NovelToon NovelToon
Pengantin Yang Tak Diinginkan

Pengantin Yang Tak Diinginkan

Status: tamat
Genre:Tamat / Pengantin Pengganti / Dijodohkan Orang Tua / Ibu Mertua Kejam
Popularitas:170.5k
Nilai: 5
Nama Author: R.angela

Ayra yang cerdas, pemberani dan sekaligus pembangkang, ingin sekali menentang wasiat ayahnya yang bertujuan menjodohkannya dengan putra sahabat baiknya, tapi berhubung orang yang meminta nya adalah sang ayah yang sudah sekarat, Arya tidak bisa menolak.

Sial, di hari pernikahannya, calon mempelai pria justru kabur meninggalkannya, hingga terpaksa digantikan oleh calon adik iparnya, yang bengis, dingin dan tidak punya hati.

Seolah belum cukup menderita, Ayra harus tinggal satu atap dengan mertuanya yang jahat jelmaan monster, yang terus menyiksa dirinya, membuatnya menderita, tapi di depan orang lain akan bersikap lembut pada Ayra agar tetap dianggap mertua baik. Hingga suatu hari, sang mertua yang memang tidak menyukai keberadaan Ayra, mengingat kalau gadis itu adalah putri dari mantan suaminya, meminta putranya untuk menikah dengan wanita lain yang tidak lain adalah mantan kekasih putranya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon R.angela, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kejujuran Egi

Egi segera menangkap pergelangan tangan Ayra saat gadis itu berniat meninggalkan kursinya. Semua penghuni ruangan itu sudah pergi, tersisa hanya dirinya dan juga Egi.

Dia marah, sekaligus benci pada Egi. Tidak ingin bicara dengan pria yang sudah membuangnya bahkan sebelum mereka bertemu.

"Dengarkan penjelasan ku dulu, Ay," ucapnya menghentikan langkah Ayra.

"Lepaskan tanganku." Ayra menyentak tangan Egi agar terlepas. Dia menatap marah pada Egi.

"Aku gak akan melepaskan sebelum kamu mau bicara denganku!" Egi memaksa, mereka harus bicara agar bisa menjelaskan semuanya, sekaligus meminta maaf pada Ayra.

Terdengar helaan napas Ayra yang berat. Dia yakin, Egi tidak akan melepaskannya sebelum berhasil berbicara, jadi memutuskan untuk mengikuti kemauan pria itu. Egi mengajak Ayra untuk bicara di taman belakang. Mengambil tempat bersebelahan, keduanya tidak langsung bicara. Egi juga bingung harus memulai dari mana.

"Katanya mau ngomong, kenapa diam?" hardik Ayra ketus, sama sekali tidak bersahabat.

"Jangan ketus begitu dong, Ay. Aku jadi makin gugup ini," jawab Egi salah tingkah.

"Ya cepetan ngomong. Aku ngantuk mau tidur!"

"Aku tahu kamu marah. Aku juga tahu kamu kecewa, ak-"

"Sejak awal kamu udah tahu kalau aku adalah gadis yang kau tinggalkan di hari pernikahan?' sambar Ayra memotong pembicaraan Egi yang buat pria itu semakin terpojok.

"Sumpah Ay, kalau aku tahu kamu orang yang akan aku nikahi, aku gak akan meninggalkan mu," sambar Egi terus terang, sekaligus tanpa sadar sudah mengungkapkan perasaannya pada Ayra. Itu benar, kalau saja Egi tahu kalau gadis yang dijodohkan padanya adalah gadis seperti Ayra, dia tidak akan pergi.

"Lalu sejak kapan kamu tahu?" suara Ayra melembut. Dia tersentuh atas pengakuan jujur Egi.

"Waktu aku tanya apa hubungan mu dengan keluarga itu, kalau mengatakan bahwa kau adalah pelayan, tidak mengakui bahwa karena itu jadi aku pikir kau memang pelayan," jawab Egi. "Barulah setelah kau berita di studio foto waktu itu aku mengetahui kebenarannya. Dan kau tahu, aku sangat menyesal mundur di hari pernikahan kita," lanjut Egi menatap Ayra sendu. Hanya dia yang tahu seberapa besar penyesalannya karena sudah meninggalkan garis itu di hari pernikahan mereka

"Sudahlah, lupakan saja," jawab Ayra pelan. Himpitan di dadanya sudah berkurang setelah mendengar penjelasan Egi. Pria itu punya alasan sendiri mengapa dia harus menghindar dari pernikahan ini. Seandainya pun dia punya kesempatan, Ayra juga tidak akan mungkin mau menerimanya.

