Allena , zevan,sean dan Neo bersahabat sejak bayi hingga umur masa remaja, ke empat nya erat bak perangko yang kemana saja selalu ber empat.
mampu kah mereka melewati semua ujian yang menerpa persahabatan mereka? atau mampu kah mereka melawan gejolak rasa yang semakin lama semakin tumbuh.
see you ❤️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon epayanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
mimpi indah allena
Rembulan malam menembus gorden putih yang berkibar karna terhembus angin,,
tubuh kecil itu menatap indah nya rembukan malam di atas balkon nya , di sini sangat indah , bintang sangat banyak bertaburan di langit dan berkilau cantik.
seperti nya menjadi favorit nya melihat indahnya malam di sini, ia usap lengannya yang terasa dingin,
tangan hangat memeluk tubuhnya dan mengusap pelan perut buncit nya.
"kenapa gak masuk, di sini dingin sayang," lembut suaranya, Allena suka,
"nggak papa, masih pengen liat indah nya malam, Sean kamu udah selesai kerjanya?" tanya Allean , Sean mengecup leher Allena.
"udah , makanya aku langsung susulin kamu." ucapnya membalikan tubuh Allena menghadap ke arahnya ,
tatapan keduanya bertemu , allena tersenyum manis.
Ehemm
"bagus ya , mesra mesra an berdua aja." ucap Neo melipat tangannya di dada , bersandar di samping jendela.
Allena dan Sean menoleh menatap Neo dan tersenyum hangat.
"sini," panggil Allena , Neo mendekat dan memeluk tubuh molek itu,
"masuk , di sini dingin gak baik buat kamu sama dd bayi." ajak Neo ia menarik lembut tangan Allena , Sean mengikuti keduanya . Dan menutup pintu balkon.
" baru mau aku panggil, minum dulu sayang," zevan menyodorkan segelas coklat susu hamil,
Allena mengambilnya lalu duduk dan minum. Rasanya enak , buatan zevan selalu enak dan allena suka.
"Bobo yuk, udah jam 10 , maaf ya kita kerjanya sampai lupa waktu gini," ucap zevan ,
"gak papa ko, ayo " ajak Allena , mereka mulai berbaring di kasur , malam ini giliran Neo yang memeluknya tidur,
lihat bahkan wajah senang Neo sangat terpancar jelas , Allena tersenyum, lalu tidur di samping Neo, di samping nya ada zevan dan Sean . mereka tidak pernah bertengkar atau mempermasalahkan jadwal yang sudah Allena atur sedemikian rupa,
yang penting Allena ada di dekat mereka.
"Dede bayi udah bobok ya," tanya Neo mengusap perut buncit Allean,
"he em , nggak gerak gerak lagi soalnya," jawab Allena , Neo sangat gemas melihat Allena yang sekarang tambah gemoy dengan perut bulatnya ,
"mau nen boleh?" tanya Neo, zevan yang mendengar nya menjitak kencang kepala Neo.
"sakit," rengek Neo memeluk Allean ,.
" udah bangkotan masih aja minta nen," sindir Sean , mereka belum tidur masih mendengarkan ocehan Neo dan allena ,
"lah biarin , mau juga kan wleee!" ledek Neo , ia puas apalagi Allena terkekeh di pelukannya.
"diem Neo, udah bobo ya," ucap Allena lembut ia mengusap pelan punggung Neo.
Mata nya semakin berat dan mulai tertutup, Allena begitu bahagia bersama ketiga suaminya , entah bagaimana awalnya Allena pun tidak tahu, yang jelas meraka ada di sini dan lihat perutnya lucu sekali, di dalam sana ada bayi, bukan satu tapi tiga , makanya perutnya sangat besar.
" aku harap kebahagiaan ini akan selamanya abadi." lirih Allena lalu tertidur pulas,
mereka selalu tidur bersama , meski disini hanya ada mereka tapi Allena amat sangat senang sekali, tidak ada yang mengganggu dan menatap nya aneh seperti dulu,
Allena merasakan pergerakan di dadanya , ia terbangun menatap Sean yang sedang menghisap dadanya,
"maaf ya jadi bangunin kamu, aku isepnya pelan ko," bisik Sean menatap wajah cantik Allena ,
"he em, gak papa , lagian udah pagi juga kan," ucap nya , menguap kepala suaminya.
Sean yang mendapatkan respon baik dari Allena sontak langsung melanjutkan aktivitas nya ,
ia memainkan bulatan kecil itu , bahkan sangat kecil. Dengan lihai,
Allena membungkam mulutnya , di belakang nya Zevan terusik ia bangun dan memeluk Allean dari belakang , lalu tangannya tak sengaja memegang wajah Sean yang asik menyusu seperti bayi dugong.
