NovelToon NovelToon
SAFFIYA

SAFFIYA

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Dosen / Nikahmuda / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:697
Nilai: 5
Nama Author: Miss_Fey

SAFFIYA RAY & RAYAN ADITNYA. Kisah gadis cantik yang mengejar cinta pria duda tampan, yang merupakan dosennya sendiri.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Miss_Fey, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 19

********

Namun Meyra hanya terus menatap Rendy tanpa berkedip sedikit pun, sehingga hal itu membuat Rendy bingung.

" Mbak! " panggil Rendy sambil melambaikan tanganya didepan wajah Meyra.

" Eh iya. " jawab Meyra tersadar, kemudian merasa malu.

" Silahkan, mbak duluan. " ucap Rendy mempersilahkannya lagi untuk mengambil minuman.

" Mas duluan aja. " jawab Meyra.

Karena tidak ingin berlama lama di tempat itu, Rendy pun langsung mengambil beberapa botol minuman, kemudian menuju kasir.

" Mari mbak. " pamit Rendy dan berlajan menuju kasir untuk membayar belanjaanya.

Sementara Meyra terus memperhatikan Rendy, sampai pria itu pergi meninggalkan mini market.

" Aaa.... akhirnya aku ketemua dia lagi. " gumam Meyra sangat senang.

Ia pun langsung membayar belanjaanya, dan buru-buru pulang mengikuti Rendy.

Sesampainya di dalam lift, Meyra hanya diam saja sambil sesekali melirik kearah Rendy dengan tersenyum.

Lift tiba dilantai 6, Rendy langsung keluar dengan diikuti Meyra dibelakang, hal itu membuat ia bingung karena fikirnya Meyra mengikutinya.

" Ee.. maaf mbak, apa ada yang bisa saya bantu? " tanya Rendy bingung.

" Hah! nggak kok mas, aku tinggal diunit itu. " jawab Meyra yang menunjuk apartemen Saffiya.

" Oh.. maaf mbak, saya salah sangka. " ucap Rendy yang langsung meminta maaf.

" Nggak apa-apa, eee... nama aku Meyra tetangganya Pak Rayan sekaligus salah satu muridnya. " ucap Meyra memperkenalkan dirinya.

" Ohh.. jadi mbak kenal Rayan, saya Rendy teman baiknya. " jawab Rendy yang juga memperkenalkan dirinya.

Didalam hatinya Meyra, ia benar benar merasa sangat senang. karena akhirnya bisa mengetahui nama pria idamanya itu.

" Kalau begitu saya masuk dulu, maaf sekali lagi mbak. " lanjut Rendy pamit.

Meyra hanya menunduk sedikit sambil tersenyum, kemudian ia lari masuk kedalam karena tidak sabar ingin menceritakan pada Saffiya.

" SA!! Sa! Sa! Sa! kamu tau nggak aku ketemu siapa tadi dimini market? " ucap Meyra heboh.

" Memangnya siapa? presiden? " tanya Saffiya sambil bercanda.

" Teman Rayan yang aku ceritain kemarin. " jawab Meyra yang terlihat sangat senang.

" Iya, teruss? " tanya Saffiya biasa aja menanggapinya.

" Tadi aku sempat kenalan sama dia, namanya Rendy. sumpah Sa dia ganteng banget. " jawab Meyra yang sangat heboh.

" Biasa aja kali Mey, nggak usah heboh begitu. " jawab Saffiya yang merasa reaksi gadis itu terlalu berlebihan.

" Ihh Sa! tapi dia ganteng banget. " kucap Meyra yang terus saja membayangkan wajah tampan Rendy.

Sementara diapartemenya, Rayan dan Rendy tengah sibuk menyiapkan makan siang mereka sambil berbincang bincang.

" Eh Yan, tadi didepan aku ketemu cewek katanya tetangga kamu. " ucap Rendy memberitahukannya.

" Siapa? Saffiya? " tanya Rayan penasaran.

" Bukan, namanya Meyra dia tinggal diunit sebelah. " jawab Rendy.

" Oh. " jawab Rayan singkat.

" Eh, ngomong-ngomong siapa Saffiya. " tanya Rendy ingin tau, karena Rayan langsung menyebut nama itu begitu ia memberitahu jika bertemu dengan sorang gadis.

" Dia temannya Meyra gadis yang kamu bilang tadi, mereka tingga bareng. " jawab Rayan.

" Oh.. aku fikir gebetan kamu. " goda Rendy.

" Apaan sih. " jawab Rayan tertawa.

Jam 12 siang keduanya keluar setelah menyelesaikan makan siang mereka, hari ini Rendy berencana ingin mengajak putra semata wayangnya untuk jalan-jalan.