"Aku gak bisa memaafkan diriku atas perbuatan bodohku. Harusnya aku yang menikah denganmu. Aku yang harusnya menjadi suami mu saat ini, Ay!" ucap Egi. "Kalau aku tidak pergi saat itu, kau tidak akan menderita seperti ini. Ibu dan anak itu memang tidak punya hati nurani. Ay, minta lah cerai dari Dewa. Tinggalkan rumah ini!"

Ayra diam, tidak tahu harus menanggapi perkataan Egi. Dia menunduk, memikirkan ucapan pria itu. Dia tahu Egi mengatakan hal itu hanya karena merasa kasihan padanya.

Takdir memang suka bercanda dengannya. Dipertemukan dengan pria sebaik Egi setelah semua ini terjadi padanya.

"Aku ingin sekali, tapi itu gak mungkin, kan? Aku gak mau menyakiti perasaan Om Dito yang sudah sangat baik padaku," jawab Ayra menunduk. Meremas jemarinya karena merasakan kesal luar biasa pada keadaannya saat ini.

"Aku akan bicara dengan Papa. Dia juga pasti akan mengerti, kalau kau terus menjadi istri Dewa, maka Maya akan selalu menyakiti mu," ucap Egi meyakinkan Ayra.

***

Ayra menaiki anak tangga dengan menunduk. Dia memikirkan semua perkataan Egi serta saran pria itu untuk pergi dari rumah ini.

"Aku akan memikirkannya," jawab Ayra sebelum pria itu pamit pulang tadi.

Tinggallah Ayra terpenjara oleh pikirannya sendiri. Dia berhenti di depan pintu kamar mereka. Dia malas sekali untuk masuk ke kamar itu, tapi dimana lagi dia tidur kalau bukan di sana?

"Untuk apa lagi kau kemari? Aku pikir kau akan ikut pergi dengannya!" sapa Dewa tanpa menurunkan pandangannya dari layar ponsel. Pria itu berbaring di atas ranjang, bersiap untuk tidur.

Ayra mencoba tidak terpancing atas kalimat Dewa yang mencoba memprovokasi diri. "Jangan ditanggapi, Nay. Anggap aja setan!" gumam Ayra. Gadis itu terus melangkah ke kamar mandi, ingin mencuci wajah dan kakinya.

"Kau memaki ku?" hardik Dewa yang sudah mendudukkan dirinya. Dia tidak akan membiarkan Ayra tidak memedulikan.

Apa gadis itu tidak tahu, selama Ayra di bawah, berbicara dengan Egi, dia mondar-mandir di kamar, menunggu kedatangan Ayra dengan resah. Berulang kali melihat dari arah balkon kamar, mobil Egi masih ada di sana.

"Brengsek! Apa yang sedang mereka bahas, kenapa lama sekali!" umpatnya mengepal tinju. Setelah naik ke kamar sesaat setelah Dito masuk kamar, Dewa kembali turun untuk memanggil Ayra, ada yang ingin dia bicarakan secara serius. Tapi melihat Ayra mengikuti langkah Egi keluar rumah, Dewa hanya bisa mendengus kesal dan kembali ke kamarnya.

"Aku gak memaki mu!" jawab Ayra acuh.

"Tapi aku melihat gerakan bibirmu tadi!" Dewa sudah bangkit dan berjalan mendekati Ayra.

"Terserah!" seru Ayra berbalik, tapi tertahan oleh tangan Dewa yang menangkap pergelangan nya.

"Apa yang sedang kalian bahas? Ada hubungan apa kau dengan pria brengsek itu?" hardik Dewa mulai memanas. Dia benci kalau Ayra mengabaikan nya.

"Lepaskan tanganmu!" seru Ayra menarik tangannya tapi tidak berhasil karena tenaga Dewa yang begitu kuat.

"Jawab dulu!"

"Bukan urusanmu!" jawab Ayra tidak mau kalah.

"Jadi urusanku karena kau istriku!"

Ayra menatap marah pada Dewa. Apa katanya? Istri? Cih!

"Kalau kau tidak mau jawab, aku akan laporkan pada papa, kalau kau selingkuh dengan pria bajingan itu!" ancam Dewa tanpa berpikir. Alhasil, ucapannya hanya akan membuat Ayra semakin benci.

"Dasar pria brengsek! Kamu menuduh Egi brengsek, padahal kau yang bajingan! Aku tidak selingkuh dengan Egi. Aku bekerja dengannya untuk mendapatkan uang!" Air mata Ayra turun, menggeretak kan giginya penuh amarah.

