Ka Rani hiks,tolong aku suamiku dipecat dari pekerjaannya dan dia pergi meninggalkan aku dengan wanita lain padahal aku sedang mengandung darah dagingnya.Aku tak punya siapapun lagi selain Kaka." Ucap Rena adik satu-satunya Rani
" Bagaimana bisa jadi seperti ini Rena,Lantas bagaimana kondisimu saat ini?"
" Aku luntang Lantung dijalan ka,rumahku baru saja disita pihak bank karena sertifikat rumahnya dijaminkan mas Reno untuk pinjaman di bank dan ternyata mas Reno ditak membayar cicilannya selama berbulan-bulan.
" Ya Tuhan malang sekali kamu Ren,sebentar Kaka diskusi dulu dengan mas Langit,Kaka mau minta izin untuk kamu tinggal bersama Kaka."
" baik ka terimakasih.
Beberapa saat kemudian.....
" hallo Ren!"
" Iya ka bagaimana?
" sekarang posisi kamu ada dimana,mas Langit setuju dan Kaka akan menjemputmu saat ini juga!"
" Allhmdulillah,baik ka terimakasih.Aku ditaman sakura jalan kenangan blok d.Kaka beneran mau kesini ka?"
" Iya dek,kamu jangan kemana-mana sebelum Kaka datang ya!"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Atha Diyuta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 13 Langit menghilang
Melihat gelagat Rani,Rena lantas buru-buru menyiapkan piring dan menepuk pundak Rani.
" Ka ayo makan ngobrolnya nanti saja keburu makanannya dingin loh!" Seru Rena membuat Rani urung bertanya."
"Oh iya,Ren makasih ya kamu padahal lagi hamil tapi Kaka malah sering ngerepotin kamu.Bukannya Kaka yang masakin kamu malah kamu yang masakin Kaka.Lain kali kalau cape mending beli aja ya jangan dipaksain Kaka gak mau calon keponakan Kaka kenapa-napa oke!" Ucap Ranu sembari menyendokan nasi kepiring suaminya.
Tanpa Rani sadari suami dan adik kandungnya mencuri pandang dan kaki mereka berdua saling menyentuh dibawah meja.
" Jangan begitu ka,aku gapapa ko aku juga tidak masalah.Lagipula aku bosan kalau gak ngapa-ngapain.Em,apa aku kerja aja ya ka biar bisa nabung dikit-dikit buat biaya persalinan biar aku gak membebankan semuanya sama Kaka dan mas Langit." Ucap Rena dengan wajah yang dibuat sedih untuk menarik simpatik Kaka kandungnya.
" Jangan dong! Kaka justru merasa sangat buruk kalau kamu sampai bekerja.Sudah-sudah ayo kita makan." Pungkas Rani.
Setelah itu tak ada pembicaraan apapun lagi diantar mereka.Hanya ada suara dentingan sendok dan garpu yang beradu dengan piring.
Sesekali Langit dan Rena mencuri pandang,tanpa sepengetahuan Rani.
Setelah makan Rani lantas membatu Rena beberes didapur sementara Langit duduk menyendiri didepan teras sembari bermain dengan ponselnya.
Suami Rani tersenyum seorang diri kala mengingat percintaan panasnya dengan Rena siang tadi hingga ia membuat miliknya terbangun saat mengingat kenikmatan yang ia rasakan bersama adik iparnya.
" Aku tak pernah menduga semua akan terjadi secepat ini dan ternyata bercinta dengan wanita hamil lebih asik,nikmatnya benar-benar luar biasa.Aku lihat Rena juga sangat menikmatinya.Tuhan ini benar-benar gila! Ternyata seasik ini selingkuh!" Kekeh Langit dalam hati.
" Mas,sudah malam ayo masuk!" Ajak Rani.
" Duluan saja sayang mas masih gerah,nanti mas nyusul!" Tolak Langit,entah mengapa setelah bercinta dengan adik iparnya melihat Rani dia tak lagi memiliki hasrat.
Kepalanya terus memikirkan Rani dan sisa-sisa kenikmatan yang membuatnya merasa candu.
" Em,oke aku sangat mengantuk mas aku cape banget." Rani merentangkan kedua tangannya sambil berjalan masuk kedalam rumahnya sementara Langit tetap duduk diteras seorang diri.
Rani masuk kekamarnya dan langsung merebahkan dirinya diatas kasur.Karena lelah tanpa terasa Rani memejamkan matanya.
Ceklek
" Hai say...." Langit menggantung ucapannya kala melihat Rani sudah terlelap.
Cup
" Mimpi indah sayang! Maafkan aku jika mungkin tanpa kamu tau sudah menyakitimu." Batin Langit setelah mencium kening sang istri.
Langit lantas membenarkan posisi tidur Rani dan menutup tubuh istrinya dengan selimut.
