NovelToon NovelToon
Aku Yang Kau Buang

Aku Yang Kau Buang

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Cintapertama / Patahhati / Balas Dendam / Konflik Rumah Tangga-Konflik Etika
Popularitas:16.5M
Nilai: 4.9
Nama Author: aisy hilyah

Seira, 25 tahun, istri dari seorang saudagar beras harus menerima kenyataan pahit. Dikhianati suami disaat ia membawa kabar baik tentang kehamilannya. Zafran, sang suami berselingkuh dengan temannya yang ia beri pekerjaan sebagai sekretaris di gudang beras milik mereka.

Bagaimana Seira mampu menghadapi semua ujian itu? Akankah dia bertahan, ataukah memilih pergi?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon aisy hilyah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pergulatan

Kamar bertabur kelopak bunga itu tak lagi terasa hangat, hilang keromantisan sejak kedua penghuninya kembali beberapa saat tadi. Tak ada senyum tersemat, juga celoteh manja yang berulangkali dilontarkan sang wanita. Keduanya terus diam dengan keadaan masing-masing hati.

"Kenapa Mas masih mikirin dia? Apa Mas nggak mikirin perasaan aku sama sekali? Aku ini sekarang istri kamu, Mas," ucap Lita yang duduk di tepi ranjang membelakangi Zafran.

Ia menepuk-nepuk dadanya yang terasa sesak, kemudian meremasnya sedikit kuat. Betapa pedih yang ia rasakan tatkala Zafran masih mengakui Seira sebagai miliknya.

Laki-laki itu berdiri di dekat jendela, salah satu tangannya mencengkeram tiang tingkap tersebut menahan gejolak emosi. Jika saja tak dilerai oleh Jago dan Bapak mertuanya, mungkin laki-laki keladi itu sudah habis babak belur dibuatnya.

"Bilang sama aku, apa Mas masih mencintai dia?" tanya Lita sembari memiringkan tubuh menatap Zafran yang bergeming tanpa kata.

Air mata meleleh perlahan, ada perih yang menyayat lubuk hati mendengar Zafran yang tak segan menyebut namanya. Ia merasa tersisih.

"Mas!" bentak Lita tak sabar, "jawab aku! Jangan cuma diem aja. Kamu ngerti nggak perasaan aku? Aku ini istri kamu, Mas!" serbunya dengan tangis yang menganak sungai.

Lita sesenggukan, menunduk sedih. Kedua tangan meremas kelopak bunga mawar yang ditabur di atas ranjang mereka. Semuanya tidak berguna, sia-sia saja hiasan romantis itu. Buktinya, mereka justru bertengkar daripada memadu kasih di malam pertama pernikahan.

Zafran memejamkan mata, menghirup udara sebanyak-banyaknya. Agar rasa sesak terurai perlahan. Sungguh ia pun tak mengerti mengapa wanita itu masih saja mengganggunya. Padahal, seharusnya dia sekarang bahagia karena dapat menikah dengan Lita dan sebentar lagi akan menjadi Ayah bagi bayi yang di kandungannya.

"Kamu bilang kamu mau buat aku bahagia, Mas. Kamu bilang kamu udah nggak cinta sama dia, kamu juga bilang kamu pasti lupain dia. Kenapa sekarang kamu masih inget dia?" ratap Lita semakin dalam wajahnya tertunduk.

Zafran gamang. Dia memang ingin melupakan Seira, tapi bayangan gadis itu yang selalu muncul tanpa diundang. Ia menunduk, menggelengkan kepalanya mengusir senyum terakhir Seira yang dilihatnya dari pikiran.

Lita meremas perutnya yang berdenyut, meringis merasakan sakit yang melilit. Sadar bahwa jabang bayi di dalam kandungan adalah senjata yang bisa melemahkan hati Zafran. Ia kembali bersemangat.

Lita mengangkat wajah, tak ada lagi isak tangis. Disapunya air mata yang meleleh di pipi sembari menyusun rencana untuk dapat menggunakan kelemahan laki-laki itu. Ia menoleh, menatap punggung tegap Zafran yang jatuh.

