"Aku akan mengingat wajah kalian semua, Dan tunggu pembalasanku!" Ucap Chen Long sebelum kematiannya..
Jiwanya melesat dan bermigrasi ke tubuh bayi yang baru meninggal dan dia susupi, Hingga bayi dan jiwanya dapat hidup kembali
Ambisinya terpantik untuk menjadi Dewa Pedang yang tak terkalahkan bersama dengan ingatan masa lalu tentang Kitab Pedang Dewa dengan mengukir namanya dalam legenda yang tak terlupakan, Long Chu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jajajuba, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Misi selesai
Setelah mengumpulkan banyak tanaman obat, Empat orang manusia berbalik kembali menuju sekte. Sedangkan hari sudah menjelang malam. Matahari tidak mampu lagi menahan bulan yang ingin muncul, terpaksa dia mengalah karena memang sudah kodratnya seperti itu.
Tidak ada yang dapat memaksa matahari untuk tetap bersinar. Walaupun orang itu berada pada puncak kekuatan di dunia.
Long Chu menoleh "Apakah kita harus istirahat di sekitar sini?" Dia bertanya kepada tiga orang wanita yang menunjukan wajah yang sangat kelelahan.
"Jika kita berhenti disini. Masih sangat bahaya Kak Chu. Aku masih kuat" kata Cai Muning. Padahal dia yang menampakan wajah yang paling lelah diantara dua wanita pengawal lainya. Meski dia lebih tinggi dua tingkat dari Long Chu. Namun fisiknya terlalu lemah. Orang yang hanya berlatih teknik dan meditasi meningkatkan kependekaran tanpa mengolah fisik memang akan lebih mudah lelah.
Long Chu langsung berjongkok. "Naiklah ke punggungku kalau begitu" kata Long Chu seraya memasang punggungnya.
"Ini tidak perlu" ucap Cai Muning. Dia malu namun juga ingin mendekap tubuh tegap lelaki itu.
"Tak perlu malu, atau jika tidak! Kita istirahat saja disini" kata Long Chu seraya tersenyum. Selesai dia berkata Cai Muning segera naik ke punggung dan meletakan dadanya yang lembut.
Darah berdesir, dapat dirasakan hangat pada punggung akan dua bukit yang menempel. Cai Muning memeluk tanpa malu.
"Berapa umurmu sekarang Kak Chu?" Tanya Cai Muning.
"Baru dua belas tahun, aku masih anak-anak, bukan?" Long Chu seraya terkekeh di sela perkataannya dia bertanya.
"Hah!" Cai Muning hampir tak bisa mencernanya dengan baik. 'Jadi aku menyukai seorang bocah' batinnya mendesah "umumnya seseorang akan mencapai tingkat pendekar emas bintang satu akan memasuki usia tujuh belas tahun. Sedangkan kau masih dua belas tahun, apakah ini tidak terlalu gila" kata Cai Muning seraya menggelengkan kepalanya.
"Aku tidak perlu kau mempercayaiku sepenuhnya. Jika aku tembak, kau sekarang berada di umur awalan dua puluh, benar tidak?" Tanya Long Chu lagi seraya tetap berjalan.
"Aku jadi malu denganmu, padahal aku lebih tua. Tapi kalah dalam hal kependekaran" kata Cai Muning.
Dua orang yang mendengar perbincangan mereka juga terkejut, mereka merasa tertekan. Bagaimana mungkin seorang yang berumur dua belas tahun mampu mencapai apa yang tidak mampu orang capai? Suatu hal yang memang diluar nalar. Bakatnya seperti menentang surga! pikir keduanya
"Umur tidak jadi masalah. Tubuhmu tetap seperti orang dewasa. Bahkan pikiranmu lebih matang dengan pembawaan yang tenang, aku kagum akan hal itu. Bagaimana bisa itu tidak berbanding dengan umur?" Cai Muning menambahkan lagi.
"Aku sedari kecil hidup di hutan. Sudah biasa melawan binatang buas terlebih lagi serigala. Jadi meskipun mereka lebih kuat dariku, setidaknya aku cukup pengalaman dengan gaya serangan serigala yang entah dimanapun. Sebesar apapun akan tetap sama" sahut Long Chu
'Dibanding diriku yang sedari kecil sudah dimanja dan hidup lebih dari kata cukup. Wajar jika fisiknya kokoh sedangkan aku lemah' Muning membatin
"Aku terkesan dengan teknik yang Klan kalian miliki, bisakah aku mempelajarinya. Ini demi hidupku! Aku tak ingin orang lain iri dengan pencapaianku sekarang. Jadi aku ingin mengatur tingkat kependekaran agar orang lain tidak terlalu memperhitungkan aku, jika melihat aku lemah, dan aku dapat berjalan sesuai keinginan hati" kata Long Chu menatap dua orang dibelakang seraya berbalik.
