NovelToon NovelToon
Secret Admirer

Secret Admirer

Status: tamat
Genre:Tamat / Cintapertama / Teen School/College / Diam-Diam Cinta / Persahabatan
Popularitas:4.2k
Nilai: 5
Nama Author: Pena Macet

Ketika Laura mendapatkan surat cinta, dia dengan tekad bulat akan menyusuri jejak sang pengagum!

....

Laura ingin rasanya memiliki seorang pacar, seperti remaja di sekitarnya. Sayangnya, orang-orang selalu menghindar, ketika bersitatap dengannya. Jadi, surat cinta itu membawanya pada ambisi yang kuat! Mampukah Laura menemukan si pengagum dan mendapatkan akhir bahagia yang ia impikan?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pena Macet, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

15. Musuh tapi Mesra

Musuh tapi Mesra

Calvina sedari tadi memperhatikanku. Sialnya, dia tidak beranjak sama sekali sampai jam ketiga saat ini. Aku yang awalnya ingin melarikan diri, terpaksa membersihkan toilet dengan hati sukar. Untung saja toilet laki-laki tidak ikut dibersihkan.

Aku memandang toilet terakhir, tempatnya terpencil yaitu di belakang kelas Xll IPS-3, aku bahkan ragu jika mereka pernah datang ke sini. Karena lokasinya yang terlihat angker.

"Kurasa toilet ini tidak usah dibersihkan. Pasti murid-murid jarang ke sini," kataku mengutarakan keinginan. Aku berbalik dan menatap datar Calvina yang sibuk dengan gawainya.

"Masuk dan bersihkan! Jangan banyak alasan!" ujarnya dengan peringatan. Alhasil aku berjalan masuk ke dalam. Sebelum sempat berbicara, pintu toilet ditutup paksa dan ruangan menjadi sangat gelap.

"Sialan!" Aku membelalakkan mata dan bersandar di tembok. Calvina pasti sedang menjahiliku. "Bukan pintunya OSIS budak sekolah!"

Dapat kudengar kekehan dari balik pintu, Clavina berkata, "Nikmati saja. Ini hukuman terakhirmu, maaf ya, karena tidak adil. Soalnya kau itu sangat menyebalkan."

Aku terus berteriak supaya pintu dibukakan, namun yang kudapat adalah suara tawa yang mengalun dari balim pintu dan perlahan menjauh menyisakan keheningan. Dia pasti sudah pergi dan mengurungku di sini. Lihat saja, jika aku sudah keluar kupastikan akan mengadukannya pada pihak keamanan sekolah. Ini sejenis perundungan!

"Gelap sekali." kataku. Tidak ada yang dapat kulihat, dari dalam bilik kamar mandi dapat kudengar tetesan air yang jatuh seperti memenuhi bak.

Aku memeluk diriku dan mengelus lenganku. Tiba-tiba bulu kudukku meremang dan udara menjadi dingin. Secara mendadak kran air menyala.

"Apa-apaan ini, siapa pun yang berada di luar jangan menakut-nakutiku!" seruku lantang. Memang tombol untuk menyalakan kran air untuk toilet ini berada di kantor lama. Kantor itu sendiri berada di samping toilet. Seketika itu juga aku semakin takut, harusnya sesuatu hal yang lama tidak lagi berfungsi dengan baik, lantas mengapa krannya masih menyala dan air  mengalir dengan lancar?

"Buka pintunya Calvina sialan! Kau tidak berperi kemanusiaan." seruku. Air mataku membasahi pipi. Sebenarnya aku tidak secengeng ini, tetapi siapa sih yang tidak takut dihadapkan situasi yang menyeramkan. Bagaimana jika tiba-tiba nona kuntilanak menjambak rambutku dari belakang?

Aku terduduk di lantai dengan air mata yang senantisa mengalir. Ini pengalaman terburuk ketika aku dirundung. "Buka, tolong!" kataku dengan suara serak. Aku akan menutup mata dan pasrah saat tiba-tiba pintu didobrak, dapat kulihat Zen datang dengan wajah paniknya. Aku tidak sedang bermimpi kan?

"Kau sedang cosplay jadi suster ngesot? Mengapa duduk di sana. Sebodoh apa kau hingga diperlakukan buruk seperti ini?" tanya Zen masih sempat-sempatnya menyindir. Aku mengerucutkan bibir, kesal karena tidak dibantu.

"Jangan memasang wajah seperti itu. Aku malah jijik." kata Zen, aku langsung saja mendatarkan ekspresi. Aku melakukannya tanpa sadar, camkan itu!

Zen berjongkok di hadapanku, dia memnuka jaket tebalnya dan menutupi tubuhku yang mengigil. Padahal aku tidak merasa kedinginan. "Ayo ke UKS." ajaknya. Aku menggeleng, karena aku tidak merasa sakit.

"Jangan menolak Laura. Mentalmu terguncang," kata Zen. "Biar kubantu kau menuju UKS."

