Karena hutang ayahnya, Ervina terpaksa menikah dengan seorang CEO yang terkenal dingin, kejam dan tak tersentuh. Kabarnya sang CEO tidak bisa melupakan mantan istri pertamanya.
Narendra Bimantara, Seorang CEO yang membenci sebuah pernikahan karena pengalaman buruk di masa lalu. Namun, karena putri semata wayangnya yang selalu meminta Ibu, Naren terpaksa menikahi Ervina sebagai pelunas hutang rekan kerjanya.
Namun, Naren tak pernah berfikir menjadikan Ervina istri sungguhan, dia berfikir akan menjadikan Ervina baby sister putrinya saja.
Dan membuat perjanjian pernikahan dengan Ervina.
Ikuti kisah IPHMDK
karya Roro Halus.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Roro Halus, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
28. Jangan Ulangi lagi.
Suasana yang semula hangat kini kembali dingin, karena Naren masih setia mendiamkan Ervina hingga malam hari ini.
Calisha sudah pindah satu ruangan dengan Ervina untuk memudahkan Naren menjaga dua wanitanya itu.
Ervina yang sejak siang didiamkan suaminya merasa canggung, padahal sebelumnya suaminya itu sudah bersikap manis seperti kucing anggora.
"Mas!" panggilnya pelan.
Naren yang berada di kursi sebelah ranjang Calisha kemudian menoleh dan berdiri mendekati Ervina dengan kedua alis terangkat tanpa kata.
'Lama banget sih marahnya, dasar Om-om sensitif! Resiko punya suami tua!' kesal Ervina membatin.
Karena kesal dengan sikap dingin Naren, Ervina memilih merebahkan tubuh dan meringkuk ingin tidur saja, membuat Naren menghela nafas dan duduk di kursi sebelah Ervina.
"Ada apa, Na?" tanyanya, karena tak ingin Ervina tidur dalam keadaan kesal.
Ervina menoleh, "Tidak jadi, adek udah gak mau apa-apa lagi katanya!" ketus Ervina.
Enak saja!
Ervina sudah meminta maaf, sudah bersabar sampai malam hari namun sikap Naren tetap sama. Kesabaran memang tidak bisa membuat Naren memaafkannya.
Padahal hanya kesalahan kecil!
"Kenapa baby utun marah? Sini bilang, Daddy akan kabulkan permintaan baby utun!" ucap Naren datar sambil mengusap perut Ervina.
Membuat Ervina akhirnya tersenyum tipis namun di sembunyikan, 'Jangan sampai dia GR!' batinnya.
"Beneran, Mas?" tanya Ervina memastikan.
Naren mengangguk Sebagai jawaban atas pertanyaan Ervina, membuat Ervina tersenyum, "Adek mau dipeluk katanya, karena kedinginan sama sikap Daddynya!"
Permintaan sekaligus sindiran yang membuat Naren tersenyum tipis hampir tak terlihat, kemudian berdiri untuk ikut merebahkan diri di ranjang Ervina dan Ervina bergeser memberi tempat pada Naren.
Naren memposisikan kepalanya lebih rendah dari Ervina agar lebih dekat dengan adek bayi, kemudian mengusap perut itu, "Dipeluk seperti ini, adek?" tanya Naren.
"Iya, Daddy, sampai pagi ya!" jawab Ervina dengan suara anak kecil yang dia buat-buat.
Membuat Naren tersenyum tipis gemas dan semakin mendekat, memeluk pinggang Ervina dan memejamkan mata, "Tidur ya, Dek, ajak Mommymu tidur!" gumam Naren.
Mendengar itu membuat Ervina tersenyum dan lega, setelah dari siang didiamkan oleh Naren, 'Maafkan Mommy ya, Nak, masih belum lahir sudah Mommy manfaatkan, habisnya Daddymu pemarah sekali!' batin Ervina merasa bersalah memanfaatkan bayinya untuk membuat Naren tidak marah lagi.
Ervina yang semula menghadap suaminya kini berbaring lurus menghadap langit-langit kamar dan memejamkan katanya.
"Na!" gumam Naren membuat Ervina membuka mata dan melirik Naren di sebelah dadanya yang tetap memejamkan mata, "Ada apa, Mas?"
"Jangan ulangi lagi seperti tadi!" ucapnya masih dengan menutup mata.
"Hmm!" gumam Ervina, "Maafkan aku, Mas!" lanjutnya.
Naren kemudian menganggukkan kepala, "Ya sudah, yuk tidur!" ajak Naren.
Ervina mengangguk sebagai jawaban.
