Bosku Pembalap Posesif

Bosku Pembalap Posesif

Bab 1 : Kemenangan Pertama

Letta menatap ke atas sana, tangan perempuan cantik berusia akhir empat puluhan tahun itu tak berhenti menengadah ke atas.

Di depan sana, anak keduanya Kanaka Harvey sedang bersiap memutar gas dan melakukan balapan profesionalnya untuk pertama kalinya.

Sudah jadi kesepakatan bersama dengan Devano suaminya untuk membebaskan semua anak-anak nya memilih masa depan sesuai impian mereka masing-masing.

Kanaka melihat ke arah tribun, menatap keluarganya yang duduk disana memberi dukungan kepadanya.

Sejak Naka masuk ke garis start, ia sudah melihat Mimo nya mengangkat tangan memohon perlindungan dari Yang Maha Kuasa untuknya.

Satu anugerah terbesar untuk mereka memiliki orang tua sehebat Pipo dan Mimo, mereka.... mengerti keinginan anak-anaknya.

Pemimpin balapan sudah memberi sinyal bahwa balapan segera akan dimulai, om Ali selaku pelatih dan juga managernya pun sudah memberi aba-aba melalui mic wireless yang terpasang di telinganya untuk alat komunikasi mereka.

Kanaka menegang, lampu tanda start sudah dinyalakan dan wusss.... Kanaka melesat menunggangi kendaraannya dengan kecepatan maksimal.

Kali ini dia harus menyelesaikan lima belas putaran untuk sampai ke garis finish dan Kanaka bertekad akan membuktikan diri ke Mimo nya bahwa ia tak salah memilih jalan.

Putaran terakhir dan Kanaka masih berada di posisi ketiga, dua lawannya hanya berjarak beberapa meter di depannya.

Kanaka menatap kedepan dan sekali lagi dia menarik gasnya dan melesat cepat bahkan melewati kedua pembalap senior yang berada di depannya itu.

Wussss.... dan Kanaka jadi pembalap pertama yang memasuki garis finish, dia mengangkat ban depan motornya dan melakukan selebrasi kemenangan.

"Yes.... yes, good job son." Suara Ali terdengar di wireless yang Kanaka pakai.

"Amazing om, amazing!" balas Kanaka dengan suara penuh euforia.

Yah sejak menjejakkan kaki di dunia balap selama dua tahun, baru kali ini Kanaka meraih kemenangannya, memang di kelas amatir Kanaka sudah membuktikan diri, tapi disini? Ia akhirnya membuktikan diri sebagai yang tercepat.

Di tribun, Devano memeluk sang istri dengan bahagia karena kemenangan Kanaka, Letta dan Keiko bahkan sudah jingkrak-jingkrak karena torehan prestasi ini.

Sedang Kenzo si kakak pertama yang irit bicara itu hanya bertepuk tangan dan menatap adiknya yang sedang melakukan selebrasi itu dengan menggelengkan kepala dan..... kagum tentu saja.

Tak lama setelah semua pembalap memasuki pit, Kanaka dan kedua pembalap yang finish sebagai terdepan itu, berdiri di atas panggung dan menerima piala.

"Mo... mas Naka keren!" teriak Keiko melihat kakak kesayangannya itu sedang mengangkat pialanya tinggi-tinggi.

Sekali lagi Letta terharu, ibu tiga anak itu sampai meneteskan airmata melihat keberhasilan Kanaka.

Malam harinya, keluarga Devano merayakan kemenangan Kanaka dengan makan malam bersama.

"Mimo bangga sama kamu mas," puji Letta menatap anak keduanya itu dengan tatapan bangga.

"Thanks ya Mo, udah mendoakan Naka sejak Naka start tadi," ucap Kanaka tulus.

Mimo hanya tersenyum tipis, dia pasti mendoakan keselamatan keluarganya apalagi karier yang diambil Kanaka adalah jalan ini, meskipun Letta juga tahu bahwa Kanaka diperlengkapi dengan perlengkapan keselamatan tapi tetap saja sebagai ibu, Letta tentu khawatir.

"Sekarang mas Kenzo ada saingannya," ledek Keiko kepada si kakak kedua.

"Saingan apa?" tanya Kenzo datar.

"Ada yang nyaingin mas Kenzo naruh piala di lemari Mimo," jawab Keiko santai.

