NovelToon NovelToon
REGANTARA

REGANTARA

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintamanis / Bad Boy / Bullying dan Balas Dendam
Popularitas:5.4k
Nilai: 5
Nama Author: Aquilaliza

~ REGANTARA, season 2 dari novel Dendam Atlana. Novel REGANTARA membahas banyak hal tentang Regan dan kehidupannya yang tak banyak diketahui Atlana ~....

Ditinggalkan begitu saja oleh Atlana tentu saja membuat Regan sangat kacau. Setahun lebih dia mencari gadisnya, namun nihil. Semua usahanya tak berbuah hasil. Tapi, takdir masih berpihak kepadanya. Setelah sekian lama, Regan menemukan titik terang keberadaan Atlana.

Disaat Regan merasakan bahagia, berbanding terbalik dengan Atlana yang menolak kehadiran Regan untuk kedua kalinya dihidupnya. Namun, penolakan Atlana bukan masalah. Regan memiliki banyak cara untuk membawa kembali Atlana dalam hidupnya, termasuk dengan cara memaksa.

Akan kah Regan berhasil? Atau malah dia akan kehilangan Atlana sekali lagi?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aquilaliza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Apartemen Regan

Atlana berjalan pelan menuju gerbang depan rumah sakit. Hari ini dia berencana untuk pulang ke rumahnya. Dia sudah begitu merindukan rumah yang penuh dengan kenangan manisnya bersama mendiang papa dan mamanya, juga kenangan buruknya bersama ibu dan saudara tirinya.

Dia juga sudah memberitahu Renata mengenai niatnya yang ingin kembali ke rumah.

Gadis itu berdiri diam di depan gerbang menunggu taksi online yang sudah di pesannya. Namun, sebelum taksi online tiba, sebuah mobil sport berwarna biru gelap berhenti tepat di depannya.

Atlana mengernyit bingung sebelum akhirnya membuang wajahnya ke arah lain saat melihat Regan turun dari mobil tersebut.

"Ayo!" ucapnya sambil meraih sebelah tangan Atlana. Namun, gadis itu dengan cepat menepisnya dan mendekat pada taksi yang berhenti di belakang mobil Regan.

"Mbak Atlana Nayanika, ya?"

"Iya."

"Yaudah, ayo—"

"Gak! Dia bareng gue," potong Regan sambil menahan tangan Atlana. Gadis itu berusaha melepas, tapi genggaman Regan terlalu kuat.

"Enggak, Pak! Saya mau naik taksi. Jangan di dengerin," seru Atlana. "Regan, lepasin! Gue capek tau gak? Gue capek lo kayak gini terus."

"Kalau capek berhenti. Berhenti lari terus dari gue," balas Regan, tak lepas menatap gadisnya. "Pesanan dibatalin," ucap Regan tanpa rasa bersalah. Dia merogoh sakunya, mengeluarkan beberapa lembar uang seratus ribu dari dompet yang diambilnya, kemudian memberikannya pada supir taksi.

"Eh, ini kebanyakan."

"Buat lo." Usai mengatakan hal tersebut, Regan menarik Atlana menuju mobilnya. Dengan paksaan dia mendorong gadis itu masuk, namun Atlana dengan cepat kembali keluar ketika Regan menuju kursi pengemudi.

Regan sontak berbalik dan mengejar Atlana. Dia tidak akan membiarkan Atlana kabur darinya.

"Regan!!" Atlana terpekik ketika cowok itu kembali berhasil menangkapnya.

"Mas, kalau ceweknya gak mau jangan—"

"Diam!!" Regan menatap dingin pria yang menegurnya.

Regan tak peduli pada siapapun. Yang ia pikirkan adalah gadisnya harus kembali padanya. Regan menggendong Atlana, lalu membawa gadis itu masuk ke dalam mobilnya, di kursi pengemudi tepat di atas pangkuan Regan.

Regan melajukan mobilnya meninggalkan rumah sakit. Sebelah tangan Regan melingkar erat di pinggang Atlana, sementara sebelah tangannya mengendarai mobil dengan tenang.

