NovelToon NovelToon
Only 200 Days Mr.Mafia

Only 200 Days Mr.Mafia

Status: tamat
Genre:Tamat / Mafia / Cinta pada Pandangan Pertama / Keluarga / Romansa / Roman-Angst Mafia / Persaingan Mafia
Popularitas:3.4M
Nilai: 4.6
Nama Author: Four

Bagiamana jika kehidupan seorang mafia yang terkenal akan ganas, angkuh atau Monster ternyata memiliki kisah yang sungguh menyedihkan?

Bagaimana seorang wanita yang hanyalah penulis buku anak-anak bisa merubah total kehidupan gelap dari seorang mafia yang mendapat julukan Monster? Bagai kegelapan bertemu dengan cahaya terang, begitulah kisah Maxi Ed Tommaso dan Nadine Chysara yang di pertemukan tanpa kesengajaan.

~~~~~~~~~~~
✨MOHON DUKUNGANNYA ✧⁠◝⁠(⁠⁰⁠▿⁠⁰⁠)⁠◜⁠✧

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Four, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

O200DMM – BAB 18

ANCAMAN YANG TERAKHIR KALINYA

“Gadis itu benar-benar membuat repot. Kenapa kakakmu selalu menyembunyikan hal besar dariku?” gerutu Miia yang saat ini mondar-mandir seakan dia merasa kerepotan akan kehadiran Nadine. Ina yang sedari tadi hanya duduk di ranjang ibunya dan terus menatap sang ibu dengan wajah malas.

“Bukankah Ibu sendiri yang meminta kak Maxi jauh darimu.” Seketika langkah Miia berhenti ketika rasa bersalahnya muncul. Putrinya benar, setelah kematian suaminya Charlotte Goulding-- Dia menyuruh Maxi untuk tidak memanggil sebutan ibu lagi, bahkan dia hanya diam ketika putranya itu mendapatkan pelajaran ekstrim dari Ericsson yang saat itu hanyalah sosok paman saja.

Miia mengatakan kepada anak-anaknya bahwa dia dan Ericsson adalah saudara tidak sedarah, tapi mereka sudah bagai saudara sejak kecil. Tapi mengingat masa lalu hanya membuat Miia selaku merasa bersalah akan hal-hal lainnya juga.

Ina masih mengamati sang ibu yang kini melamun sendu. Gadis itu berdiri menepuk pelan pundak ibunya sampai tersadar kembali. “Apa yang sedang Ibu pikirkan?” tanya Ina. Selalu seperti itu, saat Ina mencoba mengingatkan ibunya tentang masa lalu, entah kenapa Miia selalu melamun dengan tatapan sendu penuh salah.

“Ti-tidak ada. Istirahatlah di kamar mu.” Ujar Miia kembali tersenyum tipis menggosok punggung putrinya. Ina merasa heran namun itu sudah terbiasa baginya.

Saat gadis bernama Ina tadi sampai di kamarnya. Dia langsung menutup rapat serta mengunci pintunya agar tidak ada yang masuk termasuk ibunya. Dengan cepat ia mengeluarkan ponselnya, mencari-cari sesuatu yang dia telepon.

Wajah Ina seperti seorang pencuri yang terus melihat ke arah pintu lalu kembali ke jendela yang menghadap ke halaman luar. Senyuman mulai terukir ketika seseorang di balik ponsel mulai mengangkat teleponnya.

[“Ha-halo! Bagaimana keadaannya? Apa dia baik-baik saja? Aku harap dia tidak membuatmu kerepotan, maaf.”] Ina terus tersenyum namun juga meneteskan air matanya hingga kini tangan kirinya menutupi mulutnya agar tidak bersuara tangis.

[“Dia selalu baik-baik saja. Saya akan menemaninya, jangan khawatir! ”] Ucap seseorang dari ponsel.

Ina masih menangis. [“Tolong tetaplah bersamanya. Aku akan datang sebisa mungkin meski itu seminggu sekali, aku akan membayar mu.”]

[“Saya mengerti, anda tidak perlu cemas! Dia semakin pintar setiap harinya! ”] Betapa bahagianya Ina setelah mendengar hal tersebut. Hatinya sangat lega ketika menyadari bahwa di sana dia baik-baik saja.

[“Bi-bisakah berikan ponselnya kepada nya?”] Tak berselang lama, akhirnya air mata mulai tumpah bak bendungan air yang bocor. Suara yang Ina rindukan juga dia takutkan.

Gadis itu tak bisa menahan kuasanya dan terus menangis, menjawab sedikit demi sedikit yang dia bisa. Hatinya sangat sakit ketika dia tidak bisa menemani seseorang yang saat ini dia ingin temani.

