Meyra Roseyra si gadis yang di buat tak habis pikir dengan seoarang laki laki yang tak lain dan tak bukan ia Hans Lavenzo, bukan karena apa, Hans selalu mengejar nya dan terus berusaha mendekati nya, Padahal secara terang terangan Meyra telah menunjuk kan minat tak sudi nya terhadap Hans
"Pergi, dan jangan deketin gue!! Gue muak sama Lo!"
"Pergi dari kehidupan mu, oh tidak bisa, Tau kah kamu, aku akan merasa puas jika kamu menerima ku,"
"Omong kosong!!!"
***
Tanpa meyra duga, ternyata Hans telah mengikat nya, yang membuat Meyra ingin marah tapi tak bisa karena adanya....
Yuk simak cerita nya,
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Azaaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
ungkapan panji
Di pagi buta ini ada seorang gadis yang sudah terlihat berkutak dengan alat alat dapur
Setelah menyelesaikan sholat Subuh, gadis itu bergegas untuk keluar kamar dan mulai beres beres, begitulah setiap hari nya
Dia Meyra, Walaupun telah mendapat kan gelar sarjana setahun yang lalu tapi gadis itu masih belum mendapat kan pekerjaan, di waktu luang seperti ini dia selalu membantu nenek nya dengan membuat persiapan makanan untuk di bawa ke warung
Meyra pov
Aku yang baru saja menyelesai kan acara memasak dan akan ku bawa ke warung setelah nya, saat ingin membalikan badan aku di kejutkan dengan kehadiran Nenek yang kini terlihat tersenyum pada ku
"Nenek,"
Menghampiri Wanita yang sudah rentan usia itu, Dan membawa nya untuk duduk di kursi yang ada di dapur itu
"Rara"
Yah itu panggilan dari Nenek dan kakek ku, hanya mereka yang selalu memanggil ku dengan sebutan Rara
Aku tersenyum dengan mengusap Punggung Nenek, "Iya nek," jawab ku
"Rara kapan ingin menikah"
Lagi, selalu begitu, aku sebenar nya ingin memprotes karena Nenek yang selalu mendesak ku ingin menikah, tapi aku juga mengerti, Nenek mengatakan itu karna usia nya yang...
Tidak, aku tidak ingin berpikir seperti itu, menggeleng cepat dengan helaan nafas yang keluar dari mulut ku, dan menatap lembut Nenek yang menunggu jawaban dari ku
"Nenek, Rara bukan nya tak ingin menikah, usia Rara masih muda loh" ucap ku berharap Nenek mengerti
Ku lihat Wajah Nenek yang tersenyum tipis dengan menyentuh manja hidung ku
"Sudah 23, Muda apa nya" Nenek terkekeh aku hanya membalas nya dengan senyuman
"Oh ya bagaimana dengan pria yang selalu datang ke sini"
Aku terdiam saat Nenek mengatakan hak itu, aku mengerti siapa yang di maksud oleh Nenek, Dia Hans
Tersenyum getir aku kini berjalan ke depan dengan mengambil makanan yang akan ku bawa ke warung
"Rara tak ingin membahas dia nek,"
Ku lihat raut wajah Nenek yang berubah sendu, yah aku sudah menduganya, tapi mau bagaimana lagi, Tidak mungkin aku mengiyakan kalau aku menyukai Hans, aku sangat membenci pria itu
Author Pov
Meyra telah tiba di warung milik Nenek nya yang tak jauh dari rumah mereka, berjalan lima langkah saja sudah tiba di warung itu
Gadis itu menyapu dalam dan luar warung, setelah nya mengambil bakul yang berisikan rerotian buatan Nenek
Mengantar nya ke warung sebelah, untuk di titip kegiatan ini sudah menjadi kebiasaan Meyra sedari dulu
Beberapa menit telah berlalu, warung Itu kini mulai di datangi oleh sebagian orang yang datang untuk sarapan dan ada juga yang membungkus
"Rara, tolong anterin ini ya"
Meyra mengangguk mengiyakan, dan mengambil Plastik yang penuh dengan bungkusan makanan
"Ini alamat nya ya"
Membaca Alamat itu, "Pt Fiyaz company"
"Iya kamu antar ke sana ya, itu cukup jauh tapi kamu hati hati di jalan ya jangan ngebut bawa motor nya" peringatan Nenek
"Iya nenek"
Menyalin tangan Sang Nenek, Meyra pergi dari sana setelah menarik jaket nya
Setelah menempuh perjalanan yang memakan waktu kurang lebih 25 menit, Meyra melihat ke depan dengan mata membulat, bangunan yang sangat menjelang tinggi itu, Meyra bahkan baru melihat nya, kemana saja dia selama ini
"Mbak pengantar makanan itu?"
