Demi impian dan karirnya , Fira sudah sangat berusaha mencapai tujuannya tapi keadaan memang tidak berjalan semestinya . Setelah menyelesaikan kuliah S1 nya Fira mengalami insiden yang mengubah 180 derajat kehidupannya.
Ketika malam pesta wisuda mereka mahasiswa dari fakultas kedokteran menghampirinya untuk menyatakan cinta tapi Fira si gadis desa hanya menganggap itu candaan belaka . Fira dan lelaki ganteng itu hanyalah teman baginya tidak lebih dari itu apalagi jika sampai tahap untuk hubungan asmara , mereka sangat tidak cocok' ungkap Fira menolaknya.
Pesta itu terus berlanjut hingga kearah yang lebih ekstrim salah satu dari mereka ternyata membawa minuman keras dan itu beralkohol tinggi.
Tidak ingin ketinggalan oleh teman-temannya Fira pun ikut mencobanya. Ketika mereka sudah mabuk berat dah berhambus pulang Fira sedang tidak sadarkan diri dan terbaring disalah satu kamar hotel tempat acara mereka .
Tanpa tahu jika kamar itu sudah ada pemiliknya...
Happy Reading gaes !!!!!!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Maizaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 15
Masih di rumah sakit, Fira ditemani Syifa dan anak gadisnya sedang menunggu Vino siuman, sejak dipindahkan keruangan rawatnya Vino masih belum juga sadarkan diri.
Sudah lebih dari tiga kali Fira mendatangi Ibnu menanyakan kondisi Vino karena dokter yang menangani operasi ginjal Vino sudah pergi dari tadi, dia mendapat panggilan mendadak dari rumah sakit lain. Maka dari itu hanya Ibnu tempat Fira untuk bertanya.
Ibnu memasuki ruangan tempat Vino dirawat dan memeriksakan kondisi Vino. Fira yang berdiri tidak jauh darinya langsung mendekat "Ibnu kenapa Vino belum sadarkan diri?" tanya Fira. Ini sudah yang ke empat kalinya wanita itu bertanya.
"Fira, ini sudah yang ke-berapa kalinya kamu bertanya.. Aku tahu kamu sangat khawatir tapi kita tetap harus menunggu__" jelasnya lagi.
Ibnu menepuk pundak Fira. "Kamu harus bersabar, paling cepat 1 jam lagi Vino akan sadarkan diri... " sambung Ibnu menghiburnya sebentar lalu pergi.
Ibu dua anak itu duduk dengan perasaan yang gelisah, Vina yang berada disebelahnya memeluk Fira dengan erat. Dia tahu betul bagaimana perasaan ibunya saat ini, dia juga merasakan hal itu. Mereka mengkhawatirkan Vino yang belum juga sadarkan diri.
"Sisi aku titip Vina ya, aku mau menanyakan kondisi fisik Vino sekalian membayar tagihan rumah sakit.." Fira bangun dari duduknya.
Syifa menahan tangan Fira yang ingin pergi, "Jika butuh bantuan jangan sungkan katakan padaku, aku pasti bantu. Kamu jangan memaksakan diri kamu sendiri Fira ___" tegurnya membuat Fira mengangguk.
Wanita ber-usia 26 tahun itu melangkahkan kakinya melewati ambang pintu. Dia langsung menuju meja administrasi untuk menanyakan biaya tagihan Vino saat ini.
"Bu Fira, itu total biaya rumah sakit anak anda saat ini... apakah anda akan membayar dengan tunai atau menggunakan kartu nyonya?" tanya suster itu sembari memperlihatkan tagihan biaya rumah sakit Vino.
"Maaf ya sus, untuk tagihannya akan saya lunasi secepatnya... Saat ini uang saya masih kurang__" keluhnya.
"Karena bu Fira teman dokter Ibnu, kami akan memberikan anda keringanan tapi hanya sampai tiga hari kedepan ya Bu, prosedur rumah sakit harus tetap kami jalankan maafkan atas kelancangan saya" tuturnya.
"Saya paham sus, saya pasti akan segera melunasi biaya tagihan rumah sakit anak saya, sekali lagi terimakasih atas keringanannya___" Fira pergi.
Sepanjang perjalanannya dia hanya melamun, Fira memikirkan dimana dia bisa mendapatkan uang untuk membayar biaya tagihan rumah sakit. Tabungannya ditambah pinjaman yang dia dapatkan dari perusahaan hanya bisa membayar separuh dari total biaya rumah sakit.
Brakk...
Kini lamunan wanita itu seketika runyam, dirinya tidak sengaja menabrak Rosetta Agraria ibu sikembar Kaylan dan Dylan. "Maafkan saya Bu, saya benar-benar tidak sengaja" Fira berkali-kali menundukkan kepalanya, dia merasa sangat bersalah kepada Rosetta.
Jangankan marah Rosetta malah hampir ingin menangis. "Eva.." batin Rose tatkala melihat paras Fira, wajah wanita itu mengingatkan dirinya akan putri kecilnya yang sudah 22 tahun hilang.
