Pelangi adalah gadis kecil yang sangat cantik, wajahnya sempurna dengan gurat timur tengah bercampur India, setidaknya itu yang biasa dikatakan para warga didesanya meski sebenarnya iapun tak tahu pasti mengenai asal usul hingga dirinya memiliki wajah seperti itu, Saat bayi ia ditinggalkan begitu saja didepan pintu sebuah panti asuhan, hujan yang reda seakan menyambut kedatangannya, itulah kenapa ia diberi nama Pelangi.
Ia adalah penghuni panti yang paling lama, ia tinggal selama 16 tahun, meski banyak yang ingin mengadopsinya saat kecil namun semua mengurungkan niatnya tatkala mengetahui jika gadis itu mengalami gangguan Jantung serius sejak lahir.
Dan karena sebuah kesalahpahaman, seorang pemuda kaya dengan julukan casanova berusia 24 tahun, memgambil secara paksa mahkota lambang kesucian gadis malang 16 tahun tersebut.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Deodoran, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 15
Pria itu meminta dirinya menuruti semua perkataannya tapi enggan untuk memandangnya, padahal ialah yang membuat Pelangi semenjijikkan sekarang ini.
"Nona Pelangi Kau baik baik saja?" Melvin benar benar khawatir meski ia sudah tidak lagi mendengar isak tangis pelangi, namun gadis itu sudah terlalu lama berada didalam sana.
"Tuan" Panggil Pelangi lirih.
"Iya!"
"Apakah Tuan itu menyuruhku melakukan kebohongan di depan Duta besar itu?"
Kebohongan? Bukankah itu adalah kenyataan, Gadis itu memang sudah dijodohkan dengan Daffin, dan sepupunya itu bersedia menikahinya demi saham 20 persen yang harus ia dapatkan kembali.
"Apakah kau tidak tahu sudah dijodohkan?" Melvin menjawab dengan sebuah pertanyaan.
"Aku sudah menolaknya tuan"
Heh...Melvin tersenyum miris, menolaknya? Lantas bagaimana nasib saham itu? Apakah ia akan memilikinya sendiri.
Melvin belum bisa menebak Pelangi, apakah gadis itu benar benar polos seperti kelihatannya atau licik seperti dugaan Daffin.
"Aku akan melakukannya Tuan, asalkan setelah ini Jangan pernah lagi menemuiku!" Pelangi berbicara dengan begitu tegas,meski ia tak tahu apa tujuan Daffin memintanya melakukan hal itu.
"Baiklah!"
Melvin akhirnya menyingkap tirai itu dan menemukan Pelangi dengan mata basahnya yang sembap.
Pria itu menghela nafas dengan kasar, padahal tadi sudah paripurna.
"Nona..."
"Pelangi Tuan" Sanggah Pelangi, "Pelangi adalah gadis miskin yang bekerja sebagai pelayan, tidak pantas dipanggil seperti itu" lanjutnya lagi.
Entah mengapa memdengar pengakuan gadis dihadapannya hati Melvin seperti tercubit, karena tak dipungkiri ia juga masih menduga Pelangi sebagai gadis matre.
"Baiklah Pelangi" Melvin terpaksa mengiyakan syarat itu, meski ia tahu akan ada pertemuan pertemuan selanjutnya, karena Daffin sudah membulatkan tekadnya, satu satunya cara mendapatkan saham itu adalah dengan menikahi Pelangi.
Setelah kembali dipoles dengan sedikit bedak, Melvin dan Pelangi akhirnya keluar dari butik.
Dipelataran parkir Daffin sudah menunggu dengan tubuh yang bersandar di badan mobil, ia melipat tangan didepan Dada dengan kaca mata hitam yang bertengger di hidung mancungnya.
Menatap Pelangi yang kini berjalan dibelakang Melvin dengan terus menudukkan wajahnya.
Daffin hanya melihat sekilas kearah wajah pelangi, lalu berpindah pada Melvin.
"Aku harus menunggu lama untuk hasil buruk" gerutu Daffin lalu kembali masuk kedalam mobil, ia membanting pintu dengan sangat kuat dan membuat Pelangi terperanjat.
'Dia belum berubah dan masih semaunya' batin Pelangi, gadis yang masih merasakan getaran ditubuhnya itu ikut masuk di jok belakang setelah Melvin membukakannya pintu untuknya.
Semua terdiam sepanjang perjalanan, Daffin hanya menatap keluar jendela, hatinya masih diselimuti rasa benci kepada wanita dibelakangnya, yang merupakan anak dari wanita penyebab ketidakbahagiaan keluarganya, dan ketika wanita itu sudah tiada ayahnya justru memaksa putrinya untuk masuk kedalam keluarganya.
sementara Melvin sesekali mengamati Pelangi dari spion tengah yang selalu menunduk sambil memainkan kuku kukunya, tak ada gurat kelicikan memang yang terpancar dari wajah sendunya, hingga Melvin bisa menarik kesimpulan, mungkinkah ini hanya akal akalan Alexander Jaxton, agar anak mantan kekasihnya bisa bersatu dengan putranya.
