Ranti terpaksa harus mengakhiri pernikahannya dengan lelaki yang ia cintai. Niat baiknya yang ingin menolong keponakannya berbuntut peperangan dalam rumah tangganya.
Lalu bagaimana akhir dari cerita ini?
Yuk kita simak ceritanya...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon LaQuin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 24. Main Belakang
Bab 24. Main Belakang
Pov Author
Berbelanja memang hal yang menyenangkan bagi banyak wanita. Termasuk pula dengan Ranti dan Menur.
Namun ada yang berbeda untuk kedua wanita itu, yaitu Ranti memang senang memilih barang. Sedangkan Menur senang bergandengan tangan di belakang Ranti bersama Pram ketika lorong yang mereka lewati sepi pengunjung. Kedua pasangan itu semakin berani memanfaatkan kesempatan yang ada.
Insan yang di mabuk cinta dan asmara akan berupaya memenuhi hasrat mereka. Keduanya pandai menutupi kesalahan mereka hingga Ranti merasa tidak ada yang salah dari sikap keduanya.
"Menur pilihlah barang yang kamu butuhkan. Nanti satukan dengan belanjaan Tante."
"Kalau begitu aku ke sana dulu, Tan." Kata Menur menunjuk barusan skin care.
"Ya sudah."
Menur pun meninggal Ranti yang kembali fokus memilih barang-barang yang di butuhkan. Di sela-sela langkahnya, ia melirik pada Pram yang ternyata juga melirik ke arahnya.
"Apa lagi ya Mas?"
"Terserah kamu saja sayang."
Ranti pun mengingat-ingat, bahan makanan apa saja yang sudah menipis atau habis. Setelah di rasa susah semua, ia pun menuju ke kasir untuk mengantri melakukan pembayaran.
"Menur belum kembali juga." Kata Ranti melihat kesana dan kemarin sosok Menur yang tidak kelihatan.
"Sebentar, biar aku cari." Ujar Pram.
Ini kesempatan, pikir lelaki itu. Ia pun dengan cepat mencari keberadaan Menur yang ternyata berada di ujung lorong dan sedikit terlindung karena berada di tumpukan snack.
"Sayang..." Sapa Pram ketika melihat Menur sedikit berjongkok melihat rak snack yang berada di bawah.
"Om, sudah selesai?"
"Kamu masih pilih-pilih? Ambil saja yang kamu mau semua." Ujar Pram.
"Bener ya Om."
"Ya sayang."
Menur tersenyum. Begitu pula dengan Pram yang lupa umur dan mulai bucin kepada Menur.
Mereka berdua memilih beberapa snack dan memasukannya ke keranjang, lalu setelah itu berjalan menemui Ranti.
Sikap mereka langsung berubah begitu melihat sosok Ranti. Pram kembali pada sikapnya yang terkesan bijak dan Menur kembali cuek seperti semula.
"Sudah?" Tanya Ranti melihat keranjang Menur penuh dengan camilan ringan.
"Iya Tante."
Ranti pun mengumpul belanjaan di meja kasir kemudian membayarnya. Setelah itu, kantung-kantung belanjaan di angkut oleh Pram dan di letakkan ke bagasi mobil.
"Langsung pulang aja ya Mas. Nanti Mas terlalu capek berangkat lagi ke sana." Ujar Ranti.
"Ya, sayang." Jawab Pram.
Pram pun mengendarai mobilnya dan mulai membelah jalan menuju rumah.
Sesekali mata Pram melihat spion di atas kepala untuk melihat apa yang sedang Menur lakukan. Namun saat mata mereka saling bertemu, Menur tersenyum dan mengedipkan sebelah matanya.
Pram ingin kamu tersenyum, namun ia tidak ingin menimbulkan kecurigaan pada Ranti yang akhirnya memilih untuk menoleh ke luar jendela dan tersenyum dalam hati.
Ranti tidak mengetahui permainan mereka karena sibuk membalas chat teman kantornya.
Sesampainya di rumah, Pram merebahkan diri di kamar karena ia butuh istirahat sejenak sebelum pulang ke kota sebelah. Masih tersisa 3 jam dan Pram tidak ingin membuang kesempatan itu.
Sedangkan Ranti sibuk di dapur menyusun barang belanjaan di bantu Menur. Menur hanya membantu sedikit. Ia lebih ke memisahkan barang miliknya dari pada membantu.
"Tante, aku bawa ini semua ke kamar dulu ya." Ujarnya begitu semua barang miliknya terkumpul.
"Ya sudah."
