RAHASIA GELAP GADIS MISTERIUS

RAHASIA GELAP GADIS MISTERIUS

Celphius Allen Blair

Begitu tiba di ruangannya, keberadaan sang ayah membuat pemilik ruangan itu, Celphius Allen Blair, terkejut bahkan terlihat semua barang-barangnya sudah dimasukkan ke dalam kardus. Alisnya sontak berkerut dengan tajam.

“Apa-apaan ini?”

Perasaan terkejutnya tidak pernah hilang sampai bola mata menusuk mengarah kepada ayahnya yang sudah duduk di kursi miliknya tanpa rasa bersalah. Dan lagi, untuk apa adiknya juga berada di ruangan pribadinya?

“Celphius, untung kamu cepat datang sehingga Ayah tidak perlu menunggu kedatanganmu dengan lama. Duduk di sana, Ayah ingin mengatakan sesuatu,” ucap Tuan Blair.

Di depan Celphius ada satu kursi untuk pegawai duduk saat mendatangi ruangannya dan selalu duduk di sana saat ada yang memerintahkannya. Tetapi, mengapa rasanya seperti keadaan terbalik dan dia menjadi pegawai biasa?

“Kamu sedang apa? Cepat, duduk.” Tuan Blair tidak akan mengatakannya sampai tiga kali hanya untuk meminta sang putra duduk dengan nyaman di hadapannya.

“Ayolah, duduk saja, Kak. Ayah ingin membahas sesuatu yang sangat penting. Kakak pasti tidak mau ketinggalan informasi penting itu, 'kan?” tanya Flavian meledek.

Sang adik kemudian menarik kursi di hadapan ayahnya dan mempersilakan sang kakak untuk duduk. “Silakan duduk. Aku mempersembahkannya untuk Kakak.”

GRRT!

Kedua tangan Celphius sudah saling mengepal dengan kuat melihat sikap ayah dan adiknya yang tidak mengenakan untuk di lihat. Ada apa dengan semua yang terjadi di ruangannya ini? Apakah Celphius akan di usir dari sana?

Dengan keterpaksaan hatinya, Celphius akhirnya memutuskan untuk duduk di kursi pegawai. Sembari menanyakan, “Ayah ingin membicarakan apa denganku?”

Semua yang terjadi tidak pernah seperti ini sebelumnya dan pasti ada sesuatu yang membuat ayahnya datang ke ruangannya dan duduk di depan sana sembari menatap dengan tajam seolah ada sesuatu yang mencurigakan.

“Celphius. Ayah mau tanya tentang hubunganmu dengan anak Tuan Rowland. Apa kamu sudah memutuskan kapan akan melamarnya dan menikahinya?” tanya Tuan Blair.

Dari sekian banyaknya pertanyaan, kenapa harus pertanyaan ini yang sangat ingin diketahui? Celphius merupakan satu-satunya orang yang membenci pertanyaan semacam ini dan bahkan malas untuk mendengarnya.

Sehingga banyak hari yang dilewatkan untuk mengambil kesempatan merayu anak perempuan Tuan Rowland karena Celphius memang tidak berniat untuk menikah atau bahkan hanya sekadar berteman dengan wanita.

Celphius cenderung menghindari pergaulan yang seperti itu dan memilih jalur hidupnya sendiri menemukan cinta yang perlahan-lahan akan mekar. Sekarang sudah saatnya untuk menghentikan perjodohan tanpa cinta ini.

“Tidak.”

“Maksudmu ... kamu belum memutuskan pilihanmu?” Tuan Blair menyalah-artikan ucapan Celphius.

“Saya tidak akan menikah dengannya ataupun berhubungan dengan keluarga Rowland. Saya harap Ayah menghentikan perjodohan kami,” ketus Celphius berkata.

Tuan Blair semakin terbelalak lebar, “Apa maksudmu? Kamu sudah tidak mau memiliki hubungan dengan mereka dan memutuskan hubungan secara sepihak?”

“Saya tidak memutuskannya secara sepihak. Nona Daniar Rowland juga mengambil keputusan yang sama seperti pemikiran saya.” Anak Tuan Rowland pun menyetujuinya.

Celphius melanjutkan, “Jadi, Ayah tidak bisa menganggap ini sebagai keputusan sepihak saya karena Nona Daniar juga tidak menyukai perjodohan ini apalagi menikah.”

