NovelToon NovelToon
Jodoh Setelah Hijrah

Jodoh Setelah Hijrah

Status: sedang berlangsung
Genre:nikahmuda / Cinta pada Pandangan Pertama
Popularitas:13.9k
Nilai: 5
Nama Author: As Cempreng

Ana Arista, gadis berusia 22 tahun yang hijrah dengan mulai memakai hijab. Namun, dia harus menerima kenyataan pahit saat pernikahannya dibatalkan dua minggu sebelum pernikahannya, karena alasan hijabnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon As Cempreng, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 35

Abi turun dari mobil dan Anna berdiri di sebelah kiri abi dengan masih senyum-senyum.

Kemudian Azzam memperkenalkan Pak Har, Pak Yanto lalu Bik Nunung.

"Abi! Umi! Beliau ini Pak Har yang akan menjadi pengawas minum obat untuk Abi," kata Azzam sambil merangkul pria tinggi yang penuh wibawa yang rambutnya telah putih.

"Lalu selanjutnya ada Pak Yanto adalah pengaman rumah ini," kata Azzam beralih merangkul lelaki setinggi bahunya, yang memakai seragam hitam berlengan pendek dan berdiri di sisi kirinya.

Tangannya kemudian menunjuk seorang wanita berusia 40an dengan rambut disanggul. "Beliau Bik Nunung yang akan menjadi pengawas obat yang akan diminum Anna dan Umi."

"Kamar Beliau-Beliau ada di samping dapur." Azzam memperhatikan mata Anna saat abi dan umi manggut-manggut.

Anna dan abi diantar oleh Pak Har ke kamar yang terletak di sebelah kiri ruang tamu. Kamar itu menghadap ke pelataran.

Sedangkan umi diantar azzam ke kamar di sebelah kanan ruang tamu.

Pintu kamar mereka dipertemukan dengan ruang keluarga. Mereka berkumpul lagi dengan menjaga jarak.

"Abi, jangan khawatir karena Azzam akan tinggal di hotel dan tidak akan gangguin Anna. Kecuali, setiap jam minum obat di pagi, siang dan malam ... Tentu Azzam akan sempatin datang ke sini," kata Azzam saat berkumpul lagi.

Mata Anna sedikit terpesona karena perhatian itu, cukup mengambil perhatian Anna dari lamunannya.

"Abang apa tidak berlebihan? Rumah ini terlalu besar." Anna terpaku karena senyum manis pemuda itu. Senyuman itu yang tak pernah membosankan hingga dia sulit sekali mengalihkan pandangannya.

"Astaghfirullah," lirih Anna sambil memegangi dada di balik niqob, jantungnya seperti ingin meloncat keluar. Padahal dirinya dari tadi sedih, tetapi kesedihan itu pecah hanya karena melihat senyuman itu yang membuat isi kepalanya bergetar.

Memang benar ya, senyum adalah ibadah. Dia jadi tersentuh.

"Anna, tinggallah di sini tanpa malu-malu, menurut saya inilah hal terbaik, singkirkan pikiranmu yang tidak-tidak, demi kesembuhanmu dan Abi."

Anna mengangguk, dia menatap abinya yang mengelus pucuk kepalanya.

 "Ah, tanpa bermaksud lancang, pakaian dan kebutuhan yang lain telah disiapkan Bik Nung di kamar masing-masing." Azzam melirik jam tangan.

Mulut Anna ternganga di dalam cadarnya. Bahkan saat pemuda itu pamit pergi dari rumah itu sampai kepergian mobilnya, Anna masih terbengong-bengong. Eh, apa keluarganya gratis tinggal di sini?

"Ayo, kalian beristirahat! Kita harus cepat pulih dan segera pulang ke rumah." Abi dengan nada kebapakan. Tanpa menunggu jawaban, abi pergi ke kamar yang ditunjukkan Pak Har.

Di dalam kamar yang mewah, Anna yang baru selesai mandi, sholat isya dilanjut sholat hajat dengan niat mengiklaskan Rustam yang telah menjadi suami orang.

Dia duduk dipinggir tempat tidur yang luar biasa empuk, belum pernah dia merasakan spring bed, biasa tidur di kasur kapuk.

