NovelToon NovelToon
Pedang Pusaka

Pedang Pusaka

Status: sedang berlangsung
Genre:Murid Genius / Ahli Bela Diri Kuno / Pusaka Ajaib / Ilmu Kanuragan / Pulau Terpencil / Penyelamat
Popularitas:825
Nilai: 5
Nama Author: Cut Tisa Channel

Pedang Pusaka menceritakan tentang seorang manusia pelarian yang di anggap manusia dewa berasal dari Tiongkok yang tiba di Nusantara untuk mencari kedamaian dan kehidupan yang baru bagi keturunannya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Cut Tisa Channel, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Suratan Takdir

"Ibu, hari ini aku mau makan daging kelinci ya bu?" Seru seorang bocah perempuan berusia enam tahun pada ibunya.

"Baiklah Meilan, nanti ibu buatkan setelah ayahmu pulang ya sayang!" Jawab sang ibu seraya mengelus rambut anak nya.

Keluarga itu tinggal pinggir sungai perbatasan nepal dan india yang tempatnya tak begitu jauh dari daerah pegunungan himalaya.

Keluarga Sie terkenal di daerah tibet dan india, pasalnya, mereka merupakan pedagang ramuan rempah rempah obat obatan yang selain dermawan, juga banyak membantu siapa saja yang membutuhkan tanpa memikirkan imbalan.

Sie Han dan istrinya yang bernama Can Bi Lan mempunyai dua orang anak saja. Yang paling tua berusia sepuluh tahun bernama Sie Liong

Sedangkan anak keduanya adalah Sie Mei Lan yang merupakan seorang anak yang manja dan cerdas.

Keluarga Sie hidup dengan bahagia selama bertahun tahun karna dari pendapatan suaminya, mereka tergolong keluarga yang lumayan berada.

Tak lama berselang, pulang lah Sie Han membawa dua ekor ayam hutan dan seekor kelinci gemuk yang di dapatnya dari memburu di hutan dekat sungai.

"Tuh ayah pulang, ayo kita sambut ayah". Ajak sang ibu menggendong Meilan ke teras depan.

"Wah, anak ayah sudah besar kok masih di gendong?" Sapa Sie Han melihat anak dan istrinya.

"hihihihi, ayah, Meilan mau makan kelinci panggang ya?"

"Iya nak, mana kakak mu? Panggil dia cepat",

"Sie Liong sedang berlatih di kebun belakang. Akhir akhir ini dia sangat rajin berlatih, katanya biar bisa melindungi ibu dan adik saat ayah tak ada". Sahut nyonya Sie sambil melangkah ke dalam.

Setengah jam kemudian, terlihat Sie Liong yang sudah selesai berlatih masuk ke rumah lewat pintu dapur.

"ayah sudah pulang? Sini aku bantu memanggang daging kelincinya". Sie Liong dengan antusias langsung merebut kelinci panggang dari tangan ayahnya.

"eh, kakak Liong kan tidak mau daging kelinci, kok sibuk amat ya?" celetukan Meilan membuat mereka tertawa gembira.

"Ayah sudah menyiapkan ayam hutan ini biar nanti dipanggang untuk ibu dan kakak mu Meilan". Jawab sang ayah sambil mempersiapkan bumbu bumbu ayam bakar yang segera dilumuri ke ayam yang sudah di kuliti.

Setelah selesai semua kegiatan mereka, nyonya Sie segera menyiapkan makanan di meja untuk mereka santap sebagai makan malam.

Sie Liong pun segera mandi untuk bersiap siap makan bersama ayah ibu dan adiknya.

###~***~###

Begitu sadar, Siaw Jin segera melihat ke sekelilingnya. Matanya masih nanar ketika dia lihat sebelah kanan nya hanya udara hampa.

Dia memalingkan wajah ke sebelah kiri dan melihat dinding tebing batu yang menjulang hingga ke atas.

Perlahan lahan dia pun ingat bahwa dia tadinya terjatuh dari kaki gunung dan kini dia berada entah dimana.

Saat Siaw Jin akan bangun, jantung nya seperti mau copot. Dia kaget karena pohon yang dipakai merebahkan badannya sedikit bergerak.