Ini sudah diputuskan sejak awal bahwa keduanya sama-sama tidak saling mencintai atau bahkan saling menyukai. Berkali-kali Celphius membicarakan mengenai perjodohan ini dengan Daniar, akhirnya wanita itu setuju.

Setiap orang memiliki pasangan hidup masing-masing dan jika kelihatannya Celphius masih menyendiri dan masih belum menemukan jodohnya, orang-orang yang tergila-gila akan ketampanannya saling berebut memilikinya.

Anak-anak yang masih di bawah umur pun di buat perlombaan oleh orang tua mereka untuk bisa memiliki menantu seperti Celphius yang memiliki ketampanan di atas rata-rata. Dan lagi, ia juga sangat tinggi.

DRRK!

Lelaki itu berdiri. “Jika sudah selesai mempertanyakan hubungan saya dengan Nona Daniar, dengan rasa hormat saya meminta Ayah untuk keluar dari ruangan ini.”

“Ayah tidak bisa mengusir saya keluar dari ruangan ini setelah semua pengorbanan yang saya lakukan untuk perusahaan. Sebaiknya, Ayah berpikir dengan panjang.”

Sebagai seorang anak, Flavian tidak bisa membiarkan kakaknya menggertak ayahnya seperti itu karena tidak sopan dan tidak tahu diri. Tanpa Ayah, tidak akan mungkin kakaknya berada di posisi ini dan menjadi orang terkenal.

“Jangan menyombongkan dirimu di hadapan Ayah! Kau tidak bisa membawa-bawa nama perusahaan hanya demi kepentinganmu sendiri!” sentak Flavian tak terima.

“Tadinya saya tidak berniat memperlakukan Ayah seperti ini tapi saya mengusir Ayah secara halus dan sopan. Memangnya atas izin siapa kalian datang kemari?”

Celphius hanya menggunakan hak suaranya karena mau bagaimanapun juga ruangan itu masih mengatasnamakan dirinya. Siapa pun tidak berhak memasuki ruangan itu tanpa seizin darinya mau itu ayahnya ataupun adiknya.

Terlebih lagi semua barang-barang seperti dokumen sudah dimasukkan ke dalam kardus seolah mereka-mereka itu ingin mengusir Celphius agar tidak bekerja lagi di ruangan itu atau di perusahaan. Mereka berniat memecatnya.

Jika tak bisa menggunakan cara yang halus maka Celphius yang bisa melakukan apa pun bisa saja memanggil security untuk mengusir mereka keluar dari ruangannya. Sebelum itu terjadi, mereka harus secepatnya sadar diri.

“Dasar pengkhianat! Ayo, Ayah. Sebaiknya kita keluar saja dari sini daripada terus berhadapan dengan orang yang tidak pernah memperlihatkan sopan santunnya,” ucapnya.

“Tapi, Flavian ... apa yang disebut dengan sopan santun terhadap orang yang lebih tua? Apa kau jauh lebih mengerti arti kata itu daripada aku?” tanya Celphius.

“Tentu saja itu benar! Aku jauh lebih tahu sopan santun daripada kau yang tidak pernah memedulikan Ayah! Kau yang tidak tahu diri!” Flavian meninggikan suaranya.

“Kalau begitu ... bukankah sebaiknya kau memperlihatkan sikap sopan santunmu itu padaku yang lebih dulu dilahirkan daripada jiwamu?” tanya Celphius menyeringai.

Lalu melanjutkan, “Jika kau terus-terusan membelanya dengan kedua tanganmu itu, apa kau yakin akan merasa terlindung oleh orang yang sudah mengusir Ibu kita?”

DEG!

Hanya tersisa luka goresan yang sangat besar tersayat di dalam hati Celphius yang masih tidak terima ibunya di usir oleh ayahnya sendiri. Tuan Cillian Blair tampak terkejut dengan apa yang dikatakan oleh anak pertamanya.

“Kau— ”

“Sudahlah, Flavian. Jangan ribut lagi.” Tuan Cillian memotong ucapan anak keduanya. “Celphius, kepergian ibumu bukan kesalahan Ayah. Ibumu yang memutuskan.”

“Jika kamu masih menganggap kepergian Ibu kalian adalah salah Ayah, maka Ayah tidak bisa menyangkal apa yang terjadi. Karena Ayah tidak bisa menghentikannya.”

“Ini memang salah Ayah. Kalau dipikir-pikir lagi ini memang kesalahan yang Ayah perbuat pada ibumu. Tapi, kamu tidak perlu sampai terus mengingatnya begitu.”