"Cckk apaan sih nggak jelas!" omel Kenzo kesal, pasalnya dia kan memang tak berniat memperoleh piala terus, maklumlah otaknya memang seencer itu hingga membuat dia menang lomba cerdas tangkas terus.

"Gimana mas, masih enjoy di dunia ini, belum mau bergeser ke dunia bisnis?" tanya Letta mengalihkan pembicaraan.

"Nanti ya Mo, setelah aku lulus kuliah, aku baru join ke perusahaan peninggalan opa, sekarang pengen puas-puasin di balap dulu," jawab Kanaka diplomatis.

"Ya asal jangan keterusan aja ya mas," sahut Letta cepat.

Devano hanya bisa menipiskan bibir melihat Letta mulai menagih janji kepada Kanaka saat dulu anak keduanya itu menyediakan diri untuk masuk ke perusahaan opanya.

Kanaka hanya mengulas senyum manis, tentu ingat akan janjinya dulu kepada orang tuanya.

Jika nanti tiba saatnya dia akan bergabung di perusahaan itu tapi bukan saat ini, saat ini dia ingin puas-puasin balapan dulu.

***

Pagi ini di kampus tempat Kanaka menimba ilmu, kabar tentang Kanaka Harvey yang kemarin memenangkan perlombaan balap tingkat nasional itu telah menyebar.

Kalau biasanya saat Kanaka belumlah se terkenal sekarang saja, dia sudah jadi primadona di kampus ini, lalu bagaimana dengan sekarang saat dia sudah jadi juara?

Lihat saja orang-orang yang bergelar 'mahkluk Tuhan paling seksi' itu sontak menatap kemanapun kaki Kanaka melangkah.

"Ash* berasa jadi artis gue!" umpat Sensen emosi melihat teman-teman perempuan di kampusnya menatap penuh pemujaan terhadap Kanaka.

"Anggep aja patung yang ngeliatin kita, santuy!" sahut Kanaka santai.

"Bangsa*! Enak banget ngomongnya Ka, patung mana ada yang kecentilan kayak gitu!" sahut Aldi emosi melihat betapa cuek dan santainya Kanaka itu sambil menunjuk gestur adik kelas yang blingsatan kayak cacing kepanasan.

"Terus mesti gimana? Namanya juga hak asasi manusia mas, masak kita larang mereka ngeliatin pakai mata mereka sendiri?" tanya Kanaka sambil menautkan alis, tak peduli meski dia jadi bahan omongan orang-orang itu.

"Susah kalo ngomong sama orang ganteng yak?!" ketus Arlan.

"Makanya Lan, kita kudu sering-sering ke salon agar kita nggak kebanting sama temen kita yang satu itu," ucap Sensen kemudian.

"Biar nggak kebanting mending kita oplas aja nyok?" ajak Aldi membuat dia dianiaya oleh teman-teman nya karena ke-absurd-tan nya itu.

Brug.... kopi di tangan Kanaka terjatuh karena disenggol seseorang.

"Eh maaf, maaf nggak sengaja," ucap cewek dengan dandanan sederhana dan rambutnya dicepol tinggi, agaknya dia buru-buru hingga menabrak Kanaka.

"Woi mata kalo jalan dipakai dong!" ketus Aldi kesal.

"Sorry, gue buru-buru mau ketemu pembimbing, nanti gue ganti ya." Lalu cewek itu melesat pergi meninggalkan mereka.

"Woi.... Woi.... jangan kabur lo!" teriak Arlan yang tidak dipedulikan oleh cewek itu.

"Udahlah, timbang kopi doang kok," tegur Kanaka pelan.

"Halah, pura-pura aja sih dia, palingan emang disengaja biar besok bisa nemuin lo lagi!"

"Udah ah biarin aja!"

Kanaka melihat ke arah cewek tadi menghilang, rasanya tuh..... um, aneh saja!

_________

Hai-hai semua, nih aku terbitin cerita khusus Kanaka Harvey ya guys.

Semoga saja ceritanya lebih menarik dari novel ku sebelumnya.

Thanks untuk semua yang sudah mengikuti aku di IG, di novel toon, pokoknya kalian the best deh.

Salah sayang buat kalian semuanya yah.....

Terpopuler

Comments

nuraeinieni

nuraeinieni

aq mampir lagi di ceritax kanaka

2024-05-05

0

Sulaiman Efendy

Sulaiman Efendy

UP THOR....