Namun kekagetannya bertambah tatkala dia melihat ke bawah yang menjadi jurang tanpa dasar. Segera dia memejamkan matanya.

Minta tolong pun percuma di tempat seperti itu bisik hatinya. Akhirnya dia mencari cari ke sekitaran tebing di kiri dan secara kebetulan dia melihat sebuah lubang berukuran 2x2 meter yang memiliki lubang menghitam ke arah dalam tebing.

Dengan sangat hati hati sekali, Siaw Jin merangkak dari kayu tumbang yang telah menyelamatkan nyawanya itu ke pohon satunya lagi.

Saat sedikit lagi dia mencapai pohon yang tumbuh di dinding tebing, pohon tumbang yang di duduki nya bergerak dan jatuh ke bawah.

Dengan cekatan dan tidak panik Siaw Jin segera melompat mencapai pohon tebing yang batangnya sebesar batang kelapa besar itu.

Huft,, untung saja dia mendarat dengan selamat di pohon yang kokoh itu. Tanpa berlama lama lagi, Siaw Jin segera mengesot pelan pelan di batang kayu itu menuju dinding tebing.

Dengan susah payah akhirnya dia bisa sampai juga di lubang berupa gua yang ada di dinding tebing tersebut.

Setelah beristirahat sejenak di situ, Siaw Jin segera masuk ke goa itu dengan berjalan perlahan lahan. Meski pun awalnya kegelapan membuatnya tak bisa melihat apa apa, namun setelah puluhan meter ke dalam, matanya mulai terbiasa dengan gelapnya goa itu.

Ternyata jalan itu perlahan lahan menanjak naik berliku liku merupakan terowongan yang sidikit susah di daki oleh remaja berusia 11 tahun.

Namun bukan Siaw Jin namanya kalau dia menyerah begitu saja. Memikirkan akan berkumpul lagi bersama rombongan Xiansu dan Siaw Kim, Siaw Jin semangat seperti menemukan harapan baru lagi.

Semakin jauh dia mendaki lorong gua itu, semakin bertambah menanjak jalannya. Entah sudah berapa jauh dia mengikuti liuk liuk lorong tersebut hingga tibalah ia di sebuah ruangan di sebelah kanan lorong yang gelap gulita pula.

Siaw Jin sedikitpun tidak sadar bahwa diluar hari sudah menjadi malam. Namun dalam ruangan kelam yang gelap gulita itu mana ada bedanya antara siang dan malam.

Perlahan lahan Siaw Jin memeriksa tempat itu dan dia terkejut menemukan sebuah batu petak dimana ketika diraba terdapat goresan goresan dan seperti ada sebuah gagang pedang tersembul ke atas tertancap di batu itu.

Karna tidak menemukan apa apa disana, Siaw Jin pun keluar melanjutkan pendakian nya melewati lorong gelap. Gigitan nyamuk, semut dan hewan hewan kecil lainnya tidak di hiraukan nya.

Udara pun semakin lama semakin pengap. Semakin ke atas semakin berat rasa langkahnya. Sudah berjam jam dia berjalan namun tidak ditemukannya jalan keluar hingga akhirnya dia pingsan di lorong itu.

Saat Siaw Jin siuman, dia melihat sekelilingnya masih hitam dan gelap saja. Tiba tiba dia teringat pesan Xiansu bahwa pernapasan adalah kunci utama ketahan tubuh.

Dengan badan lemas kekurangan udara dan rasa lapar yang sangat, Siaw Jin akhirnya melanjutkan pendakiannya. Dia bertekad, apapun yang terjadi, dia harus sampai ke atas sana untuk menemukan jalan keluar daripada kembali ke tempatnya semula yang memang tidak ada jalan keluarnya sama sekali.

Saat dia siuman, diluar malam telah berganti pagi. Saat siang hari, akhirnya Siaw Jin dapat melihat sedikit titik terang jauh di depannya. Udara pun sudah mulai kembali seperti biasa di tempatnya sekarang ini.

Meski kakinya sudah gemetar, Siaw Jin bersikeras memaksakan tubuhnya untuk tetap mendaki lorong gua tersebut.

