NovelToon NovelToon
RAHASIA GELAP GADIS MISTERIUS

RAHASIA GELAP GADIS MISTERIUS

Status: tamat
Genre:Tamat / Reinkarnasi / Identitas Tersembunyi
Popularitas:16.1k
Nilai: 5
Nama Author: LennyMarlina

“Apakah kau sedang berusaha untuk mengakhiri hidupmu?”

Celphius menemukan seorang gadis yang di buang seseorang di dalam hutan dalam kondisi tubuh yang sudah memprihatinkan. Suatu ketika saat Celphius membawanya pulang ke rumah, terjadi keanehan misterius pada gadis itu di mana setiap pulang dari luar, tubuh gadis itu sudah di penuhi dengan darah dan kamar yang berantakan. Ingin mencari tahu sumber masalah itu, Celphius pun memasang kamera tersembunyi di kamar gadis itu dan hasilnya membuat bibirnya menganga!

Apa yang terjadi?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon LennyMarlina, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Aku Akan Menunggumu

Sampai Flavian menemukan nomor ponsel temannya yang sempat diduga memiliki suatu hubungan tertentu. Flavian merasa temannya yang bernama Varya itu juga harus membantunya menyelesaikan masalahnya dengan Sienna.

Dengan begitu, jika semuanya sudah terjawab dan Sienna mau mengembalikan keadaan dengan melanjutkan hubungan mereka, maka Flavian sudah berhasil. Dia telah membuktikan dirinya adalah lelaki yang selalu berjuang.

Khayalannya sudah menemukan arah yang benar. Flavian menekan nomor Varya untuk meminta bantuan. Masalahnya, jika Flavian tidak memberi tahu temannya dan Sienna melabraknya, itu bisa menjadi masalah besar.

Varya

[Halo, Flavian? Ada apa?]

Flavian

[Oh, 'ya, Varya.]

Varya

[Kenapa tumben sekali kamu meneleponku? Sebelumnya kamu tidak pernah menghubungiku. Ada apa ini?] Varya kebingungan karena Flavian tiba-tiba menghubunginya.

Lelaki itu juga kebingungan harus menjawab apa. Masa tiba-tiba mengadu kalau hubungannya dengan pacarnya sedang berantakan akibat pertemuan mereka? Kira-kira apa yang akan Varya pikirkan? Apa ia akan marah?

Varya

[Halo, Flavian? Kamu mendengarku, 'kan?]

Flavian

[Ah, iya! Maaf, tadi aku sedikit melamun sebentar. Sebenarnya aku ingin membicarakan sesuatu yang penting padamu. Apa kamu sedang sibuk hari ini?]

Varya

[Mm ... tidak juga. Aku sedang berada di rumah dan mau beristirahat sebentar. Ada apa? Kamu mau membicarakan apa denganku? Kenapa tidak tadi saja?]

Flavian

[Aku minta maaf sudah mengganggu waktumu. Tapi ini sangat penting karena menyangkut soal hidup dan matiku. Aku harap kamu bisa menyempatkan waktumu untukku.]

Varya

[Ya, sudah. Apa yang mau kamu bicarakan?]

Ini menyangkut soal hidup dan matinya. Rasanya Flavian tidak akan pernah bisa menikmati kehidupan sesaat ini tanpa adanya sosok yang sangat dicintai. Flavian tidak bisa menerima keadaan dirinya dan Sienna berakhir.

Flavian

[Kamu tahu kalau aku punya pacar? Sienna adalah pacarku dan aku sangat mencintainya. Rasanya hampa tanpa melihatnya. Kamu juga menyebutku terobsesi padanya.]

Varya

[Iya, lalu?]

Flavian

[Sekarang aku sedang ada masalah dengannya. Alasan aku mengatakan ini padamu adalah karena kamu mungkin saja akan terlibat dalam pertengkaran pacarku suatu saat.]

Varya menjadi banyak berpikir. [Kenapa aku tiba-tiba terlibat dalam pertengkaran kalian? Memangnya apa yang telah kulakukan? Aku, 'kan, tidak merebutmu.]

Flavian

[Kamu ingat saat kita mengobrol bersama tadi? Rupanya Sienna ada di sana dan melihat kita. Dia beranggapan aku telah menyelingkuhinya karena duduk denganmu.]

Varya

[Astaga! Jadi, Sienna mengira kita memiliki hubungan di belakangnya dan menganggap kamu sudah tidak mencintainya? Astaga, aku minta maaf! Aku tidak tahu.]

Flavian juga sama saja. Dia tidak tahu kalau Sienna berada di dekatnya. [Kita tidak pernah tahu hal seperti itu akan terjadi. Kamu harus membantuku untuk membujuknya.]