Atlana mengepalkan tangannya. Dia bergerak kecil hendak turun dari pangkuan Regan. Namun, cowok itu semakin mengeratkan pelukannya di pinggang Atlana.

"Regan, gue mau turun!" ucap Atlana dengan suara bernada kesal.

"Gue nyaman kayak gini."

"Lo gak bisa nyetir kalau gue terus lo pangku!"

"Buktinya bisa."

Atlana mendengus pelan. Perasaan kesalnya semakin memuncak. Atlana meraih tangan kekar Regan lalu menghempaskan nya. Dia lalu berpindah dari pangkuan Regan ke jok kosong yang ada di sebelah Regan.

Regan meliriknya, tangannya terulur hendak menggenggam tangan Atlana. Tapi, Atlana menghindar dan menyembunyikan tangannya. Dia memilih memperhatikan jalanan dari jendala mobil dan mengabaikan Regan.

Regan menatapnya sejenak lantas kembali fokus mengendarai mobil. Beberapa saat kemudian, mobil Regan berbelok memasuki bangunan apartemen.

Atlana memejamkan matanya lalu menarik nafasnya panjang saat sadar Regan membawanya ke apartemen cowok itu.

"Ayo!"

Atlana bergeming. Dia mengabaikan tangan Regan yang terulur mengajaknya keluar. Tatapannya lurus ke depan, tidak peduli dengan Regan yang berdiri di sebelahnya.

Regan tidak masalah dengan sikap Atlana yang seperti itu. Dia membungkukkan tubuh tingginya, melepaskan sabuk pengaman Atlana, lalu menggendongnya keluar mobil.

"Regan!"

Regan acuh. Dia berjalan tenang melewati beberapa mobil yang ada di basement. Tidak peduli jika Atlana terus memberontak. Dia hanya ingin membawa gadisnya ke apartemennya dan memeluknya erat saat tiba.

"Regan! Turunin gue!"

Lagi, Regan tak menjawabnya. Cowok itu menekan tombol yang ada di dalam lift menuju lantai dimana unit apartemen Regan berada.

Saat lift berhenti, Regan dengan segera keluar dan menuju unitnya. Lagi, dia tidak peduli pada Atlana yang terus-terus menolak.

Ketika pintu unitnya berhasil dibuka, Regan langsung membawa Atlana masuk. Dia menurunkan gadis itu kemudian memeluknya erat.

"Gue kangen sama lo," ucapnya. Regan menyusupkan wajahnya ke ceruk leher Atlana. Menghirup aroma Atlana yang begitu dia rindukan.

Atlana hanya bisa diam membisu. Dia tidak membalas pelukan Regan ataupun menolak.

Suasana menjadi hening. Setelah beberapa saat, Regan menjauhkan wajahnya dari ceruk leher Atlana dan beralih menatap wajah gadis itu. Sebelah tangannya masih melingkar erat di pinggang Atlana, sementara sebelah lainnya terulur mengusap lembut pipi Atlana.

Perlahan wajahnya mendekat. Ia memiringkan kepalanya, lalu menempelkan bibirnya pada bibir Atlana.

Cup

Atlana terkesiap, namun tak melakukan apapun. Dia diam tanpa melakukan perlawanan.

Merasa tak ada penolakan dari Atlana, Regan menggerakkan bibirnya, mencium lembut bibir Atlana. Tangannya yang bertengger di pinggang Atlana mengusap pelan pinggang ramping itu.

Sebelah tangannya lagi yang awalnya mengusap pipi Atlana, kini merambat ke arah tengkuk gadis itu. Regan menekannya pelan, memperdalam ciumannya meski Atlana tak membalas.

"Love you more." Regan menjeda ciumannya sejenak, lalu kembali menyatukan bibir mereka. Tapi, kali ini Atlana menolak. Ia menahan dada bidang Regan agar tetap memiliki jarak dengannya.

"Ini gak bener," ucap Atlana. Dia menatap wajah Regan.

"Kenapa? Lo gak ingat? Kita sering ciuman kalau lo lupa."