Digoyang pantatnya. Awalnya pelan, tetapi lalu dia memantul-mantulkan pantat di pinggir kasur. Lalu naik ke atas bed berdiri dan memiringkan badan ke depan belakang dan sedikit mengangkat tubuhnya.

"Tidak rusak ini kan?" Dia melompat lagi sampai dirinya terus memantul seolah dirinya tengah bermain trambolin.

Pak Har yang mendengar jedag-jedug seperti pukulan mau tak mau mendekat ke pintu anak gadis dan menguping, takut melakukan kesalahan.

"Ya Allah empuk banget! Kalau Bang Azzam biasa tidur di tempat seperti ini ... Lalu apa rasanya tidur di gubuk kemarin?"

pak Har menghembuskan napas lega sambil mengelus dada. Dia pikir nona muda itu memukulkan diri ternyata main anjrut-anjrutan.

Ana menjatuhkan punggungnya seperti orang pingsan setelah berkeringat hingga tubuhnya kembali memantul. Tersenyum dia mengingat-ingat Bang Azzam yang menginap digubug. Ingin dia membayangkan seperti apa wajah abang saat lelaki itu merasa tak nyaman. Mungkin lucu, terpikir dalam benaknya ingin menjahili abang tetapi bagaimana caranya?

"Apa beneran ada orang baik seperti itu, Ya Allah? Suka bagi-bagi dan itu beneran abang ngelamar Anna?" gumam Anna dengan mata terpejam. "Kalau udah nikah boleh nggak yah berangkatin umi dan abi umrah, Ya Allah. Uhh, Anna juga pengen banged ke sana!"

Anna menggelengkan kepala, tidak boleh berangan-angan. Dipeluk guling yang wangi banget, sabun cucinya mahal. Masa sabun mandinya di sini sabun cair, dia sempat bingung cari sabun batangan tak ada. Tak tahunya sabun botol kecil-kecil tetapi wangi banged, pantas abang kadang bau begini.

Anna terbuai aroma parfum dan tanpa sadar tidur ngorok, hal itu dilirik umi dari pintu. Ingin dia mendekat walau dirinya pakai masker, tetapi lihat putrinya yang berambut pendek sedang ngowoh membuatnya senyum-senyum sendiri, entah kapan melihat Anna sepulas dan sepolos ini dia sampai lupa.

Ditutup pintunya dan matanya tertuju pada suaminya yang baru keluar kamar.

"Sarah, aku merindukanmu."

Sarah tersenyum malu. "Aku juga, Abi. Cepat sembuh ya?"

"Waktu di ICU kamu bilang aku tak pernah bilang bahwa aku mencintaimu?"

Sarah mengangguk ternyata suaminya bisa mendengar saat dia pikir Hamdan saat itu tak siuman.

" Tunggu aku sembuh, ya?"

Alis Sarah terangkat tinggi, tak percaya. Dia masuk ke dalam kamar setelah mengucap salam.

...----------------...

"Tolong Ana, Abang," lirih Anna sambil membuka mata. Dia berkedip bingung karena barusan seperti menangis kejer, tetapi saat diraba pipinya kering.

Ternyata barusan tertidur nyenyak setelah dua hari tak bisa tidur karena kepalanya seperti diperas. Dilirik jam dinding pukul 8 malam. Sepertinya dia tidur selama 30 menit.

Klinting.

Anna bangkit dan langsung berlari ke lemari di dekat jendela. "Eh!" Anna menyingkap tirai saat tangan lain mengambil hape, ada abang di depan! Matanya melirik layar ponsel.

...📩Abang bawa martabak manis kesukaan Anna! Di makan ya? Jawab dong....

1
Widi Widurai
kaya tau kisah inii.. tp dicritain siapa y 🤔
S. M yanie
semangat kak..
S. M yanie: sama sama kak, saling mendukung yah, karna aku baru belajar.
As Cempreng tikttok @adeas50: terimakasih kak yanie🙏 kakak juga semangat
total 2 replies
LatifahEr
Nyesek, Thor 😥
As Cempreng tikttok @adeas50: igh igk/Sob/
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!