NovelToon NovelToon
Cinta Terakhir Untuk Gendis

Cinta Terakhir Untuk Gendis

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta setelah menikah / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Cinta pada Pandangan Pertama / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Persahabatan / Angst
Popularitas:2.1k
Nilai: 5
Nama Author: 9irlpower

Sekuel ketiga, dari kisah cinta Gendis yang tragis, dan menyedihkan.

Setelah serentetan kejadian yang menimpa Gendis. Gendis pun sudah berusaha lagi untuk bangkit, dengan bantuan para power rangersnya dan teman-temannya yang lain.

Kali ini, Gendis dipertemukan dengan seorang wanita baik yang mau memberikan cintanya ke Gendis. Wanita itu berniat menjodohkan Gendis dengan putra bungsungnya.

Siapakah dia? yang akan menjadi tambatan hati Gendis. Dan apakah kali ini Gendis bisa mengakhiri serentetan kisah tragisnya? dan berakhir dengan dia—, yang nggak pernah Gendis sangka-sangka, akan ada di dalam kisah percintaannya yang terakhir.

Dan semua kisah pun akan terkuak di seri terakhirnya Gendis, dengan kemunculan orang-orang lama yang pernah ada di kesehariannya Gendis.

Yuk ... kembali ramaikan kisahnya Gendis.

Yang kepo sama kisah sebelumnya, baca dulu yuk [Cinta Pertama Gendis] dan [Mencob Jatuh Cinta Lagi] Karya 9irlpower.

Selamat Membaca 😊

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon 9irlpower, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Season 3 [Nggak Sadarkan Diri]

"Kak Bram jahat! Gendis benci banget sama kakak! Harusnya kak Bram yang pergi dari hidup Gendis! bukan orang-orang yang ada di deket Gendis!" pekiknya, meracau, marah, memaki Bram supaya Bram sadar kalau Gendis semakin membenci dia.

"Kak Bram nggak pernah mencelakai siapapun Ndis! Bukan kak Bram yang buat Rezy nggak ada!"

Gendis nggak mendengarkan ucapan Bram, dia nggak fokus karena melihat kondisi Daniel, yang udah diam aja dan nggak berusaha ke luar dari dalam kolam.

Gegas Gendis melawan Bram, supaya bisa terlepas dan menolong Daniel ke luar dari dalam kolam renang.

Tapi belum sempat Gendis melompat, ada suara gonggongan anjing, dari dalam ruangan.

Suara itu nggak lain Bruno, yang udah hafal kalau jam-jam segini. Gendis pasti udah pulang sekolah, dan Bruno dengan sendirinya main ke rumah Gendis.

Tanpa sadar, kebiasaan itu membuat Bruno hari ini menjadi penolong Gendis.

Mendengar suara Bruno, Bram berusaha mendekat untuk menenangkan anjing kesayangan Rezy. Tapi Bram lupa sama penjagaannya ke Gendis, yang dari awal mau menolong Daniel.

Di saat Gendis menyeburkan dirinya ke dalam kolam renang, insting Bruno merasa kalau Bram jahat. Anjing ras Golden Retriever itu mengira, kalau Gendis dicelakai sama Bram.

Melompat lah Bruno ke arah Bram, dan diserangnya lah Bram yang berusaha melawan balik Bruno. Padahal aslinya, Bruno adalah anjing penurut dan nggak ganas, apalagi Bruno mengenal Bram sejak Bruno masih kecil.

Setelah Gendis berhasil masuk ke dalam kolam renang, dan membawa Daniel ke luar, Gendis udah nggak melihat Bram maupun Bruno.

Gendis nggak peduli akan hal itu, dia lebih memilih membangunkan Daniel saat ini.

"Niel ... bangun! Daniel ...." sambil Gendis mengecek napas Daniel, dan karena panik. Apalagi Gendis nggak mengerti menolong orang yang tenggelam. Gendis bergegas bangun dan menghampiri pak Toni di luar.

