NovelToon NovelToon
Selepas Gulita

Selepas Gulita

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Poligami / Spiritual / Lari Saat Hamil / Berbaikan / Cinta pada Pandangan Pertama
Popularitas:1.5k
Nilai: 5
Nama Author: idrianiiin

Akan selalu ada cahaya selepas kegelapan menyapa. Duka memang sudah menjadi kawan akrab manusia. Tak usah terlalu berfokus pada gelapnya, cukup lihat secercah cahaya yang bersinar di depan netra.

Hidup tak selalu mudah, tidak juga selamanya susah. Keduanya hadir secara bergantian, berputar, dan akan berhenti saat takdir memerintahkan.

Percayalah, selepas gulita datang akan ada setitik harapan dan sumber penerangan. Allah sudah menjanjikan, bersama kesulitan ada kemudahan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon idrianiiin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Eps. 7

...بِسْــــــــــــــــــــــمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم...

..."Semua yang hadir, tidak selalu menjadi takdir, bisa saja hanya sekadar mampir."...

...—🖤—...

ZAYYAN dibuat pusing tujuh keliling saat memasuki dapur yang kacau berantakan karena ulah anak dari atasannya. Jika tak ingat akan statusnya yang hanya seorang pegawai, sudah bisa dipastikan Nayya akan kena damprat.

"Mbak Nayya kenapa ada di dapur? Kalau mau makan bisa saja buatkan," ujar Zayyan sebisa mungkin mengesampingkan emosinya.

Nayya yang saat itu tengah memotong beberapa jenis sayuran untuk dijadikan salad pun terhenti sejenak. "Gue lagi buat konten masak. Nggak lihat ada kamera," desisnya agak kesal.

Zayyan menghela napas panjang. Terlalu fokus dengan kekacauan yang Nayya buat, sampai tidak sadar ada kamera yang tengah menyorot kegiatan perempuan itu.

"Maaf, Mbak, kalau gitu saya permisi," tutur Zayyan memohon ampun.

Nayya menahan laju tungkai Zayyan. Ide gilanya mendadak muncul. "Oh, ya guys kali ini aku mau kolab sama Chef Zayyan. Sini Chef." Tangan perempuan itu melambai dan meminta Zayyan untuk segera menghampirinya.

Tanpa protes Zayyan menurut. Takut dipotong gaji, atau bahkan dipecat. Anak atasannya ini sangat menyebalkan dan semena-mena. Tidak memiliki perasaan juga.

Saat Zayyan in frame, kolom komentar yang rata-rata dihuni oleh kaum hawa itu kian membeludak. Mereka terpesona dengan karisma dan ketampanan Zayyan yang begitu menawan dengan appron serta topi chef yang menjadi ciri khas juru masak.

"Say hai dulu dong, Chef," titah Nayya sebisa mungkin menahan tawanya.

Zayyan memasang wajah terpaksa dan berkata, "Hallo." Hanya satu kata yang terucap dari bibirnya.

"Harap maklum guys Chef Zayyan ini anti kamera, juga irit bicara, bawelnya kalau lagi marah aja. Fyi, sekarang kita akan masak yang sehat dan simpel, apalagi kalau bukan salad. Gimana? Nggak sabar, kan lihat kolaborasi perdana kita?" ocehnya begitu riang.

"Bahan-bahannya ada apa aja, Chef?" tanya Nayya berusaha untuk mencairkan suasana.

"Untuk sayurannya ada selada, mentimun, wortel, paprika merah, dan juga tomat ceri. Kita akan buat salad yang simpel, sehat, tapi enak," sahut Zayyan mencoba untuk mengikuti permainan Nayya.

"Sedangkan untuk sausnya kita akan pakai saus thousand island, bahan-bahannya ada mayonaise, bawang merah, bawang putih, acar, cuka apel, madu, minyak zaitun, lada bubuk dan garam. Untuk takarannya nanti saya jelaskan pada saat proses memasak berlangsung."

"Penasaran, kan sama cara buatnya? Yuk mari kita mulai eksekusi," ujar Nayya begitu antusias. Senyumnya tidak pernah luntur sedikit pun.

Nayya mengiris tipis mentimun, paprika, dan juga wortel, untuk selada cukup dicabik-cabik saja, sedangkan tomat ceri hanya dibelah menjadi dua. Lalu dilanjutkan dengan Zayyan yang mencampurkan semua bahan lantas diberi sedikit lada dan juga garam.

Setelahnya Zayyan mencampurkan bahan-bahan untuk membuat saus thousand island di dalam sebuah mangkuk. Bawang merah, bawang putih, dan juga acar dicincang halus terlebih dahulu. Lantas tambahkan mayonaise, madu, cuka apel, minyak zaitun, lada, serta garam aduk hingga rata.

Nayya mengambil piring lalu meletakan salad sayurnya, dan tak lupa menuangkan saus thousand island di atasnya.

Mereka terlihat sangat menikmati, sesekali melempar candaan agar proses memasaknya menyenangkan, serta memberi aura positif pada penonton.

"Yeyyy! Finally, salad kita akhirnya jadi dan siap untuk dinikmati," seru Nayya seraya memamerkan hasil masakannya.

Beragam komentar langsung membanjiri, banyak di antara mereka yang memuji, bahkan ada pula yang malah salfok dan kepo dengan hubungan Zayyan serta Nayya. 

"Aaaaa, cobain dulu Chef. Beneran enak atau nggak?" Secara spontan Nayya menyuapi Zayyan, dan chef muda itu pun mau tak mau menerimanya.

