Namanya Kanaka Harvey, dia anak keduanya Letta dan Devano, sejak awal bermimpi jadi pembalap, tapi apa daya takdir menuntunnya untuk masuk ke perusahaan peninggalan kakeknya. Terkenal dingin dan tak tertarik dengan perempuan manapun, nyatanya Kanaka justru terperangkap pada pesona bawahannya di kantor yang bernama Rere (Renata Debora) , cewek itu terkenal jutek dan galak sama siapapun. Kanaka yang tak pernah berpacaran itu begitu posesif dan overprotective terhadap Rere.
IG : 16_rens
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rens16, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 15 : Go public
Meski bu Laras menolak Kanaka untuk memacari Rere anaknya, tapi bukan Kanaka namanya kalo dia harus patah semangat dan mundur teratur.
Sudah klik dan merasa Rere adalah orang yang ia cari selama ini, jadi pantang bagi Kanaka untuk tak berjuang.
Jadi pagi ini Kanaka kembali menyambangi kediaman Rere untuk menjemput pacarnya itu ke kampus.
Ya hari ini memang waktu magang keduanya sudah selesai dan mereka diwajibkan kembali ke kampus.
Kali ini Kanaka tak memakai mobil yang ada di rumahnya melainkan memakai motor yang biasa dipakai untuk menemani hari-hari nya.
"Pagi tante," sapa Kanaka sopan.
Dia sedikit membungkukkan badannya dan mencium punggung tangan wanita itu dengan takjim.
Asli sih, ini bukan sesuatu hal yang disukai oleh Laras, kenekatan dan keras kepalanya Kanaka mengingatkannya pada seseorang.
"Hai Ka, udah nyampai?" sapa Rere dari dalam rumah, dia mencoba mengurai ketegangan yang terjadi pada keduanya.
Kanaka mengulas senyum simpul menyambut Rere yang tampak cantik dengan baju biru muda dan celana jeans, entah kenapa Rere itu sederhana tapi cantik maksimal di mata Kanaka (namanya juga orang jatuh cinta ya guys, mau yang bagaimanapun juga terlihat cantik dan menarik).
"Kami berangkat dulu ya bu." Rere pamit dan mencium punggung tangan sang ibu, Kanaka pun melakukan hal yang sama.
Tanpa menoleh lagi Rere naik ke boncengan Kanaka, sebenarnya dia takut dengan reaksi ibunya melihat mereka masih dekat.
Jujur Rere juga belum tahu rasa yang ada di dalam hatinya itu apa? Memang sih dulu setiap lihat Kanaka bawaannya sebel dan pengen memukul wajah songongnya itu.
Tapi ketika mereka dekat dan semakin intim, Rere tahu bahwa Kanaka itu beda, dia itu..... um, apa ya? Lebih ke cuek dan tak mempedulikan orang yang memang tak penting buatnya, dia baik dan gentleman banget sama orang terdekat.
"Ka.... " Rere memanggil Kanaka dengan suara keras, belum biasa duduk menempel di punggung Kanaka, hingga dia menempatkan tasnya sebagai pembatas di antara mereka.
"Ka... " panggil Rere lebih keras.
"Aku nggak denger, kamu mepetan sini duduknya," Kanaka menarik tangan Rere yang awalnya ditumpukan pada lutut gadis itu dan melingkarkan ke perutnya.
"Dih, malu tahu!" Meski protes Rere tak menolak perlakuan Kanaka.
"Tadi mau ngomong apa?" tanya Kanaka agak memiringkan kepalanya agar suaranya terdengar oleh Rere.
"Kalo pada kepo sama kita gimana?" tanya Rere.
"Ya biarin aja, nggak penting juga mereka mau ngapain," sahut Kanaka santai.
"Dih lo mah enak bilang gitu, gue?" ketus Rere.
"Kenapa kamu emangnya? Ya cuekin aja, nggak perlu di dengarin orang ngomong apa," sahut Kanaka.
Dan Rere akhirnya salah tingkah sendiri saat sadar Kanaka sudah mengganti pemakaian kata 'lo gue' jadi 'aku kamu', sweet banget kan.
Mereka sampai ke kampus di saat pas rame-rame nya, otomatis interaksi keduanya menimbulkan kegemparan di sana.
"Nah kan, pada ngeliatin," bisik Rere dengan wajah memerah, Kanaka? Santai lah, malah sekarang menggandeng tangan Rere mesra.
"Ka, nggak usah gandengan lah, malu aku." Akhirnya Rere ikutan memakai aku kamu.
"Ngapain kamu malu?" tanya Kanaka dengan tatapan mengintimidasi.
