"Dewa Penghancur"
Kisah ini bermula dari seorang pemuda bernama Zhi Hao, yang sepanjang hidupnya selalu menjadi korban penghinaan dan pelecehan. Hidup di pinggiran masyarakat, Zhi Hao dianggap rendah—baik oleh keluarganya sendiri, lingkungan, maupun rekan-rekan sejawat. Setiap harinya, ia menanggung perlakuan kasar dan direndahkan hingga tubuh dan jiwanya lelah. Semua impian dan harga dirinya hancur, meninggalkan kehampaan mendalam.
Namun, dalam keputusasaan itu, lahir tekad baru. Bukan lagi untuk bertahan atau mencari penerimaan, melainkan untuk membalas dendam dan menghancurkan siapa saja yang pernah merendahkannya. Zhi Hao bertekad meninggalkan semua ketidakberdayaannya dan bersumpah: ia tak akan lagi menjadi orang terhina. Dalam pencarian kekuatan ini, ia menemukan cara untuk mengubah dirinya—tidak hanya dalam penampilan, tetapi juga dalam jiwa dan sikap.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jajajuba, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 25: Siapa yang berani
"Mengapa kamu yang mau mengambil alih? Bukankah ada Zhi Hao sebagai Putra tertua. Lagipula dia sudah berlatih Teknik Pedang Kilat leluhur Klan." Penatua Kelima, seorang pria tua dengan jenggot putih panjang dan mata tajam, berkata sambil berdiri. Ia tidak setuju dengan ambisi Zhi Long.
Zhi Long tersenyum sinis, "Karena dia bukan saudaraku." ujarnya.
Penatua Kelima dan para Tetua yang ada di ruangan itu bingung. Karena sebagian dari mereka tidak tahu tentang permasalahan ini.
Penatua Kelima menatap Para penatua yang lain yang diam. "Tampaknya hanya aku yang tidak tahu masalah ini."
"Sekarang Anda sudah tahu, Penatua Ling. Jadi aku berhak untuk menjadi Patriark selanjutnya." Zhi Long menjawab dengan penuh percaya diri. Ia tahu bahwa Renxiao telah menyebarkan informasi tentang dirinya sebagai putra kandung Patriark, bukan putra hasil hubungan gelap.
Zhi Renxiao berdiri, "Keponakan, kamu masih muda, belum saatnya untuk naik tahta." ujarnya. Wajahnya dipenuhi dengan senyum licik, namun matanya tetap tajam dan penuh perhitungan.
"Paman, bukankah kita sudah sepakat?" Zhi Long bertanya dengan nada mengejek. Ia tahu bahwa Renxiao telah berjanji untuk membantunya merebut tahta Patriark.
"Tangkap bocah ini, dia begitu berani meracuni Patriark. Penjarakan." Zhi Renxiao berteriak, suaranya penuh amarah. Beberapa orang yang memang sudah disiapkan olehnya di luar segera masuk saat mendengar teriakannya.
Mereka menangkap Zhi Long.
"Apa-apaan ini Paman, kamu menjebakku." Zhi Long berteriak, tak Terima kedua tangannya dipegang oleh penjaga Klan. Ia tidak mengerti mengapa Renxiao tiba-tiba berubah sikap.
Renxiao mendekati Long, matanya dingin dan penuh dendam. "Kau terlalu naif, Long," ujarnya. "Aku tidak pernah berniat membantumu merebut tahta."
"Tapi Paman, kita sudah sepakat..." Zhi Long masih tidak percaya.
"Aku hanya memanfaatkanmu untuk mencapai tujuan pribadiku," Renxiao berkata dengan dingin. "Aku ingin menguasai Klan Zhi, dan aku tidak membutuhkanmu untuk itu."
"Tapi... tapi racun itu..." Zhi Long tergagap, ia tidak mengerti apa maksud Renxiao.
"Racun itu hanya untuk mengendalikan Patriark," Renxiao menjelaskan. "Aku ingin memastikan bahwa Patriark tidak akan pernah pulih, dan aku akan menjadi penguasa Klan Zhi."
Zhi Long tercengang. Ia baru menyadari bahwa Renxiao telah menggunakannya sebagai alat untuk mencapai tujuannya. Ia merasa tertipu dan marah.
"Kau... kau bajingan!" Zhi Long berteriak, suaranya penuh amarah.
"Aku tidak peduli apa yang kau pikirkan," Renxiao berkata dengan dingin. "Sekarang, kau akan dipenjara, dan kau tidak akan pernah keluar dari sana." Bisiknya.
Renxiao menoleh ke para penatua Klan Zhi, "Kalian semua tahu bahwa Zhi Long telah meracuni Patriark. Ia harus dihukum atas kejahatannya."
Para penatua Klan Zhi terdiam. Mereka tahu bahwa Renxiao telah mengendalikan situasi, dan mereka tidak berani membantah.
Saat Zhi Renxiao hendak naik ke Kursi pemimpin, Penatua Lan berdiri dan berkata, "Kakak, mengapa kamu yang duduk disana?" Suaranya bergetar menahan amarah, matanya menatap tajam Renxiao.
