Zara, akhirnya kembali ke tanah air setelah menyelesaikan studinya, sekaligus menyembuhkan trauma masa lalu. Ia ingin melupakan orang yang menyakitinya. Namun tanpa diduga Kenan muncul kembali dalam hidupnya, menyatakan keinginan nya menikah dengan dengan nya. Zara menolak ia ingin melupakan laki-laki tersebut. Namun Kenan tidak mau. menyerah ia berusaha mendapatkan Zara dengan cara apapun. Apakah Zara akan jatuh pada laki-laki yang pernah menyakiti nya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sonata 85, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kehilangan Mahkota Berharganya
Setelah mendengar suara tembakan Kenan mengendap-endap dan masuk ke sana. Saat ia tiba ia melihat pemandangan yang tidak biasa, para dokter dijadikan objek mainan sama kepala penjahat tersebut.
Zara ketakutan tetapi otaknya masih bisa bekerja, ia membuka bolpoin dan menuangkan tinta pena ke tangannya lalu mengoleskannya ke wajahnya rambut dan pakaiannya. Dengan begitu ia beberapa kali dilewati karena wajahnya terlihat kotor.
“Aku belum puas,” keluh lelaki tua tersebut saat melihat dokter muda yang digilir itu pingsan, boa penjahat itu tidak merasakan kepuasan. Anak buahnya berjalan ke arah Zara.
Ditengah ketakutannya Zara memohon agar dikirim penolong, ternyata permohonan kecilnya di dengar. Tiba-tiba seseorang muncul menyelamatkannya hidupnya.
“Biar saya yang melakukannya,” ucap seseorang, tubuh Zara bergetar bahkan untuk menoleh yang punya suara ia tidak punya kekuatan lagi. Kenan berjalan melepaskan jubah dokter dan melepaskan pakaian satu persatu, tubuh kekarnya dan tato yang terukir di tubuhnya memperlihatkan kesan sangar.
“Siapa kamu?” tanya lelaki itu menatap Kenan.
“Saya dokter yang akan melakukan pertunjukkan yang bisa membangkitkan semangatmu sebagai seorang lelaki.”
Kenan mendekati tubuh Zara, mata bulat wanita cantik itu melotot menatap Kenan yang tidak mengenakan pakaian, ia terlihat seperti patung yunani dengan pahatan tubuh yang terlihat begitu kokoh, melihat sosok penolong di depan matanya ingin rasanya ia berteriak histeris.
“A-apa yang ingin kamu lakukan?” tanya Zara menatap pria di depannya dengan tatapan benci.
‘Kenapa harus lelaki yang paling aku benci datang menolongku …? Tidak … Tidak! Lebih baik aku mati’ Naira menolak.
“Lakukan bersamaku agar kamu selamat,” bisik Kenan.
“Ka-kamu gila? Lebih baik aku mati. Apa ini rencana busukmu untuk mendapatkanku?” tanya Zara dengan suara bergetar.
“Mereka tidak akan membunuh Zara … menjadikanmu badut mainan. Kamu pilih. Melakukannya dengan pria besar di sana atau denganku? Dia akan menyiksamu sampai pingsan seperti rekanmu.”
Kenan mendekat sambil berbisik, “Aku akan melakukannya hati-hati.”
“Aku tidak mau Kenan,” ucap Zara terisak-isak.
“Kamu bagian dari mereka,” tuduh Zara menatap Kenan dengan tatapan begis.
“Berhenti menuduhku, aku hanya berusaha menolongmu.”
Saat pria besar itu mendekat Kenan dengan cepat mengangkat tubuh Zara mendudukkannya di sebuah kursi .
“Kamu harus percaya padaku dan menuruti apa yang aku lakukan, kita hanya perlu mengulur waktu, sebelum polisi datang,” ucap Kenan, belum sempat menyahut Kenan meraih dagu Zara mengecup bibir Zara sembari bicara. “Kamu harus mengikuti apa yang aku katakan.”
“Aku tidak bisa. Biarkan mereka membunuhku, daripada ,melakukannya denganmu.”
“Apa kamu lebih memilih lelaki jahat itu menyentuh tubuhmu dari pada lelaki yang kamu kenal?”
Zara tidak punya pilihan lain, walau membenci Kenan, tetapi ia memilih percaya dan menurutinya.
