tidak salahkan aku mencintai papa angkatku? aku rasa tidak, walaupun kami terpaut umur belasan Tahuh, tapi aku rasa kami sangat serasi.
tak masalah dia hanya menganggapku anak, tapi aku pastikan dia hanya akan melihat aku. dan akan aku singkirkan wanita yang berniat mendekat pada ayah angkatku sekaligus lelaki yang aku cintai.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dewi kim, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Rasa sesak
Aku update 3 bab
"Uhuk Alena tersedak ketika Darius membuka mulutnya secara paksa dan memasukkan obat itu ke dalam mulutnya.
"Papa mohon Alena, tolong habiskan." Beberapa kali Alena berusaha meronta, karena dia kesulitan bernafas tapi Darius tidak melepaskan tangannya dari leher putrinya. Darius benar-benar kalut hingga dia melakukan hal seperti ini, ketakutan demi ketakutan membayanginya hingga untuk pertama kalinya dalam hidup dia melakukan kekerasan fisik pada putrinya.
"Uhuk!" Alena kembali terbatuk-batuk ketika obat yang tadi dimasukkan secara paksa oleh Darius sudah habis, dengan cepat Darius langsung mengambil gelas kemudian memberikan minum pada Alena agar obat itu tertelan dengan sempurna. Tadinya Alena ingin memuntahkan obat itu, tapi tidak bisa karena rasanya begitu pahit dan Alena butuh minum secepatnya.
"papa minta maaf Alena, Tapi tolong jangan bahas ini lagi ke depannya karena papa yakin kau tidak akan mengandung, jadi papa tidak harus bertanggung jawab, tidak mungkin juga menikahimu karena papa adalah ayahmu. Jika sampai kau mengandung dan papa menikahimu itu adalah sebuah aib, karena semua mengetahui bahwa kau adalah anak papa."
Perkataan-perkataan Darius terus berputar-putar di otak Alena, rasa terkejutnya akibat dipaksa meminum obat secara paksa belum hilang, dan kini dia dibuat terkejut lagi dengan ucapan Darius barusan.
"Papa harap kau mengerti Alena." Darius mengelus rambut putrinya, kemudian dia keluar dari apartemen Alena dan memutuskan untuk pulang. Sungguh Darius benar-benar mengutuk dirinya sendiri, bagaimana mungkin dia bisa meniduri Alena.
Setelah kepergian Darius, Alena masih membeku di tempatnya. Dalam sekejap, Alena seperti orang linglung, bagaimana tidak linglung dia sudah menyerahkan kesuciannya pada Darius, dan Darius malah menyuruh Dia meminum pil KB darurat. Tentu saja itu suatu pukulan bagi Alena, jadi sekarang Alena bener-bener tidak bisa berpikir dengar jernih.. bahkan dia masih tidak menangkap seluruh ucapan Darius barusan.
"Papa ....." Setelah beberapa saat berlalu, akhirnya Alena mengerti semua yang dikatakan oleh ayah angkatnya. Wanita itu mengerti arti dari ucapan Darius, di mana Darius tidak akan bertanggung jawab tentang apapun, lalu bagaimana dengannya, apa tanggapan nanti suaminya jika nanti dia menikah dan ternyata dia sudah tidak suci lagi.
Seketika Alena menangis membayangkan apa yang terjadi kedepannya, bagaimana menjalani hari-harinya setelah ini, bagaimana cara dia menghadapi kedua orang tuanya.
Beberapa hari kemudian
Alena memegang ponselnya, wanita itu berencana untuk memanggil ayahnya minta ayahnya untuk menjemputnya, rasanya Alena sudah tidak sanggup lagi, dia ingin pulang.
Ini sudah beberapa hari berlalu semenjak kejadian mereka berhubungan badan, selama beberapa hari ini pula Alena hanya diam di apartemen, dia tidak melakukan apapun dia juga tidak kuliah tentu saja dia masih terpukul dengan apa yang terjadi dia juga masih terpukul dengan sikap Darius.
Bukan hanya itu, Alena juga mulai ketakutan. Bagaimana jika obat pil KB darurat yang tadi diberikan oleh Darius tidak berfungsi dan dia bagaimana jika dia malah hamil, lalu bagaimana cara dia menceritakan pada kedua orang tuanya tentang kehamilannya nanti.
