menceritakan seorang anak bernama Alfin dirinya selalu di benci bahkan menjadi bahan olok-olokan keluarganya karena dirinya tidak terlalu pintar akhirnya dirinya berjuang mengungkapkan potensinya hingga dirinya menjadi seorang pengusaha kaya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ATAKOTA_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
situasi genting
"Soalnya Abang takjub melihat ikatan persaudaraan kalian berdua, mengingatkan Abang pada salah satu orang yang paling Abang sayangi juga," ucap pemuda itu yang terlihat bersedih mengingat kenangan indah bersama orang yang sangat penting baginya.
"Hmm, maafkan saya bang, sampai membuat Abang mengingat masa lalu Abang. Ucap Doni sembari menundukkan wajahnya.
"Maka dari itu, Abang ikhlas buat bantuin kalian berdua, jadi kalian tidak usah kawatir pada saat sampai Disana nanti," ucap pemuda itu.
"Kamu dengar ngak Fin," tanya Doni kepada saudaranya Alfin yang masih tertidur pulas menyandarkan kepala di bahunya.
"Hmm iya kak," Balas Alfin yang masih setengah sadar dari tidurnya.
"Ehh Fin, bangun Fin, kamu ngak tau sekarang sudah jam berapa?"ucap Doni yang berusaha membangunkan saudaranya Alfin.
"Hmm, kan masih malam kak," Balas Alfin yang masih melanjutkan tidurnya.
"Astaga Fin, kamu ini gimana sih sekarang udah jam 8 pagi kamu sadar ngak sih," ucap Doni yang mulai merasa kesal dengan sikap Alfin.
"Astaghfirullah, yang benar kak?" Tanya Alfin sembari mengusap-usap kedua daun matanya merasa sangat terkejut karena bangun kesiangan.
"Astaga kak, Alfin sampai lupa sholat subuh kak sshtt... aduh," balas Alfin yang masih terkejut bersamaan dengan rasa sakit yang masih berdenyut di kepalanya.
"Sudah-sudah Ngak papa kok Fin, wajarlah soalnya kita lagi dalam perjalanan Dan juga kamu masih sakit untung aja ada Abang ini yang bantuin Kamu," balas Doni.
"Haah, yang benar kak? apakah benar Abang ini yang bantuin Alfin? Emang Abang ini bantuin gimana kak?" Tanya Alfin kepada kakaknya Doni.
"Ya karena Abang ini?"
"Sudah tidak perlu di sebutkan don," Balas pemuda itu dengan senyuman diwajahnya.
"Hmm, kalo boleh tau bang nama Abang siapa ya?" Tanya Doni kepada pemuda itu.
"Nama Abang Rian Abang sebenarnya berasal dari kota Medan, cuma karena beberapa alasan Abang harus bekerja begini," ucap pemuda itu sembari menyetir mobilnya.
"Wah keren deh bang," Balas Doni sembari mengarahkan kedua jempolnya sebagai tanda sangat mengagumi ketekunannya Bekerja.
"Hahaha...astaga kalian ini, kadang bisa-bisanya bikin lucu juga ya," Balas pemuda itu yang tertawa lepas akibat kekonyolan kedua saudara ini
Pada saat itu juga mobil truk yang Meraka naiki terus melaju menuju kota Medan yang dikenal dengan sebutan sebagai kota tua.
...****************...
Tok! Tok! Tok!
Bunyi ketukan pintu rumah Sang ayah merasa keheranan dengan bunyi ketukan pintu tersebut, dirinya mulai merasa sangat kesal, karena menurutnya orang yang mengetok pintu rumahnya itu merupakan pak Anton pria yang banyak tanya waktu itu. dengan wajah yang terlihat kesal setelah di timpa berbagai macam masalah, sang ayah membuka pintu rumahnya itu dengan tatapan mata yang sengaja dilototi dengan tujuan menggertak orang asing yang banyak tanya itu.
"Berisik kamu tau ngak!," gertak sang ayah yang membuka pintu seketika sangat dikagetkan dengan kedatangan matan ibu mertua dari almarhumah istri pertamanya.
"Eeeh!... Tenyata Oma ya, apa kabar Oma!" Ucap sang ayah yang hendak mencium tangan mantan mertuanya itu apalagi dirinya
sangat terkejut setelah mengetahui yang mengetok pintu rumahnya ternyata mantan mertua almarhum istrinya Sontak membuatnya sangat merasa panik akibat gertakannya itu.
