Setelah lulus SMA, Syafana menikah siri dengan kekasihnya yang baru saja lulus Bintara TNI-AD. Sebagai pengikat bahwa Dallas dan Syafana sudah memiliki ikatan sah. Pernikahan itu dirahasiakan dari tetangga maupun kedinasan.
Baru beberapa hari pernikahan siri itu digelar, terpaksa Dallas harus mengikuti pendidikan selama dua tahun. Mereka berpisah untuk sementara.
"Nanti setelah Kakak selesai pendidikan dan masa dinas dua tahun, kakak janji akan membawa pernikahan kita menjadi pernikahan yang tercatat di secara negara," janji Dallas.
"Kak Dallas janji, harus jaga hati," balas Syafana.
Namun baru sebulan masa pendidikan, Dallas tiba-tiba saja menalak cerai Syafana. Syafana hilang kata-kata, sembari melepas Hp nya ke ubin, tangan Syafana mengusap perutnya yang kini sudah ditumbuhi janin. Tangis Syafana pecah seketika.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Deyulia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 3 Wajah Yang Mirip 99 Persen
Sembilan bulan kemudian, Syafana melahirkan seorang bayi tampan. Bayi itu terlahir mewarisi hampir 99 persen wajah Dallas. Tidak diragukan lagi siapa pemilik benih yang bersarang di rahim Syafana, lalu benih itu kini menjelma menjadi bayi tampan yang dilahirkan dengan penuh perjuangan sampai dengan titik darah penghabisan.
Sebelum bayi itu keluar dengan selamat, Syafana entah kenapa tiba-tiba menyebut nama Dallas di penghujung sisa tenaganya. Sambil menarik nafasnya dalam, Syafana berusaha mendorong bayinya bersama dengan hembusan nafasnya sekuat mungkin.
"Allahu akbar. Kak Dallassss," pekiknya. Bersamaan dengan itu, tangisan bayi pun terdengar keras menggantikan rasa sakit yang dialami Syafana antara perjuangan hidup dan mati, kini terganti dengan kebahagiaan tidak terkira.
Rasa sakit tadi seketika hilang saat dokter yang membantunya melahirkan, menyebutkan bahwa bayi yang dilahirkan Syafana secara normal itu selamat dan sehat dengan bobot 3000 gram dan panjang 52 senti meter.
"Anak Mbak Syafa sehat dan berjenis kelamin laki-laki," ujar dokter sembari mendekatkan bayi laki-laki itu ke wajah Syafana untuk dikecupnya. Setelah itu dokter menyerahkan bayi Syafana pada Perawat untuk segera dibersihkan sebelum bayi itu diadzankan oleh ayahnya.
Syafana pun segera dibersihkan karena akan dipindahkan ke ruang perawatan.
Setelah Syafa dan bayinya bersih, mereka berdua kemudian dipindahkan ke ruang perawatan.
Pak Syakir sebagai kakek kandung sang bayi, sigap mengumandangkan adzan di telinga kanan sang jabang bayi, dengan berurai air mata.
"Kamu sudah punya nama untuk bayimu, Nak?" tanya Pak Syakir menatap Syafana setelah mengadzani. Syafana menggeleng.
"Baiklah, biar bapak yang akan memberinya nama." Pak Syakir terlihat berpikir, ia pun bingung memikirkan nama untuk cucu pertamanya. Karena selama ini dia tidak menyiapkan nama cucu pertamanya itu.
"Sakala Pratama. Berikan namanya Sakala Pratama," ujar Pak Syakir setelah beberapa saat berpikir.
Syafana setuju, lagipula dia juga bingung apa nama yang bagus untuk sang putra. Tiba-tiba lelehan air matanya menetes membasahi pipi, diusia yang belum genap 19 tahun, Syafana sudah melahirkan anak tanpa ayah. Dan bayi Sakala dihari pertama terlahir ke dunia, tidak melihat sosok ayah. Entah sampai kapan Sakala akan melihat sosok ayah kandung, yang jelas Syafana berjanji tidak akan pernah mempertemukan Sakala dengan ayahnya. Syafana akan menyembunyikan Sakala dari Dallas.
Sehari kemudian, Syafana dan bayi Sakala sudah diperbolehkan pulang. Syafana tinggal di sebuah tempat yang aman dan damai, kota kecil yang tidak mungkin terjamah oleh Dallas menurutnya.
Lima tahun kemudian
"Lihatlah hari demi hari putramu sangat mirip dengan ayahnya. Apakah kamu sependapat dengan ibu, Syafa?" celoteh Bu Sarma ditengah-tengah kunjungannya ke kota Cikaracak, sebuah kota kecil di mana Syafana tinggal bersama nenek dan kakeknya dari Pak Syakir.
Syafana mengangguk. Padahal dalam hatinya sering bersedih apabila melihat wajah Saka, wajah yang mengingatkan dirinya pada Dallas ayah biologis dari Sakala.
"Mengapa wajahnya begitu mirip dengan lelaki itu? Padahal aku ingin menghapus semua kenangan tentang dia, sekalipun wajahnya," batin Syafana.
Syafana hanya mengangguk merespon ucapan ibunya. Walaupun Syafana sedih jika melihat wajah Sakala yang mengingatkan dia pada Dallas, akan tetapi Syafana sungguh menyayangi bocah lima tahun itu.
