Duda Meresahkan

Pak Ben membawa Anisa ke ruang UKS kampus. Sampai di ruangan, Pak Ben menurunkan Anisa di ranjang.

Dokter kampus langsung masuk untuk memeriksa. Pak Ben di suruh keluar dulu.

Pak Ben bukanya langsung pergi ke kelas, tapi Pak Ben justru menunggu Anisa selesai di periksa oleh Dokter. Pak Ben terlihat kuatir.

Dokter sudah tau Anisa. Karena Anisa tidak kali ini saja ke UKS. Anisa bisa di bilang sering.

"Kamu sedang datang bulan Nis?"

"Iya Dok."

"Ya sudah kamu istirahat aja. kamu sudah biasa lemas gini kan kalau datang bulan?" Dokter sambil memeriksa darah dan detak jantung Anisa.

"Iya Dok. Kenapa ya Dok saya kalau datang bulan selalu sakit gini? Tapi temen temen ngga kaya saya gini loh kalau lagi datang bulan."

"Iya memang ngga semua wanita sama kalau sedang datang bulan. Ada yang merasa sakit, ada juga yang ngga. tapi yang sering saya dengar dari wanita yang datang bulanya sakit, mereka banyak yang sembuh setelah mereka menikah."

"Oh gitu ya Dok."

"Iya. ya sudah sekarang kamu istirahat saja dulu. Nanti setelah lebih enak, kamu baru boleh pulang."

"Iya Dok. Terimakasih ya Dok."

"Iya."

Dokter lalu pergi keluar dari ruang UKS. Dokter melihat Pak Ben yang masih berdiri di luar ruang UKS.

"Gimana keadaan Anisa, Dok?"

"Bapak masih di sini?" bukanya menjawab pertanyaan Pak Ben, Dokter justru balik bertanya. Karena Dokter merasa heran kenapa sampai seorang Dosen kuatir sampai segitu nya sama mahasiswi nya yang cuman sakit karena datang bulan.

"Iya. Saya kuatir dengan mahasiswi saya. Karena tiba tiba lemas seperti itu."

Dokter tersenyum mendengar perkataan Pak Ben.

"Bapak Dosen ini baru ya?"

"Iya Dok. Memangnya kenapa?"

"Oh pantas. Ngga papak Pak. Bapak ngga usah kuatir. Mahasiswi Bapak baik baik saja. dia hanya butuh istirahat saja."

"Benar Dok, mahasiswi saya ngga papa?"

"Iya benar Pak. soalnya mahasiswi Bapak yang ada di dalam itu bukan baru kali ini merasa seperti itu. Tapi cukup sering."

"Cukup sering! Apa dia punya penyakit yang gawat?".

"Bukan penyakit yang gawat Pak. Tapi mahasiswi Bapak itu sedang datang bulan. Dan setiap datang bulan, pasti mahasiswi Bapak itu kesakitan di perutnya."

Pak Ben merasa lega karena ternyata Anisa tidak sakit parah. Tapi cuman sakit karena datang bulan.

"Oh seperti itu. Ya sudah kalau gitu saya balik ke kelas untuk mengajar lagi. Mari Dok."

"Iya silakan Pak."

Pak Ben pergi ke kelas untuk menyelesaikan mengajarnya. Anisa memejamkan matanya dan tidur agar rasa sakitnya cepat sembuh.

Jam setengah sebelas, pak Ben sudah selesai mengajar. Lalu Pak Ben mau pergi ke ruanganya. Tapi saat melewati ruang UKS, Pak Ben teringat dengan Anisa. Pak Ben sebenarnya ingin melihat ke adaan Anisa, tapi Pak Ben ragu. Pak Ben takut Anisa tidak suka dirinya datang.

Saat Pak Ben mau lanjut jalan ke ruangannya, Anisa keluar dari ruang UKS. Pak Ben tidak lanjut jalan tapi melihat ke Anisa. Anisa melihat Pak Ben. Mata keduanya bertemu. Anisa lanjut jalan dengan pelan. Perutnya sudah tidak sakit, tapi merasa lemas.

"Kamu mau kemana? Kalau masih sakit, lebih baik istirahat saja dulu," kata Pak Ben saat Anisa sudah ada di depannya.

"Saya sudah lebih baik. Saya mau pulang aja Pak."

"Kamu bawa mobil apa di antar supir?"

"Saya bawa mobil."

"Kamu keadaan kaya gini bawa mobil sendiri bahaya. Saya akan antar kamu. Kamu tunggu sini, saya akan antar ini keruangan saya dulu," Pak Ben sambil menunjukan buku yang di tangannya.

"Ngga usah Pak. Saya bisa kok pulang sendiri. Saya ngga mau merepotkan bapak."

"Saya ngga merasa di repot kan. Sudah kamu tunggu di sini dulu."

Pak Ben langsung pergi jalan ke arah ruanganya. Anisa melihat Pak Ben yang jalan menjauh.

Anisa yang malas dan ngga mau di antar Pak Ben, lalu lanjut jalan menuju parkiran mobil.

Pak Ben meletakan buku di meja ruanganya. Setelah itu, pak Ben keluar lagi. Pak Ben berjalan cepat. Tapi ternyata Anisa tidak ada.

"Ini anak kenapa pergi sih."

Pak Ben melihat Anisa yang berjalan menuju ke parkiran. Pak Ben berjalan cepat untuk mengejar Anisa.

Pak Ben sudah di belakang Anisa. Pak Ben tidak memanggilnya, tapi Pak Ben mengikuti Anisa di belakangnya. Sampai di parkiran, Anisa mau masuk ke mobilnya, tapi Pak Ben langsung menahan pintu mobil.

"Kamu jangan menyetir sendiri. Biar saya yang menyetir. Kamu duduklah di samping," Anisa cukup kaget tiba tiba Pak Ben datang.

Pak Ben reflek menarik tangan Anisa dan membawanya ke pintu samping. Pak Ben membukakan pintu mobil bagian depan. Lalu Pak Ben menyuruh Anisa masuk. Entah kenapa Anisa seakan luluh dan menurut pada Pak Ben. Anisa lalu masuk ke mobil dan duduk. Setelah Anisa duduk, Pak Ben menuju pintu kemudi.

Pak Ben langsung menjalankan mobil Anisa keluar dari parkiran kampus. Anisa diam tapi terus menatap Pak Ben.

"Ini Duda benar benar buat resah hatiku. Kadang begitu manis, kadang buat kesal," kata Anisa dalam hatinya sambil melihat ke Pak Ben.

Jangan lupa like komentar dan vote terimakasih...