menikah sebab perjodohan orang tua. namun setelah hampir delapan tahun belum di karuniai seorang anak.
hingga akhirnya suatu hari sebuah kenyataan membuat hati seorang istri merasa sangat tersakiti.
di antara percaya atau tidak.
simak cerita selengkapnya di cerita ya gaes
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pengagum Rahasia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 15
Zaifa sudah bersiap dengan dres selutut berwarna mocca. Entah siapa yang telah menyiapkan nya tapi ia yakin dres itu memang untuk nya. Lagipula semalam ia satu ruangan dengan Raihan maka sudah tentu Raihan yang menyiapkan itu untuk nya. Begitu pikir Zaifa.
Ia segera berlalu sembari mengenakan tas milik nya dan membawa sebuah paper bag yang berisi baju ganti nya.
"ekhem...."
Dehem banyak suara yang membuat Zaifa terperanjat kaget. Ia mengalihkan pandangan nya ke arah depan kemudian matanya meloto kaget.
Jika wanita lain akan sangat bahagia jika pagi-pagi di suguhi pemandangan wajah para pria tampan. Tidak dengan Zaifa, entah mengapa perasaan nya mendadak tidak enak.. Apalagi saat melihat wajah-wajah tengil mereka. Di antara mereka hanya Niel, yang memandang Zaifa biasa saja. Sementara tiga pria lainnya memandang Zaifa dengan pandangan jail.
"apakah telah terjadi sesuatu?"
"mengapa kalian tidak keluar secara bersamaan?"
"aah kalian pasti melakukan trik kan agar tidak ke pergok oleh kami?"
Pertanyaan beruntun dari para sahabat Raihan itu hanya membuat Zaifa terpaku. Apakah mereka mengetahui jika semalam ia menginap berdua di kamar hotel. Dan mengapa mereka sudah di depan kamar miliknya. Apalagi sekarang masih pukul enam pagi.
"kenapa diam nona? Dimana Raihan?"
"sudah pulang dari dua satu jam yang lalu" jawab Zaifa malas kemudian meninggalkan keempat pria tampan itu.
"kenapa memandang nya seperti itu?" tanya Rama menyikut perut Niel.
Ia heran dengan sahabat pendiam nya itu.
"kau tau itu milik Raihan" sahut Dani merangkul pundak Niel.
"aku tau"
"baiklah, mari kita ke perusahaan milik Raihan untuk menyidang nya" usul Boby dan di angguki oleh ketiga temannya.
Sementara itu Zaifa sedang sarapan di pinggir jalan dimana bakso langganan nya berada. Ia merutuki kebodohan nya yang tidak sadar bahwa semalam ia di buntuti oleh empat pria tadi.
Namun, Zaifa tak mau ambil pusing. Jika mereka bertanya maka ia akan melimpahkan pertanyaan itu kepada Raihan.
Ia menyudahi acara makan nya dan menuju ke perusahaan yang ada di sebrang.
***
Sementara di sebuah rumah yang mewah, rumah dengan nuansa modern. Halaman rumah yang luas dan terdapat taman yang di tumbuhi bermacam-macam bunga. Di depan rumah itu terdapat tanaman bonsai yang selalu di potong rapi.
Seorang wanita sedang menikmati segelas kopi dan camilan keripik yang di buat oleh salah satu asisten rumah tangga nya.
Ting.
Bunyi notifikasi hp terdengar membuat wanita itu mengalihkan pandangan nya dari berita televisi yang di tonton nya. Hp berlogo apel separo itu di ambil nya dan terlihat satu pesan gambar dari orang kepercayaan nya.
Segera ia membuka gambar itu dan mengamati dengan seksama. Seorang pria berjas hitam tengah menggendong seorang wanita dan mereka menuju ke hotel. Di lihat dari gambar nya terlihat jelas bahwa foto itu pasti di ambil saat malam tadi. Ia jelas mengenal siapa pria di dalam foto itu. tapi untuk wanita nya ia tidak dapat melihat dengan jelas karena wajah wanita itu mengarah ke dada sang pria.
"apa yang kau lihat ma?" tanya seorang pria paruh baya yang baru turun dari lantai atas.
pria itu menghampiri sang istri yang tidak menyadari kedatangan nya karena fokus melihat sesuatu di layar hp.
"lihat sini pa" seru wanita itu dengan bahagia.
