NovelToon NovelToon
LEGENDA SANG PENGUASA

LEGENDA SANG PENGUASA

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi Timur / Mengubah Takdir / Kelahiran kembali menjadi kuat / Budidaya dan Peningkatan
Popularitas:45.2k
Nilai: 5
Nama Author: CHALINKA

Kekacauan tiga alam melahirkan seorang pahlawan yang menegakkan kebenaran dan keadilan bagi umat manusia dengan julukan Sang Penguasa Alam.

Kekuatan Sang Penguasa membuat tiga alam terguncang dan kemudian bersekutu untuk menghukumnya.

Perjalanan Sang Penguasa belum berakhir.

Legenda Sang Penguasa baru saja di mulai untuk menuntaskan tugasnya yang belum terselesaikan dan membuat sejarah baru bagi umat manusia.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon CHALINKA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 15 | Bermain dengan Wang Chou

Hati Huang Shi mulai terenyuh mendengar penjelasan Shang Xi. Dia merasa bersalah karena memaksakan kehendaknya pada Shang Xi.

Bagaimana pun Shang Xi berhak memutuskan keinginannya sendiri.

“Baiklah. Apapun keputusanmu, aku akan mendukungnya. Berhati-hatilah di tempat itu.” Kekesalan di hati Huang Shi mulai reda.

“Terima kasih nona Huang.” Shang Xi merasa senang mendengar jawaban Huang Shi.

“Kita masih memiliki tiga hari untuk memeriksa hal ini. Jika ini adalah jebakan, sebaiknya kita segera pergi dari tempat ini.”

“Baik.” Shang Xi menyetujui hal itu.

Kediaman tamu itu memiliki dua kamar tidur yang masing-masing ditempati oleh Huang Shi dan Shang Xi. Mereka dilayani dengan baik oleh para pelayan sekte Makam Pedang.

Perlahan Huang Shi dan Shang Xi merasa bahwa sekte Makam Pedang tidak bermaksud jahat kepada mereka.

Mereka membiarkan Huang Shi dan Shang Xi berjalan-jalan berkeliling areal kediaman sekte. Dan hal ini dimanfaatkan oleh Huang Shi untuk menyelidiki sekte Makam Pedang.

“Apakah kalian berdua tamu sekte?”

Tiba-tiba seorang lelaki tua menyapa mereka sambil duduk di atas dahan sebuah pohon di halaman kediaman sekte.

Lelaki tua itu kemudian melompat turun dan menghampiri Huang Shi dan Shang Xi lalu mengelilingi mereka.

“Kakek siapa?” Huang Shi terkejut dan bertanya pada lelaki tua itu.

“Aku siapa? Kalian siapa?” Lelaki tua itu balik bertanya pada Huang Shi dan membuat wajah Huang Shi sedikit kesal karena merasa dipermainkan.

Shang Xi memegang tangan Huang Shi untuk menenangkannya.

“Kakek, aku Shang Xi dan ini nona Huang Shi.”

“Aku Wang Chou.”

Lelaki tua itu terlihat senang sambil menepuk kedua tangannya dengan bersemangat.

“Ayo bermain denganku!”

Lelaki tua itu menarik tangan Shang Xi dan Huang Shi untuk mengajaknya ke bagian lain kediaman sekte.

Huang Shi berusaha menahan tarikan lelaki tua itu dengan sekuat tenaga, namun dia tidak mampu. “Kekuatan lelaki tua ini sangat tinggi. Kami tak berdaya di depannya,” batin Huang Shi yang terkejut dan pasrah karenanya.

“Ayo kita bermain di sini.”

Lelaki tua itu menghentikan langkahnya di sebuah taman yang indah di lembah pedang. Shang Xi tersenyum melihat tingkah lelaki tua yang sedikit kekanak-kanakan itu.

“Kakek, kamu ingin bermain apa?” tanya Shang Xi kemudian.