Dan mereka berdua menuju dunia mimpi dengan cepat, Naren sendiri selalu tidur cepat dan nyenyak jika dekat dengan Ervina, apalagi saling berpelukan seperti ini.
Ada ketenangan sendiri di hati Naren.
Hingga keduanya benar-benar terlelap bahkan tidak ada yang bangun saat ada dokter jaga sedang berkunjung malam.
Dan dokter pun tidak membangun mereka bertiga sama sekali.
Sampai pagi datang dengan cepat, dan tentu saja Ervina yang membuka mata terlebih dahulu sambil meringis karena pegal semua badanya dan juga berat seperti ketindihan oleh sesuatu
Tunggu!
Ervina tampak menerka saat salah satu bagian tubuhnya terasa berat, "Bukan tangan Calisha, tunggu, berat sekali ini!" batin Ervina sambil membuka mata berat karena kantuk masih menggelayuti matanya.
Perlahan Ervina melihat kearah bawah dan terbelalak, 'Ck, Suami mesum!' batin Ervina melihat satu tangan besar Naren terparkir dengan tidak tau dirinya di dada sebelah kanan Ervina.
"Mas, bangun! Tanganmu nakal!" keluh Ervina sambil melirik Calisha yang masih terlelap.
"Eughh, ada apa, Na?" lengguh Naren bangun dari peraduannya.
Membuat Ervina berdecih mendengar lenguhan suaminya, "Tanganmu nakal, Mas!"
Sontak Naren menatap tangannya yang sudah berada di pabrik susu adek utun kelak, "Oh, Maaf, tidak sadar!" ucapnya sambil menarik tangannya dari benda kenyal itu.
"Cih, mana mungkin!" protes Ervina.
"Kalau aku mau, aku bisa melakukan lebih, Na!" ucap Naren membuat Ervina memutar bola matanya jengah, "Huft!"
"Tidak percaya?" tantang Naren dengan tangan yang sudah menggapai kerah Ervina.
"Ih apaan sih, Mas!" jawab Ervina sambil menahan tangan Naren, "Jaga sikap, Mas, ada Calisha, ada dokter!" lanjut Ervina memperingati suaminya.
"Ya sudah ke kamar mandi, yuk!" ajak Naren menggoda Ervina.
"Mas!" pekiknya.
Ervina merasa malu, Naren menggodanya dengan membahas hal yang tidak sepantasnya itu, karena hubungan mereka sebelumnya tak pernah baik dan dua kali melakukan penyatuan selalu dalam keadaan paksaan.
Dan tentu saja, Ervina tidak menikmati apa yang sedang mereka lakukan selama ini, sehingga merasa malu membahas hal yang tidak-tidak.
"Kamu malu? Kenapa pipi mu merah sekali, Na?" tanya Naren.
"T—tidak, kenapa Na harus malu, Mas!" elaknya sambil menutupi kedua pipinya dengan telapak tangan.
"Tapi itu merah se—"
"Mas, Pipis!" potong Ervina meminta engan manja agar suaminya tidak meneruskan ucapannya, atau dia akan semakin malu lagi.
"Ha! Ya sudah ayo kita pipis!" ucap Naren bergegas berdiri dan membantu Ervina. .
Berhasil!
Ervina berhasil mengalihkan pembicaraan absurd mereka dengan kegiatan lain yang lebih bermanfaat yaitu buang air.
Namun, ternyata tidak semudah yang Ervina bayangkan, karena Naren tidak ingin berbalik dan terus ingin menatap dirinya yang ingin buang air itu.
"Berbalik gak?" ancam Ervina kesal.
"Kita suami istri, Na, kenapa aku harus berbalik? Aku bahkan sudah pernah melihat semuanya!" jawab Naren.
Blush!
Pipi Ervina kembali memerah malu, suaminya terus mengungkit masalah ranjang mereka.
"Mas, tolonglah berbalik!" rengek Ervina.
Siapa yang tidak mau buang air ditonton orang lain, lawan jenis pula! Dan bertambah parah saat yang melihatnya adalah Narendra Bimantara yang tidak memiliki ekspresi!
"Menyebalkan!?"
Bersambung...
Dunia milik kalian lah, author dan para sayang-sayang disini ngontrak🤣
Cus, bab selanjutnya rilis.
Kurang satu bab lagi, masih pada nungguin gak nih?
NICU (neonatal ICU) itu buat bayi baru lahir berusia 0-28 hari
kalo naren O, istrinya A: anak anaknya mungkin O dan A
kalo naren O, istrinya B: anak anaknya mungkin O atau B
lanjut Thor aku br comeback ke noveltoon LG setelah lama ku abaikan.heee