Meyra tersentak saat seseorang menyentuh pundak nya, "eh iya Mas, Ini makanan dari warung Nek mil" kata nya dengan memberikan sekantung plastik besar
"Neng tunggu sebentar ya,"
Meyra hanya mengangguk sebagai jawaban, diri nya masih di buat kagum dengan bangunan tinggi ini, 'bisa nggak ya aku melamar kerja di sini' batin nya
Mendongak ke atas dapat di lihat tulisan yang lumayan besar dan mengkilap itu, PT Fiyaz company
"Ini neng uang nya"
Meyra menerima uang itu, "Makasih mas"
Menjalan kan motor nya untuk berbalik, Meyra berhenti di dekat supermarket, tidak dia bukan untuk masuk ke sana, tapi meyra mendudukan diri nya di kursi panjang yang berada di sana
Memejam kan mata nya yah lelah nya berkurang seketika
"Mey"
Terkejut dengan suara buriton itu yang membuat gadis itu merasa tak asing mendengar nya, Meyra membuka mata nya dan melihat, dan yah benar dugaan nya
Memutar malas bola mata nya, "nggak bisa apa sehari aja lo nggak muncul di hadapan gue"
Lelaki itu Hans Lavanzo dengan balutan Jas yang terlihat sangat mewah itu, Meyra akui Hans terlihat sangat menawan tapi meyra segera menepis pikiran nya itu.
"Kita ketemu lagi, di mena pun kamu berada aku selalu ada di situ ya, apa ini yang di namaku dengan takdir jodoh"
Meyra bergidik ngeri, "idih amit amit, liat muka lo setiap hari aja udah buat gue mual tau nggak"
Perkataan yang menyakit kan tapi itu sudah sangat terbiasa bagi Hans
Hans malah menganggapi nya dengan kekehan kecil, pria itu berjalan mendekat dengan meyra, yang membuat gadis itu seketika beranjak berdiri
"Mey, aku benar benar ingin serius sama kamu"
"Serius sama monyet aja sono, gue nggak sudi" setelah mengatakan itu meyra berjalan ke arah motor nya
Niat hati ingin menenang kan pikiran tak jadi ketika pria ini muncul yang ada masalah meyra makin menambah
Hans mencekal pergelangan tangan gadis itu dengan kuat saat meyra yang sudah ingin menjalankan motor nya
Meyra menepis nya kasar, "jangan sentuh gue dengan tangan lo,"
Meyra menghela nafas lelah, "lo kenapa sih Hans, lo tau gue nggak suka sama lo, gue jijik sama lo, lo nggak kapok apa gue dah tolak berkali kali"
"Nggak, aku nggak akan nyerah sebelum dapetin kamu Mey"
"Terserah, lo cowok goblok Hans, segitu nya sama cewek yang jelas jelas nggak suka sama lo"
Meyra menjalankan motor nya tanpa memedulikan Suara Hans yang berteriak memanggil nya
****
"Nenek, Rara pulang "
Meyra melepas helm nya dengan raut muka yang terlihat kesal
"Rara sini sini"
Meyra menatap Nenek nya yang tersenyum lebar, di lihat nya warung yang mulai sepi hanya satu dua orang yang datang, yah karena belum siang
Melangkah kan kaki nya berjalan ke arah sang Nenek, meyra mendudukan diri nya tepat di hadapan Nenek nya, dengan mengipas ngipas wajah nya akibat kepanasan
Sang Nenek menggenggam tangan meyra dengan lembut, meyra hanya menaikan satu alis nya kala gadis itu merasa bingung
"Tadi Hans ke sini cari kamu"
Raut muka Meyra menjadi pias seketika, ini yang membuat Nenek nya bahagia
"Tadi dia terlihat sangat keren, seperti nya dia mendapat kan pekerjaan yang layak, jika kamu menjadi istri nya, kamu tidak akan kesusahan lagi cucu ku" ucap Nenek dengan binar mata yang memancarkan kan kesenangan
"Nenek" lagi dan lagi Nenek nya selalu saja begitu
"Haiya Nenek cuman ingin yang terbaik buat cucu ku" ucap sang Nenek lalu pergi dari sana
Meyra terpaksa mengiyakan saja, tak ingin banyak bicara hingga Nenek nya akan kecewa pada nya nanti
Kenapa harus Hans, kenapa harus dia, pria yang sangat menyebal kan dan menjengkelkan itu kenapa harus dia
Meyra memijat kening nya pening
"Meyra"
Meyra mendongak tak lama mata nya membelalak, "Panji" seru nya dan memeluk pria itu,
Panji teman kuliah sekaligus satu fakultas dengan meyra, Ke dua nya mulai dekat ketika semester satu
"Apa kabar hei?" Tanya meyra
Ke dua nya mendudukan diri nya di kursi yang ada di situ,
"Gue baik, lo juga pasti kan"
Meyra terkekeh dengan menonjok ringan lengan pria itu, "muka lo nggak berubah ya"
Panji melotot, "baru juga setahun nggak ketemu kita meyra"
Setelah nya mereka berbincang ringan Meyra juga membuat kan teh untuk Panji
"Emm Mey, gue sebenar nya dateng ke sini pengen membicarakan hal lain sama lo" Ucap Panji pelan
Meyra yang bari saja menyesal teh nya di buat mengernyit, "ada apa?"
"Gue..."
Panji menjeda ucapan nya dengan menunduk, Meyra makin di buat penasaran
"Gue Suka sama lo" ungkap nya dengan satu tarikan nafas