Tapi saat Gendis ke luar, Gendis nggak menemukan pak Toni dan hanya ada mobilnya aja yang ada di depan pagar rumah Gendis.

Takut Daniel kenapa-kenapa, Gendis langsung masuk lagi ke dalam rumahnya, lalu mengambil ponselnya dan menelfon Ade.

"Iya, apaan Ndis?"

Ada jeda sejenak, karena Gendis harus meloud speaker panggilan telfonnya dengan Ade, lalu dijawabi alasannya menelfon si ranger Hijau.

"Ade ... bantuin gue, Daniel nggak mau bernapas. Tadi dia diceburin kak Bram ke kolam renang," ucap Gendis panik banget, tapi coba ditahan air matanya, supaya Ade bisa paham apa yang disampaikan sama Gendis.

"Lo bisa CPR nggak?" dari suaranya, Ade pun ikut panik.

"CPR apaan De? gue panik, gue takut Daniel kenapa-kenapa."

"Periksa napasnya Daniel, deketin kuping lo ke ulu hatinya. Kalau nggak bernapas, coba lo keluarin air yang udah masuk ke tenggorokannya." dengan sabar Ade menjelaskan ke Gendis, meskipun sekarang dia juga panik banget mendengar kondisi Daniel, apalagi tadi Gendis udah bilang kalau Bram habis muncul di depan sahabatnya itu.

Ade menjelaskan cara CPR, dan Gendis diminta untuk memompa ulu hatinya Daniel, supaya air keluar dari pernapasannya.

"Bisa Ndis?" tanya Ade, sabar banget menunggu keadaan temen sebangkunya itu.

"Nggak mau keluar juga airnya," ucap Gendis makin panik, lalu disahuti sama Ade.

"Gue udah telfon Ibu, sekarang Ibu dari rumah sakit bawa ambulans menuju rumah lo. Terus aja lo bantu Daniel. Kalau lo bisa, sekalian kasih napas buatan. Takutnya kalau makin lama airnya ketelan dan masuk jalur yang salah, lo udah taukan apa yang akan terjadi sama Daniel?"

Ade sengaja menyampaikan hal itu, meskipun dia tau kalau Gendis panik. Tapi kalau nggak pakai cara terakhir, Ade juga takut kalau Gendis bakalan menyalahkan dirinya lagi, atas apa yang udah Bram lakukan.

Sementara Gendis mikirin gimana caranya nolong Daniel, saat ini pak Toni dan juga Bruno lagi berusaha mengejar kepergian Bram.

Bram tadi sempet kena pukulan dari stick baton yang dibawa pak Toni, tapi sayangnya Bram masih bisa kabur setelah kena pukul di bagian punggungnya.

"Target terlihat di kediaman Gendis, harap sisir lokasi dari arah barat," ujar pak Toni, memerintahkan para bodyguard yang berjaga di sekitar area perumahan Gendis.

Dari radio HT pun ada yang menjawabi, "Masuk dari mana pak? Penjagaan di timur dari tadi tidak ada pergerakan yang mencurigakan."

Begitu juga informasi dari beberapa titik bodyguard, yang berjaga di area komplek rumah Gendis. Yang semuanya mengklaim, kalau mereka nggak melihat sesuatu yang mencurigakan.

"Itu bisa diselidiki nanti. Yang penting sekarang, kalau kalian semua mau merasakan libur panjang dan bonus dari bos! cari anak itu sampai dapat!" dan pak Toni pun menyudahi percakapan dan pengejaran, sekaligus menarik Bruno untuk pulang karena pak Toni juga perlu tau kondisi Gendis dan juga Daniel.

...****************...

Sementara itu sama Daniel, Gendis takut banget kalau terjadi sesuatu sama Daniel, dan terpaksalah Gendis memberikan bantuan berupa napas buatan ke Daniel.

Dengan cara sama, Gendis meminta bantuan Ade untuk menjelaskan lewat telfon, cara memberikan napas buatan.