Hingga sampailah dia di sebuah ruangan yang sangat besar dan terdapat lubang lubang kecil yang langsung dimasuki sinar matahari hingga ruangan itu seperti mempunyai puluhan penerangan alam.

Setelah mengitari ruangan besar itu, Siaw Jin terkejut ketika dia tiba di satu satunya kamar berdinding batu yang ada disitu.

Siaw Jin menemukan sesosok tulang tengkorak manusia yang masih utuh terbungkus kulit memegang sebuah buku besar dan tebal yang di sampul luarnya bertuliskan KITAB DEWA SAKTI.

Hatinya berdebar kencang, ternyata kitab yang di perebutkan dunia persilatan selama ini malah ditemukan olehnya.

Belum sempat Siaw Jin mendekati mayat yang duduk bersila itu, dia kembali ambruk jatuh pingsan di tempat itu dengan rentang waktu yang sangat lama.

Dari pada kita nungguin Siaw Jin siuman, mari kita melihat keluar ruangan itu dimana puluhan ahli beladiri sedang mengeroyok seekor beruang kutub yang tingginya hampir mencapai tiga meter.

"Lepaskan jaring, serang dari semua sisi". Komando dari seorang pria berusia 40 tahun yang diikuti oleh serangan mereka bertubi tubi ke arah beruang yang sedang beringas itu.

Namun setelah jaring yang kuat itu berlabuh di badan beruang, para pemegang jaring malah ditarik kesana sini. Ada yang menabrak pohon hingga pelipisnya pecah dan tewas seketika.

Adapula yang tertarik ke arah beruang itu dan langsung menemui ajalnya di ujung cakar tajam si beruang.

Suara auman beruang itupun memekakkan telinga hingga salju yang bertengger di dedaunan pohon pohon disitu gugur berhamburan karna getaran yang sangat kuat.

Dari puluhan orang yang mengepung beruang putih itu, kini hanya tersisa sebelas orang saja yang masih hidup dan masih mengeroyok meski ada beberapa yang telah terluka.

Di telapak tangan dan kaki sang beruang pun terlihat noda darah mengalir menjalar membasahi bulu bulu putih nya. Telapak tangan dan kaki beruang itu terluka oleh benda pusaka yang di pegang pemimpin pendekar itu.

Setelah empat orang lagi tewas menjadi korban kebuasan beruang es itu, sisa tujuh orang penyerang segera melarikan diri tunggang langgang lintang pukang menuruni pertengahan puncak gunung mong li dengan sangat ketakutan.

Bagaimana mereka tidak takut, seluruh kulit beruang es itu setebal baja yang tidak mampu di tembus oleh pusaka apapun. Hanya telapak tangan dan kaki serta mulut dan mata yang selalu di lindunginya yang dapat terluka oleh senjata pusaka.

Senjata biasa biasa saja malah akan patah dan bengkok jika beradu langsung dengan tangan dan cakar sang beruang.

Setelah penyerang penyerang itu melarikan diri, beruang es tersebut segera mengelilingi tempat itu menuju ke arah mayat mayat yang bergelimpangan disitu.

Sambil mengeluarkan raungan nya yang keras, si beruang salju itu pun mencabik cabik tubuh mayat mayat yang ada di situ.

Ada yang di lemparkan ke bawah tebing, ada yang di hempaskan ke batu hingga hancur dan ada pula yang di lempar begitu saja menjauh dari tempat itu.

Setelah selesai dengan amukannya, beruang itu pun perlahan berjalan kembali ke arah belakang tempat itu dan menggeser batu besar yang ada di dinding gunung mong li itu.

Setelah dia berada di dalam, pintu itupun kembali di geser olehnya dengan kekuatan yang amat dahsyat. Rasanya, pintu batu seberat itu tak akan mampu di geser manusia biasa meskipun 7 orang bersama sama menggesernya sekaligus.

BERSAMBUNG. . .

1
anggita
terus 💪berkarya. moga novel ini sukses banyak pembacanya.
Cut Tisa Channel: terimakasih
total 1 replies
anggita
like👍+ iklan☝
Cut Tisa Channel: thanks ya kk
total 1 replies
anggita
Iblis bermuka Ular... 👿.. 🪱
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!