Penasaran, pria itu pun meletakkan tas kerja nya di atas meja dan duduk di samping sang istri.
"ini..." ucap pria itu ragu-ragu namun ia juga yakin bahwa penglihatan nya tidak salah.
"kita harus menemui nya ma" ucap pria itu.
"mama setuju. Papa lekas lah ke kantor dan pulang lebih awal. setelah makan siang kita akan mengunjungi putra kita"
"baiklah, papa berangkat dulu"
pria itu berlalu setelah memberi kecupan di dahi sang istri.
"putra mama.... Akhirnya kau menemukan wanita yang bisa meluluhkan kan mu" gumam wanita itu memandang foto putra nya.
Sejenak ingatan nya menerawang pada kejadian delapan tahun silam.. Dimana ia memisahkan sang putra dengan kekasih nya. Bukan karena tidak setuju namun karena putra nya adalah putra semata wayang di keluarga Pratama, maka ia di wajibkan menempuh pendidikan bisnis guna mewarisi bisnis keluarga.
Namun, dari perpisahan yang di rencanakan sementara itu justru menjadi duka tiada akhir bagi putra nya.
"Zaifa.... Bagaimana kabar mu nak" gumam wanita itu kemudian beranjak.
***
"ayo lah Rai, katakan sesuatu. Lu pasti kelelahan kan sampe pulang pagi-pagi sekali. Atau Zaifa terlalu ganas jadi lu pulang buat menghindar dari nya. Katakan Rai,"
Sudah beberapa kali celotehan Dani membuat panas telinga Raihan. Tidak di jawab bukannya diam justru Dani seolah tengah menguji kesabaran nya.
"maksud lu apa sih?" tanya Raihan.
"kami membuntuti kalian semalam" jawab Dani jujur membuat dua orang di samping kanan dan kirinya memelotot kan mata.
Raihan yang mendengar itu langsung menatap tajam ke arah Dani. Sementara Dani yang merasa telah salah bicara segera bungkam dan beranjak.
"hhee,,, gue lupa ada pekerjaan di kantor. Gue pamit duluan. Jangan lupa mampir kalo ada waktu senggang" pamit Dani langsung ngacir.
dia orang yang masih anteng di sofa merasa merinding dengan tatapan Raihan. mereka hanya bisa menggaruk tengkuk mereka.
"gue juga pamit ya, baru inget kalo ada rapat penting pagi ini" pamit Rama dan berlalu secepat kilat.
Kini hanya tersisa Niel dan Raihan di ruangan itu.
"kau mau pergi juga?" tanya Raihan.
Niel tersenyum tipis kemudian berpindah duduk di kursi yang ada di depan Raihan. Mereka duduk berhadapan dan bersekat meja.
"apakah semalam terjadi sesuatu?" tanya Niel menatap Raihan.
Raihan hanya menggeleng kan kepalanya dan membuat Niel menghela nafas lega.
"kenapa?" tanya Raihan.
"aku hanya takut kau melakukan sesuatu pada wanita itu"
"aku masih sangat mencintai nya Niel" ucap Raihan pelan, di sandarkan nya pundak yang sudah bekerja selama beberapa jam itu.
Ya, setelah pergi dari hotel Raihan menuju kantor dan mengerjakan pekerjaan nya. karena untuk melanjutkan tidur rasanya tidak mungkin sebab hari juga sudah pagi.
"aku pun sama" gumam Niel pelan.
Raihan menyipitkan matanya, tubuhnya terduduk dengan tegap ketika mendengar gumaman Niel, sahabat nya.
"apa maksud mu?" tanya Raihan dingin.
Niel menatap raihan yang menatap nya tajam. Jika yang di tatap seperti itu adalah Rama ataupun Dani pasti mereka sudah melarikan diri. tapi ini Niel, sang pemilik mata tajam setelah Raihan.
"aku merasa ada sesuatu dalam diriku ketika memandang nya Rai" ungkap Niel jujur.
"Niel, kau tau aku sangat mencintai Zaifa. wanita itu yang membuat ku tergila-gila dan menolak banyak wanita. Kau tau itu Niel" ungkap Raihan.
"aku tau, entah lah...."
samawa....
pnysln mmng sllu dtng trlmbat ,hrsnya mnkmti msa tua brsma kluarga mlh hrs hdp d pnjra...
smga pa bewok bnr2 tobat....