[Tadi aku sudah menjelaskannya dengan panjang lebar namun dia masih tidak mau mengerti. Sienna tetap mengira kalau aku sudah menodai perasaan cinta kami.]

Ini benar-benar menjadi masalah besar. Tidak mungkin Varya diam saja saat namanya ikut terseret dalam hubungan orang lain? Bagaimanapun, namanya adalah harga yang sangat penting dan harus diselamatkan.

Varya

[Tentu saja aku akan membantumu, Flavian. Ini bukan hanya menyangkut namamu juga tapi ini justru menyangkut harga diriku. Aku sangat minta maaf.]

Flavian

[Apa yang harus kita lakukan untuk menjelaskan semuanya? Aku berencana untuk mengajaknya makan malam hari ini. Tapi aku tidak tahu dia mau atau tidak.]

Varya

[Kalau sudah begini menurutku akan agak susah untuk mengajaknya. Tapi kamu berusahalah dengan giat. Dia pasti juga tidak mau kamu terus memohon seperti itu.]

Flavian

[Baiklah, aku akan berusaha. Nanti kamu datanglah ke tempat itu untuk menjelaskan semuanya pada Sienna tanpa terlewat satu pun. Aku akan kirim lokasinya.]

Varya

[Iya. Sekali lagi maafkan aku.]

Flavian

[Tidak masalah.]

Setelah lama berunding, akhirnya tamat juga. Flavian sudah mendapat jawabannya. Nanti malam dia akan menjemput Sienna ke rumahnya untuk mengajaknya makan malam. Mungkin jangan dulu di beri tahu.

Biarkanlah ini menjadi suatu kejutan penting di mana temanya adalah 'Ayo, berbaikan' yang dirancang khusus darinya kepada pacarnya. Atau mungkin sekarang harus menyebutnya sebagai mantan pacar karena sudah putus.

“Kira-kira bagaimana reaksi Sienna saat aku tiba-tiba datang ke rumahnya dan mengajaknya berkencan? Semoga kali ini dia mau memaafkan setiap kesalahanku. Aku akan berjanji tidak akan mengulangi kesalahan yang sama.”

Flavian hanya bisa berharap semuanya berhasil dalam satu kali percobaan. Tentu hanya Sienna yang dapat mengerti semua kondisinya dan wanita itu adalah tempat di mana Flavian bercerita entah itu mengenai keluarganya.

.

.

.

7:25 PM

Setelah mereservasi tempat makan yang khusus digunakan untuk malam ini, Flavian memberanikan diri datang ke rumah Sienna yang berada cukup jauh dari perumahan wanita itu. Itu agar mereka bisa mengobrol lebih puas.

Rumah bertingkat dua itu Flavian pandangi dengan tatapan penuh harap. Lampu kamar Sienna masih menyala dan itu artinya wanita itu masih belum tidur. Flavian akan mencoba menghubunginya untuk memberi tahu.

TUUT!

“Dia menutup teleponnya.”

Percobaan pertama telah gagal. Flavian tidak akan menyerah dan akan terus mendesak sang wanita supaya mau mengangkat telepon darinya. Dari sekian banyaknya kesempatan, dalam telepon ke-5, Sienna menjawabnya.

Flavian

[Sienna— ]

Sienna

[KENAPA KAMU TERUS MENELEPONKU!!!?] Wanita itu berteriak dengan kencang sampai membuat Flavian menjauhkan jarak ponselnya. [ADA APA DENGANMU!!?]

Flavian

[Sienna, ayo kita bicara sebentar. Apa kamu akan tetap seperti ini dan terus menghindariku? Kamu tidak tahu betapa hancurnya hidupku jika tak bahagia bersamamu?]

Sienna

[Memangnya apa peduliku padamu?! Aku sudah bilang jangan pernah menghubungiku lagi! Kita sudah putus seharusnya kamu bersenang-senang dengan wanita itu!]

Flavian

[Dia bukan siapa-siapa kecuali seorang teman. Aku duduk dengannya bukan bermaksud apa-apa, kok. Dia terlihat sedang sedih, jadi, aku mencoba untuk menghiburnya.]

Sienna

[Halah! Bilang saja kalau kamu ingin menjadikanku sebagai selingkuhanmu, 'kan? Aku benar-benar tidak bisa menerima perlakuanmu! Tolong jangan hubungi aku lagi!]

Sebelum teleponnya bersambung, Flavian akan mengatakan niatnya. [Aku di luar rumahmu! Tolong temui aku sekali saja! Aku mau mengajakmu ke suatu tempat!]