Kebetulan Rayan memiliki waktu luang, sehingga ia memutuskan untuk ikut dengan mereka.

Sesampainya di rumah Rendy, Naoki langsung keluar karena senang melihat ayahnya datang.

" Ayah! " panggil bocah itu berlari keluar rumah begitu melihat mobil ayahnya sampai.

" Hei! " ucap Rendy keluar kemudian langsung menggendongnya.

" Hy Nao! " sapa Rayan.

" Halo paman. " jawab Naoki senang.

" Gimana kabar kamu? semua oke kan selama ayah tinggal? " tanya Rendy pada putranya yang berumur tujuh tahun itu.

" Semua oke Yah. " jawab Naoki yang memang bisa di andalkan.

Rendy merupakan seorang ayah tunggal, ia ditinggalkan istrinya pergi untuk selama-lamanya karena sakit yang dideritanya.

Istrinya meninggal ketika melahirkan putra mereka, kangker rahim yang dideritanya membuat nyawanya tidak tertolong lagi.

Keputusan itu ia ambil tanpa sepengetahuan Rendy, istrinya mengidap kangker rahim setelah dinyatakan positif hamil.

Sejak saat itu dokter menyarankan untuk menggugurkan kandunganya karena dapat membayakan nyawanya, namun karena ingin memberikan gelar seorang ayah pada Rendy.

Istrinya rela kehilangan nyawanya demi mempertahankan dan melahirkan buah hati mereka.

Hingga kini Naoki sudah berusia 7 tahun dibawah asuhan Rendy, bocah itu tumbuh dengan baik dan super aktif.

Setiap kali melihat anak itu membuatnya teringat kembali akan mendiang istrinya yang telah berjuang melahirkanya.

" Ayah, kita jadi jalan-jalannya kan? " tanya Naoki sudah tidak sabar.

" Jadi dong, hari ini juga paman Rayan akan ikut dengan kita. " jawab Rendy.

" Asikk..." ucap Naoki sangat senang.

Mereka pun langsung menuju pusat perbelanjaan terbesar dikota itu, Naoki tampak sangat senang karena bisa bermain menikmati waktu liburnya bersama sang ayah.

Sementara Rayan pergi kesalah satu toko yang menjual buku-buku, untuk mencari beberapa jenis buku yang ia butuhkan.

Rendy duduk disalah satu bangku dekat permainan anak, menunggu sang putra bermain bersama anak-anak lainya.

" Jangan jauh-jauh mainya! " teriak Rendy karena melihat Naoki bermain agak jauh dari pengawasanya.

Rayan datang setelah menemukan apa yang ia cari.

Tiba-tiba Meyra datang menghampiri mereka bersama Saffiya, karena melihat Rendy dan Rayan tidak jauh dari tempat mereka berdiri.

" Hy! " sapa Meyra tersenyum.

" Hy! " jawab Rendy yang kembali menyapanya.

Sementara Rayan hanya tersenyum saja, begitupun dengan Saffiya.

" Kebetulan ketemua disini, kalian lagi ngapain? " tanya Meyra basa-basi.

" Jalan jalan saja. " jawab Rendy.

Saffiya terlihat memberikan kode pada Meyra agar segera pergi karena merasa tidak nyaman.

" Mey, yuk pergi. " bisik Saffiya mengajaknya.

" Bentar Sa. " jawab Meyra yang masih ingin mengobrol dengan kedua pria itu.

" Ya udah, kita duluan. " pamit Meyra.

" Iya. " jawab Rendy yang melambaikan tanganya, sementara Rayan hanya mengangguk sedikit.

" Oh.. jadi itu yang namanya Saffiya. " ucap Rendy sambil tersenyum melihat Rayan.

" Udah yuk, kita cari makan. anak kamu udah lapar tuh. " ajak Rayan yang langsung mengalihkan suasana.

Rendy langsung tersenyum faham, melihat reaksi sahabatnya itu.

Mereka pun menuju salah satu food court dan memesan beberapa menu kesukaan Naoki.

Jam 3 sore, Rayan kembali keapartemennya. karena hari ini adalah jadwal mengajak perliharaan berbulunya untuk vaksin.

Ia membawa kelima kucing kucingnya menuju salah satu klinik hewan yang sudah menjadi langganan Rayan.

Sesampainya disana, Rayan melihat Saffiya berlarian membawa seekor anak anjing yang berlumuran darah masuk kedalam klinik tersebut.

Rayan turun dari mobil dan membawa kucing kucingnya masuk kedalam kemudian diserahkan kepada dokter kenalanya.

