CEO Cantik Dan Berondong Nakal

" Yang mau makan disini apa di luar. Kalau disini biar aku beliin..." kata Agung kepadaku. Aku pinginnya makan berdua dengan Agung. Tapi Meta.

" Makan disini aja!, ntar temenin, sama Meta juga. Biar ga curiga.."

Dan aku melihat Agung mengangguk.

" Mau makan apa...?".

Aku berfikir yg cocok untuk Meta. Kalau aku dan Agung apapun boleh.

" Yang di resto sebelah aja. Apa aja suka kok..."

Karena kalau di resto sebelah, Meta banyak yg suka dan bisa bisa dia yg ngabisin.

" Ok..." Jawabnya kemudian Agung ingin keluar ruangan.

" Uangnya...?"

Aku meraih tas milikku.untuk memberinya uang.

" Itu urusan suami, kamu tunggu ya..." Sahut Agung.

Bahkan Agung enggan untuk menerima uang pemberianku. Entahlah, aku juga belum tahu keuangan suamiku ini. namun dari cerita ceritanya jika ia suka menabung. Mungkin juga banyak. Dan kemarin masalah cincin dia juga beli sendiri.

Agung sudah berlalu pergi menuju resto yg ku maksud. Aku merenung dengan semua yg terjadi padaku. Dan aku kembali teringat dengan Nenek Intan. Yang selalu mensupport ku. Bahkan dia juga memberikan cincin unik ini kepadaku. Aku tidak tahu jenis cincin apa yg kupakai ini. Tapi ia memintaku agar tidak pernah melepaskannya. Selama aku masih dalam keadaan dilema.

Entah apa itu maksudnya. Kadang cincin ini menyala, tapi kadang cincin ini seperti mainan biasa. Aku tidak paham apa maksudnya. Aku belum bertanya ke Agung masalah ini. Walaupun ia tahu. Jika ini cincin pemberian nenek intan.

tok tok tok....

" Masuk..."

seseorang mengetuk pintu dan ku persilahkan masuk. Mungkin Agung yg datang.

" Key, lu makan dimana..?"

Ternyata Meta yg datang dan menanyakan masalah makan. padahal Agung Sedang beli untuk kita bertiga.

" Disini..." sahutku.

" Makanannya mana...?"

" Agung yg beli..."

" Tumben..."

Iya memang, aku tidak pernah menyuruh OB laki laki untuk membelikan makanan. Tapi ini suamiku sendiri. Apa salah.

" Emang kenapa...?" tanyaku kembali.

" Biasanya elu menghindar kalau sama cowok...?"

" Kan gw mau ikutin kata elu. Siapa tahu Agung berubah pikiran..." tantang ku.

Aku melihat Meta mengerutkan keningnya mendengar jawabanku.

" Agung?, berubah pikiran?, maksud Lo..?" Meta penasaran dengan perkataanku. Sip terpancing.

" Ya siapa tahu, Agung mau nikahi gw terus elu kasih kado rumah minimalis..." sahutku enteng.

Kembali masalah perdebatan rumah minimalis.

" Sialan Lo...!!"

Aku tertawa mendengar Meta mengumpat. Benar benar ini anak. Coba kalau tahu beneran jika Agung suami gw. Pingsan mendadak tuh bocah.

" Ya namanya gw berharap, dapet kado rumah minimalis, apa salahnya sih..."

" Mana bisa ..!!, Agung sudah punya istri. Mikiirrr...!" kata Meta ketus.

Aku cekikikan karena Meta ini. Sungguh, ia seperti orang yg sedang kesal.

Tok tok tok...

" Masuk...!"

Agung kali ya?, dan benar. Agung datang menenteng makanan Resto sebelah . Dan aku melihat Meta melotot, karena Agung membawa menu kesukaannya.

" Serius ini..." teriak Meta.

" Serius lah.." sahutku.

Agung pun menaruh makanan di meja dekat sofa. Aku dan Meta pun mendatanginya. Harum masakan ini, mirip masakan Agung ketika di apartemen kala itu. Agung berdiri dan sepertinya hendak pergi keluar.

" Gung..." panggil Meta.

" Iya Bu...!!"

" Mau kemana..." tanya Meta kembali.

" Makan di luar Bu..." jawab Agung

Yes sepertinya Agung juga memancing Meta.

" Siapa suruh diluar. Disini saja menemani wanita wanita cantik...." kata Meta kembali, sepertinya Agung akan membalas perkataan Meta.

" Istri saya tercantik di dunia Bu..."

Blussshhh...aku yg mleyot, dan akupun menutupi wajahku. Sementara Meta menatap Agung sambil melongo.

" Kaya apa sih istrimu itu..." tanya Meta kembali. Aku diam, pokoknya aku diam tidak ingin ikut ikutan

" Seperti bidadari Bu. Tapi tak bersayap. Kalau bersayap sepuluh ribu tiga Bu..." jawab Agung.

" Kok sepuluh ribu tiga..."

" Itu, yg dititipin ke saya kan sepuluh ribu tiga..."

Aku tertawa tertahan karena celotehan suamiku kecilku itu., Kecil ?, besar achh..

" Sialan Lo...." Dengus Meta kesal.

" Udah. Makan sini aja Gung..."

Aku ingin Agung makan disini. Karena aku memang tidak mau jauh jauh dari Agung.

" Iya Bu..." jawabnya.

Kemudian duduk di sofa tunggal hampir dekat denganku. Dan Meta ada di depanku.