“Ibu kalian sudah tidak memedulikan kalian lagi dan memilih untuk pergi dan meninggalkan Ayah juga. Apa kamu tidak bisa mendengar ucapan terakhirnya padamu?”

“Dia bilang kalau dia sudah tidak mau mengurus kalian lagi dan menyerahkan semua tanggung jawabnya kepada Ayah yang harus mengurus kalian berdua sejak kecil.”

“Kamu masih berusia 2 tahun saat itu, jadi, kamu masih belum mengerti betapa jahatnya Ibu kalian itu. Ayah pun tidak habis pikir dengan segala tingkah lakunya itu.”

“Untung saja hak asuh kalian berdua jatuh di tangan Ayah sehingga Ayah bisa lebih merasa nyaman dan lega dengan apa yang Ayah miliki. Kalian berdua kebanggaan Ayah.”

Tuan Cillian merangkul pundak kedua putranya dengan tataan hati yang luar biasa nyamannya. Beliau merasa tidak memiliki kesalahan apa pun kepada Ibu anak-anaknya yang mendadak keluar rumah dan meninggalkan putranya.

Sedangkan Celphius yang tidak memercayai omong kosong ayahnya hanya bisa tersenyum menyeringai sembari melepaskan lengan yang merangkul pundaknya. Baginya, semua itu hanyalah fakta yang diputar-balikan ayahnya.

“Saya akui bahwa Ayah memang pandai bersilat lidah. Saya pun tidak mengira akan dibesarkan oleh seorang Ayah yang tidak peduli ke mana istrinya menghilang.”

“Ayah benar-benar telah membuat ibuku meninggalkan rumah di usiaku yang baru 2 tahun dan Flavian yang masih bayi! Sudah 26 tahun Ibu meninggalkan kami berdua!”

“Dan semua itu gara-gara perbuatan Ayah yang menyuruh Ibu untuk meninggalkan kami berdua!” Celphius sudah tidak bisa mengontrol emosinya yang sedang membara.

BUGH!

Apa yang sudah dikatakannya sangat keterlaluan dan Flavian tidak menyukainya. Dengan berani lelaki berusia 26 tahun itu memukul wajah kakaknya sendiri hanya karena cara bicaranya yang tak sopan mengganggunya.

“Siapa yang menyuruhmu bicara seperti itu pada ayahku! Kau sudah keterlaluan dan kau masih saja membela wanita itu! Ayah sudah memberi tahu semuanya!”

“Kalau kau berani membentak ayahku lagi maka kau akan berurusan denganku dan menjadi musuhku!” Flavian mendorong tubuh Celphius dan keluar dari ruangan itu.

Cillian pun ikut mengikuti jejak putra keduanya yang begitu sangat marah sampai harus memukul wajah kakaknya sendiri. Benar-benar tidak bisa diprediksi. Hubungan saudara kandung itu bisa saja putus rantainya.

“Haa ... ”

Celphius duduk di tempat yang seharusnya. Lelaki itu menghela napasnya dengan panjang sembari menyandarkan punggungnya di kursi kerja itu. Dan tidak lama kemudian, Vernon datang setelah diizinkan.

“Tuan! Apa Anda baik-baik saja?” Vernon langsung masuk ke dalam ruangan atasannya karena terkejut setelah mendengar suara pukulan dari dalam sana.

Lelaki itu tidak langsung menjawab pertanyaan asisten pribadinya sekaligus seorang bodyguard karena sangat lelah bertengkar dengan keluarganya. Sungguh. Mimpi terburuk adalah keluarganya hancur lebur.

Di lihat bagaimana cara ibunya disuruh meninggalkan rumah oleh ayahnya sendiri menjadi kenangan buruk yang terus terngiang-ngiang di kepalanya. Sampai sekarang masih tak bisa percaya dia adalah anak ayah itu.

“Saya tidak sengaja mendengar keributan Anda dengan keluarga Anda saat berada di luar tadi. Bahkan karyawan yang tidak sengaja lewat pun sempat mendengarnya.”

“Jika Anda mengizinkan, saya akan secepatnya membereskannya dan membuat orang-orang menutup mulut. Saya yakin bahwa Anda memiliki alasan.”

Vernon akan membereskannya untuk melindungi citra atasan yang mungkin akan terkena skandal buruk mengenai hubungan keluarga mereka. Reputasi semua orang dalam keluarga itu akan dibicarakan sana-sini.