“Kita bermain petak umpet saja. Aku sembunyi dan kalian mencariku,” sahutnya.

Mendengar hal itu membuat Huang Shi sedikit kesal. “Kita bukan anak kecil lagi kek.”

“Ah... kamu tidak asik. Aku bermain denganmu saja.” Lelaki tua Wang Chou kemudian menarik tangan Shang Xi dan menjauhi Huang Shi yang masih terlihat tidak senang.

“Baik. Aku akan menemanimu bermain kek.” Shang Xi tersenyum melihat tingkah lelaki tua itu.

“Bagus.” Lelaki tua itu menepuk kedua tangannya karena merasa senang.

“Tutup matamu dan jangan mengintip. Aku akan bersembunyi dan kamu mencariku,” lanjutnya.

“Baik.” Shang Xi kemudian mengikuti kata-kata lelaki tua itu menutup mata dan menghitungnya hingga sepuluh.

Wang Chou bergegas bersembunyi dengan cepat menghilang dari tempat mereka. Huang Shi terkejut dengan kecepatan lelaki tua itu.

“Kakek Wang, aku akan mencarimu.” Shang Xi berteriak dan bersiap untuk menemukan lelaki tua itu.

“Shang Xi, mengapa kamu menemaninya bermain?”

“Tidak apa-apa. Kita juga tidak memiliki suatu untuk dilakukan. Menemani bermain untuk menyenangkannya tidaklah salah.”

Huang Shi menghela nafas sambil menggelengkan kepalanya mendengar jawaban Shang Xi. Namun Shang Xi tidak pergi untuk menemukan lelaki tua tersebut.

Shang Xi malah pergi ke dapur sekte untuk meminta dua ekor ayam yang telah siap lalu membuat api dan memanggangnya di tempat itu.

Dengan santai Shang Xi mengajak Huang Shi duduk untuk memanggang ayam tanpa bermaksud menemukan lelaki tua Wang Chou. Bau harum ayam panggang menyebar ke sekitar tempat itu.

Wang Chou yang bersembunyi dengan baik di sekitar tempat itu terusik oleh bau harum ayam panggang. Dia menjadi tidak sabar dan pergi mendatangi Shang Xi yang sedang asik memanggang ayam.

“Kena. Aku menemukanmu kek,” kata Shang Xi dengan wajah senang.

“Curang! Kamu tidak mencariku, melainkan memanggang makanan untuk membuatku keluar.”

“Tidak. Aku hanya sedang lapar dan bermaksud untuk mencarimu setelah makan,” sahut Shang Xi dengan santai.

Huang Shi tertawa kecil melihat kecerdikan Shang Xi menangani permainan lelaki tua itu.

Wajah lelaki tua Wang Chou tampak merengut mendengar hal itu. Dia terlihat kurang senang dengan jawaban Shang Xi.

“Ah permainannya tidak seru. Kita makan saja dulu. Setelah itu kita bermain yang lain.”

Kini wajah lelaki tua itu tampak berbinar memandang daging ayam yang mulai matang di tangan Shang Xi dan merebutnya.

Melihat hal itu Huang Shi membagi ayam panggang di tangannya untuk Shang Xi dan mereka pun menikmati ayam panggang bertiga dengan lahap.

Setelah menghabiskan ayam panggang itu, lelaki tua Wang Chou kemudian mengajak Shang Xi bermain lagi.

“Permainan apa yang kakek inginkan lagi?”

“Ayo kita bermain pukul-pukulan,” sahut Wang Chou dengan wajah serius.

Belum sempat Huang Shi melarang, Wang Chou dengan cepat telah lebih dulu melayangkan pukulan dan memukul dada Shang Xi.

Bugh!

Tubuh Shang Xi bergetar dan terdorong mundur sedikit sedangkan lelaki tua Wang Chou terhuyung-huyung ke belakang.

Huang Shi dan Shang Xi terkejut melihat hal itu. Mereka tidak menyangka lelaki tua itu terdorong mundur oleh tubuh Shang Xi.