Di dorong nya pelan wajah Sean, yang mana membuat Allena tertawa lirih,
"pagi pagi udah nyusu aja Lo, " ucap zevan membalikkan tubuh Allena ke hadapannya , lalu ia ikut menghisap benda kecil favorit nya.
Sean jelas tidak terima ia, menggeser tubuh zevan agar menjauh dari Allena nya,
terjadilah adu kekuatan keduanya hingga membangunkan Neo yang ternyata di pindahkan oleh Sean ke bawah,
"heh apa apaan ini," ucap nya galak, ia menatap Sean dan zevan yang sedang bergulat di atas kasur juga Allena yang tertawa melihat mereka , Allean sampai lupa menutup kancing piyamanya.
Oh Neo mengerti , dia tersenyum licik dan mendekat ke arah Allena ,
mulutnya langsung membungkam bibir manis istrinya, ia melumat nya pelan,
Allena senang mereka memperlakukannya dengan baik dan lembut juga penuh perhatian,
Sean dan zevan melongo melihat itu, sia sia keduanya bergulat pun, tetap saja Allean di eksekusi oleh Neo, yang mana ini memang jatah nya Neo.
"Neo ," ucap keduanya geram,
Allean menepuk bahu Neo kencang, lalu melepaskan tautan keduanya,, .
Allena tertawa lirih saat ketiga nya memeluknya tanpa menekan bagian perut nya , bahkan kepala zevan di taruh diatas perut buncitnya , dan menciuminya .
"i love you Allena," ucap Neo lalu mencium Allena ,
Sean asik saja menghisap nen nya, dan zevan tentunya masih asik mengusap dan menciumi perut istrinya,.
Allena suka ini, suka ke bersamaan mereka .
***
mami menutup pintu kamar Allena yang di jadikan sekaligus ruang rawat nya,
bibir pucat itu tersenyum tipis , tapi sayang mami sudah lebih dulu keluar meninggalkan Allena,
**
malam ini Sean , zevan juga Neo tertidur nyenyak , apa lagi mereka memimpikan Allena ,
Sean bengong di atas tempat tidur , "tadi kayak nyata, tapi cuma mimpi," ujarnya , mengusap pelan bibirnya , masih terasa bulatan kecil itu di sana , meski hanya lewat mimpi tapi terasa nyata.
"kenapa pake kebangun segala sih,aaakh," jeritnya menarik kasar rambutnya, Sean bangkit dan ke kamar mandi, pusaka nya sudah mengeras,
sementara itu di kamar nya Neo juga merasakan hal yang sama , entah kebetulan atau apa .
"Allena sangking rindunya gue sampe mimpiin Lo gini," ucap nya tersenyum, ini adalah senyum pertama nya setelah dua Minggu murung,
di mimpinya Neo, menghabiskan waktu nya dengan Allean meski di sana di ganggu Sean dan zevan tapi Neo tidak Maslah, malah seperti biasa saja.
cuplikan mimpinya terekam jelas oleh ingatan nya dan itu terus berputar di pikirannya,
"aaaakh, gila lama lama gue"ucap nya , ia mengacak rambutnya dan jalan ke kamar mandi. Memulai hari tanpa Allena kembali.
Di rumah kayu, zevan menggeliat kecil, ia bangun tengah hari, melewatkan makan sore juga malam dan sarapannya,
zevan melamun membayangkan mimpinya tadi, itu terasa nyata , apalgi saat tangannya mengusap perut buncit Allean ,zevan suka itu, ia melihat telapak tangannya ,
"gue harap suatu saat itu bener bener terjadi lea, gue cuma mau Lo," ucapnya tersenyum tipis,
sekali lagi zevan menciumi aroma boneka Pikachu kesukaan Allena, ia bahkan membuka lemari Allena dan mengambil satu baju favorit gadis itu, membawanya pulang, ia akan kembali lagi nanti,
zevan meringis melihat kap mobilnya penyok, kemarin dia tidak merasakan apa apa , barulah sekarang badan nya terasa sakit,
mengeluarkan ponsel nya , menelpon supir di rumahnya , tidak mungkin zevan membawa mobilnya , dan juga ia harus memperbaiki gerbang rumah mami yang hancur ulahnya.
***see you ❤️
biar author makin semangat jangan lupa tinggalin , like nya , vote juga, ikutin akun author ya , 😻
awas neo sama sean ikut penasaran juga rasanya🤭
lanjut thor 👍
jngn bosen up..up...trus
semangat💪