Sienna

[Apa?!] Wanita itu menuruni tempat tidurnya untuk mencari tahu apakah Flavian benar-benar di luar rumahnya atau tidak. Ternyata ... [Sedang apa kamu?]

Ternyata benar Flavian sedang menunggu di depan rumahnya dengan bersandar di badan mobilnya. Lelaki itu mendongak dan beradu pandang dengan Sienna yang berada sangat jauh di atas sana menghadap jendela.

Flavian

[Aku di sini untuk mengajakmu pergi ke suatu tempat. Apa kamu bisa datang dan menghampiriku? Berikan aku satu kali kesempatan untuk menjelaskan semuanya padamu.]

Sienna

[Ada baiknya kalau kamu meninggalkan rumahku. Kita sudah tidak memiliki hubungan apa pun lagi dan untuk apa kamu melakukan semua ini? Yang benar saja.]

Flavian

[Tidak. Aku tidak akan meninggalkanmu sendirian dan akan menunggu sampai kamu menghampiriku dengan kedua kakimu sendiri. Aku akan menunggumu, Sienna.]

Sienna

[Terserah kamu saja!]

SREK!

Wanita itu menutup kain gordennya setelah menutup sambungan telepon dari mantan pacarnya. Hatinya sudah telanjur sakit hati melihat pacarnya sendiri malah duduk berduaan bersama wanita lain. Itu sesuatu yang salah.

“Bisa-bisanya dia melakukan ini pada wanita yang sedang datang bulan. Kesakitanku malah semakin bertubi-tubi dan semua ini gara-gara kamu!” Sienna memukul-mukul boneka pemberian dari Flavian sebulan lalu.

Apakah mungkin amarahnya akan cepat mereda jika Sienna sedang tidak datang bulan? Apakah mungkin dia akan memaafkan Flavian yang bermain bersama wanita lain? Dalam hal ini, wanita memang sulit di mengerti.

8:30 PM

Sudah lebih dari satu jam yang lalu di mana Flavian berkata akan menunggunya sampai keluar dan menghampiri lelaki itu dengan keinginannya sendiri. Dia juga ragu-ragu untuk melihat Flavian masih ada atau tidak.

Ketika mengintip sedikit melalui celah gorden, rupanya lelaki itu benar-benar masih ada di luar rumahnya dan mondar-mandir dalam gelap malam. Saat Flavian mendongak, di situlah Sienna berhenti mengintipnya.

“Apa-apaan dia itu? Sebenarnya apa yang sedang dia lakukan di luar rumahku? Memangnya ke mana dia mau membawaku pergi? Jangan-jangan tempatnya hanya tempat biasa dan tidak ada keistimewaannya sama sekali.”

Berasumsi sendiri dan menggerutu dengan perasaan yang sudah campur aduk. Antara harus berhenti memedulikan lelaki itu atau memberi kesempatan untuk mendengarkan penjelasannya. Sienna belum mendengar apa pun tadi.

“Kalau aku mendatanginya, apa hubungan kami akan kembali seperti sebelumnya? Bagaimana kalau dia memang sudah mengkhianati cintaku? Aku tidak bisa dibohongi terus menerus seperti ini. Aku juga punya hati.”

TRING!

[Kamu masih mau bersembunyi dalam gelap? Walaupun kamu mematikan lampu kamarmu, aku masih akan tetap tahu kamu sedang memperhatikanku. Aku tunggu, 'ya.]

“Halah! Terserah!”

.

.

.

[BEBERAPA MENIT KEMUDIAN]

Sienna akhirnya mendatangi Flavian setelah satu jam lebih menunggunya keluar. Penampilan wanita itu juga sudah rapi dengan tas selempang mengait di salah satu pundak mungilnya. Flavian tersenyum dan mendekatinya.

“Aku tahu kamu akan datang.”

“Jangan terlalu percaya diri! Dengan kedatanganku bukan berarti aku sedang memberimu kesempatan untuk kembali padaku! Kesalahanmu tetap saja sangat besar sampai aku tidak bisa memaafkannya!” kata wanita itu.

Walaupun begitu kenyataannya, Flavian masih akan tetap tersenyum padanya. “Tidak apa-apa. Dengan kamu menemuiku dalam keadaan sangat marah pun sudah membuatku sangat bahagia. Terima kasih, Sienna.”

Ingin berkata 'sama-sama' dalam keadaan ragu itu menyusahkan sekali. “S, sudahlah! Kamu mau membawaku ke mana ini?! Kalau kamu terus seperti ini kita akan kemalaman datangnya! Aku tidak mau begitu!”

“Oh, iya.” Flavian membukakan pintu mobilnya sebagai rasa kasih sayang yang teramat besar. “Masuklah. Aku akan mengajakmu jalan-jalan dan makan malam bersama. Sudah lama kita tidak melakukan kedua hal itu, 'kan?”

