keluarga kecil Sandra yang pada awalnya harmonis harus hancur karena kehadiran orang ketiga yang tidak lain adalah sahabatnya sendiri. Lisa yang pada awalnya di pekerjakan oleh Sandra dengan niat membantu perekonomian lisa karena suaminya telah meninggal, tetapi justru kebaikan itu malah menjadi awal petaka untuk rumah tangga nya. lisa tanpa rasa malu menggoda suami Sandra yang bernama Dirga mereka diam-diam menjalin hubungan terlarang di belakang Sandra, pengkhianatan yang Dirga lakukan itu ternyata tidak di landasi kesadaran penuh Dirga karena ternyata Dirga terkena mantra pelet lisa.
bagaimana cara sandra menyadarkan kembali suaminya yang sudah terkena oleh mantra pelet lisa?
akankah rumah tangga Sandra bisa utuh kembali?
ikuti kisah perjalanan Sandra dalam mempertahankan rumah tangganya hanya di Noveltoon....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon niya_23, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 10
Dalam beberapa waktu Dirga masih saja menjadi bahan gosip rekan kantor nya, tapi ia bersikap cuek untuk bisa bertahan di kantor ini selain gajinya yang besar Dirga juga belum siap untuk meninggalkan kantor ini karena hanya dari sini lah satu-satunya sumber penghasilannya.
Disaat rekan Kantor nya sudah mulai melupakan pergosipan tentang dirinya, satu hal yang sangat Dirga tidak inginkan terjadi ternyata akhirnya terjadi juga, ternyata selama ini Sandra secara diam-diam tengah mengumpulkan bukti-bukti perselingkuhan Dirga dengan Lisa.
Hari ini adalah hari besar bagi Sandra, setelah selama ia diam atas perselingkuhan suaminya akhirnya ia datang ke kantor Dirga. Dengan berpenampilan anggun bak istri-istri pejabat, ia menggenggamnya sebuah amplop coklat berisi kan bukti-bukti kecurangan suami nya terhadap dirinya.
Semua mata tertuju padanya termasuk Dirga yang terkejut melihat Sandra berada di kantornya dan ia berjalan menuju ruangan direkturnya dengan cepat Dirga langsung menghampiri Sandra dan mencegahnya untuk masuk ke ruangan direkturnya itu.
“Mau apa kamu sandra kesini?” tanya Dirga penuh curiga sambil melihat amplop besar coklat yang digenggam Sandra.
“Apa itu tanya?” tanya Dirga menunjuk amplop di genggaman Sandra.
“Ini maksudmu?” Jawab Sandra ketus. “Ini adalah bukti-bukti perselingkuhan Mas akan ku serahkan kepada direktur kantor kamu, “ jales Sandra.
Awas kamu Sandra kalau sampai kamu melakukannya, aku akan mengambil Fitra darimu! Dengkus Dirga kesal.
“Apa Fitra?sebagai suami dan ayah kamu memang payah Mas, Fitra sudah lama aku kirim ke luar negeri untuk belajar jadi tidak ada lagi alasan untuk tidak memberimu pelajaran, aku juga mau lihat apakah wanita gatal itu akan terus di sisimu apabila kamu menjadi penganggaran, aku sungguh tidak yakin, “ ujar Sandra.
“Apa kamu bilang dasar kamu wanita kurang a—- “ Dirga bersiap mengayunkan tangannya ke arah Sandra tapi hal itu urung ia lakukan karena semua mata tertuju padanya.
“Kenapa Mas, mau pukul aku? Pukul Mas biar semua orang tahu kelakuanmu, “ pancing Sandra.
Dirga lalu terdiam wajahnya memerah karena malu ia tidak bisa melakukan apa-apa lagi.
“Minggir kamu Mas, kamu menghalangi jalan ku,” pinta Sandra sambil mendorong tubuh Dirga yang ada di depannya.
Sandra kemudian mengetuk pintu Direktur itu secara perlahan,” permisi,” ucap Sandra kemudian ia pun masuk keruangan itu.
Sandra Di dalam ruangan itu cukup lama, Sedangkan Dirga berkeringat dingin tubuhnya bergetar ia tidak tahu di kantor ini bagaimana.
Rekan kerjanya menatapnya sinis seolah ia adalah serangga yang menjijikkan. Sanksi sosial juga membuat Dirga kian terpuruk kalau bukan karena keadaan yang masih membutuhkan pekerjaan ini mungkin Dirga sudah mengundurkan diri.
Setelah satu jam didalam ruangan direktur ia kemudian keluar dari sana dengan wajah yang berseri-seri ia cukup yakin tindakan nya akan membawa Dirga dalam masalah besar hatinya cukup puas karena ia yakin telah melakukan hal benar.
