Gadis manis bernama Rania Baskara, usia 17 tahun. Baskara sendiri diambil dari nama belakang Putra Baskara yang tak lain adalah Ayah angkatnya sendiri.
Rania ditolong oleh Putra, ketika masih berusia 8 tahun. Putra yang notabenenya sebagai Polisi yang menjadi seorang ajudan telah mengabdi pada Jendral bernama Agung sedari ia masih muda.
Semenjak itu, Rania diasuh dan dibesarkan langsung oleh tangan Putra sendiri.
Hingga Rania tumbuh menjadi gadis yang cantik dan manis.
Seiring berjalannya waktu, cinta tumbuh pada diri Rania terhadap Putra, begitu juga Putra merasakan hal yang sama, namun ia tidak ingin mengakuinya..
Bagaimana kelanjutannya? ikuti kisahnya..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mahkota Pena, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Lolos Dari Incaran
"Di, tubuhku kok tiba-tiba panas begini ya?" Ucap Dicky.
"Sama, Kak. Aku juga." Jawab Diana.
"Di, apakah ada air dingin? Aku butuh air segera!" Pinta Dicky pada Diana.
Diana segera berjalan menuju lemari pendingin dan mengambil sebotol air dingin untuk ia berikan kepada Dicky.
Dicky segera meraihnya dan meminum dengan rakusnya.
Setelah itu, Dicky berjalan mendekati Diana. Diana pun tidak menghindari, ia merasakan bahwa obat perangsang yang ia bubuhkan pada minuman rupanya telah bereaksi.
Dicky segera menghamburkan tubuhnya pada tubuh Diana.
Ia memeluk Diana dengan penuh gairah.
Diana menggiring Dicky untuk berjalan ke arah ranjang.
Tiba sampai ranjang, Dicky segera mendekatkan wajahnya pada wajah Diana.
Memang Diana telah sengaja melakukannya, karena ia sendiri sangat haus akan sentuhan pria.
Bahkan, ia sendiri telah mengkonsumsi pil kontrasepsi.
Sehingga, ia ingin melakukannya dengan siapa. Baginya tidak perlu di khawatirkan.
"Diana! Sepertinya aku menyukaimu. Apakah kamu ingin menjadi kekasihku?" Ucap Dicky berbisik pada telinga Diana.
Diana mengangguk dengan senang hati.
"Iya, aku bersedia untuk menjadi kekasihmu, Kak." Jawab Diana dengan mengalungkan kedua tangannya pada tengkuk leher Dicky.
Dicky menarik pinggang Diana, sehingga tubuh keduanya kini telah merapat.
Perlahan, Dicky mencoba membenamkan b*birnya pada b*bir Diana.
Untuk pertama kalinya, Dicky melakukan perbuatan itu.
Ia melum*t lembut b*bir Diana.
Diana pun membalasnya, kerena ia cukup agresif. Jadi, ia sangat menyukai hal tersebut.
Dicky mendorong tubuh Diana tepat di atas ranjang, Dicky mendominasi permainannya.
Keduanya tampak asyik dalam pagutan yang dalam.
Hingga sampai terjadilah keduanya melakukan hubungan suami isteri.
Perdana Dicky melakukannya bersama Diana.
Diana mengimbangi permainan yang diberikan oleh Dicky.
Nampaknya Dicky cukup kuat dan piawai dalam memainkannya.
Keduanya bermalam dengan penuh gairah dan hasrat yang membara.
***
"Rania, cepat kamu persiapan untuk keluar dari sini. Aku akan ke parkiran dan mengambil mobil, ketika mobil telah terparkir depan Villa, kamu segera berlari dan masuk kedalam mobil. Agar yang mengintai kita, tidak bisa segera mengejar kita!" Perintah Putra pada Rania.
Rania yang telah siap mengenakan pakaian casualnya, dengan hoodie hitam dan juga celana jeans dan sepatunya. Segera mengikuti arahan dari Putra.
"Baik, Ayah!"
