Aurora Cassandra Putri M perempuan yang masih berusia 16 tahun, kehilangan kedua orang tuanya, Adik tiri Mommy nya sendiri merencanakan pembunuhan terhadapnya, dan di Khianati oleh orang yang sangat di percayainya..
Aurora yang pergi tidak tau tujuan kemana tidak menyadari akan ada bahaya yang menimpa nya.
Saat dia berbalik Truck melaju kencang kearah nya tanpa di minta dan 'BRUK' Aurora tertabrak dan terpental jauh darah segar bercucuran dimana-mana..
Sebelum menghembuskan nafas terakhir Aurora bergumam 'Tuhan jika aku di beri kesempatan untuk hidup kembali aku ingin mencari bukti kematian kedua orang tuaku dan membalaskan dendamku'
Bagaimana ceritanya yuk buruan mampir di karya Author, mohon maaf jika karya author tidak sesuai ekspetasi kalian yaa, yang tidak suka mohon tidak meninggalkan jejak yang membuat author Down, Terimakasih
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Maulida_ap, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Takdir menjadi sahabat
"Kenapa kalian pindah, bukankah di sana banyak kenangan kalian bertiga, apa kalian berdua berniat melupakan Aurora? mungkin memang dia sudah tidak bersama kalian berdua lagi tapi apakah kalian berdua tidak berpikir jika jiwa Aurora pasti masih berada di antara kalian berdua, Aurora selalu ada di dekat kalian berdua gue yakin itu" Ucap Abila menggebu, Abila sangat tidak suka dengan alasan Sindy dan Laura yang ingin melupakan sahabat mereka begitu aja.
"Gue dan Laura gak bermaksud buat lupain kenangan kami bertiga, mungkin memang alasan awal kami pindah karena ingin melupakan nya tapi setelah gue dan Laura renungi kami berdua hanya ingin menghindari sesuatu yang memang seharusnya kami hindari, di sekolah kami yang dulu ada orang-orang yang menghancurkan kepercayaan sahabat gue (Aurora) dan juga ada pengkhianat kami berdua cuman menghindari mereka, tapi gue yakin cepat atau lambat mereka pasti akan pindah ke sini juga karena apa? huft karena mereka tidak mengizinkan kehidupan gue dan Laura tenang, entah apa kesalahan kami bertiga di masa lalu sampai mereka tega berbuat seperti itu ke Aurora, bahkan sepupunya sendiri sudah di berikan tampungan tempat tinggal dan di beri makan tanpa bayar 1 rupiah pun tapi balasannya lebih dari orang yang sama sekali tidak tau terimakasih!" ucap Sindy panjang lebar
Baru kali ini Sindy berbicara panjang lebar setelah kepergian Aurora.
"Ya Tuhan malang sekali kehidupan Aurora" ucap Abila
"Semoga Tuhan membalaskan sakit Aurora, dan semoga mereka semua yang menyakiti Aurora mendapatkan karma kalo bisa berkali-kali lipat lebih sakit dari yang Aurora rasakan" Do'a Aneska
Abila dan Aneska yang mendengar cerita dari sahabat Aurora juga merasakan perasaan yang marah.
"𝘈𝘢𝘮𝘪𝘪𝘯, 𝘵𝘢𝘱𝘪 𝘬𝘢𝘭𝘰 𝘬𝘢𝘳𝘮𝘢 𝘣𝘦𝘭𝘶𝘮 𝘫𝘶𝘨𝘢 𝘴𝘢𝘮𝘱𝘦 𝘬𝘦 𝘮𝘦𝘳𝘦𝘬𝘢, 𝘣𝘪𝘢𝘳 𝘨𝘶𝘦 𝘴𝘦𝘯𝘥𝘪𝘳𝘪 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘮𝘣𝘦𝘳𝘪𝘬𝘢𝘯 𝘩𝘶𝘬𝘶𝘮𝘢𝘯 𝘬𝘢𝘳𝘮𝘢 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘣𝘪𝘴𝘢 𝘮𝘦𝘳𝘦𝘬𝘢 𝘭𝘶𝘱𝘢𝘬𝘢𝘯" 𝘣𝘢𝘵𝘪𝘯 𝘴𝘦𝘴𝘦𝘰𝘳𝘢𝘯𝘨
El hanya diam tanpa berkomentar, sesekali dia melirik kearah meja yang berada tepat di depannya, El merasa dia dan para sahabatnya seperti di perhatikan, tapi El hanya acuh karena tidak merasakan aura bahaya.
"Eh, kok gelang kita samaan" celetuk Laura tiba-tiba
𝘎𝘭𝘦𝘬, "𝘴𝘦𝘮𝘰𝘨𝘢 𝘮𝘦𝘳𝘦𝘬𝘢 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘤𝘶𝘳𝘪𝘨𝘢, 𝘣𝘦𝘭𝘰𝘮 𝘴𝘢𝘢𝘵𝘯𝘺𝘢 𝘬𝘢𝘭𝘪𝘢𝘯 𝘵𝘢𝘶 𝘴𝘪𝘢𝘱𝘢 𝘨𝘶𝘦 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘴𝘦𝘣𝘦𝘯𝘢𝘳𝘯𝘺𝘢 " 𝘣𝘢𝘵𝘪𝘯 𝘴𝘦𝘴𝘦𝘰𝘳𝘢𝘯𝘨
"Ah iya kok bisa" jawab Abila bingung
Spontan Aneska mengalihkan pandangan nya ke arah El, El yang merasa di perhatikan lantas menolehkan kepala nya ke samping kanan dan pandangan El bertemu dengan tatapan mata Aneska.
Melihat sikap Aneska buru-buru Abila juga ikut memandang El di ikuti Laura dan Sindy yang penasaran.
"Gue gak tau" jawab El pada akhirnya sambil berusaha menyembunyikan perasaan gugupnya
"Kenapa kalian ngeliatin El dan kenapa El jawab gak tau?" tanya Laura beruntun menatap Aneska, El dan Abila
"Gelang ini di kasih sama El baru tadi pagi" jawab Aneska di angguki Abila
"Owh gue kira cuman gue dan Sindy dan Aurora saja yang punya" ucap Laura sedih tapi seperkian detik
"Tapi gue senang tanpa kita duga kita berlima memiliki gelang yang sama dan itu artinya Tuhan memang mentakdirkan kita berlima bersahabat iyakan" celetuk Laura antusias
Aneska, Abila dan Sindy terdiam dan beberapa detik kemudian mengangguk setuju dengan apa yang di ucapkan Laura
El yang mendengar dan melihat ekspresi dari semua sahabat nya akhirnya menghela nafas lega dan tersenyum tipis, sangat tipis sampai tidak ada yang menyadarinya terkecuali seseorang yang memperhatikan mereka sedari tadi, walaupun sedikit jauh tapi mata orang itu memiliki pandangan yang tajam.
"𝘊𝘢𝘯𝘵𝘪𝘬" batin seseorang
bisa tukar posisi nggak 😅😅😅