Ayesha hidup bagai di neraka karena tinggal bersama mertua dan kakak ipar yang slalu semena mena terhadapnya.
Bukan hanya itu saja, kekesalan Ayesha pun memuncak saat Rama memilih akan menikah lagi dan di dukung oleh keluarganya .
"Jika bercerai dari Rama, siapa yang mau menikahi janda miskin sepertimu!" -Ratna (Ibu Mertua)-
"Aku akan berlaku adil, Yesha." -Rama-
Ayesha memilih bercerai dari Rama dan memulai kehidupan baru, tidak ia sangka takdir membawanya bertemu kembali dengan mantan kekasihnya semasa sekolah dulu.
"Menikahlah denganku, Ay." -Kevin King Wiguna-
"Aku seorang janda, tidak pantas untukmu." -Ayesha-
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Shann29, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 34
Beberapa hari berlalu, Tino datang untuk memberikan surat sidang perceraian pada Mira.
"Miskin saja belagu kamu Tin." Kata Ratna dengan sebal sementara Mira menangis sesenggukan meratapindirinya yang sudah di cerai oleh Tino.
"Walaupun miskin, saya punya harga diri, dan saya tidak akan pernah mau kembali pada Mira yang tidak punya etika dan sopan santun pada orang tua saya."
"Heh, saya pastikan Mira tidak akan kembali lagi sama kamu, asal kamu tau, Mira sudah saya jodohkan dengan pria kaya yang lebih dari kamu."
"Pria mana yang bisa tahan punya istri seperti Mira dan mertua seperti Ibu." Kata Tino lalu meninggalkan rumah Ratna tanpa pamit.
"Kurang ajar dia, awas saja nanti." Kesal Ratna.
Brakk...
Suara pintu di buka dengan keras membuat Ratna juga Mira terkejut.
"Sudah lama kalian bersembunyi." Kata dept collector.
"Kalian mau apa?" Sentak Ratna seolah tak berdosa.
"Mau mengusir kalian karna kalian sudah satu bulan nunggak."
"Enak saja, ini rumahku. Pergi kalian!!" Usir Ratna dengan berani.
Namun dept collector yang membawa tiga preman dan pengacara bayaran mulai mengeksekusi Ratna dan Mira lalu menyeretnya keluar.
Bahkan mereka menjadi tontonan warga sekitar, namun tidak ada yang berani berbuat karena preman preman itu dan juga ada surat kuasa yang di tunjukan oleh pengacara bayaran itu. Terlebih para tetangga juga tidak menyukai Ratna sehingga membuat mereka mengacuhkannya dan tidak menolongnya sama sekali.
Adegan itu pun tak luput dari seorang mata mata anak buah Egi dan Egi mengirimkannya pada Ayesha.
Ayesha menatap layar ponselnya saat melihat video rekaman yang dikirimkan oleh Egi, hati nuraninya sungguh tidak tega berbuat hal seperti itu, namun Ayesha kembali mengingat pengorbanan selama lima tahun penuh penderitaan yang tidak pernah di hargai, bahkan yang paling menyakitkan adalah saat kondisi hamil tetapi dalam waktu bersamaan Rama juga menghamili wanita lain dan meminta ijin dari Ayesha untuk menikahi wanita itu, Ayesha juga tidak bisa melupakan kehilangan janinnya sendiri karena kelakuan Mira kakak dari mantan suaminya itu.
Ayesha menghela nafas, ia ingin menghentikan dendamnya, namun ia belum rela. Ayesha memilih diam namun semenit kemudian, Ayesha mengirimkan sebuah pesan pada Egi.
"Lepaskan, biarkan Tuhan yang menghukum mereka."
Egi pun mengerti, lagi pula semua sudah terkendali. Ratna sudah tidak memilik rumah, Mira di ceraikan oleh suaminya, Rama mulai hidup dalam kesusahan. Egi yakin mereka tidak akan kembali hidup stabil seperti saat Ayesha masih bersama mereka dulu.
Ayesha baru saja selesai mengerjakan tugas dari gurunya, Adrian mendatangkan guru besar dari negara Inggris untuk mengajarkan manajemen bisnis pada Ayesha secara privat agar Ayesha tidak perlu mengejar ketinggalan di luar sana karena faktor usianya.
"Ay, ada yang mencarimu." Kata Andrew saat melihat Ayesha keluar dari ruang kerja milik Adrian.
"Siapa, Kak?"
"Lihat saja sendiri." Balas Andrew dan segera masuk ke dalam kamarnya untuk beristirahat.
Ayesha segera turun dan menuju ke ruang tamu keluarganya itu, ia terkejut melihat seseorang yang ia kenali.
"Ken..."
Kenzo melihat ke arah Ayesha yang kini terlihat ceria dan tidak ada lagi kesedihan di wajahnya.
"Pergi tidak berpamitan." Cibir Kenzo lalu memeluk Ayesha.
"Aku ka gak punya nomer ponselmu." jawabnya sambil melerai pelukan Kenzo.
"Kan bisa minta pada Kevin." Balas Kenzo dan membuat Ayesha tersenyum.
