NovelToon NovelToon
ARGRAVEN

ARGRAVEN

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis
Popularitas:1.7k
Nilai: 5
Nama Author: Eva

WARNING ⚠️

Mengandung beberapa adegan kekerasan yang mungkin dapat memicu atau menimbulkan rasa tidak nyaman bagi sebagian pembaca.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eva, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

6. »Kelinci manis

»Kelinci manis

Aza sedang berjalan di taman belakang kampus. Tujuannya adalah mencari Vanna. Sebenarnya ia ingin langsung pulang, tetapi takut sahabatnya itu masih menunggu dirinya di area kampus. Maka dari itu Aza mencari Vanna di taman belakang kampus. Biasanya gadis itu sedang meratapi kejombloannya di sana.

Sebelumnya Rafka sudah ingin mengantarkan Aza pulang. Namun, Aza menolaknya. Dikarenakan ia ingin mencari pekerjaan baru. Ia tidak bisa menganggur lama-lama. Keuangannya sangat mengkhawatirkan. Pengeluaran akan terus mengalir, sedangkan pemasukan sepeser pun tidak ada.

Tidak sengaja Aza melihat dua orang lawan jenis sedang berpelukan. "Aaaa mata Aza!" batinnya kaget.

Baru saja kakinya ingin melangkah untuk pergi. Namun, ia urungkan setelah melihat seseorang yang ia kenali adalah salah satu orang yang sedang berpelukan di depan matanya sekarang. Hal itu menarik perhatian Aza untuk mengintip.

"Kak Ludira." Aza bergumam. "Kak Ludira sama siapa? Kok, kayak nangis, ya?" lanjutnya karena merasa penasaran. Ia sadar bahwa apa yang dilakukannya itu tidak sopan. Namun, ia sangat penasaran.

Aza menyenderkan kepalanya di tembok. Mulutnya bergumam tidak jelas. Aza sangat penasaran dengan wajah pria yang bersama dengan Ludira. "Apa dia kakak misterius, ya?"

Aza masih diam melihat dua insan yang sedikit jauh jaraknya dari posisi ia berdiri. Tidak disangka, pria yang bersama Ludira menoleh ke belakang tepat menatap Aza yang sedang berdiri.

Jantung Aza seperti berhenti berdetak. "Aduh, ketahuan! ya Tuhan!! tolong Aza, gimana ini?" Aza merutuki kebodohannya di dalam hati.

Sebelum terlambat, Aza langsung pergi.

Seseorang itu sudah mengetahui keberadaan Aza sejak awal. Ia mengangkat sudut bibirnya tipis. Tidak akan ada yang mengetahui bahwa itu adalah sebuah senyuman yang sangat langka.

"Kelinci yang manis," batinnya.

***

"Ada apa?"

"Rav, kamu harus pulang!" mohon seorang gadis cantik.

Orang yang menjadi lawan bicaranya langsung menggeleng tanpa ragu. "Enggak dan nggak akan pernah, Ra!"

"Oke, aku tau kamu benci banget sama dua iblis itu. Sama Rav! Aku juga benci! Mereka yang udah buat kita kayak gini! Dua iblis itu yang membentuk dua iblis ini!"

"Setidaknya kalau kamu nggak mau menginjakkan kaki ke rumah itu lagi, setidaknya kamu sering-sering mampir ke rumah Kakek! Dia kangen kamu, Raven," lanjut gadis itu.

"Ludira Kasalvori," ucap pria diketahui adalah Agraven itu dengan nada rendah, tetapi penuh penekanan.

Merasa terpanggil, Ludira langsung mendongak untuk melihat lawan bicaranya.

"Pindah dari rumah itu," pungkas Agraven dengan datar.

Dengan cepat Ludira menggeleng. "Enggak, Rav! Di sana aku bisa terus mengingat setiap penderitaan dalam hidup aku ataupun kamu. Penderitaan yang telah diukir oleh dua manusia biadab itu. Karena mereka aku kayak gini, karena mereka kita kayak gini--"

"Kamu nyesal, hm?"

"Enggak. Aku nggak nyesal, tapi aku nyesal karena udah lahir dari rahim dia, aku nyesal pernah makan harta dia." Ludira semakin sesak mengingat semua itu.

"Jangan nangis." Agraven menarik Ludira ke dalam dekapannya. "Cucu Alferd Kasalvori dituntut untuk menjadi kuat, dan pantang untuk mudah menangis!" lanjut Agraven.

"Aku nangis cuma di depan adik sama kakek aku doang. Selain dari itu... orang, lah, yang menangis di depan aku," balas Ludira sirat akan makna dalam perkataannya.

Agraven percaya itu.

"Berani sekali," gumam Agraven.

Yang Agraven maksud 'berani sekali' bukanlah untuk membalas ucapan kakaknya, melainkan seseorang yang ia ketahui sedang mengintip dirinya dan Ludira. Iya, Ludira Kasalvori adalah kakak dari Agraven Kasalvori. Dan itu berarti, Agraven juga cucu Alferd Kasalvori. Orang luar yang mengetahui fakta tersebut hanya Galva.

Agraven menghadap ke belakang tepat ke orang yang sudah berani mengintip dirinya dan Ludira.

"Kelinci yang manis," batinnya.

"Rav! Kamu liat apa?" tanya Ludira. Ia melihat ke arah pandang Agraven, tetapi tidak melihat sesuatu yang menarik.

"Ada masa depan," jawabnya santai.

"Hah?" beo Ludira bingung. Agraven langsung menggeleng.