Dewa terdiam, dia bisa melihat luka di bola mata gadis itu. Tangannya melepaskan tangan Ayra dan sejurus Ayra berlalu masuk ke kamar mandi.

Dewa terduduk di tepi ranjang, menyesali perkataannya. Dia cemburu, tentu saja tidak akan diakuinya. Dia tidak suka melihat Ayra dekat dengan Egi. Dia pria, tahu betul cara Egi menatap Ayra menunjukkan kalau kakak tirinya itu punya rasa pada istrinya.

Ayra keluar setelah membasuh wajahnya. Matanya tampak merah, yang ditebak Dewa pasti menangis di kamar mandi tadi. Penyesalan selalu datang terlambat, dan Dewa merasakannya saat ini.

Hingga menjelang subuh, Dewa masih mendengar suara Ayra yang menangis. Gadis itu berbaring di sofa tempatnya biasa tidur. Dia ingin sekali menawarkan agar mereka berbagi ranjang saja, tapi pasti akan ditolak gadis itu. Bahkan mungkin saja dimaki.

Paginya, Dewa berangkat ke kantor lebih pagi, meninggalkan Ayra yang masih tertidur. Awalnya Dewa juga merasa aneh, biasanya gadis itu bangun sangat pagi.

***

Ayra terbangun karena desakan ingin ke kamar mandi. Kepalanya sangat pusing dan tubuhnya demam tinggi. Dia mendudukkan tubuhnya, memandang ke sekeliling kamar, tidak ada siapapun lagi. Lalu pandangannya tertuju pada beberapa lembar uang merah yang terletak di meja. Uang yang sangat banyak, beserta secarik kertas yang pesannya ditujukan untuknya.

"Ini uang bulanan mu. Jangan pernah lagi bekerja pada siapapun, terlebih dengan pria brengsek itu!"

1
Purweni Sadikan
kok endingnya gak nyambung?
Mazz Jayoezz
ku pikir hanya q. aj yg pikir gtu.😁😁
Mazz Jayoezz
ko ucapy neptunus. sedang pas nikah. bilang sah. kalau g nyertain agama g papa. tp jngan d buat bingung.
Wirda Wati
penasaran kok lain ..
salah kamar thor 🥰🥰🥰🥰
Wirda Wati
aku TDK menyalahkan Egi...
sebenarnya semua terjadi karena kurang ilmu agama menurutku.
ayra terlalu larut dg masa lalunya
dan Egi ...TDK berterus terang.
Wirda Wati
semua bisa diselesaikan dg kepala dingin .yg disalahkan itu ayra yg TDK memberi nafkah bathin PD suaminya.cukup sabar Egi menunggu.teruuus Egi silaf itupun Krn ayra dia diolok olok temannya.
terjadilah peristiwa itu....
mungkin jodoh ay Ra sama dewa dan Egi dgn Fina.
keadaan lah yg membuatnya seperti itu.
Wirda Wati
cocok dgn judulnya
Wirda Wati
ya nasi udah jadi bubur.
terimakasih akibatnya
Wirda Wati
salah siapa...
tanyakan pada dirimu ayra......
Noval Putra
kok ceritanya berubah ubah sih,,, ini masih satu cerita apa y kok g nyambung
Wirda Wati
sama Vina aja.
mungkin ini jodohmu.
Wirda Wati
udah terlambat ayra...kejar aja dewa teruuusss
Wirda Wati
menurutkan kalau udah jadi istri
terimakasih atas tidak terima
harus nurut PD suami.
kecuali kdrt.
4 bukan waktu yg sebentar BG seorang laki laki.
kalau dia selingkuh itu wajar
istrinya terlalu terjebak masa lalu.
Wirda Wati
ayra kamu berlebihan.
kurang suka dg ayra karakternya.
Sella Darwin
Luar biasa
Wirda Wati
kalau udah menikah.
jangan egois ayra ....
jalani aja biar waktu yg bicara
Wirda Wati
😭😭😭😭
Wirda Wati
seharusnya ayra ayra harus tepat janji.
cinta TDK harus memiliki.
kalau bersama dewa ,Maya TDK menyukainya...
nanti timbul lagi masalah baru.
kalau dgn Egi...cinta Egi seluas samudra,ditonta baik.
kalau menurutku..
lebih baik dicintai....daripada mencintai...
kalau dapat dua duanya.
mencintai dan dicintai.
Wirda Wati
kereeen Maya akhirnya sadar diri.
Wirda Wati
ntar egi nanti luluh.
Krn ayra tidak mencintainya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!