Gadis Cantik Tuan Arman

Ke Esokan Harinya

Arman sudah bersiap akan kembali ke negaranya.Dia diantar oleh anak buahnya menuju bandara.Tiba di bandara dia segera masuk ke dalam pesawat pribadinya.

Di dalam pesawat dia sempatkan membuka tabletnya untuk mengecek pekerjaannya.

Karena ada beberapa pekerjaan yang harus dia sendiri yang mengeceknya.

Setelah beberapa jam akhirnya pesawat yang ditumpangi Arman mendarat di bandara dengan lancar

Di luar pintu masuk bandara sudah terlihat supir pribadi Arman menunggu di luar.

"Kita langsung ke perusahaan saja" ucap Arman pada sang supir.

"Baik tuan" jawab sang supir.

Setelah menempuh perjalanan selama beberapa menit akhirnya mereka sampai di lobby perusahaannya.

Arman segera keluar dari dalam mobil tanpa menunggu sang sopir membukakan pintu mobilnya.

Dia bergegas menuju lift khusus para petinggi perusahaan menuju ke lantai 25 tempat ruangannya berada.

Saat keluar dari lift dia melihat Alina yang sedang fokus dengan pekerjaannya.

"Siang Alina,segera keruangan saya" ucap Arman tiba-tiba mengagetkan Alina yang sedang fokus dengan pekerjaannya yang menumpuk. Alina terbengong dang segera menjawab kata-kata sang atasan, "baik tuan" jawab Alina singkat.

"Kapan itu manusia kulkas datang, tiba-tiba muncul seperti jailangkung,datang tiba-tiba dan pergi juga tiba-tiba" batin Alina dan segera berjalan menuju ruangan sang atasan.

"Permisi tuan,apa ada yang bisa saya bantu,,?" Tanya Alina ketikabsudah memasuki ruangan sang atasan.

"Tidak ada,saya hanya ingin bersamamu"

Ucap Arman sambil berjalan mendekat pada Alina dan memeluknya erat.

"Eh tuan jangan seperti ini,anda jangan kurang ajar" bentak Alina sambil mendorong kuat tubuh Arman,namun tetap saja Arman bisa memeluknya karena Alina kalah tenaga dengan Arman.

"Biarkan seperti ini dulu,aku sangat rindu padamu,," jawab Arman dengan masih setia memeluk Alina dan menghirup aroma vanila di tubuh Alina yang menenangkan.

"Tapi tuan ini tidak benar,kalau ada yang lihat bagaimana,,??saya tidak mau dianggap sebagai wanita penggoda karena sudah berani menggoda atasannya" gerutu Alina pada Arman yang tak kunjung melepaskan pelukannya.

"Mulai sekarang kamu adalah kekasih saya,jadi tidak akan ada yang berani menganggap mu seperti itu,kalau ada yang berani menganggap mu seperti itu,mereka semua akan berhadapan denganku" tegas Arman dan berlahan melepas pelukannya.

"Tapi kita hanya pura-pura tuan"jawab Alina.

"Tidak ada pura-pura an lagi,mulai saat ini kamu adalah wanitaku,dan selamanya akan seperti itu" tegas Arman

"Tapi tu,,," belum selesai Alina menjawab Arman sudah memotong pembicaraan itu

"Tidak ada tapi-tapi,tidak ada penolakan" potong Arman.

"Huuhhh dasar manusia kulkas,menyatakan cinta saja tidak ada romantis romantisnya" gerutu Alina dalam hatinya.

"Tidak usah membatin" ucap Arman kembali mengagetkan Alina.

"Iiissss apa dia ini cenayang ya" batin Alina lagi

"Saya bukan cenayang,tapi saya tau apa yang ada dipikiran kamu sayang" ucap Arman sambil mengedipkan matanya.

"Memangnya apa yang saya pikirkan,sok tau sekali"jawab Alina kesal.

"Sedah sekarang kamu duduk disebelahku sini,ada yang mau aku bicarakan sama kamu" ucap Arman meminta Alina untuk duduk di sampingnya.

Tapi belum sampai Alina duduk Arman sudah menarik Alina untuk duduk di pangkuannya,

Alina terkaget dan reflek memukul dada bidang Arman.

"Kenapa menarikku,jatuh kan jadinya,sekarang lepasin aku" pinta Alina dengan kesal.

"Tidak bisa,biarkan seperti ini saja,aku suka seperti ini,tidak usah banyak protes atau bergerak kalua kamu tidak ingin membangunkan yang di bawah sana" ucap Arman frontal dan langsung mendapat cubitan dari Alina tepat di hidung mancung milik Arman sang kekasih barunya.