"Dasar, Baru gini saja kamu udah berani bentak-bentak saya ya, jangan di sentuh tangan saya! saya tidak Sudi tangan saya di sentuh oleh orang seperti kamu," gertak Oma memandangi mantan menantunya itu.
Dengan wajah yang terlihat berkeringat sang ayah menayangkan prihal tujuan kedatangan mantan mertuanya itu
"Eee,,, anu, ada tujuan apa Sampai Oma datang datang berkunjung ke rumah kami kami!," tanya sang ayah yang merasa sangat ketakutan mengetahui kedatangan mantan mertuanya.
"Haah? pake nanya lagi. saya kan sudah menelfon kamu sebelumnya, bahwa saya akan datang kerumah ini," gertak Oma dengan wajah yang terlihat sangat kesal dengan pertanyaan itu.
"Anu, Maaf, maaf azkara Oma, balas ayah yang semakin merasa terpojokkan dengan sikap mantan mertuanya.
Maaf, maaf, saya tidak butuh maaf dari kamu! saya datang ke rumah ini, untuk menuntut segala harta warisan putri saya yang tidak pantas di berikan pada manusia biadab seperti kamu," gertak Oma dengan mata melotot sembari nunjuk kearah wajah mantan menantunya itu.
"Ada berbisik-bisik ini yah, dari tadi sukanya berbisik-bisik Mulu, bising banget tau," ucap sang istri yang keluar dari rumahnya memastikan kebisingan apa itu?
"Jangan ikut campur kamu perempuan busuk! kamu itu tau tidak! kamu itu biang dari masalah kehancuran keluarga putri saya karena sudah mempercayai kamu sebagai asistennya dulu, sekaligus sebagai sahabatnya. akan tapi kamu malah almarhum putri saya dan menikahi seorang suami yang telah memiliki istri," ucap Oma yang semakin menjadi-jadi memaki-maki mantan asisten kepercayaan almarhum putrinya.
"Sudah Oma, sudah tenang dulu,", Balas sang ayah yang berusaha menenangkan mantan mertuanya itu.
Kamu sama juga bodohnya, kamu kira saya tidak tahu apa! kamu itu sudah puluhan tahun menikahi perempuan busuk ini sampai-sampai anak kesayangan Oma meninggal dunia karena sakit hati karena kamu azkara. Ucap Oma yang semakin tersulut emosi memandangi mereka berdua.
Sang istri yang beru saja dimaki-maki oleh ibu besar pemilik perusahaan tempat ia bekerja dulu merasa sangat sakit hati setelah dimaki-maki secara habis-habisan terlihat wajahnya sangat kesal sampai-sampai sang ibu mengerutkan keningnya.
"Sudah Oma dari pada Oma marah-marah Mulu di depan rumah gini, mending Oma masuk ya, nanti azkara suguhkan kopi yang enak untuk Oma," ucap azkara yang berusaha menenangkan mantan mertuanya dirinya merasa sangat takut dengan kemarahannya sampai-sampai di keningnya di basahi dengan banyak keringat dingin.
"Saya tidak butuh dengan tawaran kamu! tujuan saya datang ke sini untuk menarik semua harta warisan pemberian almarhum putri saya kepada lelaki biadab seperti kamu dan juga saya akan terus menuntut hak asuh cucu saya Alfin yang tinggal di rumah ini," ucap Oma yang berusaha menutut keluarga itu.
"Tapi kan Oma Eeee.. kita kan sudah tahu bagaimana isi surat wasiat yang di tuliskan itu, Oma tidak bisa menutut begitu saja dong kepada azkara," ucap sang ayah yang berusaha meyakinkan mantan mertuanya.
"Oma tidak tahu, Oma bakalan terus menuntut kalian berdua ke pengadilan sampai Oma yang memenangkannya, dimana cucu saya Alfin Oma mau lihat kondisinya sekarang," tanya Oma kepada sang ayah seketika membuatnya semakin panik setelah kedua putranya kabur dari rumah.
"Agh...Gimana nih Alfin dan Doni sudah kabur dari rumah mana Oma nanya-nanya Alfin lagi mampus dah gua, mending aku berbohong saja dari pada membuat Oma semakin marah nanti," gumam azkara di dalam hatinya memikirkan bagaimana mengelabuhi mantan mertuanya itu.