"Oke, kalau begitu aku segera pergi ya. Ingat, secepat mungkin. Jangan sampai mereka mengikuti jejak kita." Pesan Putra kepada Rania.
Rania mengangguk dengan cepat.
Putra keluar dengan cara perlahan namun pasti. Ia memastikan area sekitarnya, dengan mengedarkan pandangan pada sekelilingnya.
Ia juga telah memakai pakaian senada dengan Rania.
Sampai didalam mobil, ia segera melajukan mobilnya dan menuju depan Villa yang masih ada Rania didalamnya.
Rania telah menunggu dari dalam Villa. Ketika mobil Putra sudah mendekati depan Villa, ia segera berlari masuk ke dalam mobil.
"Cepat, Yah!" Perintah Rania.
Putra segera melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi. Sampai pada akhirnya ia berhasil lolos dari para pengintaian.
"Bagaimana, Rania? Apakah mereka membuntuti kita?" Tanya Putra dengan sesekali melihat kaca spion.
"Sepertinya tidak, Yah. Mungkin ia sedang tertidur, sehingga mereka tidak mengetahui kalau kita sudah pergi dari Villa itu. Untung saja masih gelap, jadi kita bisa pergi dengan mudah!" Jawab Rania.
"Baiklah, kalau begitu aku segera mengantarkan kamu ke Asrama ya. Supaya kamu bisa langsung istirahat dengan aman. Ingat, selama di Asrama jangan pernah keluar-keluar. Kalau ingin beli apa-apa, pakai jasa online saja. Keberadaan kami saat ini sedang tidak aman." Pesan Putra kepada Rania.
"Baik, Ayah. Ayah juga ya. Hati-hati selama di Desa Seruni. Kalau sudah sampai sana, segera berkabar kepadaku. Jangan sampai tidak!" Pinta Rania pada Putra.
"Siap, sayang!" Jawab Putra.
Membuat Rania seketika tersenyum mendengar panggilan Putra untuknya.
Putra segera melajukan mobilnya dengan cepat.
Untung saja, Putra telah berkoordinasi dengan pemilik Villa. Bahwa ia dan Rania akan check out pada menjelang subuh. Sehingga, apabila Putra dan Rania telah pergi dari Villa. Villa tersebut bisa langsung di buka kembali untuk penyewa lain.
***
Matahari tampak muncul dengan malu-malu. Sorot sinarnya telah membuat seluruh alam jagat raya menjadi terlihat dengan terang berkat sinarnya yang kian naik.
"Permisi, saya ingin bertemu dengan penghuni Villa ini. Apakah bisa saya bertemu sebentar?" Ucap salah seorang Briptu dengan pakaian casualnya.
Room Boy yang tengah merapihkan Villa tersebut tampak terheran dan terkejut dengan kedatangan Briptu tadi.
"Maaf, ingin bertemu dengan siapa, Mas? Villa kamar ini kosong!" Jawab Room Boy tersebut.
Sang Briptu terkejut mendengar jawaban Room Boy tersebut.
Ia mengerutkan dahinya.
"Kosong? Tidak mungkin, Mas. Jelas-jelas saya membuntuti penghuni kamar ini sejak semalam. Bagaimana bisa kamar ini kosong dan tidak ada penghuninya?" Tanya Briptu kembali tidak percaya.
"Kalau Mas tidak percaya, silakan di cek dan lihat kedalam. Apakah saya berbohong atau tidak." Pinta Room Boy tersebut.
Tanpa menjawab sepatah kata pun, Briptu tersebut langsung masuk dan melihat kondisi didalam kamar Villa. Ia menggeledah dan mengecek satu persatu ruangan pada Villa tersebut.
Namun, ia tidak menemukan seorang pun didalamnya.
Ia mengumpat kesal, karena harus kehilangan jejaknya.
"Ah, sial!" Umpatnya.
"Bagaimana? Apakah saya berbohong atau tidak?" Tanya Room Boy tersebut.
"Terima kasih, Mas!" Ucap Briptu tersebut seraya pergi meninggalkan Room Boy yang masih berdiri diambang pintu.
