NovelToon NovelToon
My Baby'S Daddy

My Baby'S Daddy

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat
Popularitas:47.6M
Nilai: 4.7
Nama Author: Aysha Siti Akmal Ali

Alina, seorang gadis lugu yang dijebak kemudian dijual kepada seorang laki-laki yang tidak ia kenali, oleh sahabatnya sendiri.

Hanya karena kesalahan pahaman yang begitu sepele, Imelda, sahabat yang sudah seperti saudaranya itu, menawarkan keperawanan Alina ke sebuah situs online dan akhirnya dibeli oleh seorang laki-laki misterius.

Hingga akhirnya kemalangan bertubi-tubi menghampiri Alina. Ia dinyatakan positif hamil dan seluruh orang mulai mempertanyakan siapa ayah dari bayi yang sedang ia kandung.

Sedangkan Alina sendiri tidak tahu siapa ayah dari bayinya. Karena di malam naas itu ia dalam keadaan tidak sadarkan diri akibat pengaruh obat bius yang diberikan oleh Imelda.

Bagaimana perjuangan seorang Alina mempertahankan kehamilannya ditengah cemoohan seluruh warga. Dan apakah dia berhasil menemukan lelaki misterius yang merupakan ayah kandung dari bayinya?

Yukk ... ikutin ceritanya hanya di My Baby's Daddy

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aysha Siti Akmal Ali, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Melanjutkan Hidup

Tidak terasa usia kandungan Alina sudah berusia tiga bulan, bahkan hampir memasuki bulan ke-empat. Gadis itu sudah jarang mengalami morning sickness, walaupun ia masih suka mabuk di saat mencium aroma tertentu.

Alina duduk di tepian tempat tidurnya sambil menghitung uang simpanan yang sudah tinggal beberapa rupiah lagi. Mau tidak mau gadis itu harus memutar otak untuk mencari pemasukan.

"Aku harus apa, ya? Mencari pekerjaan dengan kondisiku yang seperti ini, apa mungkin?" gumam Alina sambil mengelus perutnya.

Gadis itu nampak berpikir keras, hingga akhirnya ia menemukan sebuah ide. Entah itu ide yang bagus atau tidak, yang pastinya Alina akan mencobanya.

Alina ingin menjual nasi uduk sama seperti mendiang Ibunya. Namun, ia tidak akan menjualnya di depan rumah, melainkan membawanya berkeliling di kampung sebelah.

"Ah, semoga saja berhasil. Paling tidak cukup untuk biaya kebutuhanku sehari-hari. Kalau lebih, ya syukur. Bisa buat ditabung untuk biaya persalinan nanti," gumam Alina sambil tersenyum.

Namun, senyuman itu hanya terlihat sekejap mata. Beberapa detik kemudian raut wajah gadis itu berubah sendu. Ia sedih jika mengingat hari persalinannya nanti.

Tak ada seseorang pun yang akan memberinya semangat, tak ada seseorang pun yang akan mengkhawatirkan keadaannya dan tak ada seseorang pun yang akan mendoakan keselamatan untuk dirinya dan juga bayinya.

Air mata gadis itu sempat menetes, tetapi dengan cepat ia menyekanya. Ia tidak ingin terlihat lemah karena ia sudah berjanji kepada dirinya sendiri bahwa dia tidak akan menyerah dengan kehidupannya yang keras ini.

Alina yakin akan ada pelangi setelah badai. Itu artinya akan ada kebahagiaan yang akan menyambutnya jika ia berhasil melewati kerasnya cobaan yang sedang ia hadapi saat ini.

"Temani Mommy terus ya, Baby. Jangan pernah menyerah karena Mommy juga tidak akan pernah menyerah dengan semua cobaan ini," gumam Alina.

Alina meraih selembar kertas dan pena miliknya kemudian mulai mencatat bahan-bahan apa saja yang ia butuhkan untuk membuat nasi uduk.

Setelah selesai bergumul dengan pena dan kertas tersebut, Alina pun memutuskan untuk segera ke pasar dan membeli barang-barang yang dia butuhkan.

Ya, masih seperti biasanya. Tetangga-tetangga julid yang berada di sisi kanan dan kiri rumahnya selalu dalam mode ON jika dirinya lewat di hadapan mereka.

Walaupun sebenarnya Alina sudah terbiasa dengan perkataan 'Nyelekit' mereka, tetapi yang namanya hati, tidak jarang membuat Alina merasa tersentil dan kembali putus asa.