Langit merebahkan dirinya disamping Rani namun semakin malam ia justru tak bisa memejamkan mata dan ia terus saja teringat tubuh adik iparnya.
" Sial aku bisa gila kalau begini!" Gumam Langit saat merasakan miliknya kembali berdiri begitu mengigat tubuh Rena yang meliuk-liuk tanpa busana, terlebih suara desahannya begitu terngiang-ngiang ditelinganya.
Merasa frustasi Lamguit lantas keluar dari kamarnya dan seprti sebuah kebetulan aura juga keluar dari kamarnya dalam waktu yang bersamaan.
" Mas belum tidur?" Tanya Rena yang entah mengapa tiba-tiba keluar dari kamarnya bersamaan dengan Langit.
Sreeet
Klek klek
Andre mendorong tubuh Rena masuk kedalam kamar dan mengunci pintu setelahnya. Tanpa mengatakan sepatah katapun.
" Mas,ada apa?" Tanya Rena pura-pura tidak faham dengan apa yang Kaka iparnya lakukan.
Langit menatap Rena dengan tatapan penuh gairah,berjalan mendekati Rena selangkah demi selangkah dan mendesak Rena sampai kedinding.Mengukung Rena tanpa jarak membuat degup jantung Rena terasa semakin kencang berdetak.
" Mas kamu mau apa ka ran.."
" Ssstttttt! Diamlah,kamu yang membuatku jadi seperti ini!" Bisik Langit ditelinga Rena dengan suara sensualnya membuat tubuh Rena meremang.
Tanpa sepengetahuan Langit,Rena tersenyum tipis.
Hembusan nafas Langit terasa hangat ditengkuk leher Rena.
" Mas ka Rani?"
Hap
Langit sama sekali tak memberikan rena kesempatan untuk berbicara lagi,ia membekap mulutnya dengan bibirnya.Tak hanya itu langit bahkan mencecap dan melumat habis bibir ranum adik iparnya.
Haaah haaah haaa
Nafas keduanya tersengal kala langit melepaskan ciuman panas mereka.
" Kamu nakal mas!" Lirih Rena dengan suara manjanya.
Tangannya terulur keatas dan membuka kancing piyama Kaka iparnya satu persatu.Rena membelai dada Langit dan membenamkan wajahnya didada bidang Kaka iparnya.
Adik kandung Rani kemudian menghirup dalam-dalam aroma dari tubuh Kaka iparnya.Aroma maskulin khas laki-laki.Tak ada keraguan lagi dalam hatinya, nalurinya seakan mati.Dia tak mengingat Kakanya saat tengah melakukan itu.Gairahnya memuncak,tubuhnya menginginkan lebih dari sekedar ciuman dan sentuhan.
Tangannya menelusup dan memeluk Langit dengan erat.
" Mas menginginkanmu Rena!" Bisik Langit membuat wajah Rena bersemu merah.
" Apa tadi siang tidak cukup mas?" Tanya Rena malu-malu.
Meskipun dia sangat ingin melakukannya namun ia tetap saja pura-pura menolak.
Dia ingin tau seberapa ingin Kaka iparnya menginginkan tubuhnya.
Mendengar pertanyaan Rena membuat Langit menggeleng dengan cepat.
" Tidak cukup dan tidak akan pernah cukup,tubuhmu sudah membuatku candu.Mas mohon biarkan mas menikmatimu malam ini,jangan menyiksaku dengan harus menahan hasrat ini."
Langit mendekatkan wajahnya kewajah Rena hingga hidung keduanya saling bersentuhan.
Sepasang manusia yang sudah larut dalam gelombang hasrat yang semakin menggebu,keduanya semakin menggila.
" Mas ka Rani!" Lirih Rena.
" Jangan pikirkan dia,dia sudah tidur dan tidak akan bangun.Ayolah Rena apa kamu tidak kasian kepadanya?"
Andre meraih tangan Rena dan menuntunnya untuk memegang miliknya yang sudah tegap menantang.
Sementara Rena tersenyum tipis saat merasakan milik Andre yang sudah sangat keras dibawah sana.
" Baiklah tapi janji hanya satu kali ya mas!"
" Aku tidak bisa janji akan hal itu!" Ucap Langit dengan nakal.
Langit lalu mengangkat tubuh adik iparnya dan menggendongngya menuju ranjang.
Sementara Rena tersenyum penuh kemenangan.
Dengan tergesa-gesa Langit membuka semua pakaiannya dan pakaian Rena tanpa meninggalkan sehali benangpun.
Keduanya tampak polos.
Andre menghujami tubuh Rena dengan ciuman di sekujur tubuhnya.
Aahhhhh
Desahan Rena lolos kala langit meremas dua aset berharganya.
