Namaku Erikha Rein,anak kedua dari pasangan Will Rein dan Carlista Sari,kakakku bernama Richi Rein(ketua osis di smu purnama bakti,aktif di sekolah dan pastinya dia vocalis band Enew).
yah,keluarga kami sebenarnya broken karena perceraian tetapi Mami selalu ada buat kami.
Seiring waktu aku dan kakakku sangat ingin Mami bahagia karena sepertinya Mami menyimpan masa lalunya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bojone pak Lee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 10
Saat dalam perjalan pulang kerumah mobil Didi melaju dengan cepat,lantaran sebentar lagi akan turun hujan sebisa mungkin sampai rumah tidak kehujanan,namun sialnya baru mau melajukan kecepatannya lagi malah kejebak macet gara-gara salah ambil jalur.
"Ada apa sih didepan sana"tanya Didi.
Lista hanya tersenyum melihat kegelisahan Didi,lama terjebak macet akhirnya mobil Didi kembali bisa melaju namun sayang hujan sudah mulai turun jadi harus extra hati-hati ditambah jalanan sedikit tergenang airnya dan juga banyak pengemudi kendaraan bermotor.
Yang lain sudah sampai dirumah bahkan sudah makan dan berkumpul dimeja makan menikmati apa yang ada.
"Kak,mana mereka kok belum balik!"tanya Eri bisik-bisik ke Richi.
"Hujan dek,mungkin belok ke Hotel!"Jawab Richi tetep fokus pada ponselnya.
"Ngapain kehotel?"tanya Eri lagi.
Kali ini pertanyaan Eri didengar yang lain makanya yang semua yang mendengarnya tertawa.
"Eri,kamu gak mau punya adik bayi?tanya Opa.
Erikha hanya diam tidak menjawab dan oma Haya mendekati cucunya.
"Kenapa,sayang?"tanya oma.
"Gak ada apa-apa kok oma,Eri cuma mau papi tinggal disini karena rumah papi tuh jauh dari sekolah kami?"jawab Eri polos.
"Nantikan biar oma yang bicara sama papi,sekarang kamu makan dulu!"kata oma.
Hampir satu jam lebih barulah sepasang suami istri itu pulang kerumah,bajunya sedikit basah karena hujan dan membuat yang memakainya tidak nyaman.
Opa Syarif yang melihat mereka tidak nyaman menyuruhnya untuk ganti baju.
"Ganti baju kalian,basah gitu disini ruangannya dingin nanti masuk angin!"jelas Opa.
"Iya,Pa!"jawab Lista menarik tangan Didi.
"Aku ambilkan baju Richi kamu mandi dulu ya!"kata Lista membuka pintu kamarnya.
Pertama kali masuk kamar Lista,Didi merasa sedikit canggung dan hanya tertegun karena melihat ruangannya begitu rapi dan elegant.
Didi melepas jas dan menaruhnya di ranjang,bajunya tidak basah hanya saja Opa tadi sedikit membuat drama.
"Klik"!pintu dibuka Lista dengan membawa beberapa baju milik Richi.
"Sayang ini bajunya?"Kata Lista memberikan baju ganti kepada Didi.
Didi menerima dan menaruhnya disisi ranjang saat Lista hendak berbalik dan berjalan menuju kamar mandi tiba-tiba Didi menarik tangannya dan membawa kepelukannya erat.
"Sayang,dibadanku ini banyak jarum menempel setidaknya biar aku lepaskan dulu,ok!"kata Lista sedikit menenangkan karena Lista tahu Didi sudah seperti ingin melahapnya.
Lista berjalan kekamar mandi dengan perasaan tidak karuan,beberapa kali mengatur nafas dalam dalam namun masih tidak bisa mengendalikannya.
Sementara Didi sudah tidak bisa menahan hasratnya tanpa mau menunggu lama lagi Didi masuk kekamar mandi,saat didalam lihatnya istrinya hanya memakai handuk.Ini pertama kalinya Didi melihat Lista tanpa memakai hijab,didekati istrinya dan dielus-elus pipinya beberapa kali,rambut yang hitam disentuh dan diciumnya.
"Kamu mau melakukanya disini?"Tanya lista.
"Aku mau melakukanya disetiap sudut rumahmu!"jawab Didi berbisik dan mulai menggigit telinga Lista.
Mata Lista terpejam tapi tanganya berusaha membuka baju yang masih menempel ditubuh Didi.Mereka benar-benar tenggelam dalam gairah dan berakhir dalam pelukan,keringat membanjiri kedua tubuh yang masih bersatu.
Diruang keluarga masih berkumpul dan bercanda sesekali terdengar gelak tawa sesekali juga hening hanya terdengar suara hujan.