“Asik...” Lelaki tua itu bertepuk tangan senang setelah merasakan kekuatan tubuh Shang Xi.

“Ayo lagi...”

Bugh!

Tanpa bisa menghindar, dada Shang Xi kembali terkena pukulan telapak tangan Wang Chou. Namun kali ini Wang Chou dan Shang Xi sama-sama terdorong mundur selangkah.

“Luar biasa. Ini sungguh menyenangkan.”

Wang Chou kembali menyerang dengan cepat dan melayangkan pukulannya ke dada Shang Xi dengan lebih keras.

Bugh!

Kali ini tubuh Shang Xi terhuyung-huyung ke belakang sementara Wang Chou masih berdiri di tempatnya semula.

“Kakak Shang!” Huang Shi tampak cemas melihat hal itu dan menghampiri Shang Xi.

“Ini sangat menyenangkan.” Wang Chou kembali hendak menyerang Shang Xi namun Huang Shi telah berdiri di depan Shang Xi untuk menghentikannya.

“Hentikan kek!”

Wang Chou menghentikan serangannya setelah melihat Huang Shi berdiri di depan Shang Xi. “Aku tidak mau bermain denganmu,” sahutnya sambil membuang wajah.

Huang Shi merasa lega dengan hal itu. “Kakek, kamu bisa membunuhnya jika diteruskan. Jika dia mati, kamu tidak akan memiliki teman bermain lagi.”

Mendengar hal itu membuat wajah Wang Chou tertegun. “Benar-benar. Dia sangat lemah. Aku hampir membunuhnya. Ini tidak menyenangkan.”

“Mengapa kakek tidak mengajarkannya agar lebih kuat? Jika dia bertambah kuat, kakek bisa bermain tanpa membunuhnya,” kata Huang Shi.

Wajah Wang Chou berubah mendengar kata-kata Huang Shi. Dia melihatnya dengan tatapan serius. “Ah, aku lupa sedang menjemur pakaian. Aku pergi dulu.”

Wang Chou tiba-tiba langsung kabur dengan cepat dari tempat itu.

1
Anton s
Di tunggu updatenya thor semangat
Anton s
ceritanya sangat menarik dan menghibur
Abi
Biasa
Abi
Kecewa
ReogKhentir
Sudah lama kok belum update kembali
Ismaeni
dilanjut lagi engga nih?
parakkang
sebagai tamu pea lho yg lol ga baca
Meichan
good
Mahayabank
Skip aja dulu nih cerita..ngak tau lanjut lagi....tks.
Sofandsyah
Thooor jangan malu2 u/ Up up up yg banyak....🙏🙏🙏
Sofandsyah
lanjuutkan....
Sofandsyah
kenapa Shang xi gak dapet gulungan atau Cincin penyimpanan di tubuh mayat zhang di....?
Sofandsyah
kethoke apik...coba dilanjutkan... semoga tdk berhenti di tengah jalan...🙏
Aris Robaka
novelnya lompat2 ceritanya dan MC msih minim ilmu beladiri nya dan bagaimana dgn ingatan mcnya tor.kok ane ceritanya
Aris Robaka
blum apa2 sdh bunting hah novel gk jelas
Aris Robaka
percuma juga punya fisik dewa kalo gk bisa terbang .tor ini novel apaan
Aris Robaka
kata dikmu kondisikan tor jgn alay.pake kata saudara lebih pnts.
kultivator fisik kalo diserang dari jarak jauh dgn energi spritual gimana tu jdinya autor 🗿
saya rasah novel ini lebih di untungkan kultivator spritual
Aris Robaka
novel yg agak lain dari yg lain🤣😅🤦🏼
kata2nya masih ada yg kacau
Aris Robaka
sektenya berada di gunung persik tapi nama sektenya teratai putih.gak lawak ni tor.
Mahayabank
Pelit koment para pembaca disini /Sleep/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!