Rere tuh belum tahu kalau Kanaka itu orangnya posesif parah, dia tak suka miliknya dilihat orang.
Akhirnya.... karena memang Rere paling mengkeret kalau sudah ditatap seperti itu, jadi jalan amannya ya memilih menurut.
Dengan santai Kanaka memasuki gedung fakultasnya dengan menggenggam tangan Rere, jelas tak mempedulikan siapapun yang menatap heran ke mereka.
Disana di depan ruang tata usaha, ketiga trio kacrut itu berdiri menunggunya, oh jangan lupakan adik perempuannya yang ikutan menunggu Kanaka, tentu saja sekedar ingin berkenalan dengan calon kakak iparnya.
Sejak Kanaka menyebutkan Rere sebagai pacar, sejak itu pula Keiko berhenti menjodohkan Kanaka dengan Calista, tak ada dalam kamus keluarga Danuarta harus memaksakan pilihan pasangan masing-masing orang.
"Sini.... Sini.... " Tuh lihat bagaimana hebohnya si bocil itu melihat Kanaka dan Rere.
"Kenalin adek aku, namanya Keiko, ati-ati kalo ama dia ya," bisik Kanaka pelan.
Sensen, Aldi dan Arlan saling pandang, tentu bingung dengan pemandangan di depannya, kapan Kanaka pacaran sama Rere.
Dua bulan menghilang dari peredaran, tahu-tahu kabar tak terduga mereka terima, luar biasa memang Kanaka ini.
"Nanti pergi sama aku ya mbak." Kanaka sontak menoleh ke arah Keiko saat mendengar kalimat yang terucap dari bibir tipis sang adek.
Sudah bisa Kanaka tebak, pasti Keiko akan mendandani Rere dengan baju yang aneh-aneh.
"Kan mau ketemu mertua, masa nggak make up?" goda Keiko membuat Rere terdiam karena bingung mau bicara apa.
"Dek.... " tegur Kanaka.
"Lho memang Mimo belum kasih tahu ke mas Naka? Tadi pagi Mimo bilang mau kenalan sama mbak Rere kok," kata Keiko tak peduli dengan peringatan kakaknya.
"Lo beneran pacaran ama dia Shu?" tanya Sensen sambil merangkul pundak Kanaka.
"Menurut lo?" Tak menjawab pertanyaan Sensen, Kanaka justru balik menantang Sensen dengan pertanyaan.
"Bangsa* ditanyain bales nanya, emang kacrut lo!" omel Sensen langsung melepaskan rangkulannya.
"Cantik banget kan pacar gue?" puji Kanaka sambil menatap Rere dengan tatapan memuja.
"Gue penasaran, kapan si ash* jatuh cinta sama dia ya, perasaan nggak ada angin nggak ada hujan, tahu-tahu pacaran, kan aneh!" gumam Arlan.
"Cinta itu memang misteri guys, berlabuh di tempat dan waktu yang tepat," ucap Kanaka.
"Ash*!"
"Bajinga*!"
"Bangsa* pinter banget sekarang berpuisi!" omel Aldi kesal.
Aldi merangkul Sensen dan berbisik pelan ke telinga sang sahabat."Gue masih bingung lho Nyet, perasaan teman kita itu paling anti sama cewek, kok tiba-tiba bisa kecantol sama dia sih? Bingung gue."
"Nggak usah bingung, dia kan memang ajaib, baru tahu lo!"
Kanaka tak mempedulikan bisik-bisik temannya, pandangan jelas tertuju kepada sang kekasih yang sedang disabotase oleh Keiko.
Tak lama ponsel Kanaka berdering, ada nama Mimo di layar tipis itu, tanpa menunda-nunda Kanaka langsung menggeser tombol hijau dan menempelkan ponsel itu ke telinga.
"Ya Mimo," sapa Kanaka lembut.
"Ajak Rere kesini buat makan malam Mas," ucap Letta.
"I iya Mo, nanti Naka bilang dulu ke Rere."
Lalu setelahnya Kanaka menutup telponnya dan menghampiri Rere.
"Re.... Mimo ngundang kamu makan malam," ucap Kanaka.
"Hah! Gimana, gimana?" tanya Rere panik.
_______
Akhirnya bisa update juga hari ini setelah perjalanan panjang menulis dari pagi.
Seneng karena tahu kalian nunggu kelanjutan cerita ini.
Terima kasih buat kalian yang sudah selalu support aku dengan kasih komen, like, vote, bunga, apapun itu makasih ya.
Salam sayang buat kalian semua.
cerita nya bagus tapi jadi ngeh setiap bab gini mulu