" Jangan terlalu keras mendesahnya nanti Rani bangun!" Bisik Langit ditelinga Rena dengan suara yang terdengar sensual.
" Mana enak mas kalau diem-diem!" Ucap Rena dengan bibir mengerucut.
Hap
Lagi-lagi Langit membungkam mulut Rena dengan bibirnya,melahap dan melumatnya mencecap hingga menghasilkan suara decapan-decapan yang memecah keheningan malam.
Ciuman panas itu berakhir saat Langit dan Rena sama-sama kehabisan nafas.
Hahaaa haaah haaa
Keduanya menghirup udara sebanyak-banyaknya saat ciuman itu sudah terlepas.
" Kamu sangat pandai sekali mengimbangiku." Puji Langit disela nafasnya yang tersengal.
" Apa ka Rani tak sepandai itu?apa dia sangat payah?" Tanya Rena seolah dia begitu meragukan kemampuan kakanya,tanpa sadar Rena ingin langit membandingkan dirinya dengan kakanya.
" Sangat,dia sangat kaku!" Cibir Langit tanpa sadar dia sudah mulai terhipnotis dengan pesona Rena dan dia mulai membandingkan dengan istrinya.
" Haii baby,maaf kalau om sering menjengukmu.Kamu baik-baik didalam sini yaa,om janji tidak akan menyakitimu." Bisik Andre tepat diatas perut Rena seolah ia tengah meminta izin pada bayi adik iparnya.
Rena tersenyum melihat itu.
Andre kembali lagi menjelajah setiap inci dari lekuk tubuh adik iparnya.Ia kembali meremas dan melumat dua aset Rena yang tampak padat.
Eeeemmppptthhhhh aaahhhhhh
Desahan Rena kembali lolos lagi saat langit membenamkan wajahnya diantarakedua pahanya.Lidahnya menjelajah dibawah sana hingga Rena sampai mendapatkan pelepasan pertamanya.
"Apa kamu menikmati?" Bisik Langit.
" Em!" Ucap Rena lirih.
" Kita mulai sekarang?" Tanya Langit
" Em!" Jawabnya singkat.
Sementara didalam kamarnya Rani terbangun karena ia merasa haus.
Plaap
Rani membuka mata dan menoleh kesamping dia sangat terkejut karena tak mendapati suaminya ada disebelahnya.
" Loh mas Langit kemana?" Gumam Rani yang belum sepenuhnya tersadar.
Ia meraih ponselnya dan waktu menunjukan pukul 23.30.
" Udah malem mas Langit pasti masih diluar! Gak biasanya mas Langit begini,padahal dia lagi gak enak badan.Kalau gerah kan dikamar pake AC." Cicit Rani.
Rani lantas keluar kamar dan pergi kebelakang untuk mengambil air minum.Setelah minum Rani menungakan lagi satu gelas penuh untuk ia bawa kekamar.
" Mas! Mas Langit udah malem mas!" Teriak Rani yang mengira suaminya masih diluar.
" Loh eh,ini ko udah gelap.Pintunya juga udah dikunci.Terus mas Langit kemana." Rani meras penasaran akhirnya keluar dan melihat garasi,namun mobil dan sepeda motor masih terparkir didalamnya.
" Mas Langit kemana ya malam-malam begini.Apa dia marah,tapi kenapa?" Gumam Rani
Kemudian Rani mencari Langit kestiap sudut rumahnya namun ia sama sekali tak menemukan keberadaan suaminya.Hingga langkahnya terhenti didepan kamar Rena.
" Astaga kenapa aku berfikir sampai sejauh ini.Tidak ,mas Langit dan Rena tidak mungkin berbuat gila.Lagipula kalau mas Langit didalam pasti ada suara,ini kamar Rena juga sudah gelap dan sunyi." Rani urung mengetuk pintu kamar adiknya dan memilih kembali kedalam kamarnya.
Tanpa Rani tau suami dan adiknya tengah memadu kasih ,demi melancarkan aksinya mereka sampai berpindah kelantai agar tak membuat suara decitan ranjang.
Flashback....
" Mas itu suara ka Rani mas ka Jani bangun aduh gimana mas!" Rena panik saat mendengar suara Rani membuka pintu kamarnya.
" Sssttttt! Diam!" Bisik Langit.
Tangannya masih terampil meremas dua bukit Rena dan wajahnya kembali dibenamkan diantara paha adik iparnya.
Rena menggelinjang merasakan kenikmatan meskipun ia harus bisa menahan diri agar tak mengeluarkan suara merdunya.
Empptttthhhhh
" Jangan mendesah!" Protes Langit saat ia mulai memasukan milinya kemilik Rena.
" Ck,mau bagaimana lagi.Kalau enak pasti mendesah mas!"
Bersambung.....
kalau ada waktu luang mampir ya di novel aku juga.
"aku dan teman kamarku."