Awalnya Alena tidak ingin menceritakan semua pada kedua orang tuanya, dia akan menutup semuanya rapat-rapat. Tapi, ketika dia memutuskan untuk menutup semua rapat-rapat rasa bersalah terus menghantui Alena, dia juga merasa ketakutan. Pada akhirnya Alena memutuskan untuk jujur dengan apa yang terjadi, Alena terlalu tertekan untuk memendam semua ini sendiri, jadi Dia memutuskan untuk jujur tentang apa selama ini dia rasakan, juga akan mengatakan tentang perasaannya pada Darius pada kedua orang tuanya.
***
"Alena!" Panggil Nana ketika mengangkat panggilannya dari Alena.
"Mommy, daddy, tolong jemput aku sekarang juga, aku sudah tidak tahan berada di sini, aku bukan di apartemen papa Darius, tapi aku ada di apartemen lain. Aku akan kirimkan alamatnya padamu, Dan tolong jangan telepon papa Darius." Alena berbicara sambil menangis sesegukan, membuat Nana panik, karena ternyata panggilannya belum ter putus, hingga dia bisa mendengar suara tangis putrinya.
Menyadari panggilannya belum terputus, Alena langsung mematikan panggilan dari ibunya, kemudian berdiam mengirimkan alamat apartemennya yang baru.
Waktu menunjukkan pukul 03.00 pagi, Alena tergeletak di lantai, wanita itu menatap lurus ke depan. Dia sudah meminum obat penenang yang banyak, tapi wanita itu tidak bisa memejamkan mata.
Jujur, Alena lelah, Dia sangat lelah. Dia hanya ingin tidur, tapi sayang dia tidak bisa. Bahkan dia sudah minum obat perenang yang banyak pun sama sekali tidak mempan.
"Alena .... Alena!"
Terdengar suara sang ayah yang memanggilnya, ya memang Alena juga memberitahukan password apartemennya, hingga sang ayah bisa langsung masuk.
Rasanya Alena ingin berteriak memanggil ayahnya dan ibunya mengatakan bahwa dia ada di sini, tapi tidak bisa tubuhnya terlalu lemah.
"Alena!" Jayden terpekik ketika melihat Alena terbaring di lantai.
Jayden terpekik Ketika melihat Alena berada di lantai, dengan cepat lelaki itu langsung menghampiri putrinya. “Alen … Alena.’’ Panggil Jayden, dia menepuk-nepuk pipi putrinya karena Alena setengah tersadar.
‘’Daddy peluk aku, aku ingin tidur,’’ Alena membuka matanya, kemudian dia berbicara membuat Jayden semakin panik. Hingga dengan cepat, Jayden langsung membawa Alena untuk ke rumah sakit. Feeling Jayden mengatakan bahwa putrinya sedang tidak baik-baik saja.
‘’Jadi maksud anda, dok, putriku pernah di rawat di sini belum lama ini?” tanya Jayden kebetulan dokter yang memeriksakan kondisi Alena adalah dokter yang tempo hari memeriksakan Alena ketika Alena datang dengan Darius.
‘’Hmm, Tuan ….’’ Pada akhirnya dokter pun menjelaskan kondisi Alena saat itu dan juga kondisi Alena sekarang.
Dan tentu saja Jayden merasa shock, kenapa jika Alena di rawat, Darius tidak menghubunginya dan sejak kapan Alena keluar dari apartemen lelaki itu, sungguh Jayden ingin sekali menuntut penjelasan dari Darius, tapi sayang sedari tadi Darius tidak bisa di hubungi.
Rupanya hari tadi, Darius mengajukan cuti selama beberapa hari, dia berniat untuk tidak mengaktifkan ponselnya karena dia ingin menenangkan diri, jujur kejadian tempo lalu membuat Darius terpukul, hari harinya terus di dera penyesalan. Jadi itu sebabnya Darius mengajukan cuti guna menenangkan dirinya.
Setelah mendengar penjelasan dari dokter, Jayden langsung masuk kedalam ruang rawat putrinya. Ia mendudukan diri di kursi sebelah berangkar yang di tempati oleh Alena.
‘’Alena sebenarnya ada apa denganmu,’’ Jayden berbicara lirih, feeling nya sebagai ayah mengatakan bahwa ada yang tidak beres dengan putrinya, terlihat jelas dari wajah Alena yang tirus dan tubuh putrinya yang sangat kurus. Padahal sebelum pergi kuliah di kota ini, tubuh putrinya tampak segar dan wajah yang berseri-seri, lalu kenapa sekarang terlihat berbeda.
***