Kelly wanita berusia 24 tahun. Wanita dengan paras wajah yang cantik dan sangat polos. Kelly Aditisy Maheswari. Dia dikenal sangat lugu dengan memakai kacamata karena memiliki mata yang minus.
Memiliki seorang ibu yang tidak peduli kepadanya dan bahkan membedakan kasih sayang terhadap dirinya dan sang kakak.
Keluguannya benar-benar sangat dimanfaatkan dan bahkan calon suaminya sendiri berselingkuh dengan Tasya dan terpaksa bertunangan dengan Kelly hanya karena suatu tujuan.
Sampai seketika Kelly menyadari semua itu, dia mulai menyadari bahwa dirinya sangat tidak diinginkan, bahwa dirinya selama ini dibodoh-bodohi oleh keluarganya sendiri dan calon suami.
Hal itu membuat Kelly membalas dendam yang setimpal dengan apa yang telah dia terima selama 24 tahun hidup dalam ketidakadilan.
Farand pria yang disukai sang kakak bersedia membantu diri.
Lalu bagaimana kedekatan Kelly dan Farand dalam balas dendam Kelly.
Mari kita lihat dalam Novel ini....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nonecis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 11 Mulai Bertindak
Melihat adiknya yang diam seperti itu Tasya menduga pasti Kelly ketakutan dengan apa yang terjadi barusan dan Kelly tidak mungkin mengatakan semua itu kepada keluarganya. Jadi Tasya berusaha untuk mendekati Kelly agar Kelly terbuka padanya dan Tasya bisa memastikan bahwa rencananya berhasil.
Padahal Tasya tidak tahu saja bahwa Kelly baik-baik saja dan tidak terjadi apapun padanya. Kelly hanya bersikap biasa saja menghadapi orang-orang itu.
"Kelly kamu baik-baik saja?" tanya Tasya yang memperlihatkan wajah rasa khawatirnya.
"Aku tidak apa-apa, Kak! Aku baik-baik saja," jawab Kelly dengan tersenyum yang membuktikan bahwa dia memang tidak apa-apa.
"Lalu kamu pulang dengan siapa?" tanya Nenek.
"Aku pulang tadi bersama Farand. Dia tidak sempat untuk mampir karena buru-buru," jawab Kelly dengan yang sebenarnya bahwa memang benar Farand telah mengantarkan dia pulang.
"Fa- Farand," sahut Tasya dengan wajah kagetnya.
"Farand Wisma Wijaya maksud kamu?" sahut Monica memastikan.
"Aku tidak tahu jika itu nama lengkapnya, tetapi memang Farand yang sudah beberapa kali datang ke rumah kita," jawab Kelly dengan begitu santai yang tatapan matanya melihat ke arah Tasya dengan wajah Tasya masih tidak percaya.
"Kamu serius diantar pulang sama dia?" tanya Tasya memastikan yang seperti tidak terima.
"Lalu jika tidak aku pulang dengan siapa?" Kelly menimpali pertanyaan itu.
"Kamu bertemu dengan dia di mana?" tanya Monica.
"Kita bertemu di club dan kita mengobrol sebentar, lalu dia mengantarku pulang makanya aku pulang terlalu lama, Aku sama sekali tidak kesasar. Aku selamat pulang karena bersamanya," jawab Kelly.
Tasya benar-benar sangat terkejut mendengar penjelasan dari Kelly dan hal itu menurut Tasya sangat tidak mungkin. Jika seorang Kelly pulang bersama dengan Farand.
"Kamu dari Club," sahut Danu yang tampak terkejut.
"Apa, Kak Tasya tidak mengatakan bahwa dia mengajakku ke sana?" Kelly kembali menimpali pertanyaan itu dan sekarang wajah Tasya tampak panik yang sepertinya sebelumnya dia sudah berbohong.
Tasya juga mendadak panik dan Danu sangat menunggu penjelasan Tasya selanjutnya. Karena tidak sama dengan apa yang di katakan Kelly.
"Tasya bukankah kamu mengatakan, bahwa kamu berpisah dengan Kelly di Restaurant," sahut Nenek. Dugaan Kelly benar jika kakaknya itu sudah mengarang cerita kembali dan sekarang Tasya kepanikan yang mana Kelly ternyata membongkar semuanya.
"Oh, itu, aku memang berpisah di Restauran yang di depan Restaurant itu ada club dan aku mana tahu jika Kelly ternyata masuk ke sana," jawab Tasya yang mencari alasan dengan begitu gugup.
Kelly hanya tersenyum saja mendengar penjelasan Tasya dan raut wajah Kelly yang seperti itu membuat Tasya mengerutkan dahi yang merasa seperti ada sesuatu.
"Sudahlah, lain kali kejadiannya jangan terulang kembali. Papa nanti akan mengucapkan terima kasih kepada Farand, dia telah mengantar kamu," sahut Danu.
Kelly menganggukkan kepalanya, "kalau begitu Kelly mau ke kamar dulu, Kelly mau istirahat," ucap Kelly.
Danu menganggukan kepala dan Kelly langsung pergi yang begitu saja dengan sangat santai. Tetapi malah terlihat wajah Tasya yang panik yang bertanya-tanya apa yang terjadi sebenarnya dan dia masih sangat terkejut dengan perkataan Kelly yang diantar oleh Farand.
