Khairunnisa Silviana gadis berusia 23 tahun harus merelakan masa mudanya untuk menikah dengan Kakak iparnya sendiri setelah 40 hari Kakak kandungnya meninggal setelahdunia karena mengalami kecelakaan demi menyelamatkannya.
Ia harus mengalami sikap kasar dan juga arogan dari Kakak iparnya setiap hari yang terus menyalahkannya atas meninggalnya sang istri.Tak hanya itu ia juga di paksa merawat anak sekaligus keponakannya dengan baik.
Bagiamanakah akhir dari rumah tangga mereka?.Yuk simak di sini!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Novi Zoviza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 15. Pindah
"Mama...",gumam Nisa yang terlihat kaget ini mertuanya tiba-tiba saja masuk membawa Arsha di dalam gendongannya.
"Arlan...kamu disini?ngapain?",tanya Raisa menatap penuh selidik pada sang putra bungsu.
"Oh itu aku hanya ingin melihat keponakanku Ma, ternyata ada sama Mama",jawab Arlan berasalan.
"Oh..."
"Nis... kamu bersiap-siap gih.Bukannya kalian sore ini pindah.Mama akan antar kalian",ujar Raisa pada Nisa.
"I-Iya Ma",jawab Nisa.
"Pindah?", beo Arlan menatap Nisa yang sedang menutup laptopnya.
"Ma...aku ke kamar dulu",ujar Nisa mengecup sekilas pipi Arsha.
"Iya sayang...",jawab Raisa tersenyum tipis.
Nisa akhirnya bisa bernafas lega, perdebatannya dengan dua Kakak adik membuat otaknya benar-benar panas.Jika berhadapan dengan Dion ia tak bisa berkutik lain akan halnya dengan Arlan,ia begitu berani melawan ucapan pria itu.
Sebenarnya Nisa tidak perlu menyiapkan apapun karena semua pakaiannya masih berada di dalam koper yang belum dia pindahkan ke dalam lemari.Ia sengaja mengiyakan ucapan mertuanya hanya untuk menghindari Arlan.
Nisa memasuki kamar bersamaan dengan Dion yang keluar dari kamar mandi dengan bertelanjang dada dan handuk yang melilit di pinggang.
"Aaaa....", pekik Nisa langsung balik badan.Ia benar benar terkejut melihat pemandangan yang baru pertamakali ia lihat.
Dion hanya menggeleng pelan melihat kelakuan istri kecilnya itu.Bolehkah ia mengatakan jika Nisa adalah istri kecilnya karena jarak usia mereka yang terpaut 10 tahun.
Dion tak mempedulikan Nisa,pria itu memasuki walk in closet untuk meninggalkan Nisa yang tampak syok.
Nisa membalikkan badannya perlahan, gadis itu menghirup nafas lega karena tidak lagi melihat keberadaan Dion.Jujur tubuh pria itu sangat bagus dan merupakan idaman semua wanita.Begitu juga dengan Nisa mengakui jika tubuh suami itu sangat kekar.
"Kamu mikir apa sih Nisa, ingat kalian hanya suami istri diatas kertas", batin Nisa memukul pelan kepalanya.Matanya sudah tidak lagi perawan akibat kejadian tadi.
Nisa menarik kopernya yang berada di sudut ruangan.Gadis itu berjalan menuju kamar mandi untuk mengambil perlengkapan mandinya yang ia letakkan di sana.Setelahnya ia memasukkan kembali kedalam kopernya.
Tak lama Dion keluar dari walk in closet dengan menyeret kopernya.Pria yang kini berpakaian casual itu melirik Nisa yang duduk di bibir ranjang bermain ponsel.
Pria itu menghembuskan nafasnya lalu menyeret kopernya keluar dari kamar tanpa menegur sang istri.
Nisa menggeleng pelan lalu bangkit dari duduknya.Ia ikut menyeret kopernya mengikuti Dion yang lebih dulu keluar dari kamar.
Sampai dibawah Nisa sudah di tunggu kedua mertuanya namun ia tidak melihat keberadaan Arlan.Ia bernafas lega karena tak melihat keberadaan sang adik ipar setidaknya untuk saat ini karena ia yakin Arlan pasti akan kembali menganggunya.
Entah apa lagi yang Arlan takutkan padahal Via sudah meninggal dunia dan kini yang tersisa hanyalah Arsha.
Koper milik Nisa langsung diambil alih pelayan untuk dimasukkan kedalam bagasi mobil.
"Ayo Nis.Dion sudah menunggu didalam mobil",ujar Raisa yang menggendong baby Arsha.