Kenan melakukan gaya bercinta yang erotis seperti sebuah pertunjukkan seni musikal dengan tubuh besarnya ia mengangkat tubuh naked Zara ke atas lalu menggendongnya dan merentangkan kakinya dengan lebar gerakan yang dilakukan Kenan seakan mematahkan semua tulang-tulang Zara . Antara , takut, malu, sakit ia tidak bisa membedakanya ia hanya ingin hidup dan keluar dari tempat tersebut, pertunjukan erotis yang dilakukan Kenan mirip seperti drama musikal ala Yunani. Tidak ada kata-kata yang tepat untuk menggambarkan rasa sakit yang dialaminya, ia hanya menjerit meringis dan berteriak.
Ternyata suara kesakitan Zara memberi kepuasan tersendiri pada kepala Mafia. Kepala mafia memiliki kelainan yang disebut masokis dimana ia hanya ingin menonton orang melakukan gaya bercinta ekstrim dan dia merasa puas.
"Teruslah berteriak dan dia akan senang, " Pinta Kalian.
"Kamu gila? Aku memang sakit! " Sahut Zara marah.
Kenan tidak sampai di sana ia sengaja melukai tangan nya ke paku agar mengeluarkan cairan merah. Tetes darah itu ia arahkan ke pangkal kaki Zara.
Wanita cantik itu tidak mengerti apa yang dilakukan Kenan. Ia hanya pasrah saat Kenan memutar dan membolak-balikkan tubuhnya. Tubuhnya bagai sebuah bantal guling. Kenan ingin memberi kepuasan yang lebih tinggi pada Bos mafia tersebut. Karena biasanya orang yang kelainan seperti itu akan mendapatkan kepuasan jika objek yang ditonton kesakitan dan semakin terpuaskan jika melihatnya berdarah-darah. Itulah yang dicoba dilakukan Kenan.
Lelaki bertubuh besar itu terus saja memainkan tubuh Zara. Saat wanita cantik itu menutup mata Kenan meminta membuka mata dan meminta manatap matanya dengan lekat dengan begitu pertunjukan akan semakin menarik.
“Aku mohon jangan lakukan,” lirih Zara menahan tangisan saat tangan Kenan menyentuh bagian bawahnya .
“Kita harus melakukanya untuk menuntaskan pertunjukkan, jika aku tidak melakukannya pria besar itu yang akan melakukannya, karena begitulah peraturanya,” bisik Kenan.
Zara melihat lelaki tua itu memerintahkan pengawalnya yang bertubuh besar untuk mendekat, Zara panik ia tidak mau pria besar itu menusuk tubuhnya.
“Dia datang,” ucap Zara panik.
Dengan gerakan kilat Kenan membalikan tubuh Zara dan melakukannya dengan cepat, Zara menjerit kesakitan karena itu pertama kalinya ia melakukannya, cairan merah menetes deras membanjiri kakinya. Kenan terkejut karena Zara masih perawan, tadinya ia berpikir gadis yang dia panggil gadis manja sudah pernah melakukannya, itulah sebabnya ia melukai tangannya tadi.
Teriakan kesakitan itu membuat pria tua itu mendapatkan kepuasan, pria tua itu duduk di kursi dengan tubuh menggelinjang menikmati puncak kepuasannya. Saat anak buahnya lengang mengurus bos mereka. Kesempatan itu digunakan Kenan . Setelah melakukannya beberapa kali ia menarik tubuhnya dan memilih menyelamatkan Zara. Menarik tangan Zara membawa lari dari sana. Untungnya ia mendapatkan kunci mobil yang dipakai dokter. Kenan buru-buru mengenakan pakai dengan asal, lalu menginjak pedal gas membawa mobil menjauh dari sana.
Zara menangis sejadi-jadinya.
“Diamlah, pakai ini saja.” Ia memberikan jubah dokter yang digantung di jok mobil. Setelah berhasil kabur Kenan menghentikan mobilnya di pinggir hutan, ia dan Zara mengenakan pakain seadanya. Mobil yang dikendarai Kenan mengalami pecah ban. Mau tidak mau mereka berjalan membawa barang-barang yang bisa digunakan, saat sedang berjalan ia mendengar mobil penjahat itu mengejar.
Kenan mendorong mobil itu sampai jatuh ke dalam jurang, para penjahat berpikir mereka mengalami kecelakaan.
Keduanya berhenti untuk istirahat, Zara masih terus mengusap ujung matanya menyingkirkan air yang terus mengalir. Kenan juga tidak tahu harus mengatakan apa-apa.
“Aku terpaksa melakukannya.”
“Aku tidak mana yang harus aku percaya. Aku hanya mengutuk kebodohan diriku, kamu benar aku orang bodoh yang mudah dibohongi, kalau saja aku menyelidiki latar belakang organisasi itu semua ini tidak akan terjadi padaku,” ujar Zara ia kembali menangis. Kenan hanya diam
Bersambung