Ardhana Cloe pria 29 tahun baru menyandang status duda beranak satu. Perceraian yang menimpa ardhana membuat sifatnya semakin dingin terkecuali keluarga yang dicintainya.
Teratu Nasution gadis 23 tahun cantik, mandiri serta sifatnya yang keibuan membuat anak kecil nyaman dekat dengan ratu.
"Dad.. Aku ingin kak ratu jadi Mommy aka" Ucap Akasya.
Akankah akasya menjadi makcomblang untuk Ardhana dan Teratu???
Ini novel pertamaku iya gessss. Mohon dimaklumi dan dimaapi apabila ada kata yang kurang berkenan 😁
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eppi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 32
Bab 32
"Sudah puas kah anda memandangi wajah ku nona Teratu Nasution" Kata Ardhana yang masih memejamkan matanya.
'Dari mana dia tahu, kalau aku memandangi nya, apa dia ini cenayang' batin Ratu.
"Si-siapa yang memandangi bapak" Kata Ratu gugup.
"Sudah aku bilang kalau sedang berdua jangan panggil aku bapak, Ratu" Kata Ardhana sambil melotot kan matanya.
"Ta-tapi ini masih di sekitar kantor kalau ada yang denger bagaimana nanti dikira tidak sopan" Balas Ratu.
Ardhana pun terus melotot kan matanya geram pada Ratu yang terus membantah.
"Baiklah A-Ar" Ucap Ratu terbata karena belum terbiasa memanggil dengan hanya naman nya saja.
Cup
"Itu hadiah untuk kamu karena sudah memijat kepala ku" Kata Ardhana sambil mengecup bibir Ratu yang sudah menjadi candu untuk nya.
Wajah Ratu langsung memerah dan malu karena Ardhana Tiba-tiba mencium bibir nya lagi.
"Kenapa wajah mu merah begitu?" goda Ardhana sambil tertawa.
"Tidak, aku ingin kembali ke ruangan ku lagi Ar, banyak yang harus di kerjakan" Elak Ratu sambil memegang wajahnya yang kemerahan lalu bergegas pergi.
Ardhana tertawa melihat Ratu yang begitu malu dan Ardhana cukup terhibur dengan kehadiran Ratu di sisinya.
Sore pun menjelang, para karyawan tengah bersiap akan pulang termasuk Ardhana karena ia ingin segera bertemu dengan Akasya.
Tin Tin Tin
Mobil Beni berhenti di hadapan Ratu yang tengah menunggu taksi.
"Masuk lah tu, kita pulang bareng lagi pula jalan kita searah" Kata Beni.
Ratu pun akhirnya masuk ke dalam mobil Beni karena taksi yang dipesan tidak kunjung datang.
Di sisi lain Ardhana tengah menyuruh Dion untuk menghentikan mobilnya , ia tengah memperhatikan interaksi antara Ratu dan Beni dari dalam mobilnya , tadi nya Ardhana akan mengajak Ratu pulang bersama ketika ia melihat Ratu sedang duduk menunggu taksi yang dipesannya.
Raut wajah Ardhana pun langsung berubah kesal dan langsung menyuruh Dion menjalankan mobilnya. Perubahan wajah Ardhana terlihat jelas di mata Dion.
'Apa bos sedang cemburu melihat nona Ratu dan Beni pulang bersama' kata Dion dalam hati.
Mobil yang di tumpangi Dion dan Ardhana sampai di pelataran Mansion.
"Hai daddy, Uncle Dion" Kata Akasya yang ceria.
"Hai son" Kata Ardhana sambil menggendong Akasya lalu mereka duduk di ruang keluarga.
"Halo aka yang manis" Kata Dion yang mengelus kepala Akasya.
"Daddy kenapa tidak pulang tadi malam" Kata Akasya langsung.
Glek..
Ardhana dan Dion pun saling tatap mendengar pertanyaan dari Akasya dan juga bingung untuk menjawab.
"Eumm.. Daddy banyak kerjaan di kantor jadi daddy tidak pulang" Ucap Ardhana lembut.
"Terus tidur nya dimana? " Tanya Akasya.
"Daddy tidur di kantor bersama uncle Dion" Bohong Ardhana.
"Ooohh" Ucap Akasya hanya ber O ria. Ardhana yang gemas langsung menggelitiki Akasya. Dan membuat Akasya tertawa kegelian.
"Kalian sudah pulang?" Tanya Giani dan langsung menghampiri mereka.
"Iya mom" Kata Ardhana.
"Dion kamu disini juga sayang" Kata Giani beralih duduk di samping Dion dan mencium pipi nya.
"Mommy sudah lama tidak melihat mu" Kata Giani lagi.
"Maafin Dion mom, yang jarang bertemu mommy" Jawab Dion.
Giani sudah menganggap Dion seperti anaknya sendiri makanya Giani menyuruh Dion untuk memanggil dirinya mommy sama seperti Ardhana. Giani merasa iba dengan kehidupan Dion setelah Ardhana menceritakannya.
"Dion kamu jangan pulang, makan disini dulu bareng mommy" perintah Giani.
"Baiklah mom" Jawab Dion patuh tanpa membantah. Dion begitu senang dengan sikap posesif dari Giani, setidaknya ia merasa ada yang memperhatikannya.