Meta makan lebih banyak ngomongnya daripada makanan masuk ke mulutnya. Aku dan Agung hanya mengangguk dan menggeleng ketika menjawab pertanyaan dari Meta. Hingga makanan ku habis, dan punya Agung juga habis. Tinggal Meta yang masih banyak.

" Kalian cepet banget makannya, punyaku masih banyak bantuin apa..." Meta masih nyerocos.

" Makanya makan itu diem, ga usah nawarin panci buat di kredit.."

" Sialan Lo ..."

" Udah habisin. Buruan..."

Aku pun berdiri menuju ke toilet, sementara Agung membereskan meja. Walau meta masih asik makan. Dan setelah selesai dari toilet aku kembali ke sofa.

" Bu saya ijin mau ke kampus..."

Agung meminta ijin kepadaku. Aku melirik Meta dan Meta juga melirik kepadaku.

" Ya udah, di kampus mana...?" sahutku.

" universitas xx.." jawab Agung.

" hati hati di jalan. Jangan ngebut..."

Aku kembali melirik Meta. Dan Meta bengong mendengar perkataanku. Dan setelah Agung pergi aku pun berdiri.

" Ga salah denger gw...??" Celetuk Meta

" Salah denger apaan...?" jawabku.

Perasaan ga ada yg salah deh. Aku ngomong kan seperti pada umumnya orang orang. Dan ini juga ga berlebihan kan.

" Yeeee....ntar dulu gw habisin ini..." kata Meta.

Sepertinya ia masih penasaran denganku. Aku sudah tidak peduli jika Meta mengetahui aku ada hubungan dengan Agung. Hanya yg ku harap ia bisa tutup mulut. Dan tidak memberitahukan ke orang lain. Karena ini menyangkut nyawaku.

Aku melihat Meta sudah selesai dengan makannya. Aku menunggu moment Meta yg penasaran.

" Key, gw penasaran sama Lo...?" tanyanya kepadaku.

Aku hanya cekikikan karena pertanyaan Meta.

" Penasaran apaan...?" tanyaku kepada Meta. Biar tukang panci ini semakin menjadi.

" Lu perhatian banget sama Agung. Lu demen ya...?"

" Iya emang kenapa...?" mampus lu Meta

" Whaaatttt...!!!"

" Serius Lo...!!!" Meta semakin menjadi.

" Serius...!!" jawabku biar Meta semakin menjadi. Dan mumpung masih istirahat.

" Heh, Key. Lu ga lihat kalau dia laki orang. Gila lu...!!" kata Meta kembali. Aku semakin cekikikan.

" Eh bentar bentar. Jangan jangan nih....??" kata Meta. Apaan?. Gw jadi penasaran sama Meta yg begitu, seperti mengingat sesuatu.

" Jangan jangan waktu elu mabuk dan kata elu dikasih obat perangsang. Paginya elu main sama Agung. Terus elu pulang kemarin itu, karena sudah mendingan, terus istirahat...??"

Mampus Key, kenapa Meta menganalisanya tepat banget.

" Iya emang...!!!, wuiiiihhh..!, mantep banget pokoknya Met. Gw sampai melayang Met. badannya atletis begitu, belum anuu nya jg ...pokok nya Met.....!!!"

" STOOOOOOOPPP...!!! "

" Gw masih perawan KEEEYYY.....!!!!".

" Jangan cerita begituaaaan......!!!"

Meta berteriak sangat keras, aku tertawa cekikikan, apalagi Meta menutup telinganya. Sehingga ia sudah tidak mau mendengar cerita yg berbau dewasa dariku. Meta yg sudah bertunangan cukup lama, tapi selalu mundur dalam rencana pernikahan. Membuatnya sering berkhayal yg tidak tidak.

Aku masih tertawa hingga perutku sakit. Dan Meta tampak cemberut ketika penjelasan ku berhenti.

" Habis lu mancing mulu....!!" kataku kepada Meta.

" Lu kaga liat, gw belum pernah begituan. Masa gw di ceritain mesum begitu..!"

Meta masih kesal ternyata. Hihi, biarin ah. Habis mancing mulu.

" Kalau gw pingin ama siapa coba...?"

Fix Meta kembali mancing gw.

" Sama Ardi lah. Masa sama Agung. Kan ga mungkin...!" jawabku.

" Tapi perkasa Agung sih menurut ku....!"

" UDAAAAHHH KEEEYYY...!!!" Meta kembali menutup telinganya.dan menghentak hentakkan kakinya. Aku kembali cekikikan dibuatnya.

" Makanya jangan mancing mulu. itu Ardi suruh segera nikahin elu..!!"

" Yeeeee, kan masih tugas negara...!" jawab Meta

" Ya daripada elu nunggu lama. Ntar keriput..!"

" Sialan Lo..!" Ketus Meta sambil berdiri.

" Udah ah, gw mau balik. Disini omongannya mesum mulu..." kata Meta sambil melangkah perlahan menuju pintu.

" Kan elu yg pingin tahu..." sahutku yg juga kembali ke meja kerja.

" Eh bentar bentar...!!, Lu beneran itu nya sama Agung...!" tanya Meta.

" Jangan mancing Met. Gw cerita elu kabur...!"

" Iya iya...."

Akhirnya Meta pun keluar dari ruanganku. Aku kembali berfikir jika Meta bener bener tahu. Aku sama Agung sudah menikah gara gara itu. Pasti dia pingsan, dan mungkin saat ini omonganku hanya candaan baginya. Biarin dah, asal dia ga nuntut aku buat cepet cepet nikah lagi.

.

.

BERSAMBUNG

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...