2024-02-19

0

Rini

Rini

Yg seru ya thor seperti Alleta sm Devano.kutunggu up mu thorrr

2024-01-16

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 : Kemenangan Pertama
2 Bab 2 : Pemuja setia
3 Bab 3 : High Quality Jomblo
4 Bab 4 : Dia lagi....
5 Bab 5 : Satu Tim
6 Bab 6 : Kudu kuat kuat mental
7 Bab 7 : Ternyata perhatian juga
8 Bab 8 : Didekatkan keadaan
9 Bab 9 : Semakin diperhatiin semakin menarik.
10 Bab 10 : Pacarnya Kanaka
11 Bab 11 : Jika Mimo sudah ikut campur
12 Bab 12 : Perhatian lo bikin gue bingung
13 Bab 13 : Terhalangnya Restu
14 Bab 14 : Siap Melamar
15 Bab 15 : Go public
16 Bab 16 : Berkenalan dengan Mimo
17 Bab 17 : Mesti jawab apa?
18 Bab 18 : Bertamu
19 Bab 19 : Dia bilang yes
20 Bab 20 : Rumah Masa Depan.
21 Bab 21 : Kamar dengan jendela besar.
22 Bab 22 : Posesifnya tambah parah.
23 Bab 23 : Selalu direndahkan
24 Bab 24 : Hasil keringat sendiri
25 Bab 25 : Meluruskan kesalahpahaman
26 Bab 26 : Mau balas dendam?
27 Bab 27 : Menikah denganmu
28 Bab 28 : Bukan Malam Pertama
29 Bab 29 : Angkat wajahmu, sombonglah!
30 Bab 30 : Dia terhormat
31 Bab 31 : Perjalanan sesungguhnya dimulai
32 Bab 32 : Isi duluan ya?
33 Bab 33 : Kecolok belum sih?!
34 Bab 34 : Cinta ini menggelembung sempurna.
35 Bab 35 : Tersanjung sekaligus nyebelin.
36 Bab 36 : Aku lho yang dimusuhin
37 Bab 37 : Hanya anak magang
38 Bab 38 : Masih abu-abu
39 Bab 39 : Terbongkar tanpa sadar
40 Bab 40 : Pengusik ketenangan
41 Bab 41 : Membangunkan macan tidur.
42 Bab 42 : Jangan sentuh milik gue!
43 Bab 43 : Berbuntut panjang.
44 Bab 44 : Posesif disana, posesif disini, posesif dimana-mana
45 Bab 45 : Bikin rusuh saja
46 Bab 46 : Upaya melengserkan Kanaka
47 Bab 47 : Salah Sasaran
48 Bab 48 : Lakukan saja yang kamu mau.
49 Bab 49 : Kanaka Unjuk Gigi
50 Bab 50 : Keputusan sulit
51 Bab 51 : Berbagi tugas
52 Bab 52 : Diinterogasi Mimo
53 Bab 53 : Ngobrol bareng keluarga
54 Bab 54 : Letta-Vetsa-Anwar
55 Bab 55 : Tiga pembalap seksi
56 Bab 56 : Sumpah seru!
57 Bab 57 : Balapan persaudaraan
58 Bab 58 : Pasangan Sejati
59 Bab 59 : Si bucin junior
60 Bab 60 : Bukan strategi yang seperti itu
61 Bab 61 : Panggilan sidang
62 Bab 62 : Kedewasaan Kanaka
63 Bab 63 : Dua Jagoan ganteng
64 Bab 64 : Be gentleman
65 Bab 65 : Ngamuk
66 Bab 66 : Nggak harus menyakiti.
67 Bab 67 : Rapat keluarga
68 Bab 68 : Pertarungan dimulai
69 Bab 69 : Memori yang tertinggal
70 Bab 69 : Mengulang.
71 Bab 71 : Ketemu si dia
72 Bab 72 : Yang terindah
73 Bab 73 : Bermain-main sedikit
74 Bab 74 : Menghadapi Pecundang
75 Bab 75 : Berkunjung ke rumah ibu
76 Bab 76 : Menuai apa yang ditabur
77 Bab 77 : Posesif ya posesif aja...
78 Bab 78 : Ngidamnya Rere
79 Bab 79 : Jadi kesayangan semua orang
80 Bab 80 : Ending
81 Extra part 1
82 Extra part 2
83 Extra part 3
84 Extra part 4
Episodes