"Aku juga sudah lama tidak berhubungan dengan Kevin." Kata Ayesha lalu mereka duduk bersama di sofa.
"Kenapa tidak mengabari Kevin?"
Ayesha menggelengkan kepalanya, "Haruskah?"
"Tentu saja? Kita semua kan teman, tentu saja harus saling mengabari. Aku rasa Kevin juga begitu ingin tau kabarmu."
"Tap Ken, rasanya aneh jika mantan kekasih jadi teman. Rasanya aku canggung sekali sama Kevin."
"Canggung kenapa? Bukankah kalian sempat tinggal bersama? Dan kalian juga kerja bersama, canggung kenapa?"
Ayesha terdiam.
"Apa karna masih ada perasaan yang tertinggal untuk Kevin? Mungkin seperti cinta lama belum usai?" Tebak Kenzo.
Ayesha menyikut perut Kenzo, "Ishh apa sih, aku itu bukan lagi anak remaja, bahkan aku ini seorang janda, tidak pantas rasanya berbicara soal perasaan apa lagi cinta."
"Kamu minder." Kata Kenzo. "Kamu berhak bahagia, Ay."
Ayesha menggelengkan kepalanya, "Aku tidak ingin merasakan sakit hati lagi, Ken. Apa lagi gagal dalam berumah tangga. Aku sudah bahagia seperti ini, ada Daddy, Mommy, Kak Andrew dan aku akan folus pada perusahaan Daddy."
Kenzo mengerti apa yang di rasakan oleh Ayesha, tidak mudah menjalani kehidupan pahit slama lima tahun berumah tangga. Ayesha pasti trauma dan tidak mau lagi keluar dari zona nyaman nya yang kini di rasakannya.
**
Empat bulan berlalu, kini kehidupan Ratna dan Mira begitu menyedihkan, mereka mengontrak rumah petakan, simpanan uang Ratna pun sudah habis.
Ratna berdandan karena ingin mencari suami untuk dirinya menumpang hidup, namun usianya yang tidak lagi muda tidak ada lagi yang mau. Hal itu membuat Ratna frustasi dan hanya bisa marah marah saja.
Seorang pria hidung belang datang ke rumah kontrakan Ratna, Ratna pun menyambutnya. Namun pandangan pria itu teralihkan saat melihat Mira.
"Dia putrimu?" Tanya Hendri, pria tua yang punya banyak istri.
"Iya, memang kenapa?" Tanya Ratna tak suka.
"Putrimu cantik."
Mendengar Hendri memuji kecantikan putrinya membuat Ratna ingin mengusir Hendri.
"Putrimu saja yang menikah denganku, jadi istri ke tujuhku."
Ratna mendelik, "Apa yang bisa kamu beri?" Tanya nya menantang.
"Bagaimana jika uang 100 juta."
Mendengar hal itu, Ratna tampak berpikir, tidak apa jika Mira saja yang menjadi istri hendri, selain nanti mendapatkan uang 100 juta, Ratna berpikir nanti juga bisa meminta uang lagi.
"Baiklah, aku terima lamaranmu untuk putriku, beri dulu aku uang 100 juta." Kata Ratna.
"Baiklah, besok aku akan kesini bawa uang dan untuk langsung menikahi Mira, apa kamu juga ingin menikah denganku?" Goda Hendri.
"Ah amit amit. Mau anaknya mau juga ibunya." Cibir Ratna membuat Hendri tertawa.
Sementata itu, Tiara maerasakan kontraksi, ia segera menghubungi Rama untuk pulang dan Rama yang sedang bekerjapun segera pulang kerumahnya.
"Sudah mau lahiran, Ra?"
Tiara mengangguk. "Sakit, Ram."
Rama membawa Tiara ke rumah sakit, menurut hitungan Rama, ini baru delapan bulan, tapi kenapa Tiara sudah kontraksi. Rama segera menepis pikirannya setelah mendengar Tiara yang merintih kesakitan.
Tiara segera di tolong dan akan masuk ruang bersalin.
"Dok, bukankah kandungannya baru delapan bulan?" Tanya Rama pada dokter yang akan menolong Tiara melahirkan.
"Tidak, ini sudah cukup bulan, bayinya sudah bisa dikeluarkan." Kata Dokter yang membuat Rama terheran heran.
Karena keraguannya, Rama tidak menemani Tiara yang sedang berjuang melahirkan, pikiran Rama berkecamuk karena terkahir ia memeriksakan kandungan Tiara saat itu masih berusia tujuh bulan.
Oweekkk Oweekk
Suara bayi memecah lamunan Rama. Bayi yang sudah dibersihkan oleh suster pun di berikan pada Rama dan betapa Rama terkejut melihat bayi laki laki dengan rambut pirang dan bermata biru, yang jelas tidak mirip dengannya melainkan mirip dengan seseorang yang menjadi saingan nya di tempat bekerja, Frans.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Siapa yang kemarin nebak Tiara bukan hamil anak Rama?
Note:
Satu Like,
Satu Vote,
Satu Komentar dari kalian,
Sangat berarti untukku menaikkan Novel ini.
Please jangan jadi silence readers.