"Lantas siapa yang duduk disini?" ujar Renxiao, "Apakah kamu? Kamu hanyalah orang lemah yang mengurus senjata. Apa pantas duduk di kursi ini. Meski aku hanya memiliki satu Tangan, Tapi kekuatan, aku memilikinya." Ia melepaskan kekuatan yang begitu dahsyat, membuat orang-orang disana terdorong beberapa langkah dari tempat duduknya. Aura hitam pekat mengepul dari tubuhnya, menandakan kekuatan internal yang luar biasa.
"Aku tahu kamu sudah merayu Penatua Xing dan Penatua Meng untuk membuatku buruk dihadapan mereka. Kamu pikir aku tidak mengantisipasi?" Zhi Renxiao tertawa, suaranya bergema di ruangan itu. Ia telah merencanakan semuanya dengan cermat, dan ia yakin bahwa ia akan menjadi pemimpin Klan Zhi.
Zhi Lan begitu marah. Memang setiap orang di Klan Zhi menginginkan kekuasaan, menjadi pemimpin akan memiliki banyak hal yang dapat dilakukan, termasuk mengendalikan sumber daya dan pengaruh Klan Zhi.
"Penatua Xing, Meng, bantu aku menangkap orang ini. Dia sudah melakukan hal yang buruk dengan penyelundupan senjata." ujar Zhi Lan, suaranya penuh harap. Ia berharap bahwa Penatua Xing dan Meng akan membantunya menghentikan Renxiao.
Namun, harapan Zhi Lan pupus. Penatua Xing dan Meng, yang telah disuap oleh Renxiao, hanya terdiam. Mereka telah berjanji kepada Renxiao untuk mendukungnya, dan mereka tidak akan melanggar janji mereka.
"Maafkan aku Penatua Lan, aku berada di pihak Penatua pertama." Penatua Xing berkata dengan suara dingin. Ia tidak akan membelot dari Renxiao, yang telah memberinya banyak keuntungan.
Penatua Meng juga mengangguk setuju. Ia telah menerima banyak hadiah dari Renxiao, dan ia tidak akan membiarkan Renxiao kecewa.
Zhi Lan melihat bahwa Penatua Xing dan Meng tidak membantunya, ia tahu bahwa ia harus berjuang sendiri. Ia mengeluarkan pedangnya, siap untuk menghadapi Renxiao.
"Kau tidak akan pernah menjadi pemimpin Klan Zhi," Zhi Lan berkata dengan suara penuh tekad. Ia akan melawan Renxiao sampai titik darah penghabisan.
Renxiao tertawa, "Kau terlalu naif, Lan," ujarnya. "Kau tidak akan pernah mengalahkanku."
Renxiao mengeluarkan pedangnya, dan ia menyerang Zhi Lan. Keduanya bertarung dengan sengit, pedang mereka beradu dengan suara yang keras dan menggelegar.
*
Zhi Hao hanya berdiri di pojok ruangan dengan mata terbelalak, memanfaatkan Teknik Halimun dari Buku Penghancur Surgawi yang ia kuasai—sebuah keahlian yang membuatnya nyaris tak terlihat dan mampu menyamarkan keberadaannya. Dari balik tirai bayang-bayang, ia menyaksikan konspirasi, pengkhianatan, serta pertarungan sengit demi perebutan tahta yang memuncak di depan matanya.
**
Beng!
Penatua Lan, terhuyung dan jatuh tak jauh dari Zhi Hao, tubuhnya tak lagi kuat untuk bertarung. Walaupun Zhi Lan memiliki dua tangan sementara lawannya, Renxiao, hanya berbekal satu, kekuatan Renxiao nyatanya lebih dahsyat.
"Sepertinya kau hanya layak jadi mayat di kakiku. Kematianmu akan jadi peringatan keras bagi siapapun yang berani menantang kekuasaanku," ucap Renxiao dengan nada beracun dan tatapan tajam yang mencerminkan ambisinya yang kejam.
"Kau tidak akan berakhir baik-baik, Kakak! Kau pengkhianat licik!" raung Zhi Lan dengan amarah yang membara, sambil merentangkan tangannya yang gemetar.
Slash!
Dalam sekejap, Renxiao membabat nyawa adiknya dengan pedangnya, tanpa bayang penyesalan di wajahnya. Darah muncrat mengotori lantai yang dingin, membenarkan setiap kata nista yang dilontarkan Zhi Lan.
Dengan langkah angkuh, Renxiao berjalan menghampiri tahta. "Siapa lagi yang berani membantah keputusanku menjadi Patriark?" suaranya bergema menantang, menguji keberanian setiap orang yang masih berani memandangnya.
“Aku!” teriak seseorang yang tiba-tiba muncul dari balik tirai.
Semua orang menatap sosok ini dan cukup. Terkejut dengan keberaniannya.
Zhi Hai menatap mereka semua dan tidak ada keraguan dalam langkahnya.
Zhi Renxiao juga menatapnya dan berkata, "Kamu bukan orang keturunan Klan Zhi, untuk apa kamu mau melawanku?"