Sandra berjalan keluar dari kantor itu dengan cepat agar Dirga tidak melihat nya karena ia tahu pasti Dirga akan marah besar kepadanya.
“Sandra tunggu!” Teriak Dirga sambil berlari menghampiri Sandra di lobby kantor.
Tetapi Sandra menghiraukan panggilan dari Dirga itu ia terus saja berjalan dengan cepat ia tidak mau lagi bertatap muka dengan lelaki yang masih jadi suaminya itu.
"Aku bilang tunggu!” bentak Dirga sambil menarik tangan Sandra kencang.
“Sudah Puas kamu hah! mempermalukan aku di kantor, awas saja kamu kalau sampai aku di pecat dari kantor akan ku buat kamu menyesal!” Ancam Dirga.
“Kamu pikir aku takut pada ancamanmu Mas! Tidak aku tidak selemah yang kamu pikirkan!” Balas Sandra. “Sekarang lepaskan tanganku atau aku akan teriak biar kamu tambah malu!” Sandra balik mengancam Dirga, ia pun dengan terpaksa melepaskan tangan Sandra sambil menghempaskannya.
Rupanya Sandra berusaha bersikap kuat di hadapan Dirga, sejujurnya ia baru pertama kali melihat Dirga murka seperti itu.
“Astaga jantungku hampir copot,” ucapnya sendiri di dalam mobil, tapi ia bangga pada dirinya sendiri karena telah berhasil melawan dirga.
Kemudian ia teringat akan kejadian tidak terduga di dalam kantor direktur tadi ia tidak menyangka kalau sang direktur ternyata adalah Irman teman masa kecil Sandra ketika di kampung halaman.
Mereka berdua banyak membicarakan masa kecil dulu ketika di kampung, perasaan nya yang sedih sedikit terobati saat ia bertemu Irman.
***
“Ibu.. Ibu lihat ini, “ teriak Saras yang berlari menghampiri ibunya yang sedang berada di dapur.
“Ada apa Saras kenapa kamu teriak-teriak seperti itu seperti habis lihat hantu saja,” timpal Mirna.
“Ini bu lihat ini,” ucap Saras sambil memperlihatkan layar handphone nya yang terdapat foto pernikahan Dirga dan Lisa.
“Astaghfirullah ini beneran ras, kakakmu sudah menikahi wanita itu, kapan ras? Kenapa kakakmu tidak memberitahu ibu, “
“Sepertinya Ini dua bulan yang lalu bu,” jawab Saras ragu.
“Kamu dapat foto ini dari mana?” tanya Mirna.
“Aku dikirimi dari mbak Sandra bu,” jawab Saras.
“Astaghfirullah, kasihan sekali Sandra pasti perasaannya sangat sakit ibu tidak menyangka Dirga akan berbuat nekat seperti itu, sebelum nya kakak mu itu anak yang baik dia tidak pernah membantah perkataan ibu tapi sekarang dia malah begitu menyakiti perasaan istri nya,” Isak Mirna.
“Sudah yah bu jangan terlalu sedih biarkan saja Mas Dirga dengan hidupnya Saras gak mau ibu sampai sakit karena terlalu memikirkan masalah Mas Dirga, “ pinta Saras.
“Iya Ras,” ucap Mirna yang berusaha untuk tegar. “Ras tolong kamu telepon kan Sandra ibu mau bicara kepadanya,” pinta Mirna.
“Baik bu,” Saras mengiyakan.
“Hallo, Ras, “ ujar Sandra dari ujung telepon.
“Ini ibu nak, kamu sedang dimana? “
“Oh ibu, Sandra sedang di jalan buk mau pulang ke ruang tadi Sandra habis ada urusan sebentar di luar, “ kawan Sandra.
“San, ibu sudah tahu apa yang Dirga lakukan sebelumnya Ibu mau minta maaf karena telah melarang kamu untuk bercerai dari Dirga sekarang kejadian seperti ini ibu turut menyesal karena ternyata Dirga menghiraukan perkataan ibu. Sekarang ibu tidak akan melarang kamu untuk bercerai dari Dirga semua terserah kamu ibu akan selalu mendukung keputusanmu walau kamu mau menceraikan Dirga ibu sudah ikhlas nak,” ucap Mirna.
Sandra tak kuat untuk menahan air matanya iya terharu akan ucapan ibu mertuanya itu. “iya bu Sandra mengerti ibu doakan Sandra yah Bu biar Sandra kuat menghadapi cobaan ini, “
“Iya nak, ibu selalu berdoa untuk kamu, kamu hati-hati di jalan yah.
“Iya bu Terima kasih, “ ucap Sandra mengakhiri percakapan dengan mirna.
Sandra berpikir keras haruskah ia bercerai dengan Dirga sepertinya tidak ada lagi yang dapat ia pertahanan dari pernikahan ini, “ Ucapnya pada diri sendiri.