"Richi,lo gak takut waktu mami kamu dihabisin sama papi barumu?"tanya Iqbal.
"Gak lah mas!"jawab Richi yakin.
"Kamu gak papa,tapi tidak dengan Eri!"Iqbal menunjuk arah Eri yang sedikit gelisah.
Richi berjalan mendekati adiknya yang sesekali membuang nafas panjang itu pertanda bahwa dirinya sedang tidak baik-baik saja.
"Eri,keluar bentar yuk!"ajaj sang kakak.
"Kemana?"tanyanya balik.
Richi menarik tangan adiknya dan mengambil kunci mobil miliknya.
"Kita putar-putar mana tahu kamu melihat sesuatu yang menarik diluar!"kata Richi.
"Baiklah!"jawab Eri.
Richi melihat mata Eri yang sedikit berbinar,dia tahu sebenarnya apa maunya.Richi sangat ingin menghibur adiknya,dia tahu sebenarnya ketakutan Eri adalah mami meninggalkan rumah dan tinggal dirumah Didi.
"Eri,sebenarnya kita sudah sepakat satu sama lain bahwa papi akan tinggal dirumah kita bersama dengan mas Iqbal,mas Alif dan Tara!"kata Richi menenangkan adiknya.
"Masa sih kak,kok aku gak tau!"jawab Eri.
"Semalam kamunya sudah tidur!"kata Richi mengelus-elus kepala adiknya.
Richi terus melajukan mobilnya pelan ditatapnya tetesan air hujan yang masih mengguyur kota dimana dia tinggal.
Richi menghentikan mobil tepat didepan cafe miliknya.
"Ayo turun!"ajak Richi.
Richi masuk kedalam cafe miliknya dan disambut hangat oleh beberapa karyawannya.
Eri memilih duduk dikursi sudut tempat favoritnya.
Richi masuk kedalam kantornya dan kembali keluar dengan membawa sebuah buku baru yang masih tersegel,memberikannya kepada adiknya.
"Ini untukmu!"memberikan sebuah buku.
"Makasih kak!"jawab Eri dengan senyum.
Kedua kakak beradik itu menghabiskan waktu sampai sore bahkan mereka juga pergi menonton dibioskop.
Saat hendak keluar dari bioskop Eri pamit ingin kekamar kecil sebentar,Richi menunggu dimobil.Lama menunggu Eri tidak muncul-muncul akhirnya Richi kembali mencari Eri,didapatinya sang adik sedang duduk dengan mengelus-elus bagian kakinya.
"Ri,kamu kenapa?"tanya Richi.
"Eh,kak tadi terpeleset air didalam!"jawab Eri.
"Terus mana yang sakit?"tanya Richi lagi.
"Gak ada kok,cuma kaget aja tadi!"jawab Eri.
Richi membantu Eri berdiri dan berjalan namun tiba-tiba ada seorang cowok datang menyapa.
"Eri,kamu udah baikan?"Tanyanya.
"Ah,iya kak.makasih ya tadi sudah bantuin aku.oh,ya ini kakakku Richi!"jawab Eri.
"Oh,aku Aga,senang berkenalan denganmu!"kata Aga tegas.
"Ini minuman buat kamu,aku pikir tadi kamu sendiri!"memberikan minuman.
"Makasih ya kak,sepertinya kami pulang dulu,bye!"jawab Eri menerima bingkisan dari Aga.
Richi dan Eri berjalan keluar dari area bioskop,Aga melihatnya sampai mereka benar-benar menghilang dibalik kerumunan orang yang berlalu lalang.
Setelah sampai dirumah dilihatnya ruangan begitu hening,mas Iqbal yang tidur disofa dan mas Alif yang sibuk dengan laptopnya,sepertinya yang lain ada dikamar masing-masing.
Bahkan mami dan papi juga akan keluar sebelum makan malam.
Eri dan Richi berjalan menuju kamar masing-masing,begitu masuk kamar Eri teringat dengan minuman yang tadi diberikan Aga.Eri kembali keluar dengan terburu-buru tanpa melihat siapa yang ada didepannya.
"Duuuuk"!Eri menabrak Didi yang baru saja keluar dari kamar.
"Auuu!"Eri mengelus-elus kepalanya.
"Kamu gak papa sayang!"membantu Eri bangun"Kenapa terburu-buru gak lihat jalan!"kata Didi.
"Eh,papi.ada yang ketinggalan diluar makanya aku terburu-buru.Sorry papi!"Eri nyelonong.
Didi turun kelantai bawah disusul Lista mereka berdua melewatkan jam makan siang karena ketiduran.
Lista menyiapkan makanan buat suaminya dan saat Eri masuk melihat Eri jalannya agak diseret kakinya.
'Erikha!"panggil mami."kaki kamu kenapa?"tanya mami.
\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*