Reynard Aditya Narendra (25) adalah pria begajulan yang kerap berbuat onar, mabuk dan berganti wanita adalah hal biasa baginya. namun, pertemuan pertama dengan seorang gadis cantik berhijab merubah hidupnya. Hidup yang semula tanpa tujuan kini berubah dengan sosok gadis cantik disampingnya. ya namanya Melati Ayu(22) gadis cantik penjual bunga berhasil membuat Reynard jatuh hati dan semakin dekat dengan agamanya. bagaimana mereka menjalani kisah cinta ini? dan ujian apa saja yang harus keduanya hadapi?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon e_Saftri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kamu kenapa?
"Nak" panggil sang ayah pada Melati sehingga dirinya yang sedari tadi menunduk memberanikan diri menatap sang ayah
"Iya Yah"
"Nak Bima dan ibunya kesini dengan tujuan ingin melamar kamu untuk menjadi istri dari nak Bima" Rahmat menjelaskan dirinya sebenarnya tau jika Melati sudah mengetahuinya sebab tadi ketahuan mengintip
Terlihat jelas ketegangan di wajah Melati saat ini dirinya tidak tahu harus menjawab apa
"Kamu nggak harus jawab sekarang sayang ambil waktu sebanyak yang kamu mau Ibu sama Bima akan menunggu!" Ujar Henny yang sepertinya tau kecemasan Melati
"Iya Bu insyaallah secepatnya Mel kasih jawabannya, Mel juga harus tanya keputusan ayah" Bima merasa lega Karena Melati tidak langsung menolak itu artinya dirinya masih memiliki harapan jika Melati menerima lamarannya
Rahmat hanya mengangguk dirinya mengerti tentang kecemasan putrinya dan akan membahas ini berdua saja
"Kalau Sarah gimana, udah punya calon suami?" Tanya Henny mencoba memulai obrolan lagi setelah ketegangan tadi
"Belum tante"
"Kamu maunya yang kaya gimana?"
"Ehh ngak muluk-muluk sih tante yang penting orangnya baik dan pekerja keras mirip-miriplah sama mas Bima heheh" ujarnya sedikit tertawa membuat semua orang disana juga ikut tertawa
"Kamu mau ya tante kenalin sama asisten pribadi sekaligus sekretarisnya Bima" tawar Henny
"Rama?" Tanya Bima
"Iya. Orangnya baik tabungannya juga banyak"
"Boleh tante" jawab Sarah antusias yang langsung mendapat cubitan dari Melati
"Maaf yaa Bu Henny Sarah ini memang sedikit cerewet" pak Rahmat tersenyum canggung karena tidak enak hati dengan sikap Sarah
"Enggak pa-pa pak Rahmat saya suka kok orang yang cerewet lebih lucu" ujar Henny
"Ooh yaa pak Rahmat Sarah ini keluarga pak Rahmat juga?" Sambungnya
"Dia juga anak perempuan saya walaupun tidak sedarah. Saya dan putri saya hanya tinggal berdua sejak dia datang kita jadi lebih rame apalagi dia ini banyak bicara" Rahmat bercerita sambil tersenyum
"Sarah tinggal disini?"
"Saya inginnya begitu tapi dia tidak ingin merepotkan katanya makanya sewa kontrakan sendiri yang tidak jauh dari sini" mereka terus mengobrol hingga Henny dan Bima pulang dan tinggallah Melati dan sang ayah karena Sarah juga pulang
"Gimana keputusan kamu?" Tanya Rahmat pada putrinya
"Kalau menurut ayah gimana?" Melati balik bertanya keduanya kini berada diruang tamu sambil menikmati teh hangat setelah tadi makan malam bersama
"Semua keputusan ada sama kamu nak karena kamulah yang menjalaninya, tugas ayah hanya merestui"
"Tapi Mel bingung harus jawab apa Yah"
"Ingat nak pernikahan bukan hanya tentang kamu dan suami kamu saja tapi seluruh anggota keluarganya juga, pernikahan akan sangat berat jika kamu tidak diterima dengan baik oleh keluarga suamimu kelak" Rahmat memberi nasihat
Melati kini tengah berada di kamarnya setelah tadi mendapat nasihat dari sang ayah dirinya terus menimbang, dirinya mencintai Reynard tapi sangat jelas bahwa ibunya tidak menerima dirinya sedangkan Bima, ibunya begitu menyayangi dirinya bahkan menganggapnya sebagai putri
"Ayah benar aku sama Reynard ngak mungkin bersama"
Di toko
"Mel gimana keputusan kamu?" Tanya Sarah penasaran
"Aku juga nggak tau Sar, aku bingung"
"Kalau menurut ayah gimana?"