Sementara di kamar Miia sendiri. Wanita itu sedang berdiri di jendela besar dengan gorden yang terbuka. Air mata menetes membasahi pipinya, menemani lamunannya yang terus mengingat ke masa lalunya. Perasaan bersalah tidak akan bisa terhapus begitu saja sampai semuanya tuntas.

...***...

Nadine masih menutupi mulutnya, matanya melebar ketika dia mengintip ada seseorang bertubuh gagah yang baru saja melangkah masuk dengan mendobrak pintu. Karena tempat Arcade masih mati lampu, alhasil Nadine tidak bisa melihat jelas wajah pria tersebut, namun dia yakin itu pria yang saat ini harus dia hindari. Nadine sangat mengenal caranya berjalan yang santai penuh aura gelap nan mencengkram.

Jantungnya bertambah degupan, sebisa mungkin Nadine memegangi dadanya sambil menarik nafas panjang agar lebih tenang dan waspada.

Sedangkan Maxi sendiri masih mengamati keadaan sekitar yang sungguh gelap, suara ricuh yang enggan mau keluar tempat. Beberapa orang di sana menatap ke arah Maxi yang terlihat seperti seorang penjahat tengah mencari mangsa. Sampai salah satu pemuda berkulit coklat menghampirinya dengan gaya.

“Hey Bro. What are you doing here?” kesalahan besar. Pemuda tadi malah berjalan mendekat di samping Maxi, hingga pada akhirnya Maxi menampar sisi wajahnya sangat keras sehingga pemuda tadi teler dan pingsan. Tentu saja semuanya terkejut dan mulai hening seketika.

Maxi yang sudah lelah dan marah akan tindakan Nadine, kini dia bisa melampiaskan kemarahannya dengan membunuh banyak orang pun bisa.

Kedua mata Nadine melotot. Ketika semua orang mulai ketakutan akan kehadiran Maxi di sana, mereka memilih keluar tergesa-gesa, dan saat itulah Nadine tidak membuang kesempatan besar baginya.

Wanita itu perlahan berjalan ricuh bercampur dengan remaja-remaja tadi, sambil menunduk ketika dia berpapasan dengan Maxi yang masih mencoba menyorot ke depan. Jantung Nadine sudah berdebar saat dia melewati pria itu, untungnya ia selamat dan langsung berlari serta bersembunyi dari para remaja yang baru saja berhamburan keluar.

Nadine juga melihat adanya para penjaga Maxi di luar. Hingga pada akhirnya, Maxi menghentikan langkahnya ketika dia mulai menyadari akan sesuatu yang baru saja melewatinya. “Sial!” Maxi langsung berlari keluar dan mulai mengejar Nadine secepat mungkin, di susu oleh Zero dan anak buahnya yang lain.

Suara ketakutan Nadine mulai terdengar ketikan dia menyadari Maxi dan juga yang lainnya mengejarnya. Karena terlalu panik Nadine berbelok ke arah yang salah, dia malah masuk ke sebuah lorong sepi.

“NADINE!” DARR!! teriak Maxi membuat Nadine tersentak kaget dan mulai berhenti, serta mengangkat kedua tangannya ke langit-langit ketika dia mendengar suara tembakan dari pria gila itu.

Nafas Maxi sama memburunya dengan milik Nadine saat ini. Gadis itu masih tidak berbalik ke arahnya.

“Jika kamu lari maka aku pastikan akan ada banyak nyawa yang melayang karena mu.” Ancam Maxi, siap untuk membunuh berantai orang-orang yang sedang ricuh berjalan di pinggir jalan.

Maxi tahu, Nadine tidak suka melihat seseorang tersiksa, terbunuh ataupun tersakiti dan dengan ancaman seperti itu sukses membuat gadis bandel tadi mulai berbalik sambil menangis. Sudah berapa banyak dia menangis? Ia pikir kali ini keberhasilan berpihak padanya, nyatanya tidak.

Bahkan tak banyak orang yang lewat dari lorong tersebut ikut melihat adegan dag-dig-dug tersebut, namun mereka hanya diam karena takut ketika melihat senjata api yang ada di tangan Maxi serta beberapa anak buahnya yang berada di belakangnya.

Mata Maxi sudah sangat membara. Urat-urat di tangannya juga menonjol. Dia sangat marah sampai-sampai ia ingin sekali membunuh wanita yang saat ini berdiri di depannya. DARRR! Satu peluru berhasil mendarat di kulit seseorang.