"I-iya Ma",jawab Nisa mengangguk pelan mengikuti langkah sang Mama mertua.
Selama perjalanan tidak ada pembicaraan,Nisa yang terpaksa duduk di sebelah Dion yang sedang menyetir sibuk menatap baby Arsha yang tertidur didalam dekapannya.Sedangkan kedua mertuanya berada di kursi penumpang.
Arsha memang mirip dengan Via,tapi jika diperhatikan dengan jika hidung dan bibir Arsha mirip dengan Arlan.
"Mommy akan menyayangi kamu sayang, apapun yang terjadi nantinya",batin Nisa lalu mengecup pipi Arsha dengan penuh kasih sayang.
Dion yang melihat pemandangan itu hanya bisa diam saja.Ia masih mencurigai Nisa yang merupakan dalang dari kematian sang istri.
Sesampainya di rumah yang sudah disiapkan oleh Dion Nisa turun dari mobil dengan penuh hati-hati.
Nisa mamasuki rumah dua lantai yang sudah ada beberapa orang pelayan.Ia dan Dion disambut oleh pelayan begitu juga dengan kedua orangtua Dion.
Rumah itu cukup mewah dan juga indah.Ini merupakan rumah impian Via.Dan Nisa tau itu bahkan ia tau jika Via sering mengunjungi rumah ini sebelumnya bersama Arlan.
Sungguh miris memang kelakuan almarhumah Kakaknya itu.Padahal Dion jauh lebih dari segalanya dibandingkan dengan Arlan.
Ia pernah membujuk Via untuk mengehentikan segala kegilaan sang Kakak namun sang Kakak malah menolaknya.Via yang sudah hanyut dalam pesona sang adik ipar tak bisa lagi berhenti.Ditambah lagi Dion yang sering berpergian ke luar negeri dengan waktu yang lama menjadi faktor utama Via berselingkuh.
Nisa mendudukan bokongnya disofa ruang tengah dikuti sang Mama mertua.Ia belum tau kamar mana yang akan ia tempati karena mulai hari ini mereka akan tidur terpisah.
***
Nisa merebahkan tubuhnya di tempat tidur.Mama mertuanya baru saja pergi beberapa jam yang lalu.Dan Arsha baru saja ia tidurkan kamar sebelah yang terhubung dengan kamarnya.
Nisa tidak tau sampai kapan pernikahan ini berlangsung karena Dion tidak mengatakan sampai kapan mereka akan terikat pernikahan palsu ini.
Ting
Arlan
[Jangan kamu kira ancamanku saat itu hanya bercanda]
Dan jangan salahkan aku juga hari ini semua orang tau jika Arsha anakmu
Nisa tidak mau Arlan terus menekannya.Ia ingin menikmati hidup setidaknya beberapa bulan kedepannya.Arsha adalah kekuatannya saat ini.Bagaimanapun juga Arsha adalah keponakannya.
Sementara itu Arlan melempar ponselnya setelah membaca pesan dari Nisa.Ia tidak menyangka jika kini Nisa semakin berani padanya.
"Argh... brengsek...", umpat Arlan.
"Sudah lah baby, biarkan saja dia.Aku yakin dia tidak akan membuka mulut",ujar seorang wanita yang sedang duduk di atas ranjang lalu mengusap dada bidang Arlan dengan sensual.
"Kamu tau bayi itu mirip denganku.Jika Papa menyadari itu maka habis sudah semuanya.Papa akan mencoretku dari daftar penerima warisannya",ujar Arlan.
"Kenapa kamu tidak mencoba membunuh bayi itu dan mengkambinghitamkan gadis itu lagi.Kali ini tidak hanya Dion yang membencinya tapi semua orang",jawab wanita itu duduk diatas pangkuan Arlan.
"Dasar wanita licik, sahabat macam apa kamu",ujar Arlan mengusap punggung polos wanita itu yang sudah terekspos.
"Salah dia sendiri yang selalu berhasil membuat semua orang yang aku sukai menyukainya dengan sikap polosnya itu",jawab wanita itu.
"Jika Elvan tau jika adiknya ini tengah merayuku kau akan habis budak kecil",ujar Arlan mengusap punggung polos gadis itu dengan sensual.
"Kakakku taunya aku saat ini masih di luar negeri",jawab gadis itu yang tak lain adalah adik dari Elvan sahabat Dion.
"Puaskan aku malam ini maka black card ini menjadi milikmu", bisik Arlan diangguki dengan penuh semangat oleh wanita itu.
...***********...
pak Dirga aja belum mau ngubungi Dion, takutnya terjadi pertengkaran sesama anak.
Khan mestinya ditunda dulu ke rumah Vita...