Hari demi hari Sakala tumbuh menjadi anak yang menggemaskan dan pintar. Dia juga patuh dan sangat penyayang. Hal ini tidak lepas dari didikan Syafana yang begitu disiplin. Syafana tidak pernah membiarkan Sakala menjadi anak laki-laki yang ceroboh.
"Saka, salam sama Emak dan Abah, Emak dan Abah akan kembali ke kota," ujar Syafana sembari menyuruh Sakala menyalami nenek dan kakeknya.
Sakala patuh, dia menyalami tangan nenek dan kakeknya lalu diciumnya begitu dalam.
"Pintar betul cucu kakek ini. Kamu semakin tampan dan gagah, abah merasa tidak ingin berpisah denganmu," celoteh Pak Syakir seraya mencium kedua pipi Sakala kiri dan kanan.
"Saka juga ingin ke kota bersama Abah. Kapan Saka bisa ikut?" ujarnya mengungkapkan keinginannya ikut ke kota bersama emak dan abahnya.
"Nanti kalau sudah besar saja, itupun kalau mamamu mengijinkan," tukas Bu Sarma sembari melirik Syafana. Karena masa lalunya dengan Dallas, Syafana tidak mau dan tidak pernah mengijinkan Sakala ikut ke kota bersama bapak dan ibunya, sebab Syafana tidak mau tiba-tiba harus bertemu Dallas.
"Ibu sama Bapak hati-hati, ya. Syafa hanya bisa antar di sini saja," ujar Syafana mengalihkan topik pembicaraan ayah dan ibunya.
"Sebentar, bapak ada yang ingin dibicarakan sama kamu. Bapak hampir lupa. Itu mengenai Nak Sudirman, apakah kamu mau menerimanya. Dia sudah beberapa kali menanyakan kamu sama bapak. Kalau menurut bapak, ada baiknya kamu menikah lagi, kamu masih sangat muda. Dan Nak Sudirman laki-laki baik yang pekerja keras serta penyayang," ungkap Pak Syakir sembari menatap Syafana dalam.
"Syafa tidak lagi memikirkan hal itu, Pak. Saat ini Syafa hanya ingin fokus dengan usaha Syafa sama mengurus Saka. Bapak tidak perlu lagi mengkhawatirkan Syafa dan Saka. Terimakasih atas perhatian Bapak, Syafa bangga memiliki Bapak juga Ibu," urai Syafana sembari memeluk kedua orang tuanya silih berganti diiringi isak tangis.
Pak Syakir tidak bisa apa-apa setelah Syafana menolak lagi ajakan seorang lelaki yang serius ingin menikah dengannya. Syafana seakan trauma setelah kisahnya dengan Dallas berakhir begitu saja secara sepihak.
Pak Syakir dan Bu Sarma akhirnya berpamitan, untuk kembali ke kota. Syafana menatap kepergian kedua orang tuanya dengan sedih.
"Dadah Abah, Emak, nanti tengok Saka lagi, ya," teriak Saka sembari melambaikan kedua tangannya pada nenek dan kakeknya. Pak Syakir dan Bu Sarma membalas dengan lambaian tangan sebelum mobilnya menjauh dari depan rumah kedua orang tua Pak Syakir yang kini ditinggali Syafa dan Sakala.
Di tempat berbeda,
Setelah melewati pendidikan dan masa dinas kurang lebih tiga tahun, Dallas kini memenuhi janjinya terhadap kedua orang tuanya. Hari ini acara pernikahan Dallas dan seorang perempuan yang dulu dijodohkan dengannya, akan berlangsung. Perempuan itu seorang Bidan.
Sebelum Pak Penghulu datang dan iringan mempelai perempuan tiba, Dallas masih berada di dalam kamar rias bersama Daisya sang kakak.
"Kemarin mbak bermimpi bertemu dengan seorang anak laki-laki yang wajahnya mirip kamu, Als. Dalam mimpi itu juga, anak laki-laki itu menghampiri kamu sembari memeluk kamu dan memanggil kamu papa," ungkap Daisya sembari menatap Dallas was-was.
Dallas tersentak lalu membalas sang kakak dengan tatapan kaget.
"Yang benar, Mbak?" Wajah Dallas berubah pias, ia tiba-tiba ingat akan kisah pernikahannya dengan Syafana, perempuan yang masih dicintainya itu.
"Benar, mbak nggak bohong. Mbak sampai kepikiran pernikahan siri kamu bersama Syafa. Mungkinkah Syafa saat kamu talak sudah mengandung anak kamu?"
Pembicaraan Dallas dan Daisya, terdengar langsung oleh Bu Delima, begitu mendengar, dia langsung masuk dan menyela obrolan kedua anaknya.
"Apa, Dallas pernah menikah siri dan sekarang dia punya anak?" Tiba-tiba Bu Delima masuk tanpa sepengetahuan Dallas dan Daisya, Bu Delima terlanjur mendengar obrolan antara Dallas dan Daisya. Dallas dan Daisya tersentak dan saling lempar tatap.
jejak dlu ka ya Lina, iklan mndarat salam dari Sebatas Istri Simpanan.. 🤗