Sambil menatap Daniel, Gendis mulai menjepit hidung Daniel di antara jari telunjuk dan ibu jarinya. Seperti yang diinstruksikan sama Ade lewat line telfon.

Lalu wajah Gendis pun mendekat, guna memberikan udara dari mulutnya.

"Liat ke arah jantungnya Ndis, ada pergerakan nggak? Kayak orang lagi narik napas?"

"Nggak De, gimana nih?" sahut Gendis, menjawabi sambil berteriak dan memperhatikan kondisi Daniel.

"Balik lagi ke cara tadi Ndis, kalau masih belum bernapas. Lo bantu kompresi dada kayak yang pertama kali, sampai 30 kali." jawab Ade, sekaligus memberikan arahan lagi.

Gendis mengikuti saran Ade, mengulangi prosedur pertolongan pertama, sambil menunggu Ibunya Ade yang ada diperjalanan menuju rumah Gendis.

Dan ...

Uhuk ... uhuk ...

Kalau kalian menebak, yang batuk itu Daniel. Yap, kalian benar! Daniel berhasil mengeluarkan air yang masuk ke dalam pernapasannya, dengan bantuan Gendis tadi.

"Alhamdullilah ...," ujar Ade lewat line telfon, mengucap syukur karena teman sebangkunya itu berhasil diselamatkan sama Gendis.

Dan setelah Daniel berhasil memuntahkan air, Gendis pikir Daniel bisa diajak bicara untuk memastikan kondisinya. Tapi ternyata, Daniel malah nggak sadarkan diri.

"Ade!! Daniel ... mejamin matanya lagi," ucap Gendis panik banget.

Baru aja Ade mau menimpali, suara ambulans pun udah terdengar. Yang mengartikan kalau Ibunya Ade udah tiba, dan menyusul lah kedatangan asisten rumah tangganya Rezy. Yang tadinya mau memastikan siapa yang memanggil ambulans, lalu disusul kedatangan pak Toni yang tanpa permisi lagi, udah langsung mencari keberadaan Gendis dan juga Daniel.

"Budeh Ita ...," ucap Gendis, yang kali ini air matanya mengalir juga sambil tangannya menggenggam ponsel, karena tadi masih berkomunikasi sama Ade setelah Gendis ngabarin kondisinya Daniel yang drop lagi.

Ibunya Ade nggak komentar, langsung meminta dua orang petugas untuk mengangkut Daniel. Lalu setelahnya baru bertanya ke Gendis yang langsung menjawabi, kondisi Daniel yang baru aja nggak sadarkan diri setelah dibantu dengan prosedur penangan pertama.

Pak Toni yang baru dateng jelas aja terlihat panik, karena Daniel mau dibawa pergi dengan ambulans.

Tanpa bertanya, dan melihat kondisi Gendis yang basah kuyup. Pak Toni udah nggak perlu mengajukan pertanyaan lagi, lalu langsung mengajak Gendis masuk.

"Pak ..., Gendis mau temenin Daniel ke rumah sakit."

"Tapi kamu harus ganti baju dulu Gendis," ucap pak Toni mengingatkan, dan malah mendapat jawaban berupa gelengan kepala dari Gendis.

Tau seperti apa Gendis panik, yang terasa seperti kehilangan Rezy. Asisten rumah tangga di kediaman Rezy pun menimpali. "Kamu pergi saja dengan ambulans, nanti jangan lupa minta selimut. Ibu siapkan pakaian kamu dan dititip ke bapak ini, nanti di rumah sakit diganti ya?"

Gendis anggukan kepalanya, dan langsung jalan ngikutin Ibunya Ade.

Bruno juga ngikutin Gendis, dan nggak mau dilarang ikut sama asisten rumah tangganya Rezy.

Alhasil, Bruno ditahan sama pak Toni dan dijanjikan nanti dateng sama beliau, dan untungnya Bruno mau dengerin ucapannya pak Toni.

🔜 Next Part 🔜

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!