kisah cinta dalam perjodohan, penuh luka dan air mata, hanya Demi mewujudkan wasian terahir dari kedua orang tuanya ia rela menikah tanpa cinta...
bagaimana. selajutnya apakah pernikahan dan juga cintanya bersambut atau hanya menambah luka di hatinya...
ikuti terus sahabat Nana imuet.....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon salsabilaimuet, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Berkunjung ke rumah mertua.
Hari ini falinda ingin berkunjung ke rumah mertuanya, karena ia sudah berjanji untuk sering datang kesana, walaupun basanya sedikit gak enak, ia juga merasa semakin hati semakin sakitnya bertambah parah,
ia ingin mengutarakan niatnya tapi ia takut akan merepotkan, dan juga ia takut suaminya akan bilang yang bukan dan menuduh dia nantinya hanya memanfaatkan kebaikan kedua orang tuanya itu, falinda banyak pertimbangan, bagaimana pun ia hanya orang luar yang kebetulan mereka jadikan menantu hanya karena wasiat saja..
"Huh..." helaan nafas falinda terasa berat, dengan beban berat yang ia pikul.
"Sudah siap.." Tama yang sudah siap dan berada di hadapan istrinya.
"Siap kak, ayo." ucapnya membawa paper bag untuk mertuanya.
Mereka berjalan beriringan keluar apartemen, falinda mulai membuka suara..
"Kak.."
"Hemb, ada apa.." Tama yang menjawab.
"Gak papa kak, hanya saja falin ingin bertanya apa kakak sudah tidak benci lagi kepada falinda.." dengan takut falinda bertanya.
"Pertanyaan apa itu, dan maaf ya selama ini aku udah jahat sama kamu, dan maaf juga udah bikin kamu sedih.." ucap Tama yang merasa bersalah setelah mendengar pengakuan falinda saat pertengkaran kemaren.
flashback
"Bukanya sudah kukatakan jangan pernah dekat dengan laki-laki lain, karena aku gak suka milikku di jaman oleh laki-laki lain kamu paham falinda." dengan amarah yang memuncak.
"Maaf kak, aku gak dekat dengan siapa saja dia hanya menolong saja kak, apa yang membuat kakak semarah ini, kakak tidak tahu kejadian sebenarnya.."dengan terduduk falinda menjelaskan.
"Bulsit bukanya kamu seorang peselingkuh, sehingga walaupun kamu di nikahi sifat itu tidak akan pernah hilang dari diri kamu."
"Apa yang membuat kakak ber asumsi seperti itu, apa selama ini aku tidak setia, apa selama ini aku mengkhianati kakak, bahkan kakak yang meninggalkan aku, tapi kenapa kakak seolah-olah aku yang menghianati kakak.."
"Jawab kak."
Tama bingung dengan ucapan falinda yang mengatakan dirinya meninggalkan dirinya..
"Apa maksudmu, bukanya kamu menghianati aku, sehingga tampan pikir panjang aku pergi dengan hati yang luka."
"Kakak salah paham, dengan aku mengkhianati kakak, apa aku pernah berfikir untuk menghianati kakak, bahkan aku selalu ingat akan ucapkan kakak."
"Dan kakak tahu dari mana jika aku menghianati kakak, apa kakak punya bukti sehingga sampai detik ini aku kakak anggap hina." dengan kemarahan falinda mengungkapkan semuanya.
Tama bingung harus menjawab apa, ia juga salah hanya karena sebuah foto, ia langsung berasumsi bahwa falinda mengkhianati, sebelum ia mencari tahu kebenarannya..
Falinda mengambil ponsel yang tergolek di atas tempat tidur. ia memberikan sebuah fido dan ia berikan kepada Tama,
"Kakak lihat vidio itu. Bahwa aku tidak pernah mengkhianati kakak, dan perlu kakak tahu ada seseorang yang sudah membuat hubungan kita salah paham," falinda menyerahkan ponselnya..
Sedangkan Tama hanya diam membisu ia bingung harus berkata apa, benar kemarahan. dirinya tak berdasar, ia juga salah sudah membuat dirinya menjadi orang bodoh yang Tidak percaya akan fakta dan juga hanya sekedar foto atau video yang di berikan oleh orang yang ingin menghancurkan hubungan ya..