Pancaran dendam juga kebencian bermunculan begitu saja. Bukan lagi cinta, tapi sebuah ambisi yang mengungkung jiwanya.

"Inget, Mas. Aku lagi hamil anak kamu, kalo kamu emang nggak bisa lupain dia, lupain juga anak yang ada di kandunganku." Lita mulai mengancam.

Sementara Zafran tersentak mendengar kalimat tersebut. Anak itu sudah sangat lama dia idamkan, dan Seira tak dapat memberikan. Sekarang, bagaimana mungkin dia akan menyia-nyiakan bayi itu.

Zafran menurunkan ego, menghela napas mengurangi emosi. Semua salahnya. Salahnya karena tak dapat melupakan Seira. Salahnya juga karena terlalu emosi menghadapi perasaannya sendiri. Semua salahnya karena tak dapat mengontrol diri.

Zafran memejamkan mata sebelum berbalik dan menjauh dari jendela. Ia menatap Lita yang terus kembali menunduk dengan bahu terguncang. Ekor matanya melirik tajam pada Zafran yang melangkah perlahan. Dalam hati tersenyum penuh kemenangan, begitu mudahnya meluluhkan hati laki-laki itu.

Ia menunggu Zafran tiba dengan perasaan yang campur aduk. Senang, kesal, benci, dan segala rasa yang ada di dalam hati. Laki-laki yang masih mengenakan kemeja itu duduk di sampingnya, mengusap bahu Lita dengan lembut dan penuh penyesalan.

Bukan begini. Seharusnya mereka sedang bahagia sekarang. Memadu kasih di malam pertama pernikahan, penuh gelora dan kenikmatan. Lita bergeming, terus berlakon menjadi seorang perempuan lemah tak berdaya.

"Maafin Mas, Lita. Bukan maksud Mas begitu, tapi Mas juga nggak tahu kenapa bayangan dia masih suka muncul di pikiran Mas. Udah, jangan nangis. Kasihan anak kita di dalam perut kamu, dia pasti ikutan sedih lihat orang tuanya berantem," rayu Zafran dengan lembut.

Lita bergeming, bersikap seolah-olah ia sedang merajuk. Semata karena ingin melihat kesungguhan Zafran melunakkan hatinya. Berpura-pura terisak demi mendapatkan inginnya.

"Sayang, maafin Mas. Mas janji mulai sekarang pasti akan lupain dia. Bantu Mas, ya. Semuanya nggak mudah dan kamu pasti tahu itu, 'kan? Kamu mau bantu Mas, 'kan?" ungkap Zafran kembali membuat janji yang sebenarnya tak dapat ia tepati.

Lidahnya memang mengatakan itu, tapi hatinya menolak. Hati Zafran tidak dapat menjamin bahwa nama Seira akan pudar dari takhtanya. Wanita itu tidak pernah mengancam, pintar membuat suasana panas menjadi redam.

Mendengar janji Zafran lagi, Lita meredakan tangisnya. Perlahan mulai menoleh dan menatap suaminya dengan mata yang basah.

"Mas beneran janji? Nggak boong?" tanya Lita tak lepas maniknya menatap kedua mata Zafran yang sayu.

Laki-laki itu tersenyum, mengangguk kecil seraya menarik tubuh sang istri ke dalam dekapan. Mengecup ubun-ubunnya meski enggan, demi si buah hati apapun akan ia lakukan.

"Udah, jangan nangis lagi, ya. Sekarang Mas mau nagih janji kamu yang katanya mau kasih Mas servis spesial malam ini," goda Zafran mencairkan suasana dan mengembalikan keromantisan.

Rasa panas menjalar di wajah Lita, membuat rona merah di kedua belah pipi. Bibirnya tersenyum senang, mengangguk malu-malu. Malam itu ritual suci percintaan harus mereka jalankan. Demi mengikat rasa yang telah hadir sebelumnya, dan memperkokoh pondasi rumah tangga mereka.

