" Jika kau tidak mau mendengar ku. Aku akan mencium mu sekarang juga" ancam Zahra.dia benar benar ingin pulang dan menemui teman temannya. Dia sudah berjanji ingin keluar bersama. Tapi dia juga tidak berani untuk ijin pada Umi Amelia.
" Cium saja jika kau ingin kita di nikah kan sekarang juga." Kata Ustadz Sulaiman melepas tangan Zahra dari lengannya dan kembali melangkah masuk ke dalam.
Zahra mengangkat tangannya meninju Angin. Dia sangat geram dengan sikap ustadz Sulaiman yang ternyata tidak mudah dia kendalikan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon bunda Qamariah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Apa kau tidak malu
Malam hari Ustadz Sulaiman sedang berkutat di dapur untuk masak makan malam buat mereka berdua.
Zahra turun dari kamar dengan menggunakan tantop memperlihatkan belahan dadanya juga pusar dan pinggang indah nya. dia juga hanya menggunakan seluar ketat sejengkal. seperti itu lah penampilan Zahra yang terlalu terbuka.
" Ustadz yayang ku. sedang masak apa tu... wah... sudah seperti anak gadis saja manis sekali pak ustadz nya'' Sindir Zahra pada suaminya yang lagi sibuk. Sulaiman masih sibuk tanpa menjawab istrinya.
Zahra berdiri di sebelah suaminya sambil menghidu aroma masakan suaminya yang terasa sangat lezat
" Sepertinya enak," Tambah Zahra.
Sulaiman melihat pada istrinya." Astaghfirullah... pakaian apa yang kau pakai Zahra. " Kata Sulaiman melihat istrinya yang lagi lagi mempertontonkan lekuk tubuh indahnya.
"Pakaian yang terbuat dari kain sayang" Goda Zahra tersenyum manis mengangkat angkat Alis nya.
"Pergi ganti Zahra. Bagaimana jika ada yang datang kemari "
"Aku udah laper soalnya pak ustadz " kata Zahra merengek memonyongkan bibirnya
"Dari tadi kau hanya bermalas malasan Zahra. kenapa kau tidak masak Saja " kata ustadz Sulaiman.
"Aku kan menjaga suami ku yang Tampan ini. bagaimana jika dia pergi" kata Zahra tersenyum manis membuat ustadz Sulaiman kesal melihat nya.
Flashback
Zahra Melihat suaminya yang sudah rapi ingin berangkat ke masjid.
"Mau kemana" tanya Zahra menghampiri suaminya.
" Aku mau ke masjid Zahra."
"What... jadi aku bagaimana "Tanya Zahra langsung memegang lengan suami nya
"Aku hanya sebentar. selepas solat maghrib aku langsung pulang"
Zahra menggeleng mengeratkan pegangannya pada lengan suaminya. "Aku tidak mau. aku takut sendirian di sini "
" Hanya sebentar Zahra." bujuk Sulaiman pada istrinya
Zahra menggeleng tidak mau di tinggal walau sebentar. Sulaiman Hanya bisa menarik nafas berat karena Zahra tidak ingin di tinggal sendirian di rumah.
selesai
Flashback
Ustadz Sulaiman menghidangkan masakannya di meja makan setelah selesai memasak buat dia dan Zahra.
" Wahhhhh kelihatannya enak.... suami idaman.... I love u" Kata Zahra membentuk jarinya seperti hati
Ustadz Sulaiman seperti biasa hanya menggeleng melihat tingkah Zahra yang menurut nya terlalu kekanakan.
Zahra mulai menyuapi makanannya "Emmmmmm enak bangetttttt" Kata Zahra Dengan mulut yang penuh.
"Makan jangan bicara Zahra. lihat lah mulut mu yang penuh karena makanan."
Zahra hanya tersenyum manis mendengar ucapan Suaminya
Setelah selesai makan malam Zahra hanya duduk melihat suaminya yang merapikan bekas makan mereka. Zahra kekenyangan karena makan terlalu banyak.
"Pak ustadz. di mana pak ustadz mengambil uang bisa membeli rumah Segede dan semewah ini" Tanya Zahra yang memang tidak tau jika suami nya memiliki usaha di Mesir. bahkan Sulaiman memiliki Villa yang jauh lebih besar di Mesir.
"Ngerampok " jawab Ustadz Sulaiman Asal. entah mengapa sikap Zahra perlahan menular padanya yang sering bicara ngawur.
"Seriusan dongg... masak iya ngerampok sih..."
"Itu tidak penting Zahra.. apa kau masih bisa berdiri. jika iya, naik lah ke atas bersiap untuk solat Isyak" Sulaiman masih sibuk membersihkan.
" Kenapa solat lagi, solat lagi sih..." protes Zahra berdecak.
"Nyawa yang kau hembuskan itu miliknya. yang kau pijak, yang kau tinggali, pokoknya semua milik nya. kau menggunakan nya secara gratis tanpa membayar nya Zahra. Apa kau masih tidak malu jika solat yang dia perintahkan hanya beberapa minit saja kau masih tidak mau... kadang manusia sibuk malu pada sesamanya. tapi tidak tau malu pada pencipta nya." Ujar ustadz Sulaiman santai sambil mencuci piring bekas makan mereka
Zahra menatap punggung suaminya dengan wajah yang terdiam mencerna setiap ucapan yang suaminya lontarkan.