Setelah satu jam perjalanan dan bergelut dengan macetnya kota Jakarta, mereka akhirnya tiba disebuah rumah sakit terbesar dikota itu.
Melvin dan Daffin turun bersamaan, tapi tidak dengan Pelangi, ia memilih menunggu didalam karena bingung harus melakukan apa.
Saat Melvin ingin membuka pintu mobil, Daffin tiba tiba mencegatnya.
"Biar aku saja" ketusnya.
"Keluar!" Titah Daffin dengan suara batritonnya yang khas, setelah membuka pintu mobil.
Pelangi bergeming, ada rasa sakit yang menjalar disekitar tubuhnya melihat orang yang sudah memberikan neraka kepadanya justru masih bisa hidup dengan baik, sedangkan dirinya.....?
"Mau ku seret" ucap Daffin lagi yang membuat Melvin menggelengkan kepalanya, padahal seharusnya Daffin bisa bersikap lebih baik agar Pelangi bisa diajak kerja sama.
Namun untungnya wanita itu bukan typikal pembangkang, seperti wanita wanita lainnya yang biasa berada disekitar Daffin.
"Baik Tuan" Pelangi akhirnya keluar dengan wajah sendunya, ia berjalan dibelakang mengikuti langkah kaki besar kedua pria yang berjalan dihadapannya.
Akhirnya mereka tiba disebuah kamar perawatan yang sangat besar dan di jaga oleh dua orang bodyguard bertubuh kekar.
Melvin terlihat berbicara sebentar sebelum akhirnya mereka bertiga diijinkan untuk masuk kedalam.
"Selamat siang Tuan Yunan" Sapa Melvin dan Daffin bersamaan pada pria tua si duta besar yang kini masih terkulai lemah diatas tempat tidur.
"Apa memang sudah siang? Ah...rumah sakit begitu membosankan" Tuan Yunan memberi isyarat agar perawat yang menjaganya menaikkan sedikit posisi ranjangnya sehingga ia bisa setengah duduk.
"Aku menyesal tidak bisa menyelesaikan pembicaraan kita terakhir kali, aku harap Staff kepercayaanku menyelesaikannya ia bisa diandalkan" Ucap tuan Yunan yang kini sudah setengah duduk.
"Heh...." Daffin tersenyum miris lalu menghela nafas panjang, "Saya dengar mereka sudah mencapai kesepakatan Tuan Duta Besar, saya juga tidak berharap banyak dari kerja sama ini" Bohong Daffin.
Tuan Yunan mengernyitkan dahi, seingatnya ia menyuruh stafnya menyelesaikan proyek bersama jaxton bukan yang lain.
" kedatangan saya kemari hanya untuk menjenguk anda, bersama calon istriku yang sudah memberikan anda pertolongan saat dirumah sakit" Daffin menarik dengan kasar lengan Pelangi yang sedari tadi berdiri dibelakangnya.
"Oh iya Gadis ini...." Tuan Yunan mengingat data diri penyelamat nyawanya yang baru saja ia lihat melakui stafnya.
"Nona Pelangi, saya ingin sekali menjabat tangan Nona" Ucap Tuan Yunan seraya mengulurkan satu tangannya, Pelangi yang memang pada dasarnya memiliki sifat kehangatan menyambut uluran tangan Tuan Yunan.
"Terima kasih gadis baik" ucap Tuan Yunan penuh haru, tadinya ia sangat ingin memberikan hadiah sejumlah uang namun mengingat status Pelangi adalah calon istri Daffin tentu itu akan menjadi suatu hinaan baginya.
Tunggu Calon Istri?
Bukankah Pelangi yang ingin ia temui adalah seorang pelayan?
"Bukankah Nona seorang pelayan? Maaf apa benar nona...."
"Dia benar calon istriku Tuan Yunan" sargah Daffin cepat, "Ayahku menjodohkan kami" Daffin memang tidak berbohong.
Tuan Yunan kembali menatap Pelangi dan gadis itu mengangguk dengan sebuah senyuman hangat.
"Aku berutang nyawa pada calon istrimu Tuan Daffin"
"Tidak usah difikirkan, kami hanya ingin menjengukmu disini, jika memang kerja sama ini tidak terjadi mungkin kita masih bisa bekerja sama dikesempatan lainnya" Daffin terdengar begitu profesional mengolah katanya, ia seakan tak membutuhkan namun sangat mengharapkan.
"Tidak Tuan Daffin, Hotel Jaxton yang akan memyambut kepala negaraku dan rombongannya" Meski dalam keadaan tidak sehat namun suara Tuan Yunan terdengar begitu meyakinkan.
membuat Daffin dan Melvin menyinggungkan senyuman smirk.
Mereka tak perlu memohon apalagi harus mengeluarkan dana untuk menyogok demi kesepakatan yang sangat menguntungkan ini, setelah Asean, kini Jaxton Hotel memiliki kesempatan meluaskan bisnisnya di Seluruh kawasan Asia.
smoga sehat slaku dn terus success thor
wlau melvin smbunyikan
lari sja rainbow jauh2