Malam panjang memang seharusnya amat sakral bagi sepasang pengantin baru, penyatuan dua tubuh berikut rasa yang menggebu menghadirkan cinta yang tak berkesudahan. Berbeda dengan Lita yang mendalami perannya sebagai istri, Zafran justru membayangkan jika itu adalah Seira.

Jasadnya memang di sana bersama Lita, tapi jiwanya melayang mencari Seira. Di malam pertama pernikahan mereka, Zafran sudah berkhianat. Selingkuh dengan bayangan mantan istri yang tak mau pergi dari pikiran.

Maafin Mas, Lita. Mas belum bisa lupain Sei. Dia terlalu berpengaruh dalam hidup Mas. Mudah-mudahan ke depannya, Mas bisa lupain dia. Agar kita bisa bahagia bersama anak-anak nanti.

Sungguh hati Zafran memang munafik, di atas tubuhnya kini adalah Lita, bukanlah Seira. Namun, di lubuk hati, berharap dia adalah sang mantan istri. Wanita yang dia perjuangkan mati-matian demi dapat menikah dengannya dulu.

Malam terus berlanjut hingga ke puncaknya, tapi kedua insan itu masih bergelut dengan aktivitas mereka. Berbeda dengan Seira, termenung di atas ranjang yang terbuat dari kayu dan hanya dialasi dengan kasur tipis saja.

Kata Bi Sari, hanya ada itu satu-satunya ranjang yang masih layak digunakan. Bersama wanita paruh baya yang tidur di sampingnya. Malam terasa panjang, hingga larut malam mata tak kunjung terpejam. Gelisah tak menentu, memikirkan nasib diri ke depannya.

Seira menyapu perutnya yang masih rata, menghela napas panjang sebelum meyakinkan hati bahwa semuanya akan dapat ia jalani meskipun sendirian.

Tiada mustahil di dunia ini, jika kita yakin dan bertakwa, sayang. Sabar, ya. Yang tenang di dalam perut Ibu. Kita jalani semua ini sama-sama.

1
ismaCun80
Luar biasa
AYU TIME KARTIKA
seragam petugas kebersihan?
AYU TIME KARTIKA
😭😭😭
Ratna Dewi
Luar biasa
May Keisya
mestinya udah pada lapang hatinya...udah bertahun2 yakin klo setiap perbuatan ada balesannya,pasrahkan semuanya sama Allah.
AYU TIME KARTIKA
akhirnya♥️♥️♥️
May Keisya
asa gmn ya ky angkuh gitu si sei...jgn gitu sei dia tetep bapaknya,klo ga ada dia Rayan jg ga ada... berprasangka baiklah, setiap mnsia punya salah...trauma mu terll lm,biasanya yg Deket dgn Allah sakitnya hnya sethn dua thn setelah itu Allah hdrkan kelapangan ht dan ketenangan ht,dan hdp lebih kuat dlm menghadapi hdp...semua ujian ada hikmahnya
Khusnul Khotimah
Luar biasa
AYU TIME KARTIKA
Lita jelas shock dung😀
AYU TIME KARTIKA
hukum tabur tuai 😀
AYU TIME KARTIKA
hayo pertandingan......
AYU TIME KARTIKA
semua merindukan masakanmu sei
Betty Susilorini
Luar biasa
AYU TIME KARTIKA
mang rasa tak pernah bohong ya fan .... 🤣🤣🤣
AYU TIME KARTIKA
sat set yuk😅😅😅
AYU TIME KARTIKA
rasain kamu Lita......😁😁😁
AYU TIME KARTIKA
pacarnya mungkin yg nelpon😁😁😅
aksari
Lumayan
AYU TIME KARTIKA
takut seperti dia mungkin....jadi pelakor🤭🤭🤭🤭
AYU TIME KARTIKA
takut seperti dia mungkin....jadi pelakor🤭🤭🤭🤭
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!