Atlana menarik nafasnya lalu menghembuskannya. "Regan, lo harus ngerti. Itu dulu, beda dengan sekarang. Di antara kita gak ada hubungan apa-apa lagi. Harus berapa kali gue jelasin ke lo. Gue mohon sama lo, biarin gue bebas, Regan."

"Jelasin ke gue, kenapa gue harus bebasin lo?" Regan bertanya dengan suara rendah nan dingin. "Jelasin ke gue, kenapa lo ninggalin gue? Kenapa lo ambil keputusan sepihak?"

"Regan—"

"Ada yang maksa lo?"

Atlana terdiam. Lagi-lagi dia menarik nafasnya dan menghembuskannya. "Ada beberapa hal soal gue yang gak perlu lo tau. Lepasin! Biarin gue pergi."

"Gak akan!" Regan semakin erat memeluk pinggang Atlana. "Lo gak akan kemana-mana." Regan menunduk dan langsung menggendong Atlana di atas pundaknya.

Atlana jelas terkejut dan memberontak minta diturunkan. Dia bahkan memukul-mukul punggung lebar Regan dengan cukup keras. Namun, Regan tetap tak peduli. Dia berjalan menuju kamarnya, lalu mengunci pintu kamar setelah berada di dalamnya.

Dengan cepat Regan membaringkan Atlana diatas ranjangnya dan mendukung tubuh gadis itu.

"Regan! Lo ngapain, hah?" Atlana sedikit berteriak. Entah kenapa, dia menjadi takut melihat wajah Regan yang berada di atas tubuhnya.

"Gue mau buat lo hamil."

"Lo gila! Brengsek!"

"Gue gak peduli. Selama ini bisa buat lo terus di sisi gue, akan gue lakuin."

Atlana menggeleng. Saat Regan semakin membungkukkan tubuhnya dan mendekatkan wajahnya, Atlana dengan cepat menahan dada cowok itu.

"Kalau lo benar-benar ngelakuin itu, lo adalah orang yang paling gue benci seumur hidup gue!"

Regan terdiam. Ia menatap intens wajah Atlana. Setelah beberapa saat, ia menyingkir dari atas tubuh Atlana. "Ayo, gue antar pulang," ujarnya dengan suara dingin.

"Gak perlu!" Tak kalah dingin Atlana membalas. Ia beranjak turun dari ranjang Regan, berjalan keluar dari kamar cowok itu.

Regan mengikutinya. Saat Atlana hendak membuka pintu unitnya, Regan menahan tangannya dan menariknya dalam pelukannya sekali lagi.

"Gue salalu ada buat lo, lo harus ingat itu. Lo boleh benci gue. Tapi lo harus tahu, akan selalu ada lo di hati gue." Regan memberikan satu kecupan di puncak kepala Atlana, kemudian melepas pelukannya dan beralih menggenggam tangan Atlana.

"Ayo, gue antar." Tanpa menunggu persetujuan Atlana, Regan membawa gadis itu keluar dari apartemennya. Dia akan mengantar Atlana kemana pun gadis itu ingin pergi, walaupun sudah pasti Atlana menolak.

1
Syznkra_zeailin10
oh ya gak masalah Thor yang penting di beri penjelasan saya sudah bisa memahami dan memakluminya semangat terus sampai cerita ini tamat yaa☺️💪
Aquilaliza: makasih Kak... 🙏😊
total 1 replies
Athar Rizqi Al Ghifari
bagus
Anaya Nabila
kenapa gak jujur aja sih atlana
Syznkra_zeailin10
semakin membuat hati ku terpotek" kak thor sangat penasaran seperti nya banyak sekali misteri dan rintangan yang bakalan di lewati Regan dan atlana .. ayok kak jangan lama up nya aku selalu menunggu mu dengan setia 💪💪💪
Syznkra_zeailin10
Karya mu begitu menarik perhatianku author baik ku😻💪💪 semangat terus jangan lupa update setiap hari
Syznkra_zeailin10: sama" kak tapi update nya jangan lama ya ,😇
Aquilaliza: Makasih kak 😊
total 2 replies
Ita Purnama
Novel yang bagus 👍🥰
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!