The Five Brothers

Menjelang jam sepuluh pagi, dua anggota yang cukup dikenal oleh keluarga Lexington pun datang. Lucas Syahputra, chief BIN, datang bersama dengan sepupunya Eric Syahputra, yang berpangkat Kombes, bertugas di kasus special victims unit.

"Tante Freya ..." senyum Lucas sambil memeluk Oma cantik itu. "Oom Haris ..." Lucas gantian memeluk Haris. "Sehat-sehat semuanya kan?"

"Alhamdulillah sehat..." senyum Freya dan Haris. "Kamu bagaimana?"

"Ya begini saja lah ..." senyum Lucas. "Mumpung aku sedang di Jakarta... Tadi pagi bang Randy hubungi aku soal kasus istri bunuh diri bernama Riri. Bagaimana ceritanya ? Oh ini adikku Eric, yang memegang kasus Riri."

Freya dan Haris saling bersalaman dengan Eric. "Ayo masuk, kita ngobrol di dalam ..." ajak Haris.

***

Lucas dan Eric melihat lima remaja yang tampaknya masih Hangover akibat mengantuk, sedang menikmati segelas kopi hitam di masing-masing tangan mereka.

"Lho Saki ? Sagara ? Kaivan ? Kalian kenapa ?" tanya Lucas yang memang mengenal mereka semua.

"Jangan tanya Oom Lucas ... Kami ngantuk ..." jawab Sagara sambil menyesap kopinya membuat Lucas tertawa. "Halo ... ini ?"

"Lachlan dan ini Raiden ..." jawab Lachlan sementara Raiden hanya melambaikan tangan sekilas dengan wajah mengantuk.

"Kalian habis ngeronda ?" goda Lucas yang membuat kelima cogan itu menatap judes ke Freya.

"Iya Oom.... Ronda di Bivak !" jawab Kaivan judes.

Lucas dan Eric Syahputra melongo.

"Tante Freya ngapain ronda di Bivak?" tanya Chief BIN itu.

***

"Benar Tante Freya. Saudara Riri bunuh diri dengan menyayat pergelangan tangannya dengan pisau. Aku tahu dari diarynya yang menyatakan bahwa Riri tidak tahan dengan perlakuan Ilham yang selama enam bulan menikah, dia hanya diberikan uang seratus ribu satu bulan meskipun semua keperluan rumah tangga dibelikan suaminya. Bahkan Ilham sampai memeriksa apakah ada uang sisa meskipun itu seribu rupiah pun diminta ..." ucap Eric Syahputra membuat semua orang melongo.

"Ada ya orang pelitnya ngalah-ngalahin paman Gober..." celetuk Raiden yang merasa kasihan dengan Riri.

"Apakah Ilham tidak bisa dihukum ?" tanya Freya gemas.

Lucas menatap Oma cantik itu. "Apakah Tante Freya mau melakukan sesuatu ?"

"Berikan aku satu ruangan dengan pria itu... Aku tidak perduli jika kamu akan menahan aku di sel, Eric, tapi sudah seharusnya seorang wanita yang maju untuk menggampar mulutnya !" geram Freya.

"Oma butuh kelompen ?" tawar Kaivan. "Kemarin Opa Hoshi dapat oleh-oleh dari papa yang baru pulang trip bisnis ke Amsterdam..."

"Tidak usah. Oma butuh muntu saja ..." balas Freya kalem membuat semua orang melengos.

"Asli, mokat Oma tuh orang ... Masih untung kalau cuma giginya yang rompal ..." gerutu Alsaki.

Freya hanya mengedikkan bahunya.

"Tapi Eric, apakah bisa Ilham ini dihukum sebagai pemicu seseorang bunuh diri? Secara tidak langsung kan dia menjadi pembunuh ..." tanya Haris mengacuhkan kehebohan istri dan cucunya.

"Jika dalam pelecehan verbal tersebut terdapat hasutan-hasutan atau anjuran untuk melakukan bunuh diri dan ternyata si korban benar-benar melakukan bunuh diri, maka perbuatan ini dapat dijerat dengan Pasal 345 KUHP yang menyatakan:

Barang siapa sengaja mendorong orang lain untuk bunuh diri, menolongnya dalam perbuatan itu atau memberi sarana kepadanya untuk itu, diancam dengan pidana penjara paling lama empat tahun kalau orang itu jadi bunuh diri.

Untuk menjerat pelaku dengan Pasal 345 KUHP tersebut harus dibuktikan kesengajaan dari pelaku untuk mendorong orang lain untuk bunuh diri..." jawab Eric. "Jika ada CCTV dalam rumah yang aku meragukan karena saat sampai sana susah tidak ada kamera, aku tidak bisa berbuat apa-apa..."