"Sakit sayang,jangan dicubit,,,!!! Di cium aja aku maunya" ucap Arman sambil mengelus hidungnya yang agak sakit akibat cubitan dari wanitanya itu.

"Iiihhhh ngarep banget" ketus Alina.

Arman tersenyum mendengar kata-kata dari mulut sang kekasih,dengan gemas di menggigit hidung sang kekasih sampai terdengar Alina menjerit karena kesakitan.

"Aacchh sakit tau" ucap Alina kesal sambil memanyunkan bibirnya.

Arman reflek tertawa dan mencuri ciuman di bibir Alina yang masih manyun.

"Kamuuuuu yaa" Alina langsung memukul dada bidang sang kekasih dan memelototkan matanya.

Arman malah tersenyum dan mengambil sesuatu dari saku celananya.

Arman memberikan sebuah kotak beludru berwana biru kepada Alina.

"Apa ini,,???" Tanya Alina penasaran.

"Buka saja,nanti kamu juga akan tahu" jawab Arman.

Alina pun membuka kotak tersebut,dan betapa kagetnya Alina karena ternyata kotak itu berisi kalung berlian yang sangat indah.

Kalung dengan liontin bentuk hati yang bertaburkan dengan berlian yang sangat memukau.

"Indah sekali" ucap Alina kagum.

"Apa kamu suka,,??" Tanya Arman pada Alina.

"Ini indah sekali,hanya wanita bodoh yang tidak suka dengan kalung sebagus ini" ucap Alina.

"Sini aku pakaikan,,! Ini untukmu,,!" Ucap Arman sambil mengambil kalung itu dan memakaikannya pad aleher jenjang Alina.

"Cantik,seperti yang pakai" ucap Arman setelah memakaikan kalung itu.

Seketika wajah Alina bersemu merah dan jantungnya berdegup dengan sangat kencang seperti genderang yang mau perang (hahahaa kayak lagu ya) dia langsung beranjak dari duduknya dan berlalu pergi meninggalkan ruangan sang kekasih barunya itu.

Setelah sampai di meja kerjanya,Alina memegangi dadanya yang berdegup sangat kencang "ya Tuhan kenapa jantung ini jadi kayak gini sih,apa mungkin aku kena penyakit jantung " gumam Alina dalam hati.

Sambil senyum senyum Alina memegangi kalungnya lalu dia menarik nafasnya dalam dan segera melanjutkan pekerjaannya.

Sementara di dalam ruangan Arman nampak senyum senyum sendiri sambil membayangkan saat dia mencium bibir Alina tadi. "bibirnya manis sekali, walaupun cuman sekilas,tapi sepertinya aku sudah kecanduan oleh bibirnya itu" batin Arman

Setelah beberapa saat dia menggelengkan kepalanya dan memeriksa beberapa dokumen yang ada di mejanya.

Sesat kemudian terlihat Robby memasuki ruangan Arman setelah mengetuk pintu dan dipersilahkan masuk dari sang atasan.

"Udah balik kenapa gak kasih kabar,kan gue bisa jemput loe di bandara" cerocos Robby pada sang atasan sekaligus sahabat baiknya itu.

"Gue cuman gak mau ngerepotin loe,kan kerjaan loe disini sudah banyak sekali semenjak gue tinggal ke negara A" jawab Arman.

"Sok bijaksana loe, padahal aslinya loe yang selalu ngrepotin gue setiap hari setiap saat," jawab Robby kesal.

"Hahahahahaa" tawa Arman akhirnya pecah mendengar gerutuan sang asisten sekaligus sahabatnya itu.

"Udaaahhh suasana hati gue sekarang lagi baik,jadi terserah loe aja mau ngomong apa" ucap Arman acuh.

"Oh ya Ar,gue denger Lidia sekarang ada di kota ini,dia udah balik negara C," ucap Robby pada sang sahabat.

"Bukan urusan gue lagi,dia hanya masa lalu,dan masa depan gue adalah Alina" jawab Arman.

"Gilaaa jadi loe udah akuin kalo loe jatuh cinta sama si Alina,,??" Tanya Robby pada Arman.

"Menurut loee,gue juga udah kenalin Alina sama mama dan papa" jawab Arman yang mulai kesal pada Robby.

"Wiiiihhhh gercep gilaaa" ucap Robby sambil geleng-geleng kepala terheran dengan sikap sang sahabat. dia tau dengan sifat sang sahabat yang kalau sudah menginginkan sesuatu,maka sesuatu tersebut harus menjadi miliknya.