Sementara Saffiya masih duduk disalah satu kursi menunggu anak anjing yang ia selamatkan yang sedang diperiksa dokter.

" Saffiya! " panggil Rayan menghampirinya.

" Pak. " jawab Saffiya yang langsung berdiri.

" Kamu sedang apa disini? " tanya Rayan penasaran.

" Tadi saya menemukan anak anjing yang ditabrak motor, makanya saya bawa kesini. " jawab Saffiya yang terlihat dari tangan dan bajunya terkena noda darah hewan itu.

" Sebaiknya kamu cuci tanganmu dulu, itu najis. " ucap Rayan.

Saffiya langsung menuju toilet membersihkan noda darah ditanganya.

Sejam kemudian dokter keluar menemui Saffiya.

" Gimana dok anak anjingnya? " tanya Saffiya penasaran.

" Anak anjingnya selamat, terima kasih mbak karena sudah menolongnya. " jawab sokter itu.

Saffiya terlihat sangat senang, begitupun dengan Rayan.

Setelah semuanya selesai, Saffiya langsung pamit pulang karena melihat bajunya  sudah kotor terkena darah.

" Pak, saya pamit pulang dulu. " ucap Saffiya.

" Iya. " jawab Rayan.

Rayan masih menunggu kucing-kucingnya selesai divaksin, namun tiba-tiba ia memanggil Saffiya kembali.

" Saffiya! " panggil Rayan ketika gadis itu sudah berada dipintu keluar.

" Iya pak. " jawab saffiya yang langsung berbalik.

" Pakai ini untuk menutupi noda darah dibajumu. " ucap Rayan yang memberikan jaketnya pada gadis itu.

" Nggak usah pak, nanti jaket bapak kotor. " jawab Saffiya menolak.

" Nggak apa apa kotor masih bisa di cuci, kamu nggak mungkin kan naik motor dengan pakaian seperti itu. " ucap Rayan yang tetap memberikannya.

Saffiya pun terlihat ragu, karena merasa tidak enak dengan pria itu.

" Terima kasih pak. " jawab Saffiya menerimanya, karena sejujurnya ia sangat malu ketika harus pulang dengan baju seperti itu, karena ia tengah mengendarai sepeda motor.

Ia langsung pulang menggunakan jaket Rayan untuk menutupi bajunya, sesampainya dirumah Saffiya langsung mencuci semua bajunya termasuk jaket milik Rayan, takut terkena darah dari bajunya.

***

Malam menjelang, Saffiya mendapatkan pesan dari kedua orang tuanya, jika mereka sudah berada dibandara akan bertolak menuju australia.

Dengan cepat ia keluar apartemennya, pergi kebandara untuk menemui orang tuanya sebelum pergi.

Sesampainya disana kedua orang tuanya sudah masuk kedalam pesawat bersiap untuk take-off menuju kanada.

Saffiya terlihat sangat kecewa dengan sikap orang tuanya yang tetap memutuskan untuk pergi, ia duduk disalah satu bangku koridor bandara, sambil memandangan keluar jendela menyaksikan pesat yang sudah lepas landas.

Kemudian ia pulang dengan perasaan kecewa, Saffiya duduk sebentar ditaman dekat gedung apartemenya sambil melihat anak-anak kecil bermain bersama orang tua mereka.

Kebiasaan itu akhir akhir ini sering ia lakukan, karena dengan menyaksikan anak anak itu bermain. dapat mengobati rasa sedihnya yang tumbuh besar tanpa kasih sayang kedua orang tuanya.

Rayan pun pulang setelah selesai mengambil peliharaanya selesai di vaksin.

Ia melihat Saffiya duduk dengan raut wajah yang tampak sedih, terlihat dari tatapan sayunya.

Rayan enggan menyapa karena tau jika mereka tidak begitu dekat, ia pun pergi masuk kedalam menuju apartemenya.

Pukul 9 malam tiba-tiba hujan turun, Rayan melihat kebawah dari kejendela apartemenya karena penasaran dengan lingkungan sekitar ketika sedang turun hujan.

Namun pandanganya teralih dengan Saffiya, ternyata gadis itu masih duduk ditempat yang sama ketika ia melihatnya tadi.

" Tuh anak cari penyakit. " gumam Rayan langsung keluar sambil membawa payung.

Iasedikit berlari menghampiri tempat dimana Saffiya duduk.

" Kamu cari penyakit duduk disini hujan hujan begini? " tanya Rayan kesal sambil memayunginya.

Saffiya menegakkan pandanganya menatap Rayan, terlihat dari matanya jika gadis itu sedang menangis.