“Tidak perlu.”

“Apa, Tuan?”

“Kau tidak perlu membereskan masalah itu. Sebaik apa pun kita menyembunyikannya, pandangan dunia selalu tahu apa yang terjadi,” geleng Celphius menolak usulan.

Ia merasa semuanya hanya akan menjadi sia-sia walaupun mereka menyembunyikan masalah itu dengan ketat, mata dunia, telinga semua orang lebih cepat tanggap jika dibandingkan dengan selalu bersembunyi.

“Tapi, Tuan ... apa tidak apa-apa jika semuanya berlalu begitu saja tanpa membereskan semua itu? Bagaimana dengan reputasi Anda dan keluarga?” Vernon keheranan.

“Setelah melihat semuanya, sudah tidak ada gunanya bagiku untuk membela orang yang menghancurkan hidupku. Mereka semua sudah tidak ada gunanya.”

Namun, sekalipun keluarga itu berada dalam masalah serius, tetap saja nama Celphius Allen Blair akan ikut terlibat di dalam urusan mereka karena nama ujungnya memiliki nama keluarga besar dari keluarga Blair.

Celphius kembali menghela napasnya dengan panjang. Kadang dirinya sangat merindukan ibunya dan merasa hampa tanpa sosok wanita yang melahirkannya. Tidak mungkin ibunya dengan tega membuangnya.

Kalau memang sejak dulu ibunya tidak mau merawatnya atau seperti membenci seorang anak pasti ibunya itu akan meninggalkannya sejak bayi dan tidak melahirkan Flavian setelah dua tahun melahirkannya.

Semua rasa kebencian, rasa bersalah, atau bahkan rasa kecewa telah melahirkan seorang anak pasti akan segera berakhir dengan ibunya yang hanya meninggalkannya tanpa memiliki seorang adik laki-laki.

Tetapi kenapa ibunya baru merasa terbebani setelah memiliki dua anak jika bukan karena terkena hasutan suaminya? Yang salah sudah pasti Cillian Blair yang semakin meyakinkan Celphius bahwa itulah adanya.

BRAK!

Celphius menggebrak meja dengan keras sampai Vernon pun merasa terkejut mendengarnya. Atasannya pasti sedang memendam emosi mendalam yang hanya dirinya yang tahu dan tak ada yang bisa membantu.

Jadi, akan lebih baik jika Vernon hanya diam saja dan berbicara saat tuannya sudah siap membuka mulutnya. Mungkin benar-benar ada sesuatu yang belum pernah Celphius ceritakan kepada siapa pun.

“Haa ... menjengkelkan sekali.”

BERSAMBUNG

Terpopuler

Comments

Abi Zar

Abi Zar

keren kak

2024-03-30

1

lihat semua
Episodes
1 Celphius Allen Blair
2 Pembuangan Mayat Hidup
3 Sekadar Perjodohan Bisnis
4 Jangan Membenci Kakakmu
5 Perhatian Seorang Kakak
6 Keluarlah Dari Rumah Ini!
7 THE KILLER
8 Jangan Tinggalkan Aku
9 Ruby Dengan Darahnya
10 Harapanku Adalah Kematian
11 Perjodohan yang Dibatalkan
12 Situasinya Semakin Membaik
13 Adanya Gangguan Kesehatan
14 Kejarlah Sebelum Terlambat!
15 Aku Akan Menunggumu
16 Hanya Sebatas Teman
17 Terlalu Banyak Merepotkan
18 Gudang yang Terbakar
19 Berbicara Tentang Pernikahan
20 Bukan Wanita Simpanan
21 Tiga Pemuda Asing
22 Siapa Nama Aslimu?
23 Melakukan Sebuah Transaksi
24 Ada Banyak Godaan
25 Berada Diujung Kehidupan
26 Celphius, Menikahlah Denganku
27 Terlalu Banyak Halusinasi
28 Menggulung Dalam Selimut
29 Keputusan Penuh Keraguan
30 Ini Sangat Menyakitkan
31 Pernikahan yang Mendadak
32 Menyentuh Tanpa Izin
33 Ungkapan Perasaan Sienna
34 Aku Membunuh Seseorang
35 Alat Pendeteksi Kejujuran
36 Ibumu Seorang Pelacur
37 Mengalami Patah Hati
38 Beda Orang Beda Sikap
39 Kali Ini, Bukan Halusinasi!
40 KESALAHPAHAMAN
41 Kedudukan Kekuasaan
42 Nyawa Menjadi Taruhan
43 Sebuah Penyadap Suara
44 Saling Menuntut Kebenaran
45 Penyembuhan Secara Pribadi
46 Hidup Setelah Mati
47 Perubahan yang Membingungkan
48 Cinta Bukanlah Kesalahan
49 Foto yang Sama
50 Berharap Pada Kematian
51 Tolong Selamatkan Aku
52 Amarah dan Dendam
53 Tercium Bau Busuk
54 Lautan Penuh Darah
55 Rencana Pengalihan Prioritas
56 Perasaan Tidak Nyaman
57 SEPENGGAL KISAH
58 Surat Pengajuan Kesepakatan
59 Ayahku Adalah Monster
60 Penyesalan yang Terlambat
61 Terbukanya Data Pribadi
62 Kesempatan Hidup Kedua
63 Tolong, Jagalah Adikmu
64 Penyusunan Rencana
65 Terlalu Menghayati Peran
66 Pengakuan Seorang Ibu
67 Di Mana Ibuku!
68 Visenya Althenia Milton
69 Sebuah Ciuman Terakhir
70 Hanyalah Istri Kontrak
71 Kehilangan Pasti Terjadi
72 Akankah Berakhir Bahagia?
73 Menunggu Kelahiran Flavian
74 Flavian Heinz Blair
Episodes