***
Putra yang baru saja pulang ke rumah langsung masuk ke dalam kamarnya.
Ia terkejut tatkala masuk ke dalam kamarnya, Siska masih saja terlelap.
"Siska! Bangun! Sudah jam berapa ini?" Ucap Putra ketika duduk ditepi ranjangnya.
Siska menggeliat malas. Ia sempat melihat kepulangan Putra.
"Hmm.. Malas lah. Kamu main tinggalin aku begitu saja. Aku menjadi bete sekali di rumah!" Gerutunya.
Putra tersenyum simpul karena meninggalkan Siska begitu saja.
Ia kemudian mendekati Siska.
"Maafkan aku ya. Aku mendadak ada urusan yang penting. Sehingga aku tidak sempat bilang dan berpamitan kepadamu." Ucap Putra dengan membelai pundak Siska.
Siska yang mendapat perlakuan dari Putra berubah menjadi lebih manja.
Ia bergeming dan berpura-pura memejamkan matanya kembali.
"Hei, ayo bangun! Aku kan sudah pulang. Sewaktu aku pergi kamu mencari-cariku." Ucap Putra kembali.
"Entahlah!" Jawab Siska layaknya butuh dimanja oleh Putra.
"Ya sudah, kamu mau kemana ayo aku temani. Atau ingin apa pun aku turuti sebelum aku pergi ke Desa Seruni." Tanya Putra kembali.
Siska langsung bangkit dari posisinya.
"Kapan kamu akan pergi tugas?" Tanya Siska.
"Maybe lusa!" Jawab Putra.
Siska mengerutkan dahinya, dan mengerucut bibirnya.
"Lusa? Lalu, berapa lama?" Tanya Siska kembali.
"Dua bulan!"
"Hah? Dua bulan? Jangan bercanda deh kamu!" Jawab Siska terkejut.
"Iya, memang dua bulan. Karena aku harus menyelesaikan misiku disana." Jawab Putra.
"Itu bukan waktu yang singkat, Putra. Lalu, aku bagaimana? Aku dibiarkan bete begitu?" Protes Siska seraya merajuk pada Putra.
Putra menghembuskan napasnya.
"Lalu, harus bagaimana? Aku harus tugas." Jawab Putra.
"Ih.. Itu lama sekali, Putra. Kalau begitu aku ikut kamu saja!"
"Siska, tidak bisa. Disana tidak ada tempat yang nyaman untukmu jika kamu ikut kesana. Tidak ada tempat mewah disana. Disana tempat penambangan emas. Kamu pasti tidak akan betah." Jelas Putra.
Siska berdecak seraya bersungut kesal.
"Mengapa harus begini sih?" Sahutnya.
Putra terkekeh melihat Siska.
"Ya sudah, hari ini aku free. Aku luangkan waktuku khusus untukmu." Ucap Putra.
Siska tampak berpikir sejenak.
"Serius? Hari ini kamu free dan waktumu full untukku?"
mario jdi lah pelindung buat Rania .dan buktikan ma putra bahwa kmu laki laki yg akan menerima Rania apa ada nya... BKN karna ada apa nya
Rania ikuti apa kata hatimu ... lepaskan masalalu dan tata kembli masa depan mu dgn mmbuka hatimu buat seseorg yg bsa terima kmu apa ada nya..
tetap semangat dan buang perlahan perasaanmu tentang putra...
masalalu biar lah berlalu .masa depan sedang menanti mu... yg sudah terjadi buat lah mnjdi pembelajaran buat kmu .
klw jodoh tak akan kemana Rania... pasti akan terima kmu apa ada nya...
semngt Rania ..
jdi lah tman baik buat Rania iptu... tmnin dia disaat dia terpuruk krna kenyataan putra.jgn lah kmu pergi krna mngetahui knyataan tentang Rania...
Rania .. kmu hrs smngt .. dan hrs bhgia... hrs bsa mnjdi diri sndri ... jgn mw di atur ma kuasa jendral agung itu