"Maaf sebelumnya Oma, Alfin sekarang lagi bersekolah jadinya tidak ada di rumah," balas azkara yang terlihat menundukkan kepalanya seolah-olah putranya Alfin sedang bersekolah padahal kedua putranya telah kabur dari rumah akibat perlakuan buruk istrinya.
"Sekolah ya? Pokoknya Oma akan terus menutut harta warisan peninggalan almarhum putri saya dan hak asuh cucu saya Alfin. karena dia tidak pantas hidup dengan ibu dari seorang pelakor yang merebut kebahagiaan almarhum putri saya," ucap Oma sembari meninggalkan mereka berdua menuju Ke mobil pribadinya.
"Bagaimana ibu bos?" tanya supir pribadi neneknya Alfin.
Masih belum, pokoknya saya pasti akan memenangkan semua aset dan hak asuh cucu saya Alfin," ucap Oma yang terlihat meninggalkan rumah peninggalan almarhum putrinya.
"Gimana ini yah waktu itu kamu sudah bilang semua aset telah kamu dapatkan, akan tetapi apa? ngak sepenuhnya kan? pokoknya kamu harus berusaha mendapatkan semua harta warisan mantan istri kamu itu," ucap istrinya yang merasa sangat kesal setelah mengetahui semua aset yang mereka gunakan belum sepenuhnya ia miliki.
"Berisik Bu, ayah jadi pusing mikirin ini semua. ibu cuma bisa ngeyel aja terus minta ini itu, ngak pernah ibu berusaha membantu ayah untuk mendapatkan semua aset ini, ayah sering diam-diam ngajarin Alfin itu belajar Bu, supaya ia mendapatkan juara cuma Alfin itu terlalu bodoh sampai-sampai aku susah gini jadinya," ucap ayah yang merasa sangat kesal dengan tuntutan istrinya.
"Haah yang benar yah? Ayah sebelumnya pernah berusaha mengajarkan Alfin belajar diam-diam?," tanya sang istri.
"Ya jelas lah, kamu saja yang tidak pernah mau tau dan bantuin ayah sampai-sampai mereka kabur dari rumah ini," balas sang ayah yang kembali menyalahkan istrinya.
"Aaah pokoknya ibu ngak mau tau yah, pokoknya ayah harus bisa mendapatkan semua aset itu atas nama keluarga kita," ucap sang istri yang meninggalkan suaminya menuju ke dalam kamar.
...****************...
Pada saat jam istirahat Rin terlihat ragu-ragu berdiri di depan pintu kelas Agus, Karena dirinya baru saja mendapatkan informasi dari teman perempuannya yang mengatakan bahwa Alfin memiliki 2 orang saudara yang satu sekolah denganya.
Gus ada cewek Spek muslimah yang berdiri di depan kelas tuh, katanya dia nyari in kamu Gus," ucap teman kelas Agus sembari tertawa lepas memuji kelebihan temanya. Setelah mendengar hal itu Agus yang pada saat itu sedang asik bermain game online bersama teman-temannya seketika berhenti dari permainannya
"Wah busetdah yang benar nih, ada ukhti cantik yang malu-malu nungguin aku nih di depan pintu, kalo gini mantap nih," gumam Agus di dalam hatinya.
Terlihat dirinya dengan sangat percaya diri mendekati perempuan bergaya muslimah itu yang hanya berdiri di depan pintu kelasnya sontak semua mata teman-temannya tertuju padanya.
"Ya ada apa?" ucap Agus yang terlihat menyandarkan sikunya di dinding kelas bagian tumpuan demi berpose seolah-olah perempuan itu ngefans pada dirinya.
"Itu aaa, kamu adiknya Alfin kan?" Tanya Rin kepada agus.
"Ya emang sih," balas Agus yang sebenarnya ogah mendengarkan namanya di kaitkan dengan kakaknya.
"Saya teman kelasnya Alfin, akan tetapi kabarnya kedua kakak kamu Alfin dan Doni tidak sekolah hari ya sebenarnya ada apa ya sampai membuat Alfin tidak hadir ke sekolah," tanya Rin yang terlihat sangat menghawatirkan kondisi Alfin.
Alhamdulillah di tempat tinggal ku org2x nya ndak spt ini.