Ranti sudah hafal dengan sikap Menur. Dan akhirnya hanya menghela napas panjang ketika gadis itu berlalu pergi.
Dengan langkah cepat Menur menaiki tangga menuju kamarnya. Begitu pintu kamar terbuka, ia meletakkan semua barangnya di atas tempat tidur. Dan dengan langkah cepat pula, ia berjalan keluar kamar dan menyelinap masuk ke dalam kamar Ranti.
Pram terlihat memejamkan matanya dengan berbaring terlentang dan menutupi wajahnya dengan sebelah lengannya.
Dengan santainya Menur mendekat, dan langsung memeluk tubuh Pram. Tentu Pram sedikit terkejut, apalagi wangi yang tercium bukanlah khas milik Ranti.
"Menur!" Kaget Pram dengan nada setengah berbisik.
Pram celingukan kesana dan kemari, takut kalau-kalau ada Ranti yang muncul tiba-tiba.
"Bagaimana kalau Ranti masuk?!" Kata Pram lagi yang terlihat panik dengan nada yang masih setengah berbisik.
Menur tersenyum jail.
.
"Tante sibuk di bawah Om, waktu kita tidak banyak sebelum Om berangkat nanti." Kata Menur lalu tanpa menunggu jawaban dari Pram ia langsung mencium bibir lelaki itu.
Tentu saja Pram tidak menolak karena ia sedari tadi memang ingin mencium Menur sejak di swalayan tadi.
Namun saat Pram mulai terlena, Menur menghentikan ciuman itu sepihak dan langsung beranjak bangun menuju pintu kamar dan hendak keluar.
Pram tertegun. Ia merasa belum cukup sehingga terasa di gantung. Padahal belalainya sudah menggeliat bangun dan ingin mencoba merasakan gesekan-gesekan. Namun Menur dengan santainya meninggalkan dirinya menoleh padanya sesaat.
"Kirimkan aku alamat Om disana ya." Ujar Menur mengedipkan mata sebelah dan tersenyum menggoda lalu benar-benar pergi kembali ke kamarnya.
Pram terkekeh sambil menutup wajahnya dengan sebelah lengannya lagi.
Bisa-bisanya aku di permainkan bocah bau kencur. Batin Pram.
Namun Pram senang ketika Menur mengatakan untuk mengirimkan alamatnya disana. Itu artinya, Menur berniat kesana, dan tentunya mereka akan lebih leluasa disana. Tentu kesenangan itu tidak akan dilewatkan oleh Pram.
Pram kemudian mengambil handphonenya dan mengirimkan alamatnya kepada Menur. Setelah itu, ia menghapus pesan itu agar tidak menimbulkan kecurigaan kepada Ranti.
Pram tersenyum memandang langit-langit kamarnya. Ia menjadi tidak sabar menunggu kedatangan Menur ke kota sebelah tempatnya bekerja.
Disana memang ada mess khusus bagi karyawan yang memiliki sedikit jabatan. Dan mess itu hanya di tinggali oleh Pram seorang diri.
Ada beberapa mess disana. Tetapi tidak banyak yang berisi karena rata-rata yang memiliki setara jabatan dengan Pram memilih pulang ke rumah masing-masing karena mereka juga berasa dari kota tersebut.
"Belum tidur Mas?" Tanya Ranti yang kedatangannya tidak disadari oleh Pram.
"Pram meletakkan lengannya di tempat tidur dan menoleh kepada istrinya.
"Belum sayang. Aku butuh pelukan mu agar bisa terlelap sebentar." Ujar Pram menggoda sang istri.
Ranti terkekeh, lalu menutup pintu kamar dan mendekati Pram ke tempat tidur. "
"Nanti malah tidak bisa tidur. Yakin hanya di peluk? Mas nanti malah cari kesempatan buat olah raga."
Kali ini Pram yang terkekeh.
"Tidak sayang, Mas benar-benar hanya ingin istirahat sebelum pulang kesana. Ayo, kemarilah..."
Ranti pun berbaring di samping Pram kemudian memeluk lelaki yang sangat di cintainya itu. Ia yang masih memuja cinta sang suami hanya untuk dirinya itu, merasa bahagia karena suaminya tidak pernah mengabaikan dirinya sampai sekarang ini.
Cinta Pram dan Ranti memang cinta yang sempurna untuk pasangan yang belum terlalu lama hidup bersama. Namun kesempurnaan cinta itu hanya di berikan oleh Ranti saja saat ini, karena hati Pram sudah terbagi.
Bersambung...
Jangan lupa like dan komen ya, terima kasih 🙏😊