Dua pengawal Cai Muning itu saling memandang. Cai Yu mengangguk dan Cai Liu maju. Dia mengeluarkan sebuah gulungan yang terlihat usang. "Ini adalah salinan dari teknik bayangan. Jika kau sudah bisa menguasai tahap pertama. Itu sudah cukup. Kembalikan jika kau sudah selesai. Dan jangan pernah mengatakannya kepada siapapun. Karena hal ini akan menyulitkan kami dan keluarga Cai cabang kecil" kata Cai Liu cukup panjang, lalu menyerahkannya ketangan Long Chu.
"Aku akan meminjamnya satu hari saja" jawab Long Chu seraya menurunkan Cai Muning "kita sudah sangat dekat dengan sekte. Takutnya! Ada lagi orang yang menyukaimu dan memarahiku karena tak rela pujaannya dekat dengan lelaki sepertiku" tambah Long Chu sambil tertawa pelan.
"Dasar bocah, bercanda terus. Mana ada yang menyukai wanita jelek sepertiku" ucapnya sedikit mengerucutkan bibir dengan wajah yang merah. Jika itu siang hari jelas akan nampak wajah malunya.
"Kalau kamu jelek. Yang cantik mana? Udah ah. Nanti kamu jatuh cinta kepadaku kalau terlalu lama bersama. Bisa-bisa nanti kau bawa guling ke tempat tinggalku dan ingin melewati malam bersama" selesai berkata Long Chu berlari. Dia takut akan dipukuli wanita karena bercanda terlalu berlebihaN. Di Kejauhan dia melambaikan tangannya dan menghilang di balik pintu gerbang sekte.
"Ayo Putri! Kita masuk ke sekte dan sebaiknya besok saja menyerahkan hasil serta laporan misi yang diselesaikan"
"Baiklah… ayo!"
Mereka bertiga berjalan beriringan seperti biasa. Tidak ada yang tau bahwa Cai Liu dan Cai Yu adalah pengawal dari Cai Muning dan sudah berada di tingkat pendekar Prajurit bintang satu. Selain Long Chu dan salah satu tetua pembimbing yang memang ditugaskan untuk menjaga Cai Muning.
Long Chu kembali ke kediamannya di wilayah dalam. Untuk saat ini tidak ada yang berani untuk mengganggunya di wilayah luar dan dalam, entah itu jika memasuki wilayah inti.
Pemuda itu mencari sedikit makanan untuk mengganjal perut yang sebenarnya tidak berbunyi, hanya saja lidahnya tak bisa bohong ketika ingin ngemil makanan. Namun yang dicari tidak ada. Betapa susahnya dia. "Lebih baik aku kembali ke Gua. Disana ada belut yang bisa dibakar" gumamnya. Dia keluar lagi dari kediaman dan meluncur.
Setelah izin dengan penjaga gerbang yang sudah mengetahui bahwa dia adalah murid patriark dan pahlawan muda sekte. Long Chu melesat dengan cepat dan sampai di Gua.
Malam itu di sebuah rumah, ada hawa mencekam yang keluar tanpa sengaja. Hawa itu disebut aura pembunuh yang bisa dimiliki oleh seorang pendekar raja. Atau yang sudah banyak membunuh.
Sorot matanya begitu tajam menatap seseorang yang sedang ada dihadapannya sekarang.
"Maafkan aku tetua" seseorang yang ditatapnya merasa tercekat, nafasnya tertahan oleh sesuatu yang menyulitkannya namun tidak terlihat.
"Bagaimana bisa anakku terbunuh dari seorang pemuda yang hanya berada di tingkat pendekar Emas bintang tiga? sedangkan dia sudah berada di tingkat pendekar emas bintang enam. Ini diluar logika. Gong Ye! Sampaikan pesanku kepada Gong Zhou di wilayah Inti. Bahwa adiknya telah mati dan dia harus membalaskan dendam kematiannya"
"Baik tetua" sahut Gong Ye. Dia mengarang sebuah cerita bahwa yang membunuh Gong Yan adalah Long Chu, padahal kebenarannya adalah Cai Liu.
'Aku tidak bisa bertindak langsung karena ini adalah antara murid, meskipun aku juga ingin menghancurkan tulangnya dengan tanganku sendiri' Gong Ji membatin sedih. Melihat jasad anaknya yang terbujur dihadapannya kini.