"Gimana? Gimana? Gimana? Enak, kan?"

Zayyan mengangguk singkat dan tersenyum. "Enak," katanya seraya memberikan dua jempol.

Nayya pun kegirangan dan segera mencicipi masakannya. "Ehmm, beneran enak lho ini guys. Kalian wajib banget re-cook di rumah."

"Maaf Mbak belepotan," tutur Zayyan sembari memberikan selembar tissue pada Nayya.

"Sebelah mana? Bersihin coba?" tantang Nayya dengan diiringi senyum jahil.

Zayyan menampilkan senyum paling lebar lantas berujar, "Bukan bermaksud untuk tidak sopan, tapi saya tidak bisa bertindak selancang itu pada, Mbak Nayya. Mohon maaf."

Nayya tersenyum simpul lalu mengambil tissue yang Zayyan berikan. "Sorry, guys, partner kolab aku kali ini kaku. Nggak bisa diajak bercanda."

Zayyan hanya bisa geleng-geleng melihat kelakuan Nayya yang sangat amat lues di depan kamera. Tidak ada raut kecanggungan sama sekali, tidak seperti dirinya yang ingin segera mengakhiri acara live kali ini.

"See you, guys, sampai ketemu di live berikutnya," pamit Nayya lantas mematikan kameranya.

Zayyan mengembuskan napas lega, serta mengucapkan hamdalah.

"Thanks untuk hari ini, lo nggak usah khawatir. Kalau royalti-nya turun, gue pasti akan bagi rata sama lo," ungkap Nayya.

"Nggak usah, Mbak, terima kasih."

"Lo nggak doyan duit?"

Zayyan meneguk ludahnya karena mendapat pertanyaan menohok seperti itu.

"Kalau nggak doyan, saya gak akan kerja di sini, Mbak," jelas Zayyan.

"Makanya nggak usah belagak nggak butuh duit. Nanti gue transfer, mana nomor rekening lo," tagihnya.

Zayyan hanya bisa mengangguk singkat.

Tanpa basa-basi Nayya duduk di meja panjang yang berada di tengah dapur, parahnya dia pun menyilangkan kaki. Gayanya benar-benar sangat pongah dan bossy.

"Lo sekarang lebih banyak diem, padahal pas awal ketemu ngomel mulu. Sariawan lo?"

Zayyan yang saat itu tengah mencuci piring serta peralatan masak bekas tadi memasak pun terhenti, dan memutar tubuhnya agar melihat ke arah Nayya.

"Saya memang seperti ini, nggak ada yang berubah. Waktu itu ngomel pun karena Mbak Nayya yang mancing," sahut Zayyan blak-blakan.

"Lo banyak ngomong kalau lagi kesel, right?"

Zayyan mengangguk.

"Ya udah kalau gitu, gue akan buat lo kesel setiap hari."

Mata Zayyan membola sempurna. Apa coba maksud dari pernyataan Nayya?

Perempuan itu turun dari meja dan menghampiri Zayyan. "Gue laper, butuh asupan nutrisi. Buatin gue makanan, apa pun, asal jangan pakai kacang. Gue alergi."

"Baik, Mbak, mau diantar ke mana?"

"Gue tunggu di kamar, jangan pake lama kalau bisa." Setelahnya Nayya berlalu pergi.

Zayyan mengurut pelipisnya yang terasa berdenyut. Makin hari, makin diuji saja tingkat kesabarannya oleh Nayya. Dia bener-bener tak habis pikir, kok ada perempuan seperti itu?

Tidak ada lembut-lembutnya, sangat frontal dan blak-blakan, bahkan begitu gampang memerintah. Zayyan yang baru mengenal Nayya saja sudah dibuat pusing tujuh keliling, bagaimana dengan Hartawan serta tunangannya?

Suara deringan gawai membuyarkan lamunan Zayyan. Dengan segera dia mengangkatnya, sebab yang tertera di sana nama sang ibu.

"Zalfa kritis? Zayyan ke sana sekarang." Dengan kecepatan kilat Zayyan melepas perlengkapan masak yang menempel di tubuhnya, lalu bergegas pergi.

Pikirannya benar-benar kacau balau. Keterangan Harini membuat Zayyan tidak bisa berpikir dengan jernih, bahkan dia pun melupakan sesuatu.

"Makanan gue mana?" tagih Nayya saat mereka tak sengaja berpapasan.

Zayyan memukul pelan kepalanya. "Maaf, Mbak saya lupa. Saya ada urusan."

Tanpa tahu malu Nayya mencekal lengan Zayyan, dan langsung dihempaskan oleh lelaki itu.

"Maaf, Mbak bukan mahram. Saya tidak bermaksud menyinggung Mbak, tapi saat ini saya sedang buru-buru. Ada urusan mendesak yang harus segera saya selesaikan," jelas Zayyan saat melihat rona marah yang Nayya tunjukkan.

Sudah bisa dipastikan bahwa perempuan itu tersinggung atas tindakan spontan Zayyan.

"Ok." Hanya satu kata itu yang keluar dari bibirnya

Nayya menatap penuh tanya punggung Zayyan yang kian menghilang dari pandangan. Fokusnya hanya tertuju pada chef muda tersebut.

...🖤SEE YOU NEXT CHAPTER🖤...

1
Nur Hasanah
Biasa
Nur Hasanah
Kecewa
Sriza Juniarti
karma nanti naya..bucin abis🤣🤣
Sriza Juniarti
lanjuutt..s3mangat kk, terus berkarya
love sekebon🥰
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!