"Bu, ibu kenapa__" tangan Fira melambai didepan Rose, dia heran kenapa wanita paruh baya itu seperti ingin menangis.
"Apa ada yang sakit Bu?" sambungnya bertanya.
Dengan cepat rose menghapus air matanya yang sudah mengalir. "Ibu gak papa kok nak" ucapnya kembali tersenyum.
"Kalau begitu saya permisi ya Bu" Fira berpamitan
Bayangan tubuh Fira sudah tidak lagi dalam pandangan Rose, wanita paruh baya itu ingin mengikutinya tapi tangan Jordan menahannya.
"Mama kenapa melamun, lihatin apa sih?" tanya Jordan dan ikut melihat kearah pandangan istrinya.
"Tadi mama gak sengaja nabrak wanita pa, entah kenapa wajahnya mengingatkan mama sama Eva..." Rosetta menceritakan yang baru saja terjadi padanya.
Mendengar hal itu Jordan membawa istrinya mengikuti kearah mana wanita itu pergi. Mereka terus mencari tapi tidak juga bertemu dengannya. Kebetulan mereka akhirnya tiba di depan ruangan Naratama.
"Karena kita sudah didepan ruangan Ghama sepertinya lebih baik kita menyapa dia nanti kita akan mencarinya lagi" Jordan membujuknya.
Rosetta akhirnya mengangguk.
"Bagaimana keadaan kamu Ghama?" tanya Jordan sembari melangkah masuk diikuti juga oleh istrinya.
"Sudah lebih baik kok Om, Tante" sahutnya.
"Papa, Mama kenapa kemari?" Dylan langsung bangkit dari duduknya
"Hanya mampir tadi tidak sengaja melewati rumah sakit ini, tapi dimana Kaylan? Apa kalian tidak bersama?" Jordan balik menanyai putra keduanya.
"Tadi dia pergi Pa, mungkin lagi cari angin" jelas Dylan.
Mereka terus saja berbincang dengan akrab, Ghama sekalian membahas soal anak perusahaan mereka yang tadi mengalami kondisi buruk kini berangsur membaik setelah ditangani Bisma.
Sementara mereka berbincang-bincang Rosetta hanya melamun. Dia masih teringat dengan Fira, wajah dan juga perasaan akrab yang dipancarkan Fira membuatnya tidak bisa melupakan Fira.
-
"Bagaimana yang kalian selidiki apakah sudah ada hasilnya?" ucap Kaylan saat menerima sebuah telfon.
"Maafkan kami tuan muda, kami belum bisa menyelesaikan tugas yang anda berikan... Kami akan berusaha lagi sampai menemukan nona muda" suara ditelfon itu gemetaran dia takut jika Kaylan akan memarahinya karena sudah gagal menyelesaikan tugas.
"Cari terus jangan berhenti sebelum menemukannya, jika dia sudah mati maka harus ada mayatnya jika dia masih hidup maka harus bawa orangnya." titahnya mutlak.
Dia menutup telfon itu, "Dimana kamu Eva?" keluhnya.
"Om Nunu tadi Nana lihat wajah bubu jadi sedih setelah pergi keluar untuk menanyakan biaya operasi bang Vino, apa biayanya mahal om?".
Kaylan seketika menoleh, dia melihat Vina sedang berada di gendongan Ibnu. Keduanya sangat akrab dan juga cocok Kaylan sedang dibutakan rasa penasarannya.
Dia mendekati mereka, "Apa kalian ayah dan anak?" tanya dia membuat Ibnu mengernyit.
"Kenapa alismu begitu Ibnu?" tegur Kaylan saat respon Ibnu sangat tidak biasa.
"Bukankah kamu sudah tahu jika dia bukan putriku kenapa kamu mempertanyakan hal itu Kay?" Ibnu balik bertanya padanya.
"Aku hanya memastikannya saja, ayolah friend kita sudah lama tidak bertemu kenapa kamu jadi begini tidak berperasaan padaku" lelaki itu merangkul bahunya
"Om bau keringat" Vina menutupi hidungnya
"Hei bocah apa yang kamu bilang barusan hah?" erangnya membuat Vina tertawa.
"Om ganteng, kalau lagi marah" ucapnya masih saja tertawa.
Kaylan jadi merasa gemas saat melihat Vina tertawa dia tidak bisa menahan kedua tangannya yang ingin mencubit pipi gembul Vina. "Dasar bocah_" ujarnya.
ghama emang jodohmu dr kecil. coba selami hatimu. kmu bhkn cemburu ketika mendengar nama eva. 🥰
ini si ghama emang gk ngeliat vina kecil emng gk mirip eva. ros ama jordan jg gk ngeliat eva di diri vina.
ngaku..🥰🥰🥰 aheh bngt apartemennya gk kedap suara.
tetangga bersin aja kedengeran loh.... lha kalau berantem atau lgi mend*s*h gimana tuh.... gk bahaya th...??? 🤭🤭🙈