Aku mengangguk malas, tidak lagi ingin berdebat karena apa yang dikatakan Zen adalah benar. Mentalku terguncang, jika mendengarnya aku menjadi kesal dan memukul pundak Zen yang berada di depan. Aku menyeringai kala dia berbalik dan menatapku sengit.

"Jangan tanya kenapa, tentu saja karena aku snagat kesal. Salahkan dirimu yang berada tepat di hadapanku, lagi pula kejadian tadi masih terekam di kepalaku. Kau begitu oengecut meninggalkan seorang gadis dan berakhir dihukum seorang diri." ujarku mengutarakan unek-unek.

"Kau sendiri yang terlalu lambat untuk berlari. Jangan salahkan orang lain untuk kesalahan yang kauperbuat." kata Zen. Dia kembali.berjalan dengan santai. Aku ingin memukul punggungnya kembali, untung saja aku masih bisa membatasi diri.

Pintu UKS dibuka begitu kami sampai di sana. Dengan tenang Zen masuk ke dalam dan menepuk ranjang UKS yang kosong, di sana tidak ada sama sekali guru yang menjaga, yang terlihat adalah seorang gadis PMR yang terduduk diam di sudut lain. Pasti syok melihat kehadiran Zen yang merupakan preman sekolah.

"Ada lagi yang kaubutuhkan? Cepat katakan sebelum aku berubah pikiran." ujar Zen kemudian memalingkan wajah. Aku meletakkan telunjuk didagu seperti sedang berpikir.

"Aku haus, berikan aku es teh!" kataku memerintah dengan gaya bersedekap dada. Sengaja aku menutup mata supaya tidak tertawa ketika melihat raut wajah Zen.

"Ini." kata Zen, saat itu langsung kubuka mata. Di hadapanku terdapat es teh yang baru saja kupinta. Aku menerimanya dengan baik dan meminumnya dengan nikmat.

"Aku juga lapar," celetukku. "Nasi goreng seafood sepertinya tidak buruk."

Aku mengedipkan satu mata. Zen mendengus kesal dan menatap gadis PMR di sudut lain. Dengan cepat gadis itu pergi, setelahnya kembali dengan satu piring nasi goreng seefood. Jadi, Zen memerintah gadis itu untuk menuruti keinginanku, kurang ajar!

"Mendadak aku tidak lapar lagi, makannnya nanti saja, pundakku pegal sekali karena terus menunduk untuk membersihkan toilet. Bisakah aku meminta untuk dipijatkan?" tanyaku kemudian tersenyum cerah kala melihat raut wajah Zen yang berubah masam.

"Kau!" Sudut matanya memicing dan segera aku menutup mata. Takut-takut dia kepalang emosi dan menampar wajahku, itu tidak lucu.

"Baiklah untuk kali ini saja, karena aku merasa bersalah padamu." Aku membuka mata, menatap tak percaya pada Zen. Sorot mata laki-laki itu nerendah.

"Berbalik, biar kupijat," katanya. Aku lekas berbalik. "Jangan mengira aku perhatian padamu. Ini hanya sebatas penyesalanku."

Aku tersenyum, tidak berniat untuk menanggapi. Mataku melek ketika pegal di pundakku berangsur-angsur mebghilang, Zen ini mahir memijat, sekalian saja buka jasa tukang pijat.

"Siapa yang menguncimu di toilet?" tanya Zen. Dia menghentikan pijatannya karena aku yang mengatakannya. Pundakku tidak lagi sakit.

"Anggota OSIS, namanya Calvina. Gadis itu sungguh biadab! Aku ingin menceburkannya ke sumur tua di belakang pohon jambu," kataku tajam. "Dia berani sekai merundungku."

"Oh. Kalau begitu aku pergi dulu, aku ingin mengurus sesuatu hal yang penting. Jangan bergerak dari ranjangmu sebelum aku kembali!" kata Zen dengan peringatan.

"Siapa kaumengaturku?!" kataku sengit. "Jika aku tidak betah di sini, wajar saja aku kembali ke kelas. Aku sekolah bukan untuk tiduran saja."

Zen menggeram kesal dan menunjuk-nunjuk wajahku, tidak sopan sekali. Kemudian dia berkata, "Mentalmu terguncang, bagaimana jika ada orang lain yang ikut merundungmu? Aku pastikan kau akan enggan untuk keluar dari rumah."

"Siapa yang bilang mentalku terguncang? Seolah aku ini penderita gejala penyakit jiwa," kataku memutar bola mata malas. "Tetapi, mendadak kau sangat pengertian. Jangan lupa kita ini musuh lho!"

Zen tidak lagi menanggapi, dia berlalu pergi dari UKS. Apa yang aku katakan tidak salah, musuh tapi mesra, tidak masuk akal, bukan?

1
tishabhista
lanjutttt...
Pena Macet: ceritanya udah tamat kak/Smile/
total 1 replies
Mona
lanjut kakkkk
Mona
Asekk dapat surat cinta 🔥
Queen Woo
absen dl kk
Shinn Asuka
Tidak bisa menunggu untuk membaca karya baru dari author yang brilian ini.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!