Seketika tangis Saffiya pecah yang sedari tadi ia tahan.

" Saffiya! hei! Saffiya! " ucap Rayan panik karena tidak enak, takut orang-orang akan mengira jika ia yang membuat gadis itu menangis.

Namun Saffiya malah semakin menangis tidak menghiraukan perkataan Rayan, hujan semakin lebat dengan udara yang mulai terasa sangat dingin.

Hampir setengah jam Rayan berdiri memayungi gadis itu, menunggu Saffiya tenang.

" Maaf pak. " ucap saffiya yang berdiri ingin pergi karena merasa malu.

Ia meninggalkan Rayan dan berlari masuk kedalam menuju unitnya menggunakan tangga darurat, sementara Rayan mengikutinya dari belakang.

Saffiya berjalan dengan langkah pelan karena masih merasa kecewa dengan orang tuanya, Rayan terus mengikutinya dari belakang, karena takut jika gadis itu akan berbuat nekat lagi.

Ia terlihat menjaga jarak, karena tau jika gadis itu akan malu.

Keesokan harinya pagi-pagi sekali Saffiya terlihat sudah keluar dari apartemennya menuju salah satu caffe, ia ingin menikmati secangkir kopi guna menjernikan fikiranya sebentar.

Tiba-tiba Rendy datang dan memesan secangkir kopi juga.

Pria itu memang sering datang kecaffe itu setiap pagi, karena jarak rumahnya cukup dekat dengan tempat itu.

Sambil menunggu pesananya siap, Rendy melihat Saffiya duduk sendiri dimeja paling sudut sambil memandang keluar jendela.

" Hy! " sapanya menghampiri gadis itu.

Saffiya hanya menunduk sedikit sambil tersenyum, karena tidak mengingat Rendy.

" Temanya Meyra kan? " tanya Rendy memastikan.

" Iya, maaf siapa ya? " jawab Saffiya sambil bertanya.

" Kenalin aku Rendy, temanya Rayan. kita pernah ketemu sebelumnya. " jawab Rendy sambil mengulurkan tanganya.

" Oh, maaf. aku tidak ingat, aku Saffiya. " jawab Saffiya sambil menerima uluran tangan Rendy.

" Nggak apa-apa, ngomong-ngomong kamu sendirian disini? " tanya Rendy basa-basi.

" Iya. " jawab Saffiya singkat.

" Ow, soalnya aku sering kesini hampir setiap hari. karena tempat tinggal aku nggak jauh dari sini, tapi baru kali ini liat kamu. " jelas Rendy.

" Aku memang jarang banget kesini, kebetulan lewat aja jadi mampir sebentar. " jawab Saffiya.

" Oh, ya udah aku duluan, sampai jumpa. " pamit Rendy yang mengambil pesananya kemudian pergi.

Setelah menghabiskan minumanya Saffiya pergi menuju salah satu toko buku, hari ini fikiranya sedang kacau.

Sehingga Saffiya pergi tanpa ada tujuan yang jelas, tempat jam 9 pagi ia sampai ditoko buku.

Tempat itu cukup sepi karena masih terlalu pagi, Saffiya pergi menuju salah satu meja paling sudut dengan sebuah buku yang ia ambil.

Namun fokusnya tidak pada buku yang sedang ia baca, karena fikiranya terasa sangat ribut dengan semua masalah yang sedang terjadi.

Karena merasa belum bisa tenang, Saffiya keluar pergi menuju pesantren tempat di mana Rayan mengajar.

Sebelum kesana ia singgah sebentar disebuah toko baju, membeli sepasang baju muslimah lengkap dengan jilbabnya.

Setelah mengganti semua pakaianya, Saffiya pun langsung menuju kesana.

Sesampainya dipintu gerbang, ia disambut oleh sala satu satpam.

" Assalamu'alaikum, selamat pagi mbak. ada yang bisa saya bantu? " sapa satpam itu dengan sopan.

" Pagi pak, apa saya bisa masuk kedalam? " tanya Saffiya.

" Apa sebelumnya mbak sudah ada janji dengan salah satu santri atau pengurus disini? " tanya satpam itu.

" Belum. " jawab Saffiya.

" Atau mbak mau ketemu sala satu santri? biar saya panggilkan. " tanya satpam itu lagi.

" Nggak pak. " jawab Saffiya lagi.

" Terus, ada keperluan apa mbak kesini? " tanya satpam itu bingung.

" Saya cuma ingin melihat-lihat saja pak. " jawab Saffiya yang juga bingung kenapa ia datang kesini.

" Mohon maaf mbak, sesuai peraturan disini kami tidak bisa mengizinkan orang asing masuk kedalam demi keamanan pesantren dan juga santi yang ada di sini. " jawab satpam itu.

