung membawa Matilda ke rooftop atas.
"Kan, saking ditolak nya sama gue buat datang kesini sekarang malah maksa, gila gue sama cowok kaya lu, jauh-jauh sana dari hidup gue" Kata Matilda dengan amarahnya.
Frisca menggandeng tangan Matilda dengan kekhawatiran nya "Ke kantin aja yuk" Ajaknya karena takut.
"Kalian mau pesan apa? gue bayarin makan kalian" Kata apit yang sedang menyala.
Dia langsung menoleh ke Ilham "Ham nanti tolong lu yang belikan ke kantin"
Matilda menggeleng kepala sengit "Gausah gue gak sudi di traktir lu" Katanya sambil kasih uang ke Frisca.
"Beb tolong belikan mie ayam 2 porsi dulu, nanti gue nyusul lu di kantin" Lanjut Matilda berbicara ke Frisca sambil memberikan uang 10 ribuan dua.
"Eh kok dua porsi?" Kata Frisca bingung.
"Gue traktir lu makan, gue tau derita lu selama pacaran sama cowok gila satu ini" Jawab Matilda dengan hatinya yang sedang panas.
"Loh beb, jadi gue yang kena" Kata Frisca sedikit protes.
"Cepat beb nurut coba" Omel Matilda membuat Frisca memekik pergi dari rooftop.
"Eh sepertinya gue juga mau ke kantin" Sahut Ilham
Rooftop sekarang menyisakan mantan pasangan sejoli yang kini sedang bermusuhan.
Apit menatap serius wajah Matilda, Matilda menatap balik tak kalah serius nya.
DEG!
Keduanya membeku terdiam, karena masing-masing hatinya berkata selalu ingin bersama dari pada bermusuhan.
Apit salah tingkah, Matilda pun begitu.
"Gue mau nyusul Frisca dulu, kalau lu gada yang mau diobrolin" Kata Matilda berbalik badan.
Apit reflek memegang pergelangan tangan nya "Maafin gue ya, gue salah banget sampai orang tua lu hancur" Katanya membuat Matilda terdiam sambil cengengesan dingin.
"Lu tau sekarang? ibu gue justru ada hidup lu, lu puas kan sudah merebut ibu dari gue" Dumam Matilda.
"Engga, gue ga bermaksud rebut ibu lu sumpah, niat gue itu jauhin lu dari Frisca" Apit mengelak.
"Kenapa dulu lu tega jauhin gue dengan sahabat gue sendiri?" Rengek Matilda yang masih keadaan bergumam.
"Karena lu spesial di hidup gue" Kata apit memutarkan badan Matilda dan —
CUPP
Dengan penuh hati yang berdebar-debar, keinginan untuk mencium orang yang sangat di nantikan saat kepulangan nya, sudah terealisasikan oleh Apit.
Namun Matilda nampak syok berat dengan kedua bola mata yang hampir terjun ke bawah
"LU NGAPAIN NYIUM GUE ANJING" Kata Matilda mengusap bibirnya dengan kasar.
"Gue sudah lama nunggu kepulangan lu kembali di sisi gue, gue rindu sama lu" Jawab Apit dengan tatapan datar tak berdosa.
"Mau gue tendang lagi lato-lato lu, brengsek lu ya, pemakan segala jenis bibir para gadis yang lu tikam" Amuk Matilda yang tak henti-hentinya mengusap bibir mungil nya.
Apit mengangguk "Iya gue emang nyium banyak bibir gadis kenapa lu?" Jawabnya dengan jujur
"Ih apit dasar gila lu ya" Kata Matilda sambil memukul-mukul dada nya dengan pelan.
"Tuh lu ga berani kan nyakitin fisik gue?" Kata Apit sambil tersenyum.
"Lah kata siapa kemarin gue tendang selangkangan lu itu apa? Terus pagi gue nendang meja lu sampai jatuh itu apa hah!" Jawab matilda dengan mengelak.
Apit tak mau kalah mengelak nya "Lu kemarin nendang lato-lato gue karena belum tau siapa gue, tadi pagi juga lu nendang meja gue pelan enggak kasar, hem tapi lu berani juga ya melempar penghapus papan tulis ke gue" Katanya sedikit tersenyum miring.
Apit tiba-tiba mencubit kedua pipi Matilda sampai membuat wajah Matilda jadi konyol, disini Matilda pasrah dan menjinak.
"Tapi lu jangan kasar sama sahabat gue, gue ga suka dengan cara lu jauhin gue lagi dari sahabat" Rengek Matilda.
"Lu peka juga ya ternyata" Kata apit mengalihkan pembicaraan sambil melepas cubitan pipinya.
"Peka apanya ya?" Jawab Matilda mengerutkan kening.
"Gue ga berani kasarin lu, saat lu ngamuk ke gue beberapa kali" Kata apit dengan kejujuran nya.
Matilda berdecak sambil berpamitan ke kantin "Dah lah gue mau ke kantin, awas lu ya kalau sentuh sahabat gue lagi"
"Gue ikut" Tukas Apit.
"Jauh-jauh lu dari gue, jangan sampingan jalannya" Pinta Matilda
"Iya iya sayang" Jawab Apit
"Jangan manggil gue sayang" Ketus Matilda.
"Hahahaha"
Tanpa disadari mereka berdua jalan berdampingan hingga sampai kantin karena keasikan ngobrol sambil jalan, terlihat Frisca sedikit menyipitkan kedua matanya.
"Lah kalian akur?" Kata Frisca mengundang rasa penasaran nya.
JADE ( Who Stole My Virginity )