Agraven sangat tau siapa yang baru saja ia pergoki sedang mengintip. Namun, ia sengaja menyembunyikannya dari Ludira. Dapat ia pastikan jika Ludira tau bahwa ada yang mencoba mencari tau tentangnya, maka esok hari tidak akan ada yang tau di mana jejak orang itu berada. Dia akan lenyap seperti ditelan bumi. Agraven tidak mau itu terjadi, karena ia belum sempat memulai permainannya.

Agraven sengaja memperlihatkan wajahnya kepada si pengintip. Karena seseorang yang sengaja Agraven perlihatkan wajahnya, maka orang itu akan menjadi targetnya. Terkecuali untuk orang itu ia persilahkan untuk masuk ke dalam kehidupannya. Lebih tepatnya ia paksa untuk masuk ke dalam hidupnya.

"Ya udah, aku balik dulu. Jangan lupa mampir ke rumah kakek," Ludira berujar, lalu berdiri dari duduknya.

"Hm."

"See you." Setelah Ludira pergi, Agraven langsung ikut pergi. Ada sampah yang harus ia basmi.

***

"Ya ampun! Gimana ini?! Mana ganteng banget. Tapi dia siapa, ya? Apa itu Kakak misterius yang kemarin nolongin Aza, ya?"

"Ganteng banget!" Aza terus saja berbicara sendiri di trotoar saat di perjalanan pulang.

"Kenapa Aza jadi penasaran? Mereka beneran pacaran, ya? Kalau itu benar mereka cocok banget," menolognya.

"Dorrr!!"

"Eh kodok jalannya lompat!" latah Aza kaget.

"Bhahahaha! Heh, Yupi lo ngapain di sini? Ngamen apa ngamen?" tanya orang itu. Dia Vanna.

"Vanna ngapain di sini?"

"Malah balik nanya, sih? Jawab dulu pertanyaan gue," sungut Vanna kesal.

Aza melanjutkan jalannya dan diikuti oleh Vanna.

"Waktu itu gue udah saranin, Yupiii! Cari Sugar Daddy aja makanya?" Aza langsung menepuk lengan Vanna dengan pelan.

"Vanna, ih! Kenapa selalu panggil Aza, Yupi dan kenapa Vanna jahat suruh Aza cari Sugar Daddy?" balas Aza cemberut.

Vanna terkekeh ringan melihat raut wajah sahabatnya. Tangannya lantas merangkul bahu Aza. "Kan lo suka permen yupi, Za. Terus lo, kan, lemah lembek kayak yupi haha!"

Aza mencibir kesal. "Aza sukanya marshmellow, Vannaaaa!"

"Sama aja itu. Sama-sama lembek, haha!"

Aza tidak membalas ucapan Vanna lagi. Kakinya melangkah lebih cepat. "Vanna! Aza kerja apa, ya, cocoknya?" Sekarang giliran Vanna yang diam tidak menjawab.

"Na!"

"Apa Mamel?" jawab Vanna mengejar Aza yang beberapa langkah di depannya.

Kening Aza berkerut bingung. "Mamel apalagi, Vanna? Panggilan Aza banyak banget."

"Marshmellow!"

Aza langsung tertawa. Beberapa orang yang lewat memperhatikan mereka berdua.

"Itu ada toko sembako. Siapa tau di sana ada rezeki lo, Za!" ujar Vanna menunjuk sebuah toko sembako.

"Iya, Vanna benar. Temenin Aza, ya?"

"Ayo."

"Tapi, Na. Perasaan Aza jadi nggak enak."

"Yah! Lo belum nyoba masa udah pasimis duluan, sih?" balas Vanna. "Semangat, dong, Za!" lanjutnya menyemangati Aza.

"Bukan itu, Na. Nggak tau rasanya perasaan Aza nggak tenang gitu. Aza ngerasa bakal ada sesuatu yang akan terjadi, Na." Aza berkata dengan gelisah.

"Sesuatu apa, Yupi? Lo lagi cenayang apa gimana? Bakal ada tsunami? Gempa bumi? Hunung melebur--"

"Ih, jangan sembarang kalau ngomong, Na. Bukan itu maksud Aza."

"Udah, Za. Sekarang waktunya lo melamar pekerjaan! Atau mau melamar Rafka?" seru Vanna.

Aza mendengkus karena sebal. "Ayo lamar pekerjaan," katanya. Ia berusaha menghalau perasaan yang tidak enak di hatinya.

"Jangan ayo-ayo, Yupi. Yang lamar pekerjaan itu cuma lo doang. Gue, sih, nggak perlu, anak Papa Rio ini nggak perlu bekerja, karena duitnya udah banyak," balasnya sambil tertawa.

Aza hanya mengangguk mengiyakan. Entahlah, ia merasa akan ada sesuatu yang buruk terjadi kepadanya. Bahkan ia merasa ada yang mengikuti dirinya semenjak keluar dari area kampus.

To be continue....

1
Los Dol TV
Keren dan Inspiratif.... semoga sudi singgah ke Karyaku , Rindu Gugat
Neneng Dwi Nurhayati
ini cerita nya Agra sama Ara itu beda agama gmna Kak,
Neneng Dwi Nurhayati
double up kak
opiko
Sudah menunggu dengan tidak sabar lanjutan cerita selanjutnya! Teruslah berkarya, author!
Rosalie: udah up yah🤗
total 1 replies
Rakka
Jangan bikin saya penasaran thor, update secepat mungkin ya! 🙏😊
Rosalie: Silahkan follow akun ini buat dapetin update an terbaru dari cerita ARGRAVEN 🥰
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!