Benar juga. Dengan keraguan hatinya, Sienna memaksa masuk ke dalam mobil itu setelah berunding dengan pikirannya tentang apa yang harus dilakukan dan bagaimana cara untuk menghadapi kenyataan ini.

Mobil itu berjalan sesaat setelah Flavian masuk dan mulai mengemudi. Di rumah hanya ada pembantunya saja. Ayah dan ibunya sedang dinas ke luar negeri dan Sienna secara pribadi dititipkan pada Flavian untuk menjaganya.

Jadi, dengan kedatangan Flavian dan niatnya untuk membujuk demi menepati janjinya pada orang tua Sienna bahwa dia akan selalu menjaganya. Dan tentu saja dengan rasa cinta yang sangat besar juga terlibat di dalamnya.

Di dalam mobil sangat hening sekali. Hanya terdapat suara kendaraannya dan yang lain yang serasa menjadi penghibur dalam keheningan tersebut. Berkali-kali Flavian melirik pada Sienna yang menatap keluar jendela.

‘Sebaiknya aku tidak mengganggunya dulu. Aku juga harus mempersiapkan kata-kata untuk menjelaskan padanya saat sampai nanti. Jangan sampai kegugupan ini malah membuatku sangat jauh darinya dan kehilangannya.’

.

.

.

Raut wajah Sienna masih saja datar sambil mendongak ke sebuah tempat makan yang sudah biasa mereka datangi meskipun berbeda tempat. Tetap saja akhirnya adalah makan-makan dan duduk saling berhadap-hadapan.

‘Kukira dia akan membawaku ke suatu tempat yang belum pernah kudatangi. Dia masih saja sama seperti waktu itu dan tidak ada yang berubah sama sekali,’ gerutu Sienna dalam hatinya. Merasa tempat itu kurang cocok untuknya.

“Ayo kita masuk.”

Flavian menyodorkan lengannya supaya mereka bisa berjalan sambil bergandengan. Tetapi, Sienna yang tidak menyukainya malah berjalan lebih dulu. “Apa-apaan itu? Aku tidak menyukainya! Tidak akan sampai kalau begitu!”

‘Astaga. Sifatnya itu masih membuat hatiku sangat berdebar-debar. Aku sangat menyukainya.’ Dalam hatinya, Flavian bergumam sangat menyukai bagaimana Sienna memarahinya. Itu terlihat sangat menggemaskan.

Keduanya berjalan dengan santai sambil melihat orang-orang yang sedang menikmati makan malam mereka bersama keluarga dan pasangan ataupun teman. Sienna tampak iri dengan kedekatan mereka semua.

“Apa kamu juga mengharapkan hal yang sama?” Flavian tiba-tiba berbicara dekat dengan telinga Sienna sampai wanita itu terperanjat.

“Sebenarnya kamu sedang apa?! Kamu mengagetkanku! Untung saja aku tidak menjerit dan meminta tolong pada orang-orang!” pekik pelan wanita itu. Sedangkan Flavian hanya tersenyum terkekeh melihat kelucuannya.

“Kamu lucu sekali. Kamu terlihat sangat menggemaskan persis seperti kucing yang sedang mengamuk. Aku minta maaf soal sikapku tadi. Kamu pasti sangat terkejut sampai ingin memukulku, 'ya?” tanya Flavian terkekeh.

Sienna tidak mau memedulikannya. Dia akan terus berjalan sampai menuju ke tempat makan yang katanya sudah dipersiapkan oleh Flavian. Dan sekarang saat ini mereka sedang mengikuti langkah seorang waitress.

Dan tempatnya berada di belakang bagian restoran yang secara pribadi hanya orang yang bisa menyewa tempat itu yang boleh memasukinya. Atau lebih tepatnya adalah untuk tamu ternama yang sudah memesan duluan.

“Apa kamu suka tempatnya? Di sinilah banyak orang-orang yang menyatakan cinta mereka dan pasangan yang sedang bertengkar bisa berbaikan dengan cepat. Kalau kita mencobanya, kita bisa melewatinya,” kata Flavian.

Secara tulus Flavian melakukannya untuk Sienna seorang dan tidak ada wanita lain yang hadir dalam hatinya saat ini termasuk ibunya sendiri. Hanya Sienna yang bisa mengerti dan harus mempertahankannya karena Flavian suka.

BERSAMBUNG

1
Glamours Style
mana lanjutannya ka?
Abi Zar
keren kak
Abi Zar: trimaksih kak
total 1 replies
Sunraku
Recommend
Sunraku
Lanjut Mba/Good/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!