"Maafkan aku. Aku salah, apakah kamu mau merima kakak dan memulai semuanya dari awal." ucap Tama..
Dan falinda mengangguk mengiyakan..
Setelah tahu itu Tama pun langsung meminta maaf dan juga belajar memperbaiki hubungan dengan falinda walaupun ia merasa canggung dan malu akibat ia yang gegabah dalam menghadapi sikap.
Flashback end
Falinda dan Tama juga diam seribu bahasa, Tama masih memikirkan ucapan dan kata kasar yang pernah ia lontarkan kepada istrinya,
"Kita mampir dulu atau langsung kerah mama.." tanha Tama yang sudah di dalam mobil.
"Mampir kak, ada yang ingin aku beli.."
"Baiklah..."
Rasa syukur akan kehadiran Tama membuat falinda semangat menjalani hari-harinya walaupun ia tahu waktu ya tak lama lagi.. Ia berharap suatu saat Tama akan bertemu dengan seseorang yang bisa menyayangi dirinya..
"Kak jika suatu saat ada seseorang yang mencintai kakak apa kakak akan terima." entahlah mengapa falinda ingin tahu akan respon suaminya.
"Maksut kamu apa falin jangan berbicara yang tidak-tidak.." entah, Tama Tidak suka dengan pertanyaan falin..
"Ya siapa tahu ada yang bisa membuat kakak jatuh cinta suatu saat nanti.." falinda faham, mungkin cinta di hati Tama untuknya sudah habis dan akan sulit untuk tumbuh..
"Kita mau berhenti dimana, " Tama langsung mengalihkan, karena ia tak suka dengan ucapan falinda.
"Di depan sana.." tunjuk falinda..
mobil yang mereka tumpangi sampai di disana sebuah toko buah, falinda turun sementara Tama menunggu di dalam mobil. ia masih mencerna ucapan falinda yang seakan menyuruh dirinya untuk mencintai seseorang, padahal di dalam hatinya hanya nama falinda yang memenuhi setiap ruangnya..
"Bagiamana aku bisa mencintai yang lain sedangkan hati dan pikiran ku habis hanya untukmu, jika ada seseorang yang mencintai aku, biarkan mereka aku tidak perduli yang aku inginkan hanya kamu, maafkan aku yang selama ini buta akan dendam dan juga rasa sakit hati, maafkan aku yang memperlakukan dirimu sedemikian rupa buruknya.." guman Tama yang melihat kepergian falinda kedalam toko itu..
Setelah selesai mereka melanjutkan ke rumah orang tua Tama, falinda di sambut ramah oleh mama mertuanya..
"Ahirnya anak mantu mama datang juga.." mama Laura memeluk tubuh Falinda..
Mama Laura heran dengan menantu nya itu, badanya yang sedikit kurus itu, dan mama Laura bertanya-tanya..
"Nak duduk. Oh ya nak falin badan kamu kenapa kurus sekali, apa anak mama tidak memberikan kamu makan.." tanya mama Laura.
falinda yang mendengar ucapan mama hanya bisa tersenyum..
"Gak kok ma, anak mama sudah memberi makan falinda dengan baik, dan juga falin Tidka kekurangan apapun.."
"Baiklah tapi kamu harus makan banyak nak, sepetinya badan kamu agak kurus dari yang terakhir mama lihat."
Mereka duduk di meja makan, berbincang dan menunggu papa Abraham datang..
"Tama apakah kamu tidak memperhatikan istrimu sehingga biasanya kurus seperti itu." ucap mama Laura yang memperhatikan anak menantunya itu,
Tama juga tak menyadari akan bentuk tubuh Falinda, ia juga heran kenapa falinda sedikit kurus. Dan juga sedikit pucat, membuat tanda tanya dk benak Tama..
kl falinda ttp bertahan ya perempuan pling bodoh, bertahan krn cinta pa krn harta, secara kn suaminya kaya.
dinikahi lelaki kaya kl mkn hati tiap hari ya ogah lah, mnding cpt cerai upgrade diri jd wanita sukses, jd nnti bisa dpt jodoh yg lbih keren.
hidup cm sekali dah penyakitan mnding cerai sembuhin diri hidup bhgia paling tidak seandainya gk sembuh bisa menikmati hidup dng bhgia.