“Arrgggghhhhhh.....” Teriak histeris seorang pria pejalan kaki yang kini pahanya terluka akibat tembakan dari Maxi. Nadine terkejut dan ikut menangis merasakan sakit yang ada, dia ingin menolong pria malang itu namun ia urungkan kembali ketika menyadari akan tatapan membunuh dari Maxi.

“Kenapa kamu melakukannya hikss?” sentak Nadine. Tidak ada jawaban, Maxi melangkah maju sehingga membuat Nadine selalu waspada.

Saat jarak mereka sudah dekat, pria itu langsung mencengkram erat lengan telanjang Nadine, menyodorkan pistol yang ia bawa tepat ke pelipis gadis yang pada saat itu langsung berteriak kaget sambil menangis sesenggukan.

“Kamu sudah menguji kesabaran ku penulis. Aku sudah muak dengan permainan mu.” Pria itu terus menekankan pistolnya ke pelipis Nadine yang masih ketakutan. Seperti pria gila, Maxi terlihat sangat menakutkan.

“ZERO!! Tunjukan kepadanya, bagaimana nasib orang-orang yang dia sayangi di sana.” Pinta Maxi. Nadine terkejut, dan Zero mulai melangkah mendekati kedua orang tadi, menunjukkan tab canggih yang khusus dan memperlihatkan sebuah pistol panjang mengarah di kakak Yunita, April, Dita, Ibu panti beserta anak-anak panti lainnya di masing-masing tempat. Dan pastinya para anak buah Maxi itu dalam keadaan bersembunyi.

1
Nur Lizza
baw Nadine ke indonesia
Four.: jangan dong, nanti ketemu sama kamu si Maxi, kalo kepincut gimana 🤭🙏
total 1 replies
riz q
bos mafia tapi kok gx punya bodygard
Four.: GK semua mafia haus dijaga bodyguard ya guysss!! 😌
total 1 replies
Shakila Saif
terlalu alot cerita nya kyk g ada bahagia nya sama sekali 🙏
Four.: namanya juga drama mafia 😌 ada bahagianya sedikit² 🙏
total 1 replies
riz q
Jgn blng pria misterius itu adlh ayah atau saudara maxi
Four.: bisa jadi, bisa jadi!!!!
total 1 replies
Shakila Saif
sampai sini cerita nya masih blom ada perkembangan masih muter di tempat, tp masih mau tetap coba baca
Four.: baca aja, nanti juga ketemu. kalo GK ketemu itu pendapat masing-masing 😌 welcome ^^
total 1 replies
Dian Ariestya
Luar biasa
Four.: tancuuuu 😘
total 1 replies
Yani Agustina
koq aq agak terganggu ya dengan penulisan gumaman nadine yg "Allah...Allah...." itu ya...Sebaiknya diganti,awal kata jgn menggunakan huruf besar dan jgn menggunakan dobel ll.Kata itu sangat diagungkan bagi umat muslim looh,Allah....
terimakasih/Pray//Pray/
Four.: iya, memang. Tapi udah ada penjelasannya, tolong jangan dikaitkan dengan agama karena tidak ada penghinaan sama sekali, itu hanya ucapan yg biasa orang turki ucapkan anggap saja Nadine muslim karena mayoritas indo kan muslim 😌🙏 sama seperti di Turki jadi jangan dianggap serius yaaaaa
total 1 replies
Lia Yulianti
Buruk
Anna
Luar biasa
Four.: tancuuuu 😘
total 1 replies
Yanti Samha
bagus banget kak ceritanya....semangat terus kakak.. ditunggu karya lainnya🥰🥰
Four.: thank youuuuuuuu 😘
total 1 replies
Nugroho Asmarabangun
Biasa
Nugroho Asmarabangun
Kecewa
joong
gampang2 susah baca alur ceritanya..
Tetep kereeen lah 👍👍👍👍👍
Four.: terima kasih 😘 semoga paham yaa
total 1 replies
azfa
jangan2 maxi anaknya ericson
Four.: tebakan yang brilian 😁
total 1 replies
Kusuma Ningsih
dilanjutkan disininaja
Kusuma Ningsih
dilanjutkan disininajs ya
Four.: tancuuuu 😘
total 1 replies
Memed Adrianto
mafa penakut lwan cuma wanita pkai senjata mafia cemen cerita rllu serius tuk cerita mafia cemen..
Jana
duuh mas ed 🤭
Syakira_amelia
kurang ada fotonya kak
Four.: kalau foto visual udah ada di my IG. kalo foto detail tempat atau latar atau bendanya memang tidak ada ya 😌
total 1 replies
Kusuma Ningsih
ya saya menikmati kok seru
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!