Saffiya terlihat kecewa karena tidak bisa masuk kedalam.

" Iya pak, mohon maaf sudah mengganggu. " jawab Saffiya yang langsung pergi.

Dari kejauhan Rayan sempat melihat gadis itu, hari ini ia ada jadwal kelas pagi.

Namun Rayan tidak yakin jika yang ia lihat benar-benar Saffiya, karena melihat cara berpakaian gadis itu benar benar berbeda jauh dengan Saffiya,

" Apa aku salah liat. " gumam Rayan bingung.

" Kalau dari motornya itu punya Saffiya, tapi penampilanya. " gumam Rayan semakin bingung.

Ia memutuskan untuk bertanya kepada satpam yang berjaga digerbang.

" Assalamu'alaikum pak. " ucap Rayan menghampiri satpam itu.

" Waalaikum'salam, pak. " jawab satpam itu.

" Perempuan yang tadi siapa pak? " tanya Rayan penasaran.

" Saya nggak tau pak Rayan, dia datang hanya ingin melihat-lihat dalam pesantren saja. " jawab satpam itu.

" Melihat-lihat? tapi untuk apa? " tanya Rayan bingung.

" Saya juga bingung pak Rayan. " jawab satpam itu.

Rayan tambah bingung, karena heran ada gadis misterius yang datang hanya untuk melihat-lihat saja.

Sementara Saffiya menuju taman didekat danau yang sering ia datangi, tempat itu menjadi tempat kesukaanya jika sedang sedih.

Situasi yang tenang dengan pepohonan rindang, sangat cocok untuk berlama-lama sembari menikmati hebusan angin dan suara air danau.

Saffiya duduk dibangku taman menghadap kedanau lepas,  hembusan angin mengenai kerudungnya yang menjuntai sampai ketanah ketika ia duduk, hal itu membuatnya terlihat sangat cantik.

Ini kali pertama Saffiya menggunakan pakaian syar'i seperti itu, sedari kecil tidak ada orang yang mengatur cara ia berpakaian.

Terlebih lagi ketika ia dewasa, Saffiya selalu menggunakan pakaian terbuka. (kalau kata orang-orang, baju kurang bahan wwkwkwkw...)

Air matanya pelahan mentes ketika mengingat semua yang sudah terjadi, mulai dari kehidupannya yang terbilang sangat bebas sampai keluarganya yang cuek dan acuh terhadapnya.

Ia tumbuh menjadi gadis yang tidak terkontrol dalam segala hal, bahkan akhir akhir ini Saffiya sering kali diam karena bingung harus melakukan apa.

Tempat itu menjadi saksi setiap kali ia sedang sedih ataupun ada masalah, karena Saffiya selalu datang kesini mencurahkan semuanya.

Sementara Rayan sudah dalam pernjalanan pulang, hari ini ia hanya memiliki jadwal mengajar saja dipesantren, karena kampus sedang dalam masa libur semester namun akan berakhir hari ini.

Jam 3 sore Rayan keapartemen setelah singkah di salah satu cabang caffenya,

Besok ia sudah mulai mengajar lagi, seluruh perkuliahan sudah mulai aktif kembli.

Sebelum masuk kedalam apartemenya, Rayan singgah sebentar dimini market untuk membeli beberapa peralatan mandinya.

Setelah selesai ia pun menuju lift, kebetulan Saffiya sudah berada didalam lift itu yang akan tertutup.

Dengan cepat Rayan menekan tombol agar pintu lift tidak tertutup.

Betapa terkejutnya Rayan begitu ia masuk kedalam lift.

Ia melihat Saffiya menggunakan pakaian tertutup untuk pertama kalinya, dan hal itu membuat Rayan sangat terkesima.

Sejak kembali Saffiya memang belum mengganti pakaianya, karena merasa nyaman menggunakannya.

Namun dengan cepat Rayan memalingkan pandanganya, karena tau itu dosa.

Ia benar benar sangat terkesima dengan kecantikan gadis itu, karena hari ini Saffiya terlihat sangat berbeda dari biasanya.

Sesampainya di lantai 6, Saffiya langsung buru-buru keluar karena merasa malu.

Ketika Saffiya keluar, Rayan langsung menghembuskan nafas panjang karena menahan gugupnya sedari tadi.

Entah mengapa melihat gadis itu berpenampilan tertutup, membuat Rayan seperti orang yang salah tingah tidak seperti biasanya.

###NEXT###

Salam Hangat Dari Penuliss...

1
riez onetwo
Ga sabar lanjut baca!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!