"Kata ayah semuanya terserah aku"
"Ooh yaa udah kamu pikirin lagi.! Jangan sampe kamu nyesel nantinya" Sarah memberi saran
"Kalau menurut kamu gimana Sar?" Tanya Melati
Sarah menarik napas panjang "Aku tau kamu cinta sama Rey tapi, kita tau kan gimana sikap mamanya Rey sama kamu aku nggak bisa bayangin gimana nanti hidup kamu kalau sama Rey, kalau Bima kamu nggak punya alesan buat nolak Mel apalagi tante Henny sayang banget sama kamu. Tapi, semua balik sama kamu lagi sih karena yang jalanin kan kamu!" Terangnya panjang
Saat keduanya tengah sibuk saling memberi nasihat tiba-tiba saja Reynard dan Bayu menghampiri keduanya
"Meell" panggil Reynard
"Kamu kenapa kayak cemas gitu?" Tanya Melati yang heran melihat Reynard yang tampak khawatir
"Tau, dikejar debt collektor yaa loe?" Sargah Sarah
"Nyamber aja deh nih beo" sanggah Bayu
"Apaan sih ikut campur aja"
"Duuh berisik banget sih kalian. Udah sana gue mau ngomong bedua ama Melati!" Titah Reynard yang mulai geram dengan ulah Sarah dan Bayu
Keduanya akhirnya pergi lalu duduk dibelakang meja kasir sedangkan Reynard dan Melati di sofa ruang tunggu
"Bima ngapain kerumah kamu?" Tanya Reynard setelah Sarah dan Bayu pergi
Melati menarik napas panjang "Mas Bima sama ibunya kerumah untuk melamar aku"
"Apaa?" Reynard berteriak dan terdengar hingga tempat dimana Sarah dan Bayu berada. "Terus kamu jawab apa?"
"Aku belum jawab"
"Kalau gitu tolak!"
"Yaa nggak bisa gitu dong aku nggak punya alasan untuk nolak lamarannya mas Bima"
"Yaa kamu bilang aja kalau kamu nggak cinta sama Bima kamu cintanya sama aku"
"Aku nggak mau bohong"
"Kamu nggak cinta sama aku?" Tanya Reynard dengan wajah sendunya
"Udahlah Rey, kita jangan bahas ini dulu ya!"
Rumah Melati
"Gimana jawaban kamu nak?" Tanya Rahmat saat keduanya tengah menikmati makan malam
"Mel belum tau Yah"
"Jangan terlalu lama menjawabnya nak, tidak baik membuat orang lain menunggu lama!" Rahmat memberi saran pada sang putri
"Kalau menurut ayah gimana, apa ayah udah pengen Mel nikah?"
"Kalau boleh jujur keinginan terbesar ayah adalah menikahkan kamu sebelum ayah pergi" ucapnya sambil tersenyum
"Ayah nggak boleh ngomong gitu!"
"Umur nggak ada yang tau nak, tapi pernikahan kamu adalah hal yang paling ayah inginkan" keduanya kembali ke kamar masing-masing untuk beristirahat
Melati kembali merenungkan setiap ucapan sang ayah. Dirinya masih bimbang ingin menerima lamaran dari Bima atau meratapi cintanya yang tidak mungkin pada Reynard, entahlah Melati rasanya frustasi jika terus memikirkan hal itu iya pun memutuskan untuk melaksanakan shalat istikharah guna menemukan jawaban dari rasa gundah yang tengah dirasakan
Rumah Reynard
"Kenapa nak?" Tanya William pada sang putra dirinya khawatir karena Reynard terus saja melayangkan tinjunya pada samsak yang tergantung di kamarnya
Reynard bahkan tak menghiraukan pertanyaan sang papa dia terus saja melayangkan tinjunya hingga terdengar suara pukulan di seluruh ruangan
"Rey" panggil William lagi
"Reynard!" Bentak sang ayah, William tersulut emosi saat putranya itu sama sekali tak memperdulikan panggilannya
Reynard berhenti dari aktivitas penyaluran emosinya dirinya lalu memandang sang ayah yang berada dihadapannya
Reynard menarik napas panjang "ada apa Pah?" Tanyanya pada William
"Kita duduk dulu!" William mengajak sang putra duduk di sofa yang berada di kamar Reynard
"Kamu kenapa?" William bertanya lagi saat keduanya sudah duduk berdampingan pada sofa dikamar itu