Updated 74 Episodes

1
Celphius Allen Blair
2
Pembuangan Mayat Hidup
3
Sekadar Perjodohan Bisnis
4
Jangan Membenci Kakakmu
5
Perhatian Seorang Kakak
6
Keluarlah Dari Rumah Ini!
7
THE KILLER
8
Jangan Tinggalkan Aku
9
Ruby Dengan Darahnya
10
Harapanku Adalah Kematian
11
Perjodohan yang Dibatalkan
12
Situasinya Semakin Membaik
13
Adanya Gangguan Kesehatan
14
Kejarlah Sebelum Terlambat!
15
Aku Akan Menunggumu
16
Hanya Sebatas Teman
17
Terlalu Banyak Merepotkan
18
Gudang yang Terbakar
19
Berbicara Tentang Pernikahan
20
Bukan Wanita Simpanan
21
Tiga Pemuda Asing
22
Siapa Nama Aslimu?
23
Melakukan Sebuah Transaksi
24
Ada Banyak Godaan
25
Berada Diujung Kehidupan
26
Celphius, Menikahlah Denganku
27
Terlalu Banyak Halusinasi
28
Menggulung Dalam Selimut
29
Keputusan Penuh Keraguan
30
Ini Sangat Menyakitkan
31
Pernikahan yang Mendadak
32
Menyentuh Tanpa Izin
33
Ungkapan Perasaan Sienna
34
Aku Membunuh Seseorang
35
Alat Pendeteksi Kejujuran
36
Ibumu Seorang Pelacur
37
Mengalami Patah Hati
38
Beda Orang Beda Sikap
39
Kali Ini, Bukan Halusinasi!
40
KESALAHPAHAMAN
41
Kedudukan Kekuasaan
42
Nyawa Menjadi Taruhan
43
Sebuah Penyadap Suara
44
Saling Menuntut Kebenaran
45
Penyembuhan Secara Pribadi
46
Hidup Setelah Mati
47
Perubahan yang Membingungkan
48
Cinta Bukanlah Kesalahan
49
Foto yang Sama
50
Berharap Pada Kematian
51
Tolong Selamatkan Aku
52
Amarah dan Dendam
53
Tercium Bau Busuk
54
Lautan Penuh Darah
55
Rencana Pengalihan Prioritas
56
Perasaan Tidak Nyaman
57
SEPENGGAL KISAH
58
Surat Pengajuan Kesepakatan
59
Ayahku Adalah Monster
60
Penyesalan yang Terlambat
61
Terbukanya Data Pribadi
62
Kesempatan Hidup Kedua
63
Tolong, Jagalah Adikmu
64
Penyusunan Rencana
65
Terlalu Menghayati Peran
66
Pengakuan Seorang Ibu
67
Di Mana Ibuku!
68
Visenya Althenia Milton
69
Sebuah Ciuman Terakhir
70
Hanyalah Istri Kontrak
71
Kehilangan Pasti Terjadi
72
Akankah Berakhir Bahagia?
73
Menunggu Kelahiran Flavian
74
Flavian Heinz Blair

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!