Updated 84 Episodes

1
Bab 1 : Kemenangan Pertama
2
Bab 2 : Pemuja setia
3
Bab 3 : High Quality Jomblo
4
Bab 4 : Dia lagi....
5
Bab 5 : Satu Tim
6
Bab 6 : Kudu kuat kuat mental
7
Bab 7 : Ternyata perhatian juga
8
Bab 8 : Didekatkan keadaan
9
Bab 9 : Semakin diperhatiin semakin menarik.
10
Bab 10 : Pacarnya Kanaka
11
Bab 11 : Jika Mimo sudah ikut campur
12
Bab 12 : Perhatian lo bikin gue bingung
13
Bab 13 : Terhalangnya Restu
14
Bab 14 : Siap Melamar
15
Bab 15 : Go public
16
Bab 16 : Berkenalan dengan Mimo
17
Bab 17 : Mesti jawab apa?
18
Bab 18 : Bertamu
19
Bab 19 : Dia bilang yes
20
Bab 20 : Rumah Masa Depan.
21
Bab 21 : Kamar dengan jendela besar.
22
Bab 22 : Posesifnya tambah parah.
23
Bab 23 : Selalu direndahkan
24
Bab 24 : Hasil keringat sendiri
25
Bab 25 : Meluruskan kesalahpahaman
26
Bab 26 : Mau balas dendam?
27
Bab 27 : Menikah denganmu
28
Bab 28 : Bukan Malam Pertama
29
Bab 29 : Angkat wajahmu, sombonglah!
30
Bab 30 : Dia terhormat
31
Bab 31 : Perjalanan sesungguhnya dimulai
32
Bab 32 : Isi duluan ya?
33
Bab 33 : Kecolok belum sih?!
34
Bab 34 : Cinta ini menggelembung sempurna.
35
Bab 35 : Tersanjung sekaligus nyebelin.
36
Bab 36 : Aku lho yang dimusuhin
37
Bab 37 : Hanya anak magang
38
Bab 38 : Masih abu-abu
39
Bab 39 : Terbongkar tanpa sadar
40
Bab 40 : Pengusik ketenangan
41
Bab 41 : Membangunkan macan tidur.
42
Bab 42 : Jangan sentuh milik gue!
43
Bab 43 : Berbuntut panjang.
44
Bab 44 : Posesif disana, posesif disini, posesif dimana-mana
45
Bab 45 : Bikin rusuh saja
46
Bab 46 : Upaya melengserkan Kanaka
47
Bab 47 : Salah Sasaran
48
Bab 48 : Lakukan saja yang kamu mau.
49
Bab 49 : Kanaka Unjuk Gigi
50
Bab 50 : Keputusan sulit
51
Bab 51 : Berbagi tugas
52
Bab 52 : Diinterogasi Mimo
53
Bab 53 : Ngobrol bareng keluarga
54
Bab 54 : Letta-Vetsa-Anwar
55
Bab 55 : Tiga pembalap seksi
56
Bab 56 : Sumpah seru!
57
Bab 57 : Balapan persaudaraan
58
Bab 58 : Pasangan Sejati
59
Bab 59 : Si bucin junior
60
Bab 60 : Bukan strategi yang seperti itu
61
Bab 61 : Panggilan sidang
62
Bab 62 : Kedewasaan Kanaka
63
Bab 63 : Dua Jagoan ganteng
64
Bab 64 : Be gentleman
65
Bab 65 : Ngamuk
66
Bab 66 : Nggak harus menyakiti.
67
Bab 67 : Rapat keluarga
68
Bab 68 : Pertarungan dimulai
69
Bab 69 : Memori yang tertinggal
70
Bab 69 : Mengulang.
71
Bab 71 : Ketemu si dia
72
Bab 72 : Yang terindah
73
Bab 73 : Bermain-main sedikit
74
Bab 74 : Menghadapi Pecundang
75
Bab 75 : Berkunjung ke rumah ibu
76
Bab 76 : Menuai apa yang ditabur
77
Bab 77 : Posesif ya posesif aja...
78
Bab 78 : Ngidamnya Rere
79
Bab 79 : Jadi kesayangan semua orang
80
Bab 80 : Ending
81
Extra part 1
82
Extra part 2
83
Extra part 3
84
Extra part 4

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!