Dengan langkah cepat, Alina melangkahkan kakinya. Ia ingin secepatnya keluar dari gang tersebut agar suara-suara menyakitkan itu menghilang dari indera pendengarannya.

Akhirnya Alina berada di depan gang. Itu artinya ia sudah berada di titik aman dari para tetangga julidnya. Alina kembali melanjutkan langkahnya, tetapi kali ini gadis itu berjalan dengan santai.

Ia berjalan menuju sebuah pasar tradisional yang jaraknya tidak terlalu jauh dari rumahnya. Ya, paling tidak gadis itu masih bisa jalan kaki menuju pasar tersebut.

Setibanya di pasar tersebut, Alina pun segera membeli bahan-bahan keperluan yang ia dapatkan dari beberapa kios. Dengan tangan penuh barang belanjaan, Alina pun kembali melangkahkan kakinya menuju kediamannya.

. . .

Keesokan harinya.

Pagi-pagi sekali, Alina sudah menenteng sebuah keranjang berisi nasi uduk yang sudah ia bungkus. Tanpa malu-malu, Alina membawa barang dagangannya tersebut berkeliling ke kampung sebelah, di mana keberadaannya masih bisa di lihat oleh orang banyak.

Pagi itu Alina merasa sangat bersyukur karena tidak butuh waktu lama barang dagangannya terjual habis. Tidak sia-sia ia berkeliling-keliling menawarkan barang dagangannya kepada warga dan ia pun semakin bersemangat melakukannya lagi besok hari.

"Ya Tuhan, terima kasih atas semua rejeki yang Engkau berikan hari ini. Semoga besok rejekiku di lancarkan lagi sama seperti hari ini. Amin," ucap Alina sambil mengelus perutnya.

Sementara Alina berjuang menyambung hidup. Imelda, mantan sahabat baik gadis itu kini sedang berada di dalam ketakutan terbesarnya.

"Angkatlah, Chandra! Kenapa beberapa hari ini kamu begitu sulit dihubungi," kesalnya sambil terus mencoba menghubungi lelaki itu.

Namun, hingga beberapa kali Imelda mencoba menghubungi lelaki itu hasilnya tetap sama. Nomor ponsel Chandra sama sekali tidak aktif.

Imelda melemparkan ponselnya ke atas tempat tidur dengan wajah kesal. Kemudian ia pun ikut duduk di tepian tempat tidurnya sambil menutup wajah dengan kedua tangan.

"Semoga ini bukan pertanda buruk. Semoga saja Chandra masih ingat akan janjinya padaku dan menepatinya. Aku tidak tahu apa yang akan terjadi padaku jika Chandra mengingkari janjinya!" gumamnya.

Imelda ketakutan. Bulan ini ia tidak mendapatkan tamu bulanan. Imelda ingin mengeceknya dengan menggunakan test pack, tetapi ia tidak berani. Ia takut jika apa yang ia takuti saat ini menjadi kenyataan.

Imelda bangkit dari posisi duduknya kemudian berjalan mondar-mandir di dalam kamar dengan wajah memucat karena ketakutan.

"Ya Tuhan, aku harus bagaimana?!"ucap Imelda seraya mengacak rambutnya dengan kasar.

...***...

1
Renie Antieka
lama g pasang apl NT lupa udh baca sampe mana/NosePick/
durratul
Luar biasa
Mamah Kekey
Mereka udah nikah dulu ya Thor
Aiko Amallya
aku yg baca rasanya gerah deh...greget bgt ceritanya thorr🙏🙏🙏😂
Nhimasera Sera Sera
Luar biasa
Irmaya Prasetyo
Kecewa
Irmaya Prasetyo
Buruk
♡ Sachi_ Kapuet ♡
meninggal kan jejal dulu
Gagas Permadi
mereka hamil barengan Mulu ya
Bhęå Thęå..
wekdor..mamam tuh hasil perbuatanmu Imelda..ingat karma itu tak semanis kurma.
Bhęå Thęå..
jujur dan tanggung jawab adalah jalan untuk menyelesaikan masalah.
Bhęå Thęå..
pasti yang membeli keperawanan Alina itu tuan Erlan..
Bhęå Thęå..
nah loh Imelda perbuatanmu di bayar KönTån...
Ananda Saraswati
Luar biasa
Rusidah Gudin
pembalasan c pitung suda bermula
Anis Mawati
Luar biasa
Anis Mawati
Biasa
Rusidah Gudin
alinaaaa....
Rusidah Gudin
sabar Alina...akan ada cahaya untuk mu nanti
Rusidah Gudin
lelaki botak...hancurrt
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!