Tiba-tiba Freya tersenyum smirk dan menoleh ke Lachlan. "Aku bisa melakukannya... Dengan bantuan L ..."

Lachlan hanya melongo. Jangan bilang ....

***

Ruang Interogasi Polda Metro Jaya Tiga Hari Kemudian

Ilham tampak bingung saat melihat seorang wanita paruh baya berwajah bule dengan mata biru terang didampingi oleh seorang remaja bule yang memiliki wajah mirip, duduk di kursi dengan membawa berkas-berkas diatas meja. Keduanya didampingi oleh Kombes Eric Syahputra yang sudah dikenal Ilham sebelumnya.

"Ada apa ini pak Eric?" tanya Ilham bingung sambil duduk di depan mereka.

"Perkenalkan ini ibu Freya Hamilton dan cucunya Lachlan. Mereka adalah pengacara saudari Riri dan mereka menuntut anda untuk memberikan uang yang harusnya hak istri anda selama menikah dengan anda ..." jawab Kombes Eric. "Uang itu akan diberikan ke mesjid sebagai amal ibadah ibu Riri."

Ilham menatap Freya dan Lachlan lalu tertawa terbahak-bahak. "Dia hanya enam bulan menjadi istriku dan kemudian bunuh diri ... Memangnya dia bekerja untukku?"

"Memang dia bukan pegawai kamu tapi ... Nafkah seratus ribu sebulan sementara anda mendapatkan 100-150 juta per bulan ? Really ?" ucap Freya.

"Tapi semua aku berikan ! Tidak kekurangan pangan! Kulkas penuh ... Dia hanya tinggal bersikap sebagai istri yang baik ..." balas Ilham.

"Istri yang baik adalah seorang wanita yang kamu ratukan, saudara Ilham. Jika kamu maunya begitu, tidak usah menikah sajalah ! Panggil pembantu yang bekerja hanya dari pagi hingga siang lalu anda gaji .. dan semua uang bisa kamu kekep sendiri ..." seringai Freya.

"Dia pemboros !"

"Dari mana anda tahu ? Tabungan dia yang tadinya ada dua puluh juta tinggal sepuluh juta dalam enam bulan karena anda sebagai suaminya sangat pelit ! Anda tidak patut punya istri ... In fact, aku sumpahi anda, tidak akan ada wanita yang mau bersama dengan anda karena akan saya sebarkan ke seluruh dunia bagaimana anda itu adalah seorang pembunuh karena membuat istri anda bunuh diri sebab anda tidak mau ada perceraian yang bisa merusak reputasi anda bukan? Atau anda tidak mau mengeluarkan uang untuk tunjangan istri ?" ucap Freya pedas.

Ilham mengeraskan rahangnya. "Kamu tidak tahu seperti apa Riri..."

Freya memajukan tubuhnya dan menatap Ilham. "Oh aku sangat tahu saudara Riri .. Apakah anda tahu jika seseorang bunuh diri .. Arwahnya gentayangan..."

Wajah Ilham memucat. "Kamu bohong !"

"Buat apa aku bohong, Ilham yang tidak punya manner ..." seringai Freya. "Oh by the way, aku tidak menuntut kamu ke penjara karena menjadi pembunuh tidak langsung Riri, asalkan kamu keluarkan uang yang seharusnya menjadi hak wanita malang itu ..."

Ilham tampak geram dan hendak memukul Freya tapi Oma cantik itu lebih cepat, langsung menonjok hidung Ilham sekuat tenaga hingga pria itu terjungkal dari kursi.

Semua orang baik di ruang interogasi dan ruang monitor melongo melihat bagaimana Oma cantik itu masih gesit saja.

"Whoah... Oma ..." ucap Lachlan.

Freya kemudian meringis. "Kayaknya buku tangan Oma ada yang retak deh L ..."

"Oma mau ke rumah sakit ?" tawar Lachlan.

"Yes please. Yang penting Oma sudah tonjok tapi kurang dikebiri ..." gumam Freya sambil berdiri dan berjalan dibantu Lachlan. "Eric, aku serahkan padamu. Semua bukti sudah ada dan nanti Septian akan masuk menggantikan aku ... Terkadang aku lupa umur ..."

Eric hanya mengangguk pelan. Ya ampun .. Benar kata Mas Lucas. Keluarga Sultan ini memang kacau.

***

Yuhuuuu Up Pagi Yaaaaaa

Thank you for reading and support author

don't forget to like vote and gift

Tararengkyu ❤️🙂❤️