"Dia pasti bohong dan ini sangat tidak mungkin," ucap Tasya dengan pelan yang di pastikan tidak ada yang mendengar dan Tasya langsung menaiki anak tangga yang menyusul Kelly.
Kelly yang memasuki kamar dengan menutup pintu kamar yang bersandar di pintu kamar dengan membuang nafasnya perlahan ke depan.
"Iya. Apa yang aku lakukan tadi sudah benar dan memang seharusnya aku mengatakan seperti itu. Kesempatan ini bisa aku gunakan seperti apa yang dia katakan," batin Kelly yang sepertinya mengerti maksud dari Farand seolah tidak ingin menyia-nyiakan waktu yang membuat Kelly langsung bertindak.
Krrekkk
Pintu kamar yang terbuka membuat Kelly menoleh dan ternyata Tasya memasuki kamar.
"Kelly apa terjadi sesuatu pada kamu?" tanya Tasya yang sejak tadi masih ingin memastikan yang begitu penasaran dengan adiknya itu.
"Iya terjadi sesuatu," jawab Kelly.
"Lalu kenapa kamu begitu santai sekali? Kamu ingin mengatakannya kepadaku dan kamu tenang saja, dan kamu tenang saja aku tidak akan memberitahu siapa-siapa," ucap Tasya.
"Aku tidak perlu harus memberitahu kepada siapa-siapa dan termasuk kepada kakak. Lagi pula aku juga tidak tahu kenapa aku harus tidak sampai dan memang yang terjadi padaku apa. Tidak hal yang menakutkan atau aneh," sahut Kelly yang benar-benar begitu santai berbicara.
Hal itu sampai membuat Tasya kaget, Dia melihat perubahan pada adiknya itu yang sangat tidak biasanya dan biasanya Kelly terlihat tegang dan takut.
"Lalu apa benar kamu diantar Farand pulang?" tanya Tasya.
"Tanyakan saja pada dia, kalau Kakak tidak percaya," jawab Kelly dengan santai.
"Kakak! Punya nomor telponnya bukan, jadi Kakak tanyakan saja langsung dan jika tidak ada nomor teleponnya maka akan aku berikan," ucap Kelly.
"Kamu punya no telpon Farand?" tanya Tasya yang semakin kaget.
"Iya. Aku punya," jawab Kelly yang terlihat menyombongkan diri.
Tasya sampai tidak mengenali Kelly. Dia sejak tadi diberi kejutan oleh Kelly, bukan hanya diantar Farand pulang dan ternyata memiliki nomor telepon Farand.
****
Cahaya matahari yang begitu terik di pagi hari yang cerah. Harden kamar Kelly yang sudah terbuka dengan kamar yang sudah rapi. Kelly memang terbiasa bangun pagi dan pasti bersih-bersih setelah bangun pagi.
Kelly yang baru saja mandi dan sekarang duduk-duduk depan cermin yang menyisir rambutnya. Kelly begitu sangat lama menatap dirinya di cermin dan entah apa yang dirasakan sekarang ini.
Tin.
Mata Kelly melihat ke arah jendela mobil saat mendengar suara klakson mobil. Kelly yang langsung berjalan pada jendela itu dan melihat ke bawah.
Di sana ada Farand yang bertemu dengan Tasya dengan Tasya yang merangkul manja lengan Farand. Sangat jelas kelihatan bahwa Tasya memang naksir berat dengan laki-laki itu. Dia terus saja berusaha untuk mencari perhatian dari Farand dan 2 orang itu langsung pergi memasuki mobil.
"Sangat egois! Bisa-bisanya bersikap seolah tidak terjadi apa-apa dan mengarang cerita sana-sini. Memiliki hubungan gelap dengan laki-laki yang akan menjadi tunangan adiknya dan dia dengan santainya menjalin hubungan dengan seorang pria. Lalu apa ini adil untukku. Tidak! Kalian akan merasakan apa yang aku rasakan," ucap Kelly dengan mengepal tangannya.
Raut wajahnya yang biasa terlihat polos dan sangat lugu yang berubah 180 derajat yang penuh dengan dendam dengan kemarahan yang sudah menggebu-gebu di dalam hatinya. Mungkin bagi Kelly sudah saatnya dia harus melawan dan tidak bisa diam saja. Dia hampir saja dijual oleh Kakaknya sendiri.
***
"Mama!" Tasya dengan bahagianya yang menghampiri Monica yang duduk di ruang tamu sembari melihat-lihat majalah. Tasya yang begitu bahagia langsung memeluk Monica.
"Ada apa ini Tasya? kenapa kamu begitu bahagia sekali. Wajah kamu tidak hentinya mengeluarkan senyum yang merekah. Ada apa ini?" tanya Monica.
"Coba mama tebak ada apa?" tanya Tasya yang penuh teka-teki. Wajah Monica penuh dengan pemikiran yang berusaha menduga-duga.
"Tunggu dulu! Bukankah kamu tadi pergi bersama Farand. Hmmmmm, jangan-jangan kamu sudah jadian dengan Farand," ucap Monica menduga-duga.
Bersambung